Aku benar - benar terbawa oleh susana saat aku melumat bibir tebalnya. Lidahnya berpindah kedalam mulutku. Walaupun dia belum berpengalaman, mencoba melayaninya untuk berciuman.
Ternyata Dia semakin tinggi nafsunya, tanganku perlahan menuju ke arah dadanya. Dari luar baju kaos aku menjamah kedua payudaranya yang berukurean 38C.
Sentuhan dan remasan tanganku begitu membuatnya bergelinjang nikmat. Aku terus mengajaknya saling lumat, dengan lidah yang liar mematut lidahku. Saling memilin, sambil tanganku kini menyusp masuk kedalam baju kaosnya dan meraih puting susunya yang kecil.
" Ahhhh......shhh....." dia merintih enak, saat tanganku memelintir putingnya yang mengeras.
Ciumanku kini menyusuri leher putihnya dan memberikan sentuhan disana.
Sekarang tangan Eva mulai beroperasi di daerah bawah, kubuka celana pendeknya hingga sekarang hanya mengenakan celana dalam saja, rupanya celana dalamku sudah basah.
Akhir Eva melepas sekalian, sehingga tampak vaginanya yang masih kencang dan ditumbuhi rambut yang tidak banyak, membuat kemaluanku semakin tegang. AKU bersihkan vaginanya dengan bekas celana dalamnya. Kemudian kupandangi dan kuusap-usap dengan penuh perasaan, Eva tampak sangat menikmati sekali, dan saat jariku menyentuh klitorisnya, dia menggelinjang dengan keras.
Sementara klitorisnya masih diusap-usap dengan jarinya, aku semakin menggeliat-liat. Pada saat itu Tiar ingin sekali mencium vaginaku, karena sudah terangsang sekali. Saat aku mau menunduk untuk mencium, diangkat tangannya tapi pada saat itu dia langsung merapatkan kedua paha dan badannya tegang sekali dan tersentak-sentak selama beberapa saat.
"Aahhkk... oohh... Kak.. aahh!" Akhirnya dia diam beberapa saat, didiamkan saja, sebab aku baru saja merasakan orgasme.
Tubuhnya terkulai lemas, Dia seperti tak bertenaga mendapatkan klimaks yang begitu membuatnya sangat nyaman.
Tiar sepertinya jadi kasihan sehingga senjatanya juga ikut-ikutan turun. Dengan penuh rasa kasih sayang dia menghampirinya, duduk di pembaringan sejajar dengan payudara dan menghadap ke arah wajahku.
Tubuhnya kututupi dengan selimut. Tiar belai rambutku dan mencium keningku, membuatku terharu dengan perilakunya itu.
Baru saja Tiar mau berdiri, tangannya kuraih, kemudian aku duduk lagi, tahu-tahu tangannya sudah ada di atas pahaku.
"Kak, baru kali ini Eva merasakan sensasi yang sangat luar biasa nikmatnya, sebab yang namanya disentuh oleh laki-laki Eva belum pernah, apalagi pacaran. Jadi Kakak adalah orang yang pertama yang menyentuh Eva, tapi Eva senang kok Kak. Tadi Eva merasakan nikmatnya sampai tiga kali Kak, Eva sangat puas kak!"
Dalam hatiku bertanya mengapa bisa sampai 3 kali, padahal aku kira cuma sekali. Pantas dia langsung KO. Mungkin karena dia tidak pernah dijamah laki-laki, jadi tubuhnya sangat sensitif sekali. "Kok diam saja, Kak? Apa Kakak juga udah puas?" tanyanya.
"Eva nggak usah pikirin Kakak, yang penting kamu sudah dapat merasakan nikmatnya orang bercumbu yang seharusnya belum boleh kamu rasakan.
Sekarang Kakak mau berangkat bekerja dulu, oke!" kataku.
"Kak gimana caranya biar Kakak juga bisa merasakan nikmat?", katanya dengan lugu. Tangannya yang masih ada di atas pahaku tahu-tahu sudah melepas sabuk dan membuka celanaku.
"Biar Eva juga mau pegang punya Kakak seperti tadi Kakak pegang punya Eva, tadi waktu Kakak pegang memek Eva dan mengusap-usap, Eva mendapat kenikmatan luar biasa, berarti kalau punya Kakak Eva pegang dan diusap-usap Kakak juga merasa nikmat", katanya sok tahu.
Sekarang celana dalamku sudah kelihatan dan Eva mulai memegang dan meremasnya dari luar. Kontolku jadi tegak dan menyembul keluar dari celana dalamku. Dia terkejut dan takjub.
"Wah besar sekali." Kalau sudah begini aku jadi lupa lagi dengan diriku, aku menurunkan celana dalam Tiar agar aku dapat leluasa memainkannya. Kemaluannya yang sudah sangat tegak kugenggam dengan telapak tangan dan kuremas.
"Akh.. Eva, enak". Aku tambah bersemangat. Jari-jariku mengusap-usap kepala kemaluannya.
"Eva, teruskan sayang..." katanya dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa kemaluannya sudah keras sekali. Aku meremas dan mengurut kemaluan milik Tiar semakin cepat.
"Eva!" serunya, "Kakak akan terasa lebih nikmat kalau Eva mau menciumnya!"
Kemudian dipindahkan kepalanya di pahaku dan susunya menempel di punggungku, Aku mengajarinya, mulanya kusuruh cium batang kontol kemudian kusuruh jilati dengan lidah. Aku merasakan sesuatu yang lain yang tidak kualami jika dengan selama ini.
Rupanya dia juga menikmati dan mulai terangsang. Karena posisi kami kurang bebas, aku membimbingnya bangun dari pembaringan dan duduk di lantai sementara aku tetap duduk di pembaringan, sehingga mukanya tepat di depan selangkangannya. Kini dengan leluasa dia dapat melihat kontolku yang semakin keras memuncak.
Mulutku perlahan main didekatkan ke arah kemalunku nya dan bibirku mengecup kepala kontol.
Tanganku memegang pangkal kontol. Mulutnya mulai ditempelkan pada kepala kontolnya dan lidah kusuruh menjilati kepalanya.
Dan aku juga mulai menyuruhnya untuk dikulum di dalam mulut, mulutnya mulai dibuka agak lebar.
"Eva.. enak ! Terus sayang, masukan terus lebih dalam lagi, nah... begitu sayang." Rambutnya kuusap-usap dan kepalanya pelan-pelan kutarik kemudian, mendorong lagi ke arah ke kontolku yang berada didalam multnya.
Aku merasa sudah nggak tahan, apalagi sewaktu Eva melakukannya semakin cepat.
Aku merasa kontolku berkedut dan semakin membesar di dalam mulutnya, tiba - tiba sperma milikku mau keluar.
Pelan-pelan ditahan gerakan kepalanya, memasukkan seluruh batang kontol kedalam mulutnya yang seakan tak mampu ditampungnya.
Tetapi dia malah melawan gerakannya, dengan memegang pangkal kontol lebih kuat dan mempercepat gerakan kepalanya.
Akhirnya aku tidak dapat menahan lebih lama lagi."Aahh …..aahh… aahh...!" Spermaku keluar di dalam mulutnya dengan rasa nikmat luar biasa dan badannya sampai tersentak-sentak.
Kemudian kontolku ditarik dari mulutnya. Aku melihat di mulutnya belepotan dengan sperma.
"Kamu pintar sekali, Kakak mendapatkan kenikmatan yang luar biasa", kataku berbisik.
"Eva.. juga Kak, sekarang Eva merasakan tulang-tulang Eva seperti lepas!" ujarnya padaku yang tersenyum puas. Walaupun hanya melakukan sebatas petting, namun kami sama - sama mencapai klimaks
5331Please respect copyright.PENANAXdWcvsjKIb