Murti menjanda. Sudah genap seratus hari sejak kematian Pak Camat, Murti menyandang status barunya. Bahkan orang-orang menambahi embel-embel di belakang status barunya sehingga lengkap sudah; Murti si janda kembang. Sudah menjanda, kaya pula. Tidak heran kalau banyak lelaki yang antri, baik yang terang-terangan ataupun yang sembunyi-sembunyi. Tapi Murti tetap setia bersama Gatot dan orang-orang komplek mulai yakin kalau Murti dan Gatot memang ditakdirkan untuk menjadi pasangan dewa-dewi. Sang dewa seorang duda, sang dewi baru saja menjanda. Cocok sekali.
2248Please respect copyright.PENANA4T4Vf953kj
Sekarang Murti sudah mau belajar nyetir dan gurunya adalah Gatot. Tiap hari sepulang dari mengajar, Murti langsung memanggil Gatot lewat dapur rumahnya. Kadang yang muncul adalah Gatot sendiri, tetapi kadang pula Aisyah. Seperti sore ini, ketika ia memanggil Gatot, yang nongol malah Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAprEZbxYVtH
“Mana Gatot, Aisyah?” tanya Murti penuh harap.
2248Please respect copyright.PENANA2rUtFgEb1w
“Masih sholat, Bu Murti.” jawab Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAR54mLeLroJ
“Kalau sudah suruh ke rumah ya.” pesan Murti.
2248Please respect copyright.PENANAqazjTr1lpx
“Baik, Bu.” Aisyah mengangguk, lalu masuk ke dalam dan menuju kamar Gatot. Perlahan ia membuka pintu dan duduk di tepi tempat tidur dimana Gatot sedang berbaring. Gatot tidak sedang sholat seperti yang Aisyah katakan pada Murti, laki-laki itu masih tidur.
2248Please respect copyright.PENANAYvykS5Mq2I
“Mas Gatot, bangun!” panggil Aisyah dengan suara merdu.
2248Please respect copyright.PENANAQEvruJx16k
Gatot menggeliat malas dan entah sengaja atau tidak, tangannya hinggap di paha Aisyah. Gatot mengelusnya pelan sambil bergerak bangun. “Ada apa, Aisyah?” tanyanya dengan suara serak.
2248Please respect copyright.PENANAZMvZQE83mk
“Mas dipanggil Bu Murti di rumahnya.” kata Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANArylD6LS1FY
“Baiklah. Aku kesana ya,” sahut Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAR44nToBFxV
“Mas…” Aisyah memanggil.
2248Please respect copyright.PENANALDfXU0VRbU
“Apa lagi, Aisyah?” tanya Gatot penuh rasa sayang.
2248Please respect copyright.PENANA4ggkKGMUAc
“Ah, tidak apa-apa. Hati-hati saja di jalan ya, Mas.” pesan Aisyah menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
2248Please respect copyright.PENANApRbuC1m1cu
“Hati-hati di jalan atau hati-hati bersama Murti?” goda Gatot seperti mengetahui isi batin Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAUPuTTfcR78
“Mas Gatot ini…” Aisyah tersenyum merajuk. ”Sudah pergi sana. Kasihan Bu Murti lama menunggu.”
2248Please respect copyright.PENANACj3yasiBRd
Gatot mencium kening Aisyah sebelum pergi, tangannya juga sempat mampir ke dada Aisyah dan meremasnya pelan satu persatu, merasakan betapa empuk dan padatnya benda bulat itu. Ukurannya juga menjadi semakin besar karena keseringan dipegangi oleh Gatot. Memang belum ada ikatan resmi diantara mereka, tapi hal-hal semacam tadi sudah menjadi rutinitas yang Gatot dan Aisyah lakukan setiap hari.
2248Please respect copyright.PENANANpoGoSjjpI
“Hati-hati di rumah ya, Aisyah. Kunci saja pintunya.” pesan Gatot sebelum pergi.
2248Please respect copyright.PENANAlABmhVE7ZY
“Baik, Mas.” Aisyah mengangguk, dan sekali lagi membiarkan Gatot meremas gundukan payudaranya.
2248Please respect copyright.PENANATR1hNVSUd8
Gatot meninggalkan Aisyah dan menuju rumah Murti. Tinggallah Aisyah seorang diri, duduk termenung di depan cermin sambil memperhatikan dirinya sendiri. Aisyah membandingkan keadaannya sebelum dan sesudah tinggal di rumah Gatot. Aisyah merasakan perubahan besar yang terjadi. Dulu sewaktu masih menetap di Cemorosewu, ia adalah sosok yang taat beribadah, tidak pernah melakukan hal-hal tabu yang melanggar norma agama dan norma susila. Ia dulu adalah sosok wanita yang benar-benar bersih dan suci, tanpa pernah tersentuh sedikitpun oleh tangan lelaki.
2248Please respect copyright.PENANAV72KpK6kkm
Tapi tidak dengan sekarang. Ia memang masih taat menjalankan sholat lima waktu, namun juga rajin melakukan hal-hal yang dulunya ia anggap tabu. Norma susila dan agama telah ia langgar. Tubuhnya telah tersentuh oleh tangan seorang lelaki. Kebersihan dan kesucian dirinya telah luntur digerus sensasi yang sangat menggoda hati.
2248Please respect copyright.PENANAuHg40apuV5
“Masih pantaskah aku mengenakan kerudung ini?” pikirnya seorang diri.
2248Please respect copyright.PENANAHj9Hu1wOE6
Sementara Gatot sudah bersama Murti. Sejenak Gatot teringat Aisyah, tapi terganggu oleh suara Murti yang mendesah. Gatot berpaling dan mendapati seraut wajah Murti yang semakin bening. Ia kembali memfokuskan diri ke jalan raya.
2248Please respect copyright.PENANAdXmBhHaxv7
“Apa yang kamu rasakan saat ini, Murti?” tanya Gatot membuka obrolan.
2248Please respect copyright.PENANAwZQt8IS2II
”Aku merasa bebas, Tot. Benar-benar sangat bebas.” kata Murti sambil merentangkan kedua tangannya, seperti berusaha memamerkan tonjolan buah dadanya yang besar kepada Gatot.
2248Please respect copyright.PENANA7gENn3wwHf
“Kamu memang bebas, tapi harus kamu ingat jangan sampai kebebasan itu membuatmu bablas.” pesan Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAgMiExzEBXf
“Jangan mengajariku, Tot. Bukankah kebebasanku ini menguntungkanmu juga, menguntungkan kita?” sahut Murti tidak terima.
2248Please respect copyright.PENANAw1mWcf7ujM
“Aku tidak berharap keuntungan apapun dari keadaanmu ini, Mur.” tegas Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAgezhjHgwhL
“Munafik.” Murti mencibir. ”berapa kali kamu tidur denganku selama Pak Camat masih hidup? Sekarang Pak Camat sontoloyo itu sudah mati dan kamu bebas meniduriku kapan saja, berapa kalipun yang kamu inginkan. Bukankah begitu?” tuduh Murti.
2248Please respect copyright.PENANAI2pdtTIsyN
“Pikiranmu tidak sama dengan pikiranku, Mur.” Gatot menggeleng. ”Aku malah ingin kebobrokan ini berhenti.” katanya kemudian.
2248Please respect copyright.PENANAiswNA8BWM6
“Oh, jadi begitu ya?” Murti berkata ketus. ”Setelah kamu puas mencabik-cabik hati dan tubuhku ini, kamu mau meninggalkanku begitu saja? Jangan sampai aku menganggapmu pengkhianat, Tot!” ancamnya.
2248Please respect copyright.PENANApRdWuK5h9h
“Aku tidak berkhianat, Mur. Ini demi mengakhiri jalan kita yang sesat.” jelas Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAFGb4fzIdeL
Murti mendengus. Ia pindah posisi dan duduk di depan Gatot, masih dalam satu jok. Ia mengambil alih kemudi dari kekuasaan Gatot sementara pantatnya ia tancapkan di pangkuan Gatot. Pantaslah kalau Aisyah khawatir bila Gatot sudah bersama Murti karena setelah menjadi janda, Murti semakin terang-terangan dan semakin berani. Contohnya ya kali ini.
2248Please respect copyright.PENANAtTTfCy0Zj2
“Pegangi pahaku, Tot!” pinta Murti tegas.
2248Please respect copyright.PENANATj5IM5k1k6
“Kamu nggak bakalan jatuh, Mur. Ini belajar mobil, bukan belajar motor.” jelas Gatot santai.
2248Please respect copyright.PENANAJwaccREj6C
“Apa sih susahnya membantu aku?” sungut Murti ngambek.
2248Please respect copyright.PENANAzhnQY2vlRa
“Kamu sudah mulai mahir, Mur. Cobalah berani nyetir sendiri.” kata Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAj5OFMzBMoj
Murti mendorong Gatot kesal. Gatot jadi tidak punya ruang untuk sekedar melonggarkan badan. Mau tidak mau ia harus memegangi pinggul Murti agar tidak merosot ke bawah. Pinggul yang semakin bulat bagai biola. Murti memang telah tampil beda dan bergaya anak muda. Rambutnya dipotong pendek. Bulu matanya dibikin lentik. Bajunya model tank top tanpa lengan. Bawahnya dipadu dengan rok mini. Murti yang cantik jadi makin menarik. Tidak ada sama sekali kerut kerut di wajah dan kulitnya. Semua sama seperti puluhan tahun silam. Masih sangat kencang.
2248Please respect copyright.PENANA7ONmE85wZq
“Semakin muda saja kamu, Mur.” bisik Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAetrYTCg4kC
“Semakin membuatmu tergoda kan?” Murti tersenyum.
2248Please respect copyright.PENANAzd9EjAEjer
Wanita pembelenggu memang punya seribu cara dan seribu pesona untuk membuat pria terjatuh. Itulah Murti, wanita pembelenggu paling berani yang membuat Gatot tak kuat hati. Kalau sudah begitu, Gatot langsung membayangkan wajah Aisyah. Ia harus bertahan demi cintanya pada Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANA9WqKfLBmr6
“Sudah cukup untuk hari ini, Mur. Dan kamu sudah bisa kemana-mana tanpa sopir lagi. Kamu bisa jadi sopir buat dirimu sendiri.” kata Gatot sambil menjauhkan tubuhnya.
2248Please respect copyright.PENANAFXLYYEdxKX
“Bagaimana kalau kamu kuberi gaji tiga kali lipat?” tantang Murti.
2248Please respect copyright.PENANAcgUTzQIJRo
“Aku menghargai jasa dan pengorbananmu padaku, Mur. Tapi aku harus mulai memikirkan diriku sendiri, hidupku sendiri.” tampik Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAXcmc4qf3Nc
“Kita bisa hidup bersama sampai mati, Tot. Aku mencintaimu.” Murti memandang Gatot penuh rasa sayang.
2248Please respect copyright.PENANAbQsDD4cudD
“Akupun pernah mencintaimu, Mur. Tapi itu sudah lama sekali. Dan sekarang aku mencintai orang lain.” kata Gatot terus terang.
2248Please respect copyright.PENANAe3NcM53yBZ
“Siapa dia, Tot! Siapa yang berani merenggut hatimu dariku?” seru Murti tak terima.
2248Please respect copyright.PENANAZmIll43mei
“Kelak kamu akan tahu siapa dia.” Gatot berkilah, tidak ingin menyeret Aisyah dalam masalah ini.
2248Please respect copyright.PENANANQdDzdLra5
“Aku tidak sabar untuk tahu siapa dia. Biar aku cari sendiri.” tekad Murti. Ia mengantar Gatot sampai depan rumahnya. Murti berbasa-basi sejenak dengan Aisyah lalu pergi lagi entah kemana, sama sekali tidak curiga kalau gadis di depannya inilah yang sudah merebut hati pujaan hatinya..
2248Please respect copyright.PENANAdT4w1V8JCb
Gatot senang karena Murti sudah pintar menyetir. Tapi melihat wajah Aisyah yang mendung, kesedihannya langsung menggantung. Gatot merangkul bahu Aisyah dan membawanya masuk ke dalam rumah. Mendung di wajah Aisyah masih belum sirna. Senyum di bibir merah itu tak kunjung merekah. Dan mata bening itu seakan menahan airmata agar tidak tumpah. Tapi itu gagal. Airmata Aisyah jatuh di dada Gatot.
2248Please respect copyright.PENANA39URHxT5QJ
“Menangislah sepuasmu, Aisyah. Habiskan kesedihanmu,” kata Gatot sabar.
2248Please respect copyright.PENANAihUhpjbP73
“Mas Gatot jahat,” lirih suara Aisyah tersendat-sendat di sela tangis.
2248Please respect copyright.PENANAtdsNhz4dY6
“Aku memang jahat, Aisyah. Aku membuatmu cemburu kan?” tebak Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAeDTyMheghy
“Bu Murti, Mas. Kenapa Mas Gatot tidak bisa lepas darinya?” tanya Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAuYo2N4gCPt
“Aku ingin seperti itu, Aisyah. Tapi kebaikan Murti belum sempat kubalas.” sahut Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAF5btJo6vBl
“Tidak adakah cara lain yang bisa mengurangi cemburu ini, Mas?” Aisyah semakin masuk ke dalam rengkuhan Gatot, menumpahkan cemburu yang serasa menghanguskan jiwa. Dihelanya napas lalu mendongak, sesaat diam begitu keningnya dikucup oleh Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAdE2ENbGDvm
“Bu Murti semakin cantik ya, Mas?” tanya Aisyah dengan suara lebih jelas.
2248Please respect copyright.PENANAwdsfbYNVFA
“Itu penilaianmu?” Gatot bertanya balik.
2248Please respect copyright.PENANAdVPbvVzs4s
“Juga semakin berani berpakaian, Mas.” tambah Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAomo1RtZdYV
“Kamu iri?” Gatot tersenyum sambil membelai wajah cantik Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAWLusM44dwl
“Aah, Mas Gatot ini. Aku serius, Mas.” Aisyah merajuk.
2248Please respect copyright.PENANA5fPVEgT7xW
Murti memang semakin berani, bukan hanya dalam hal penampilan, juga sudah semakin berani pergi sendiri. Masa-masa bebas ia nikmati dengan puas. Kini Murti sudah berada di dalam ruang karaoke salah satu kafe. Ia menyanyi sampai puas dengan ditemani sebotol minuman kelas atas. Pengunjung bersorak dan sebagian ikut berkaraoke dan berjoget bersamanya. Murti bagai bintang baru yang menyihir pecinta karaoke. Sampai larut malam Murti berada di kafe.
2248Please respect copyright.PENANATu0Uf8m3Mf
Murti bukan lagi seorang guru dan bukan pegawai negeri. Seisi kota sudah tahu kabar itu. Murti dipecat karena sering mangkir dari tugasnya mengajar. Murti dipecat karena murid-muridnya sering memergoki gurunya tiap malam keluyuran di kafe-kafe. Murti dipecat karena dianggap merusak citra pegawai negeri sipil. Tapi Murti tidak serta merta melarat. Malah kini menjadi salah satu konglomerat. Rumahnya yang di komplek sudah dijual pada Aisyah. Murti kini tinggal di pusat kota, di perumahan residence dan menempati rumah super mewah bertingkat tiga. Hanya untuk dirinya sendiri. Apa pekerjaan Murti setelah dipecat tidak ada yang tahu dengan jelas. Yang pasti Murti sering didatangi orang dan wartawan. Sampai seisi komplek akhirnya tahu kalau Murti jadi bintang film dan penyanyi. Itu setelah warga komplek menonton sinetron yang dibintangi oleh Murti.
2248Please respect copyright.PENANAJO6qTm1TJH
“Itu kan Bu Murti ya, Mas?” kata Aisyah pada Gatot saat nonton tv berdua. Seperti biasa, pakaian atasnya terbuka, menampakkan gundukan payudaranya yang besar, yang selalu jadi mainan favorit Gatot dikala senggang.
2248Please respect copyright.PENANAdCROb8YvD8
“Iya. Dia sudah merubah nasibnya, Aisyah.” kata Gatot sambil terus meremas dan mengusap-usapnya pelan. Putingnya yang mungil ia pilin-pilin ringan sambil sesekali menjilat dan mengecupnya lembut kalau sudah merasa tak tahan.
2248Please respect copyright.PENANAErh8c84cpx
“Uhh… juga sikapnya ya, Mas. Ikut berubah,” lirih Aisyah diantara rintihannya. Hisapan Gatot pada ujung buah dadanya terasa geli sekali, namun Aisyah sama sekali tidak berniat untuk menghentikannya karena terus terang ia juga menikmatinya.
2248Please respect copyright.PENANASSRgGfdmtL
”Iya,” Gatot membenarkan perkataan Aisyah. Sikap Murti memang berubah seiring perubahan nasibnya. Setiap kali bertemu di jalan atau di pusat perbelanjaan, Murti hanya mau melambaikan tangan tanpa mau bertegur sapa, apalagi berbagi senyuman. Gatot sadar senyum Murti kini mahal dan berharga puluhan juta. Murti hanya mau tersenyum di televisi, tersenyum kepada orang-orang yang telah membayarnya berjuta-juta.
2248Please respect copyright.PENANAUtRctkdolu
Murti seperti kacang lupa akan kulitnya, lupa pada komplek dan tanah kelahirannya, tempat nenek buyut dan orangtua serta suaminya dikubur. Murti tidak sekalipun mengunjungi komplek sejak namanya melejit. Murti lebih suka mengunjungi tempat dimana banyak orang mengagumi dan mengelu-elukan namanya. Gatot tentu makin senang karena perubahan nasib dan sikap Murti berimbas sangat besar pada diri dan kehidupannya. Ia kini bisa lebih mendekatkan diri dan memadukan hati bersama Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANApVzkJFPrt6
“Apa kita perlu mengundang Bu Murti, Mas?” tanya Aisyah sambil mengusap mesra puncak kepala Gatot yang masih asyik menyusu.
2248Please respect copyright.PENANAOgU71GmQ3T
“Tidak usah, Aisyah. Kita gelar resepsi sederhana saja. Cukup orang-orang komplek dan kerabatmu dari Cemorosewu.” jawab Gatot dengan mulut penuh bongkahan payudara Aisyah. Ia terus mencucup dan mengulumnya tanpa pernah merasa bosan.
2248Please respect copyright.PENANAr3jltNEBZc
“Saya sudah pesan dua ratus undangan, Mas. Semoga memberi restu pada pernikahan kita nanti.” wajah Aisyah memerah, tampak sangat menikmati sekali apa yang dilakukan Gatot pada tubuh sintalnya.
2248Please respect copyright.PENANAYEtE7pZrfC
“Puji syukur, Aisyah. Sudah mantapkah hatimu?” tanya Gatot sambil mencucup puting susu kiri Aisyah kuat-kuat.
2248Please respect copyright.PENANACmN5hUXAMA
“Auw!” Aisyah menggelinjang geli, namun segera meminta Gatot agar melakukan juga pada yang kanan. ”Ehm… sudah, Mas. Saya ikhlas lahir batin menjadi istri Mas Gatot.” bisiknya dengan paras berbinar.
2248Please respect copyright.PENANAXFfUadzmjQ
“Terima kasih, Aisyah. Aku akan berjuang menjadi suami yang baik buatmu.” Setelah mengangguk, Gatot melanjutkan kembali jilatan dan hisapannya di buah dada Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAZ5Wrppi5Rr
“Saya percaya mas pasti bisa.” Yakin Aisyah. “Sudah ashar, Mas. Bukankah setelah ini Mas ada undangan ke musholla?” ingatnya sambil menarik kepala Gatot menjauh.
2248Please respect copyright.PENANAagcYHYGq3X
“Hampir aku lupa.” Gatot tersenyum, ”Terima kasih sudah mengingatkan.” katanya sambil kembali mencium puting Aisyah untuk yang terakhir kali.
2248Please respect copyright.PENANAppOWEmjExQ
Itulah Gatot yang sekarang. Ia telah menjelma kembali seperti saat masih kanak-kanak dulu. Ia kembali bahkan semakin rajin ke musholla untuk ikut pengajian dan sholat berjamaah. Suara merdu Gatot kembali terdengar lima kali dalam sehari mengumandangkan adzan. Dan di hari minggu seperti ini, Gatot punya aktivitas membantu Pak Ustadz mengajar anak-anak komplek mengaji dan qiroah.
2248Please respect copyright.PENANAzUDSZdsC78
Penduduk komplek sangat senang dan menaruh hormat padanya. Orang-orang mulai suka membandingkan Gatot dan Murti. Kata orang-orang komplek, lebih baik sesat terlebih dahulu lalu sungguh-sungguh tobat daripada sebaliknya. Kata orang-orang, Murti adalah contoh yang tidak baik. Kalau ingin jadi anak baik, tirulah Gatot, kata orang-orang tua pada anaknya. Tapi Gatot selalu meluruskan. Yang paling patut ditiru adalah hal-hal yang membawa kebaikan, jangan meniru jalan sesat yang pernah ia jalani. Itu selalu dikatakan Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAjLDnrhVtAM
Kebaikan itulah yang kini menulari komplek. Orang-orang tua pula yang menganjurkan Gatot agar segera menikahi Aisyah agar terhindar dari fitnah. Gatot tidak marah dan langsung memenuhi anjuran itu. Secara agama ia telah sah menjadi suami Aisyah disaksikan penghulu desa. Tinggal mengesahkan lewat jalur resmi. Dan resepsi pernikahan itu sudah dirancang, tinggal tunggu sebar undangan.
2248Please respect copyright.PENANAZsJz2TNDEN
Lain ladang lain pula belalang. Lain Gatot tentu lain pula Murti. Sekarang Murti ada di salah satu pantai terkenal untuk menjalani sesi pemotretan. Ia dijadikan model sebuah majalah dewasa. Murti sudah siap dengan kostumnya berupa bikini merah hati. Gambarnya diambil beberapa kali dalam berbagai pose dan gaya yang berani nan menantang. Berlatar belakang pantai biru dan pantulan jingga mentari yang hampir tenggelam, lekukan tubuhnya sungguh indah dan mempesona, membuat fotografer tidak sedetikpun memicingkan mata.
2248Please respect copyright.PENANADQMjJtxEnK
“Lebih lebar, cut!” teriak sang pengarah gaya.
2248Please respect copyright.PENANAZw64nsNysY
“Kakiku sakit,” rintih Murti.
2248Please respect copyright.PENANAMLgwkio1jo
“Sekali lagi. Setelah ini selesai.” kata laki-laki berkaca mata itu.
2248Please respect copyright.PENANAZhgCMBRXOU
Murti kembali berpose, kali ini berbaring telentang di hamparan pasir putih. Tangan dan kakinya terentang lebar-lebar, membuat dadanya menghujam tajam dan menjulang ke langit. Kakinya membentang sangat lebar dan sudut-sudut selangkangannya sangat jelas membayang. Sang pengarah gaya tertawa puas, fotografer juga puas.
2248Please respect copyright.PENANA4PTAWxls3k
“Mbak Murti adalah model paling berani yang kami kontrak,” kata pengarah gaya.
2248Please respect copyright.PENANAcNOJPdVdZe
“Saya hanya berusaha profesional, Mas. Sesuai perjanjian dalam kontrak.” kata Murti sambil membersihkan punggungnya dari pasir.
2248Please respect copyright.PENANAT22QZ9UWB3
“Kami yakin edisi terbaru kami nanti laku keras. Silahkan kalau Mbak Murti mau mandi.”
2248Please respect copyright.PENANA54rtIm4QvQ
“Terima kasih. Saya mau langsung pulang saja.” sahut Murti.
2248Please respect copyright.PENANAXtXKEPnrZR
Selesai pemotretan, Murti langsung meninggalkan pantai. Entah kenapa ada sebuah kerinduan menyelinap. Ia rindu pada orang-orang yang telah terlupakan, terutama sekali ia rindu pada Gatot. Ia ingin sekali berkunjung ke komplek, tapi takut dan ragu. Ia takut akan dihujat oleh warga komplek yang telah membencinya. Ia ragu apakah Gatot masih mau menerimanya seperti dulu atau sudah berubah. Bagaimana pula dengan Aisyah, masihkah Aisyah menganggapnya seorang ibu dan kakak. Murti terbayang-bayang semua itu dan matanya berlinang. Ia memutar mobil dan mengurungkan niat berkunjung ke komplek.
2248Please respect copyright.PENANAwNPDPfQbhb
Ditolehnya jam yang melingkar di lengan lalu menggumam pelan, “Aku harus syuting film.”
2248Please respect copyright.PENANAUYyDE5UG0t
Syuting dan syuting terus, itulah kesibukan sehari-hari Murti. Tak peduli siang malam ia harus menjalani semuanya demi mendapatkan uang. Dengan cepat uang bisa ia dapat, namun secepat itu pula uang itu lenyap. Murti selalu merasa serba kurang. Kurang cantik, kurang seksi, dan kurang yang lain yang membuatnya rajin ke salon, rajin ke pusat-pusat senam demi menjaga tubuh.
2248Please respect copyright.PENANAnBvRRl0Sga
“Mbak Murti,” sebuah suara memanggil.
2248Please respect copyright.PENANAICGFxtvfxg
Murti terhenyak. Ia membuka kaca mobil dan mendapati wajah yang sangat dikenalnya. Sayang sekali ia berada di lampu merah. “Hai, Dewi.” balasnya sambil melambaikan tangan.
2248Please respect copyright.PENANA6pZkaLjdLO
“Mbak, ini undangan buat mbak. Datang ya,” kata Dewi.
2248Please respect copyright.PENANA5aO919Ewop
“Kamu mau nikah?” tanya Murti.
2248Please respect copyright.PENANAtHPGp2cDGC
“Iya. Maaf, saya buru buru. Ayo, Mbak.” Dewi pamit permisi.
2248Please respect copyright.PENANAqbpMlKd9UC
Murti menyimpan undangan dari Dewi dan kembali menjalankan mobil karena lampu telah berubah hijau. Masih ada kawan lama yang tidak membencinya. Dewi masih sudi mengundangnya ke pesta pernikahan. Apakah Dewi juga mengundang Gatot? pertanyaan itu berseliweran di kepala Murti.
2248Please respect copyright.PENANAjrHzug0z9n
Tentu saja Dewi juga mengundang Gatot karena kini mereka bertetangga. Dewi telah membeli rumah di komplek, rumah milik almarhum Mbah Surti. Dewi bahkan kini telah sampai di depan rumah Gatot. Dewi memarkir mobilnya dan berjalan ke pintu rumah Gatot.
2248Please respect copyright.PENANA5r2HZSCesn
“Assalamualaikum,” teriaknya memberi salam dan mengetuk pintu.
2248Please respect copyright.PENANAdX0mTR3JZi
“Waalaikum salam,” terdengar suara renyah menjawab salam. Tak lama kemudian pintu terbuka bersama seraut wajah cantik. “Mbak Dewi, silahkan masuk, Mbak.” kata Aisyah ramah
2248Please respect copyright.PENANAg1iDfRIoRa
“Mana Gatot, Aisyah?” tanya Dewi.
2248Please respect copyright.PENANA2gsmjgFtWm
“Tadi diajak Pak RT. Mbak Dewi ada perlu apa?” tanya Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAYJ8jYo29lC
“Nih undangan buat kalian. Jangan sampai nggak datang ya?” Dewi mengancam sambil tersenyum.
2248Please respect copyright.PENANAWubetU75F7
“Mbak Dewi nikah? Kenapa nggak bilang-bilang, Mbak?” Aisyah terlihat ikut senang.
2248Please respect copyright.PENANACxvzEaJuki
“Sengaja kubuat surprise buat kamu dan Gatot.” jawab Dewi.
2248Please respect copyright.PENANAr4Q5ldDD68
“Selamat ya, Mbak. Kami pasti hadir.” janji Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANA3krfqSxrrm
“Oh ya, Aisyah. Baru saja aku bertemu, Murti. Jadi sekalian kuundang dia.” terang Dewi.
2248Please respect copyright.PENANA5cJbwGaLdo
“Bagaimana kabar Bu Murti, Mbak?” tanya Aisyah penasaran.
2248Please respect copyright.PENANApi8a7bTeDO
“Sepertinya baik baik saja. Murti semakin sering ada di tv ya,” kata Dewi.
2248Please respect copyright.PENANA1dwUnUXEMY
“Iya, Mbak.” Aisyah mengangguk. ”Karirnya semakin maju. Saya ikut bersyukur.”
2248Please respect copyright.PENANA1CFMbAiLli
“Tapi Murti juga berubah, Aisyah. Aku sekarang jadi asing dengannya.” Dewi menggumam.
2248Please respect copyright.PENANAx032F8OI8s
“Itulah, Mbak. Bukan cuma Mbak Dewi saja yang merasakan perubahan itu, saya dan Mas Gatot juga.” dukung Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAsPaFLlV9Cj
“Sangat disayangkan ya, Aisyah. Padahal kalian, terutama Gatot, adalah orang-orang terdekat Murti.” sahut Dewi. ”Sudah ah. Aku pulang dulu. Sampaikan salam ke Gatot. Assalamualaikum,” wanita itu kemudian pamit.
2248Please respect copyright.PENANA94kAT4KFlr
“Waalaikumsalam,” jawab Aisyah sambil mengantar ke depan pintu.
2248Please respect copyright.PENANALa4OZyOl1W
Sepeninggal Dewi, tak sampai sepuluh menit kemudian, Gatot pulang. Bahkan Aisyah masih belum menyimpan undangan yang tergeletak di atas meja. Aisyah segera membawa undangan itu dan menyusul Gatot ke dalam ruang tengah. Ia menggelar karpet dan memberi Gatot bantal.
2248Please respect copyright.PENANAXXhBewH1vL
“Ada undangan dari Mbak Dewi, Mas.” bisiknya mesra.
2248Please respect copyright.PENANAwVzc3l31VY
“Undangan apa, Aisyah. Biar jelas, bicara dekat sini.” kata Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAH4wly7YAzf
Aisyah menggeser duduknya dan merapat ke telinga Gatot, membisikkan sesuatu yang membuat Gatot terkejut. Gatot segera menyambar undangan dari tangan Aisyah, tapi Aisyah mempermainkan undangan itu hingga Gatot jadi gemas. Sekali tubruk, Aisyah terguling-guling di karpet dan Gatot memungut undangan yang terlepas dari tangan Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAXVXy7R8WYM
“Akhirnya menikah juga si Dewi.” kata Gatot gembira.
2248Please respect copyright.PENANAx3fCrS4hEd
“Mas kenal calon suaminya?” tanya Aisyah.
2248Please respect copyright.PENANAn61h5biv4G
“Tidak terlalu kenal, tapi aku tahu Aldo adalah pegawai kecamatan juga.” jawab Gatot.
2248Please respect copyright.PENANAWNg5TGbfd9
“Berarti cinta lokasi dong. Enak ya, Mas, mereka sama-sama pegawai negeri.”
ns 15.158.61.41da2