![](https://static.penana.com/images/chapter/1574720/Vc_image_-_2024-11-16T180214.291.jpeg.jpeg)
“Aaahhh! Lagii! Lagii! Mass Ilhaam! Lebih kencengin lagi hentakan kontol kamu, Mass! Aaahhh! Aaahhh! Tarik jilbabku, Mass! Mas katanya suka ngentotin cewe jilbab kan? Mas boleh jambak jilbabku!” desah Azizah yang permainan mereka kini mulai memanas.
Azizah sedang didoggy, dia menungging di karpet lantai yang ada di depan sofa. Ilham menarik kerudung warna hitam Azizah ke belakang. Membuat kepala Azizah terangkat mendongak ke atas. Memek Azizah terus dihentak kenceng oleh Ilham dari sisi belakang.
“Aahhh! Aahhh! Azizaah! Kapan suami kamu pulang, sayang? Aahhh! Aahhh! Aryaa, jangan salahin gua ngentotin bini lu! Ini salah luu, ngutang gak dibayar! Pas gua nyampe ke rumah lu. Lu malah kabur! Jadi bini lu gua entot!” ucap Ilham yang menghina aku di sana.
Tapi gak masalah, aku suka ekspresi Ilham yang merasa menang dan bangga. Seolah dia sangat beruntung bisa ngentotin Azizah. “Suamikuu, Mass? Aaahhh! Aaahhh! Belum tau pulangnya kapaan. Katanya cuma ambil uang, tapi gak pulang pulang sampai sekarang!”
Di kantor, aku sama Ilham adalah teman dekat. Meskipun kami berdua beda divisi, aku bekerja sebagai IT System Analyst. Sedangkan Ilham bekerja sebagai network monitoring. Secara jabatan, jabatanku dan Ilham sangat jauh. Meski begitu aku gak masalah.
Aku sama Ilham sering nongkrong dan ngopi bareng. Biasanya berempat, berlima, bahkan pernah berenam. Ilham sendiri usianya 3 tahun lebih muda dariku. Dia masih berusia 23 tahun. Sementara aku saat ini usia 26 tahun. Aku lebih tua 4 tahun dari Azizah.
Azizah ini istri yang amat sangat setia, harus aku akuin itu. Setelah 6 bulan aku sama dia menikah. Mulai muncul fantasi cuckold di dalam benakku. Akibat denger Azizah pernah nenenin dan nyepong kontol Pak Faisal. Meski sebenernya ada pemicu lain fantasi ini ada.
Tapi bakal aku ceritain kapan-kapan aja. Aku akhirnya mulai berterus terang tentang fantasi cuckoldku. Setiap ngentot, aku selalu minta Azizah ngebayangin dientot cowo lain. Dan dia selalu marah, dia bilang cuma mau dientot sama aku aja. Dengan nada bicara kesal.
Dia selalu bilang begini ke aku, “Mass Aryaa, aku ini istri kamuu Mas. Aku cinta sama kamu, sayaang. Apapun permintaan kamu tentang seks, akan aku lakukan demi kamu suamiku. Tapi aku gak mau mewujudkan fantasi itu, aku cuma cinta dan sayang ke kamu.”
Azizah pun kembali berkata ke aku beberapa waktu lalu. “Mas minta aku eksib, pakai jilbab tapi hanya pakai jaket dan tanktop turtle neck. Aku turutin, Mas. Mas minta dihisap penisnya sampai tenggorokan aku lakukan. Tapi untuk fantasi ini enggak, ini bahaya Mas.”
Selama 6 bulan, pertahanan Azizah sangat lah kuat. Dia sering marah, meski marahnya dia pun tetap dengan nada bicara yang halus dan pelan. Aku sampai sempat patah semangat, bagaimana caranya agar dia mau mewujudkan fetishku? Ini susah banget.
Terakhir satu bulan lalu, aku coba panggilkan terapis pijat ke rumah. Aku minta terapis pijat untuk melakukan pijat yoni. Dan aku juga bilang ke Azizah, aku ingin melihat tubuhnya diraba dan dipijat oleh pria lain. Awalnya dia menolak, tapi setelah aku rayu.
Dia akhirnya mau meski butuh waktu lama untuk merayunya. Sampai ke titik di mana perutnya mau diusap oleh tangan kasar di terapis. Dan bagian bawah toketnya boleh disentuh. Azizah juga sudah mendesah, terlihat nafsunya sudah naik dari raut wajahnya.
Tapi ketika si terapis ingin memijat kedua toketnya, Azizah menolak keras. “Paak, jangan sentuh payudara saya! Mass, Mas Aryaa ini terapisnya mau megang dada aku Mas. Tolong tegur dan marahi dia, janji aku hanya dipijat saja Mas. Bukan sampai dipegang gini.”
Padahal nafsunya Azizah udah meningkat, tapi dia tetep nolak buat dipegang toketnya. Berujung Azizah melampiaskan seluruh nafsunya kepadaku di ranjang. Kontolku digenjot ganas banget sama dia. Karena nafsunya memang udah naik drastic waktu dipijat.
Karena udah belasan cara aku pakai dan selalu gagal. Akhirnya dua minggu lalu, aku menemukan cara yang menurutku akan berhasil. Dan cara ini sangat alamiah. Aku mulai ajak Ilham untuk main ke rumahku. Dan aku minta Azizah, untuk melayani Ilham di rumah.
Melayani Ilham dengan maksud buatin kopi, cemilan, dan masakin makanan. Dengan memakai tanktop turtle neck dan celana jeans. Seperti gambar di atas yang aku lampirkan. Karena Azizah belum berani nunjukin belahan toketnya ke cowo lain. Dia malu katanya.
Tapi dia mau kalo pakai tanktop tanpa lengan, yang belahan toketnya gak keliatan. Ketek keliatan gak masalah bagi dia, yang penting belahan toket jangan. Kurang lebih begitu syarat dari dia. Alhasil aku beliin tuh, tanktop turtle neck warna hitam dan putih dua pcs.
“Sayang, dengerin aku. Jadi setiap kali temenku main ke sini. Kamu pakai baju ini, tapi jangan cardigan atau jaket. Biarin aja temen kantorku ngeliat lengan dan ketek kamu. Soalnya ini bikin nafsuku naik dan puas sayang,” ucapku sambil megangin baju baru itu.
“I-Iyaa, Mas. Selama bajunya gak nunjukin belahan toket aku. Aku sama sekali gak masalah. Nanti aku sekalian pakai celana ketat, biar kamu makin puas Mas. Pokoknya aku akan utamain fetish kamu tentunya sayaang,” jawabnya yang bersedia pakai baju kaya gini.
Akhirnya selama Ilham main ke sini, dia selalu dilayanin sama istriku dengan pakaian seksi dan ketat seperti itu. Ilham berkali-kali sampai salah fokus, istriku pakai jilbab tapi pakai baju yang ngetat banget di toketnya. Sampai belahan toketnya sedikit bisa kami liat.
Ilham pun sempat mengomentari istriku, dan dia memuji kemolekan Azizah di depanku. “Bang Aryaa, sumpah gua kalo main ke rumah lu gak tahan. Bini lu penampilannya itu bikin gua ngaceng mulu, hahaha. Tapi yaa mau gimana lagi, orang di rumah sendiri ya.”
Aku pun di kantor hanya tertawa kecil, sewaktu ngopi bareng dia sebelum jam kerja. “Iyaa, dia kalo di rumah memang begitu penampilannya. Kebetulan gua kan suka cewe jilboobs. Jadinya gua suruh dia pake tanktop, dan baju yang ketat banget di badan dia.”
“Besok gua kalo nyari bini kaya bini lu lah. Gua rasanya kalo punya bini kaya gitu. Mau gua pake 10 kali sehari kalo bisa, hahaha. Maaf yaa Bang. Gua takut lu tersinggung sama omongan gua,” jawab Ilham dan aku seketika merasa senang. Dia mulai bisa dijebak.
“Iyaa, cari lah makanya. Ehh, Ham. Lu ada duit 300 ribu gak? Gua mau narik duit ATM gua ketelen tadi pagi. Gak megang cash sama sekali nih. Buat isi bensin sama beliin Azizah makan malem,” pintaku yang mau minjem duit ke Ilham. Dia keliatan keberatan awalnya.
Tapi karena dia tau gajiku besar, akhirnya dia percaya. Dia keluarin dompetnya, dan dia keluarin uang 100 ribu 3 lembar. “Ini, Bang pake aja. Lagian lu juga udah baik banget sama gua. Tapi jangan kelamaan yaa, gua dua minggu lagi mau bayar kosan soalnya, haha.”6656Please respect copyright.PENANAl8VEiVTeok
6656Please respect copyright.PENANAp0htmYxE1O