Bab II
"Candunya dimulai sejak pertemuan pertama"
Malam kurang lebih pukul 19.30, selesai aku membaca semua berkas yang diberikan bu Dwi tiga hari yang lalu. Iseng menulis status whatsapp, sebetulnya dengan harapan agar bu Dwi bisa membacanya dan tau apa yang sedang aku rasakan. tapi sampai kurang lebih satu jam aku menulis status itu tak kunjung ada respon dari siapapun.
Barulah kurang lebih pukul sebelas malam, ketika aku sedang main mobile legend, ada notifikasi whatsapp masuk dari bu Dwi. Aku buru-buru AFK agar, bu Dwi tidak menunggu lama balasanku, atau aku akan kehilangan momentumnya.
hati-hati, kalo sudah candu nanti ketagihan. Skripsinya terlewatkan (Emot ketawa)
Rupanya dia menanggapi apa yang menjadi keresahanku. Dan dari mulai malam itu, aku dan bu Dwi menjadi lebih sering berbalas pesan whatsapp. Membahas masalah yang penting sampai hal-hal yang tidak penting.
"Dua kali ketemu, candunya makin menjadi-jadi"
Tulisku dalam whatsapp yang mana siang itu aku baru saja bertemu dengan bu Dwi untuk mengembalikan berkas lama yang aku pinjam, serta meminta berkas baru yang aku butuhkan.
Tidak lama aku menulis status whatsapp, bu Dwi rupanya langsung membalasnya
hayooo abis ketemu siap Balas bu Dwi
Ketemu orang cantik, bu. Ketemu tadi diang, degdegannya sampai sekarang ahahahah Balasku.
Dasar anak muda, lagi kasmaran, ya? Jawab bu Dwi
Iya ini bu, tapi susah. Doi dah punya suami Jawabku lagi
Gas terus saja, selagi bendera kuning belum berkibar Pancingnya
Malam itu aku benar-benar mengeluarkan semua jurus yang kupunya untuk meluluhkan hati bu Dwi, Sampai-sampai aku membelikan nasi gorang untuknya tanpa dia meminta, setelah tadi dia bilang Aku mau makan, tapi mager kemana-mana. Secepat kilat tanpa basa basi dan 20 menit kemudian Ibu Aku mau anter nasi goreng, rumah ibu yang ini kan? Chatku sambil foto gerbang rumahnya.
Loh dasar kamu, farid ya Ampun. Sebentar aku keluar Balas bu Dwi.
Beberapa menit kemudian bu Dwi keluar rumah, membukakan gerbang. Aku sampai melongo melihatnya. Bu Dwi keluar dengan menggunakan baju piyama (Lingrie dengan model sedikit tertutup) Aku memandangnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Aku memberikan nasi gorengm tanpa berkedip memandangnya, Ibu cantik sekali. Setelah terucap kata itu, aku buru-buru memalingkan muka dan pamit pulang.
Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang tadi aku lihat, kakinya benar-benar mulus, payudaranya sampai hampir keluar, rambutnya hitam lebat sebahu. Meskipun tanpa makeup, mukanya ayu natural. Pantat dan payudaranya yang membuat aku tidak tahan.
Cantik banget, bikin nelen ludah Tulisku di status whatsapp yang sengaja hanya untuk bu Dwi saja aku menulisnya.
Tidak lama bu Dwi membalas, Yang penting jangan nelen motor ya mas Farid, Bahaya. Hahahahaa. Eh makasih ya nasigorengnya, Enak.
Ih penginnya nelen bu Dwi hahahaa. Iya sama-sama
Sini, kalo bisa Balas bu dwi lagi
Hati-hati bu, soalnya aku ngga bisa kalo di tantangin Jawabku
Hahahaaa, beneran Sini kalo berani
Otw kerumah kamu Aku yang merasa tertantang langsung buru-buru ambil jaket, dan beranjak dari kasur. Sudah hampir setengah dua dini hari. Kenapa aku berani? dari ceritanya, Suami bu Dwi memang jarang pulang, dan pergi merantau ke tanah seberang, pulangnya 3 bulan sekali bahkan lebih.
FLASHBACK KE 2 HARI YANG LALU, LEWAT PESAN WHATSAPP
Memang suami bu Dwi Tanyaku
Kelaut mas hahahaha Jawabnya, dari jawabannya aku tau, hubungan mereka tidak baik-baik saja. Dan setelah aku selidiki, ternyata memang benar, suaminya sudah punya istri lagi di pulau seberang. Dan bu Dwi sudah tau dari lama, hanya saja masih belum ada keberanian buat menceraikan. Hal itulah yang mungkin menyebabkan dia berani untuk menanggapi rayuanku.
3553Please respect copyright.PENANAWveBkt4zYs