Jam lima sore, Gatot pulang tanpa bersama Pak Camat. Ia pulang bersama seorang pegawai kantor, sementara Pak Camat entah kemana. Ia tidak menuju rumah Murti, tapi langsung ke rumahnya sendiri. Gatot melihat ada keramaian di depan rumahnya, tepatnya di rumah yang sudah seminggu ini kosong tak berpenghuni. Ah, mungkin ada orang baru yang menempati rumah itu. Gatot melihat banyak warga membantu menurunkan perkakas dari empat truk.
1622Please respect copyright.PENANAZ1CLWJlPHx
“Ada penduduk baru, Pak?” ia bertanya pada seorang warga yang kebetulan melintas.
1622Please respect copyright.PENANAk0cHyqkbTb
“Penduduk baru tapi muka lama, Tot. Keluarganya si Ningsih.” jelas si tetangga. “Ayo ikut bantu, Tot.” ajak tetangga itu lagi.
1622Please respect copyright.PENANAb9pMdZVUOI
Gatot urung masuk rumah dan bersama para waRga beramai-ramai membantu. Gatot sempat melihat Ningsih tapi sangat sibuk. Begitupula si Bejo yang cuma tersenyum kepadanya. Gatot senang karena Bejo dan keluarganya telah kembali ke komplek. Ia jadi punya teman sebaya.
1622Please respect copyright.PENANA07Ar5xI3ki
menjelang maghrib, semua perkakas sudah selesai diturunkan dan empat buah truk itu juga sudah pergi. Barulah Gatot bisa menghampiri Bejo. “Hei, Jo, kenapa nggak bilang kalau mau balik ke komplek?” tanyanya.
1622Please respect copyright.PENANAHrbGkc4dxl
“Kejutan. Ayo ikut aku, Tot. Kukenalkan ke istriku.” ajak Bejo.
1622Please respect copyright.PENANAMC6VoehZZU
Gatot ikut Bejo masuk ke dalam rumah yang masih berantakan. Di dalam, ia langsung disambut dengan akrab oleh keluarga Bejo. Gatot bersyukur semua masih ingat padanya, masih bersikap baik padanya seperti dulu. Beberapa tahun silam, mereka memang bertetangga, jadi wajar kalau kemudian jadi akrab. Memang ada tambahan orang baru yaitu istrinya Bejo.
1622Please respect copyright.PENANAe49stYgMr4
Namun karena sudah maghrib, Gatot lekas mohon diri. “Mainlah ke rumah, Jo. Aku pulang dulu ya,”
1622Please respect copyright.PENANAvvoyIB0Mjo
“Itu pasti, Tot. Ini dari Mbak Ningsih buat kamu.” kata Bejo memberikan sebuah bungkusan.
1622Please respect copyright.PENANAr2uuLfQu5R
“Mana Ningsih?” Gatot bertanya.
1622Please respect copyright.PENANAIpQsKheC6b
“Masih mandi. Nanti juga pasti ke rumahmu,” Bejo tersenyum.
1622Please respect copyright.PENANArTlTJ0Ai7g
“Terima kasih ya,” Gatot melambaikan tangan.
1622Please respect copyright.PENANAqiZ6QebsKq
“Sama-sama, Tot.” Bejo mengangguk.
1622Please respect copyright.PENANAZnWEBACx7V
Gatot kembali pulang. Sesampainya di dalam rumah, ia mendapati Aisyah sedang sibuk di dapur. Gatot segera membuka baju yang penuh keringat lalu mendekati Aisyah, namun tidak terlalu dekat karena khawatir Aisyah akan terganggu oleh bau badannya. Aisyah menoleh dan tersenyum sebentar lalu kembali sibuk dengan masakannya.
1622Please respect copyright.PENANAb7Y58Q0CTz
“Masak apa, Aisyah?” tanya Gatot.
1622Please respect copyright.PENANA1IrF2xAv9f
“Ini, sayur lodeh, Mas. Kok baru pulang?” tanya Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANA8StEN6QkEG
“Iya, Aisyah, tuh masih membantu orang baru pindah. Gantian pakai kompornya ya? Aku mau masak juga.” kata Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAbAXqtkjaU1
“Tidak usah, Mas. Ini saya masak juga buat Mas Gatot.” jawab Aisyah. ”Mending mas mandi saja. Sebentar lagi maghrib lho,” ia mengingatkan.
1622Please respect copyright.PENANA9lw2ultNJw
“Kamu sudah mandi?” tanya Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAr2UEsS9DOG
“Belum, Mas.” jawab Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANA8HxXxeGOAF
“Pantas kamu bau,” canda Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAjbAV0Yhine
“Mas Gatot yang bau,” balas Aisyah sambil tersipu malu. Gatot paling suka melihat wajah Aisyah seperti itu. “Mas Gatot pergi sana. Nanti merusak rasa masakanku.”
1622Please respect copyright.PENANAtyYgHyXCf3
“Nanti malam jalan-jalan yuk, Aisyah.” Gatot berkata.
1622Please respect copyright.PENANASfx2CVIebP
“Tapi habis makan malam ya?” Aisyah menyanggupi.
1622Please respect copyright.PENANAumtSfODZHh
“Iya, aku kan belum ngerasain masakanmu enak apa tidak. Aku mandi dulu ya,”
1622Please respect copyright.PENANAJUy57p1kl1
Aisyah memukul Gatot dengan gagang sutil. Gatot ingin balas memukul tapi urung setelah teringat bahwa Aisyah terlalu murni untuk disakiti. Aisyah tidak sama dengan wanita-wanita lain. Cukuplah kekhilafannya dulu saat Aisyah tertidur pulas. Gatot tidak akan mengulanginya lagi sebelum Aisyah benar-benar resmi menjadi miliknya. Gadis itu terlalu suci untuk dicemari.
1622Please respect copyright.PENANABh5a6tZ8Nt
Selesai mandi dan sholat maghrib, Gatot duduk menunggu Aisyah sambil menonton tv. Telinganya menangkap suara-suara halus bersenandung dari kamar mandi. Terdengar sangat merdu, membuat Gatot mengecilkan volume tv dan menajamkan telinga untuk mendengar senandung itu lebih jelas lagi, senandung merdu yang menyejukkan hati. Sayang sekali senandung itu berhenti dan pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.
1622Please respect copyright.PENANABPdC8xDDb7
“Mas Gatot, kesini sebentar.” panggil Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANAXDyqKDtYWD
“Ada apa, Aisyah?” Gatot berjalan menghampiri.
1622Please respect copyright.PENANAUG82ONIY4E
“Gotnya buntu ya, Mas. Airnya nggak jalan tuh,” kata Asiyah menunjuk selokan kamar mandi.
1622Please respect copyright.PENANAcLopyjyBJ3
“Biar saya perbaiki. Kamu pergi saja,” sahut Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAw6dCLzMYlZ
“Saya bantu, Mas, biar cepat. Saya juga belum selesai mandi.” kata Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANAtjYTPgAXKN
Gatot memang melihat Aisyah belum menyelesaikan mandinya karena air di lantai kamar mandi penuh akibat saluran pembuangan yang buntu. Ia membungkuk untuk memeriksa, Aisyah juga ikut jongkok untuk membantunya. Gatot menahan hasrat hati demi melihat bagian-bagian tubuh Aisyah yang tidak cukup terlindungi. Handuk yang membungkus tubuh Aisyah terlalu pendek. Dan Aisyah jongkok tepat dihadapannya, sama sekali tidak berusaha untuk menutupi sebagian buah dadanya.
1622Please respect copyright.PENANAm4ALn1T8o2
“Aisyah! Berdiri!” Gatot memberi perintah demi menjaga kemurnian gadis itu. Ia tidak tega melihat dan menyaksikan seluruh bagian bawah tubuh Aisyah yang terpamoang jelas di hadapannya. Gatot tidak ingin tergoda kembali.
1622Please respect copyright.PENANAIRcpy9IIKk
“Maaf, Mas!” kata Aisyah sambil berdiri dan pindah ke belakang Gatot, membuat Gatot jadi sedikit lega. Dan lebih lega lagi karena got selesai di perbaiki.
1622Please respect copyright.PENANAFfJxkDNejZ
“Beres. Kamu bisa lanjutkan mandimu, Aisyah. Oh ya, nyanyi yang agak keras ya?” kata tersenyum menggoda.
1622Please respect copyright.PENANAzjhRUnsadp
Aisyah mengancam Gatot dengan segayung air, membuat Gatot lari terbirit-birit sebelum Aisyah menjalankan aksinya. Senandung suara Aisyah kembali terdengar dan terus terdengar meski Aisyah sudah selesai mandi dan kini ada di dalam kamarnya. Gatot menyimak senandung itu dengan hati ragu.
1622Please respect copyright.PENANAt68nzZltUn
Sebelum keraguan hatinya terjawab, Aisyah sudah muncul. Mereka makan bersama dengan cepat karena ada acara yang akan mereka adakan. Malam ini Gatot dan Aisyah akan jalan-jalan. Memang masih jalan-jalan biasa, tapi siapa tahu itu akan jadi awal dari sesuatu yang luar biasa.
1622Please respect copyright.PENANAuf1kITPQKY
“Sudah siap, Aisyah?” tanya Gatot.
1622Please respect copyright.PENANATwxoWh1MR5
“Sudah, Mas. Ayo berangkat. Mumpung belum terlalu malam.” Aisyah mengangguk.
1622Please respect copyright.PENANAbdSh64K5Iz
“Kamu cantik sekali, Aisyah.” Gatot menatap gadis itu tak berkedip.
1622Please respect copyright.PENANA9zdhrfp0qh
“Mas Gatot bisa saja. Gombal ah.” Aisyah langsung tersipu malu. ”Ini kontak motornya.” ia memberikannya pada Gatot tanpa menoleh. Gatot hanya tersenyum saja melihatnya.
1622Please respect copyright.PENANAYkcajho2Zk
Mereka pun pergi meninggalkan komplek naik motor. Malam yang mendung tidak menyurutkan keinginan dua insan itu untuk mencoba mendekatkan hati. Walaupun tidak ada tujuan pasti mana yang harus mereka datangi. Mereka hanya ingin jalan-jalan, bukanlah untuk kencan. Gatot merasa sudah terlalu tua untuk kencan layaknya anak-anak muda. Ia bukan lagi anak remaja. Pun demikian Aisyah yang juga seorang wanita dewasa. Keinginan untuk bersenang-senang mungkin sudah tidak ada. Makanya mereka berputar-putar saja keliling pusat kota.
1622Please respect copyright.PENANAOD9YeJR97U
“Kemana enaknya, Aisyah?” tanya Gatot di tengah perjalanan.
1622Please respect copyright.PENANAlRrPEWi4iJ
“Ke stadion saja yuk, Mas. Sepertinya enak duduk santai disana.” kata Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANASQypAPW4aK
“Kamu tidak takut? Disana sangat sepi, Aisyah.” sahut Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAyAk3ZymQmJ
“Kan saya bersama Mas Gatot. Pasti aman,” yakin Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANAw5tAYg88ko
Gatot bukannya takut untuk datang dan nongkrong malam-malam di stadion. Daerah sepanjang stadion memang sangat sepi dan paling sering terjadi kejahatan. Mulai dari pemalakan, pemerasan, perampokan, sampai pemerkosaan, sudah berkali-kali terjadi di sana. Dan sampai sekarang tempat itu masih gelap, lampu-lampu banyak yang hilang dicuri orang yang butuh uang. Dulu Gatot juga sering mencuri apa saja dari stadion. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Ia sudah kapok dan tobat.
1622Please respect copyright.PENANAcrCnRovFUX
Sampai juga di stadion. Gatot membantu Aisyah turun dari motor lalu berjalan beriringan menuju sebuah bangku panjang. Disanalah mereka duduk berdua. Angin malam yang dingin langsung menerpa. Gatot membuka jaketnya dan mengenakan ke tubuh Aisyah untuk memberi rasa hangat.
1622Please respect copyright.PENANAiZqZ2vBJKL
“Saya belum tahu banyak tentangmu, Aisyah.” kata Gatot membuka pembicaraan.
1622Please respect copyright.PENANAOPP6DF8VgS
“Saya ini hanya wanita desa, Mas. Tidak ada apa-apanya dibanding wanita-wanita kota.” jawab Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANAYEJRN89TpT
”Ceritakan tentang keluargamu, Aisyah.” Gatot meminta.
1622Please respect copyright.PENANACmqQMxAIoM
Ia menyimak cerita Aisyah. Gatot sudah tahu kalau Aisyah adalah anak Pak Asnawi. Yang ia baru tahu adalah tentang Pak Asnawi itu sendiri. Menurut cerita Aisyah, Pak Asnawi dulunya juga pria yang bergelimang dosa. Dari Aisyah masih kecil sampai Aisyah beranjak remaja, Pak Asnawi masih seorang penjahat terkenal. Tapi menjelang Aisyah masuk SMA, Pak Asnawi berubah menjadi sosok yang pendiam dan semakin alim setelah menunaikan ibadah haji.
1622Please respect copyright.PENANAGBysrpEdor
Sejak itu orang tidak lagi mengingat Pak Asnawi sebagai penjahat. Orang-orang kemudian lebih mengenang kedermawanan Pak Asnawi. Sampai akhirnya menjadi kepala desa Cemorosewu. Aisyah sama sekali tidak menceritakan atau memang tidak tahu cerita kalau ayahnya juga seorang pembunuh dan pemerkosa. Ironisnya korban pemerkosaan dan pembunuhan Pak Asnawi adalah ibu kandung Gatot. Dan kini Pak Asnawi mungkin sudah menerima hukuman setimpal di alam kubur setelah anak dari si korban menuntut balas dendam. Hutang nyawa dibayar nyawa dan hutang itu kini terbayar lunas.
1622Please respect copyright.PENANAsiCBPOipz4
“Itulah cerita keluargaku, Mas. Selanjutnya Mas Gatot tahu sendiri kalau ummiku kawin lagi.” kata Aisyah mengakhiri ceritanya.
1622Please respect copyright.PENANAbVEyEI3wDA
“Saya kagum dengan ayahmu, Aisyah. Dari penjahat kemudian tobat. Sedangkan ayahku entah dia tobat atau belum.” gumam Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAvH2gC6GtUj
“Mas Gatot yang sabar saja. Setiap rencana Tuhan pasti ada hikmahnya.” balas Aisyah bijak.
1622Please respect copyright.PENANA0btWpn1MSs
“Kamu benar, Aisyah.” Gatot mengangguk. ”Dingin ya?” ia bertanya.
1622Please respect copyright.PENANAca0NoaoMjb
“Iya, Mas. Tapi tak apa,” Aisyah tersenyum karena hatinya terasa hangat bisa bersama orang yang dikasihi.
1622Please respect copyright.PENANAqK2BZeJL2i
Gatot merengkuh bahu Aisyah dan gadis itu tidak menolak. Gatot merasakan getar yang tak biasa, bukan nafsu, tapi lebih kepada rasa sayang. Ia ingin memberi perlindungan kepada Aisyah. Dan bersama dengan Aisyah, Gatot seakan sedang bersama Zulaikha, mantan istrinya. Ia mengelus kepala Aisyah yang terbalut kerudung. Sangat terasa sekali hempasan napas Aisyah, hingga membuat Gatot jadi merinding.
1622Please respect copyright.PENANAGtlVg2X3Ef
“Sudah lama aku tidak merasakan suasana seperti ini, Aisyah.” Gatot berbisik.
1622Please respect copyright.PENANAVnDd3zWUV6
“Maksud Mas Gatot?” tanya Aisyah tak mengerti.
1622Please respect copyright.PENANAQmmRBiJDOB
“Kamu mengingatkanku pada Zulaikha, mantan istriku. Dia sama sepertimu, Aisyah.” jawab Gatot.
1622Please respect copyright.PENANALZ3VdIVsLR
“Selagi Mas Gatot masih ingat mantan istri, berarti ada harapan suatu saat Mas pasti bertemu lagi dengannya.” sahut Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANA23ZYTzbr5w
“Aku selalu berharap seperti itu, Aisyah.” Gatot mengaku. ”Sepertinya gerimis. Mau pulang sekarang?” tanyanya kemudian sambil melihat langit.
1622Please respect copyright.PENANA5SREXJTNcw
“Iya. Ayo pulang, Mas.” angguk Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANAIOg1wc2RGF
Namun mereka tidak benar-benar pulang, lebih tepatnya mereka hanya meninggalkan stadion. Hujan sudah terlalu deras dengan disertai angin kencang.
1622Please respect copyright.PENANANGpDtKTeay
“Berteduh di loket itu saja, Mas.” kata Aisyah sambil menunjuk sebuah bangunan loket di pintu masuk stadion.
1622Please respect copyright.PENANAsZaaJyYpOb
Karena cukup jauh, praktis mereka harus berlari untuk bisa sampai, otomatis pula mereka basah kuyup. Gatot sudah biasa, tapi tidak demikian dengan Aisyah; gadis itu menggigil dengan wajah pucat.
1622Please respect copyright.PENANA90l4Mp1Mo9
“Pasti nanti kamu masuk angin, Aisyah.” kata Gatot kuatir.
1622Please respect copyright.PENANA95YWZgrK5j
“Sekarang saja perutku sudah mual, Mas.” Aisyah berkata lirih.
1622Please respect copyright.PENANAiJBAnHlZSU
“Jadi bagaimana, mau memaksa pulang?” tanya Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAXi1rjE0gkH
“Sudah kepalang basah, mandi sekalian, Mas. Pulang saja.” Aisyah memutuskan.
1622Please respect copyright.PENANAeMnjiax7t1
Gatot tidak punya pilihan selain membonceng Aisyah pulang. Jalanan benar-benar sepi. Tidak ada satupun kendaraan ataupun manusia yang berani menantang hujan selain mereka berdua.
1622Please respect copyright.PENANAbTpysSrv1p
“Pegangan yang erat, Aisyah.” Gatot memberi perintah.
1622Please respect copyright.PENANATcuaxCQjVG
Ketika dirasakan lengan Aisyah sudah melingkar erat di pinggangnya serta tubuh gadis itu melekat di punggungnya, ia menggeber gas kuat-kuat untuk melesat kencang menembus tajamnya rinai-rinai hujan. Di tengah jalan, Gatot merasa menabrak sesuatu. Namun karena terlalu gelap, ia tidak bisa melihat apa itu. Terlalu riskan untuk mengerem disaat laju motor seperti jet. Aisyah sendiri semakin merapatkan tubuhnya.
1622Please respect copyright.PENANAoiyjz1wa70
Sesampainya di rumah, Gatot segera membopong tubuh Aisyah yang semakin lemah tak berdaya. Celakanya lagi, kamar Aisyah ternyata bocor. Gatot pun terpaksa membawa Aisyah ke kamarnya sendiri.
1622Please respect copyright.PENANAL74P1E8TQg
“Kupanggilkan dokter ya, Aisyah.” kata Gatot panik. Setelah membaringkan Aisyah, ia bermaksud keluar untuk mencari dokter.
1622Please respect copyright.PENANA1YrxZYJdAr
Tapi Aisyah mencekal lengannya, menahan langkahnya. “Tidak usah, Mas. Saya minta tolong dikerokin saja.” kata gadis cantik itu.
1622Please respect copyright.PENANAVgxDuoGUsc
“Tapi, Aisyah…” seru Gatot bimbang.
1622Please respect copyright.PENANAhNE7KHJERA
“Saya percaya Mas Gatot tidak akan menyakiti saya. Tolong ya, Mas,” pinta Aisyah pelan dan melas.
1622Please respect copyright.PENANAagj7QbS9Vm
“Baiklah, Aisyah.” Gatot akhirnya mengangguk setuju. ”terima kasih kamu percaya padaku.”
1622Please respect copyright.PENANAqJJSPebrJh
Aisyah pun berbalik tengkurap, memasrahkan punggungnya untuk dikerok oleh Gatot. Anehnya, Gatot sama sekali tidak merasakan birahi kali ini. Padahal ia bebas memandangi tubuh mulus Aisyah dengan begitu rupa. Mungkin ini karena pengaruh benih kasih yang mulai tumbuh. Hingga membuat Gatot hanya merasa iba hati melihat Aisyah yang pasrah sedemikian rupa kepada dirinya.
1622Please respect copyright.PENANAEuhqqMagNq
Gatot bersumpah tidak akan menyakiti Aisyah. Aisyah juga sadar sepenuhnya membuka bajunya yang basah dan menutupi tubuh bagian bawahnya dengan selimut, sementara bagian atas dari kepala sampai pinggul dibiarkan telanjang. Gatot mulai mengerok punggung Aisyah sementara Aisyah hanya bisa meronta-ronta kecil. Untuk pertama kalinya, Gatot menang saat berperang melawan setan. Setan jahanam yang menggoda imannya ia berantas sampai tuntas, sampai tidak ada lagi setan yang berani mengganggunya.
1622Please respect copyright.PENANAaFpmdzUT78
“Jangan meronta terlalu keras, Aisyah. Nanti selimutmu jatuh.” kata Gatot.
1622Please respect copyright.PENANArhip1o3aJO
Aisyah menahan selimut dengan kedua tangannya agar tidak jatuh, agar tidak mengundang nafsu Gatot. punggung yang awalnya putih mulus semurni susu, kini berubah warna menjadi garis-garis merah. Belum selesai dikerok, Aisyah sudah lebih dulu muntah, mengeluarkan isi perutnya.
1622Please respect copyright.PENANAHKADz1YOLq
“Kerok sampai bawah, Mas. Anginnya mulai keluar.” kata Aisyah dengan tubuh gemetar.
1622Please respect copyright.PENANAWBQG9aysTA
Gatot mengikuti alur punggung Aisyah sampai bawah, terpaksa menyingkap sedikit selimut gadis itu agar bisa mengeroki hingga pangkal paha. Hingga selesai sudah.
1622Please respect copyright.PENANAVrXFUJ3x0W
Aisyah berbalik telentang dengan keringat bercucuran. Gatot membetulkan tali kutang Aisyah tanpa sedikitpun menyentuh buah dada yang membuncah indah itu. Namun ia perlu meminta ijin untuk memasangkan celana panjang. Aisyah sudah memasang sendiri celana dalamnya dari balik selimut. Aisyah tersenyum mengangguk.
1622Please respect copyright.PENANAwxObZIlFWy
“Sekarang tidurlah, Aisyah. Biar panasmu turun.” kata Gatot penuh rasa lega.
1622Please respect copyright.PENANAg2HCQfiE1v
“Mas Gatot tidur saja disini. Saya ikhlas, Mas.” balas Aisyah.
1622Please respect copyright.PENANA0SjUNJGE24
“Baiklah, Aisyah. Selamat tidur ya,” Gatot berbisik lirih.
1622Please respect copyright.PENANAzYr2w0pyp5
Ia pun membaringkan diri disamping Aisyah dan membiarkan gadis itu membenamkan kepala ke dadanya. “Aisyah, ya, Aisyah… sungguh sempurna dirimu!” batin Gatot dalam hening. Aisyah mungkin sudah terlarut dalam mimpi karena tidak bergerak sama sekali saat Gatot mencium keningnya. Ciuman yang menjadi penghantar tidur malam itu.
1622Please respect copyright.PENANAvoTMG949WS
***
1622Please respect copyright.PENANAldyAYhRE5W
Pagi-pagi sekali Gatot sudah menghadap Pak Camat. Ia hendak membicarakan keputusan maha penting yang telah dipertimbangkan masak-masak sejak semalam. Tapi Pak Camat sudah berangkat kerja ke kantor shubuh tadi, begitu yang disampaikan Murti kepadanya.
1622Please respect copyright.PENANABlKDL62USm
“Lho, kupikir Mas Joko berangkat bareng kamu, Tot?” kata Murti heran.
1622Please respect copyright.PENANAhXyz54UUqt
“Tidak, Mur. Ini malah aku ingin ketemu dan bicara dengan Pak Camat.” sahut Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAyd46n3PpMP
“Mas joko sudah pergi. Aku saja yang istrinya tidak tahu jam berapa suamiku berangkat,” ketus Murti seperti biasa.
1622Please respect copyright.PENANAAtwlMrTGVg
Semakin bulat saja keputusan Gatot. Pak Camat semakin sering berangkat kerja sendiri, semakin tidak membutuhkannya lagi. Terhitung sudah sebulan ini Pak Camat tidak menggunakan tenaganya lagi. Gatot yakin Pak Camat memang punya maksud tersembunyi.
1622Please respect copyright.PENANAtapUncda3E
“Mungkin kamu bisa sampaikan padaku, Tot. Nanti kuteruskan ke Mas Joko.” kata Murti.
1622Please respect copyright.PENANA6yF2z4NNwh
“Tidak, Mur. Biar aku bicara langsung dengan Pak Camat.” kata Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAAv60CkPum9
“Ada masalah apa antara kamu dengan Mas Joko? Ayo ceritakan saja,” Murti mendesak.
1622Please respect copyright.PENANAzIn7uU93v8
“Sama sekali tidak ada masalah, Mur.” Gatot menggeleng. ”Kamu bersiap saja. Kutunggu di mobil ya,” iapun pergi keluar.
1622Please respect copyright.PENANAF9njX3S0lT
“Tot!” Murti memanggil.
1622Please respect copyright.PENANA6kp2GmwPv3
Gatot tidak mempedulikan panggilan itu. Tentu saja sikapnya ini membuat Murti jadi kelabakan dan berpikir ada apa gerangan. Murti gelisah dan takut kalau-kalau suaminya membuat masalah yang menyebabkan Gatot marah. Murti khawatir karena bisa saja suaminya celaka. Bagaimanapun, Gatot adalah mantan bajingan dulu. Dengan hati gamang, Murti meneruskan tugas sebagai ibu rumah tangga sebelum mandi. Setengah jam kemudian, iapun sudah siap dan menyambar tasnya lalu menghampiri Gatot.
1622Please respect copyright.PENANA6OTdoBELNK
“Ayo jujurlah, Tot. Jangan membuatku takut,” desak Murti di dalam mobil.
1622Please respect copyright.PENANAs31yWI21AK
“Mur, sudah kubilang berkali-kali, masa kamu tidak dengar? Tidak ada apa-apa antara aku dan suamimu. Titik!!!” hardik Gatot tiba-tiba.
1622Please respect copyright.PENANA07YiHEjkvN
Murti langsung mengkerut dibentak begitu oleh Gatot. Ia sama sekali tidak menduga Gatot akan begini emosi. Tidak seperti hari-hari biasanya. Tidak ada tawa dan canda, malah suasana mencekam yang terasa. Murti dicekam berbagai rasa yang membuatnya tidak sanggup lagi berkata-kata. Sampai tiba di tempatnya kerja, Gatot tak kunjung menunjukkan tanda-tanda membaik. Wajah Gatot dilihatnya murung dan bingung. Yakinlah Murti bahwa memang ada yang tidak beres.
1622Please respect copyright.PENANAqZwZuV4LVe
“Tunggu sebentar, Tot. Aku mau ikut kamu ke kantor kecamatan.” kata Murti tiba-tiba.
1622Please respect copyright.PENANAr4A8GhkqKl
Barulah saat itu Gatot menoleh agak kaget. Tapi Murti keburu keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju gedung sekolah. Gatot terpaksa menunggu sesuai perintah Murti. Belum sempat Gatot menenangkan diri, Murti telah kembali lagi.
1622Please respect copyright.PENANAH8i2pw57h8
“Ayo berangkat, Tot.” kata istri Pak Camat itu.
1622Please respect copyright.PENANAZa9mN1BPQb
“Tapi, Mur…” Gatot terlihat bimbang.
1622Please respect copyright.PENANAXwG73LKtYP
“Berangkat!!!” potong Murti cepat.
1622Please respect copyright.PENANAKnOOa7RQbC
Kini giliran Gatot yang kaget dibentak oleh Murti. Namun ia harus segera berangkat sebelum Murti bertindak nekad. Perjalanan terasa lama dan membosankan. Gatot merutuk dalam hati kenapa ia harus membuat Murti sakit hati. Pasti Murti marah oleh sikapnya hari ini yang serba kaku.
1622Please respect copyright.PENANACvNoQ1ReDY
“Maafkan aku, Mur.” kata Gatot sambil terus menyetir.
1622Please respect copyright.PENANANEDrsWCBOX
“Sudah kumaafkan,” balas Murti ketus.
1622Please respect copyright.PENANAzL0PgD0Sys
“Belum. Kamu masih marah kan?” tanya Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAUpyoi7pCgK
“Aku memang marah. Tapi bukan padamu, Tot.” terang Murti.
1622Please respect copyright.PENANANe9jHC3EXr
“Syukurlah. Senyum dong,” Gatot berusaha mencairkan suasana.
1622Please respect copyright.PENANA878r2B3oSe
Murti tersenyum sekedar menyenangkan hati Gatot. Lalu pandangannya kembali lurus ke depan dan tidak menoleh kemana-mana sampai tiba di kantor kecamatan.
1622Please respect copyright.PENANAmOB2beIdXO
“Perlu kuantar sampai dalam?” tawar Gatot.
1622Please respect copyright.PENANAFNh3VZwfsz
“Tidak usah. Biar aku sendiri saja.” Murti melangkah memasuki paseban kantor dan terus menyusuri koridor hingga berhenti di depan ruang kerja suaminya. Ia mengetuk pintu tiga kali lalu mendorong perlahan pintu sampai terbuka. Murti masuk dan berdiri terpaku. Tidak ada nampak suaminya. Tentu kedatangannya yang mendadak membuat kalang kabut pegawai yang ada di ruangan itu.
1622Please respect copyright.PENANABNAClLfELM
“Selamat pagi, Bu Camat,” kata beberapa pegawai menyambut kedatangannya. Sementara sebagian pegawai yang lain berbisik-bisik.
1622Please respect copyright.PENANA7SyIuzb3Nx
Murti tidak peduli bisik-bisik itu. “Selamat pagi juga. Mana Pak Camat?” tanyanya kaku.
1622Please respect copyright.PENANArOcA61E81c
“Waduh, Bu. Pak Camat malah belum datang,” kata salah seorang pegawai.
1622Please respect copyright.PENANAgbJIieUmg9
“Jadi Pak Camat belum ngantor?” tanya Murti mulai was-was.
1622Please respect copyright.PENANALOC04vd3wL
“Pas Kami datang, Pak Camat tidak ada, Bu. Tapi coba ibu tanyakan ke Dewi.” kata pegawai itu.
1622Please respect copyright.PENANAB2KqwTeZ22
“Baiklah. Terima kasih.” Murti mengangguk. ”Dewi, kumohon ikut aku sebentar saja.” ia memanggil gadis itu.
1622Please respect copyright.PENANAsaDteYFyTU
“Baik, Mbak Murti.” jawab Dewi penuh kebingungan.
1622Please respect copyright.PENANAbZdxhft2fZ
Murti membawa Dewi menuju mobil dan disanalah ia menginterogasi Dewi dengan beragam pertanyaan yang berfokus pada seputar kegiatan Pak Camat. Gatot hendak keluar tapi Murti memintanya tetap di dalam. Jadilah Gatot ikut mendengar perbincangan antara Murti dan Dewi.
1622Please respect copyright.PENANA1hdoy8cIsa
“Benarkah suamiku belum ke kantor?” tanya Murti.
1622Please respect copyright.PENANAmP9nBi2hTH
“Benar, Mbak.” Dewi mengangguk.
1622Please respect copyright.PENANAgIjDCmxaGI
“Aneh, padahal Pak Camat sudah berangkat sejak shubuh tadi.” Murti tampak berpikir keras.
1622Please respect copyright.PENANAAyr1wYw36G
“Saya sungguh-sungguh tidak tahu, Mbak.” kata Dewi.
1622Please respect copyright.PENANAiyqqXiUTMg
“Kamu pernah bilang memergoki mobil suamiku di perumahan residence. Bisakah kamu jelaskan lebih detil?” tuntut Murti.
1622Please respect copyright.PENANAaio0219lWR
“Oh itu. Memang benar. Seingat saya waktu itu mobil Pak Camat ada di rumah paling ujung blok A.” jawab Dewi.
1622Please respect copyright.PENANAnlbGyEAARq
“Kamu kenal pemilik rumah itu?” tanya Murti.
1622Please respect copyright.PENANAkBAkkFswL5
“Tidak, Mbak. Mungkin Gatot tahu karena pasti dia pernah ngantar Pak Camat kesana.” Dewi menoleh pada Gatot.
1622Please respect copyright.PENANADlbFdrQHxk
“Percuma minta informasi ke Gatot. Dia sudah kongkalikong dengan suamiku.” ketus Murti sengit. Gatot hanya diam saja disindir seperti itu.
1622Please respect copyright.PENANAHzpVLPvzra
“Saya mohon Mbak Murti t
ns 15.158.61.39da2