“ Aku boleh kan menciummu mulai dari bibir hingga lehermu Ka.., boleh kan..?" Ika menjawab dengan nada seperti kesakitan, "Awww... Uuuhhh... iya,iya, boleh deh semuanya..!" Suara suara tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang kebanyakan suara - suara tersebut membuat saya risih mendengarnya, seperti, "Aaahhh... eeehhh... aaaww... eheh... oww oww... sedap..!"
Dan tidak lama kemudian terdengar suara Ika , "Kalian jangan terlalu nafsu dong..!" kata Ika kepada teman- teman cowok tersebut, "Karena Aku kan sendirian.., sedangkan Kalian bertiga nggak sebanding dong..!"
Tetapi mereka bertiga tidak menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya terdengar suara jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika, "Awww.., sakit..!" Ika kemudian melanjutkan dengan ucapan, "Aduh Tun.., Kamu sudah mendapatkan keperawanan Saya..!" Dijawab dengan cepat oleh Utun, "Gimana Ka..? Hebatkan Saya."Setelah itu Utun pun mendesh seperti kesakitan, "Adu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur." kata-katanya ditujukan kepada teman - temannya.Tidak lama kemudian Iwan bertanya kepada Ika, "Ka aku bosan cuma mencium.
“ Kamu aja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..!" Iwan pun langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama seperti yang dilakukan Utun, yaitu memasukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, sehingga Ika tidak lama kemudian menjerit kedua kalinya.
"Aaaww... Iiihhh... perih tahu Wan..! Kamu sih salah jalur..!" rintih Ika menahan sakit.
Tetapi sepertinya Iwan tidak menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja Iwan berusaha ingin seperti Utun, sampai alat kelaminnya mencapai klimaks dan mengeluarkan cairan penyejuk hati.
Hanya berlangsung sebentar, Iwan pun menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan mengatakan, "Aaahhh.., uuuhhh.., uuuhhh.., enaaak Ka, makasih.
“ Kamu hebat..!"Asep yang setia hanya meraba-raba payudara Ika dan sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya Asep bosan dan ingin seperti kedua temannya yang mengeluarkan cairan penyubur tersebut sambil berkata, "Ka.., Aku juga mau kaya mereka dong, ayo Ka..! Kita mainkan..." Ika menjawab dengan nada lemas, "Aduh Sep..! Kayanya Aku udah capek Sep, sorry yah Sep..!" Akhirnya Asep kesal pada Ika dan langsung saja Asep menarik tangan Ika kepada alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya
."Ka.., pokoknya Aku nggak mau tahu.., Aku pengen kaya mereka berdua..!" Ika menjawab dengan nada lemas, "Aduh Sep.., gimana yah, Aku benar benar lemas Sep..!” ujar Ika.
"Aku tetap terdiam di kamar WC tersebut.Ada sekitar 45 menit berlanjut, dan aku pun berpikir apakah mungkin mereka berbuat oral seks karena masih duduk di SMP.
Hal ini mendorong rasa penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar WC di sekolahku pada waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan atas langit, sehingga aku dapat melihat mereka berempat.
Karena kesal akibat Asep tidak dipenuhi permintaannya, akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan alat kelaminnya yang sudah menegang tersebut.Asep berkata dengan nada mengancam kepada Ika, "Ayo Ka..! Kalo gitu kelomohin alat kelaminku hingga Aku merasakan enaknya seperti mereka..!" kata Asep.
Setelah berusaha memanjat untuk melihat adegan secara langsung, aku dapat melihat dengan jelas. Ika seorang cewek langsung saja mengerjakan apa yang disuruh oleh Asep, sedangkan temannya yang berdua lagi, Utun dan Iwan duduk di lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan tersebut.Tidak berlangsung lama, Asep berkata kepada Ika, "Ka.., Ka.., Ka.., ahhh... aaah... awas Ka..! Aku akan mengirimkan cairan penyubur ku yang hebat ini..!" jerit pelan Asep yang kulihat berkejat.
Kulihat Ika langsung mencopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, dan terlihat raut wajah Ika yang sayu dan sendu bercampur gembira karena dapat uang dan sedih karena keperawanannya sudah hilang oleh mereka bertiga. Dasar
Asep sedang kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Ika dan kedua temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu.
"Aaahhh.., uuuhhh.., Awas cairan penyubur ini diterima yah..!" kata Asep sambil tangannya tetap meng cokkanpenisnya.Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.Setelah ada 15 menit sehabis Asep mengeluarkan cairan penyuburnya, kulihat mereka langsung berpakaian kembali setelah mereka menyopotkan
baju - baju mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun.
Sebelum mereka keluar, aku langsung cepat keluar dari kamar mandi tersebut secara perlahan - lahan agar tidak terdengar oleh mereka.
Kemudian aku menuju ke kelas yang telah memulai pelajarannya dari tadi. Hanya berselang beberapa menit, mereka masuk ke kelas seorang.
Hari itu tidak terasa lama sampai bel keluar sekolah berbunyi. Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit lelah, seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti kehabisan tenaga.Karena aku suka iseng ke teman, aku langsung bertanya kepada mereka bertiga, "Hey Kalian kayaknya pada lemes banget.
“ Habis ngebuat su.., sumur yah..?" Langsung dijawab dengan enteng oleh perwakilan mereka bertiga, yaitu Asep, "Iya Bie, enak tahu kalo ngegali sumur tersebut dengan rame - rame..!" kelakar mereka.
"Ohhh gitu yah..?" jawabku dengan tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.Tidak jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika berjalan sendirian dengan memegang tas kantongnya yang sehari-hari tasnya selalu di atas pundaknya.
Sekarang hanya dibawa dengan cara dijinjing olehnya. Langsung saja aku memanggilnya,
"Ka.., Ika... Ka... tunggu..!"Ika menjawab dengan nada lemas, "Ada apa Bie..?" 7494Please respect copyright.PENANAS4NFaA6ebI
Karena aku juga ingin iseng padanya, aku langsung bertanya, "Ka.., kayaknya Kamu kecapean.
Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..?" Ika pun menjawab dengan nada kesal, mungkin bahkan tersindir, "Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang tawon dan gua Hira, tahu..!" kesalnya
Mendengar nadanya yang tersinggung, aku langsung meminta maaf kepada Ika.
"Ka..,maaf. Kok gitu aja dianggap serius, maaf yah Ka..?" kataku menenangkannya sambil tersenyum bersahabat.
Karena aku penasaran, aku langsung menyerempet - menyerempet agar terpepet.
"Ka.., boleh nggak Kamu coba masuk ke gua Hira tersebut..?
Kayaknya sih asik... bisa terbang kaya burung..!" pintaku sambil tertawa pelan.Karena Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, "Apa sih Kamu Bie..? Kamu mau goa Saya, nanti dong antri.., masih banyak burung yang mau masuk ke gua ku, tahu..!"7494Please respect copyright.PENANA6HeumMIWRe
Dan akhirnya aku tertawa dengan rasa senang.
Terus giliran saya kapan dong, Kab? tanyaku padanya yang berjalan.7494Please respect copyright.PENANAzJV5AWtmnv
" Ka, jalanmu kok gitu amat sih ?" tanyaku yang memperhatikan cara jalannya yang agak ngangkang.7494Please respect copyright.PENANAg21aeSjVtU
" Ini akibat burung yang salah masuk lubang tahu " dengusnya dengan kesal.7494Please respect copyright.PENANAsOrYDPEY5U
" Wah, habis tuh lubang kalau gitu " celetukku padanya.
" Tau ah, perih tau" katanya sambil terus berjalan.
" Burungnya gede gak nih. ka " tanyaku lagi.
" Lumayan juga " jawabnya sambil melihat kearahku.
" Bisa dong burungku masuk ke gua kamu" kataku mengundangnya.
" Nanti aja kalau sarangnya udah baik " congosnya padaku.
" Ooo, lagi berantakan ya" anggukkan kepala.
" Ya udah, sana. Nanti aja giliran kamu " mendorong tubuhku menjauh.
Akhirnya kami berpisah di depan gerbang sekolah.
7494Please respect copyright.PENANAaeoLwS3dMT