Nyot! Nyot!
7401Please respect copyright.PENANAvLlAeIocqq
Dua benda kenyal itu sukses membuat jantungku ser-seran. Teror Aida terus berlanjut. Ia memanfaatkan kebiasaanya dalam meminta Salwa untuk kugendong. Orang-orang satu gang sini bahkan sepertinya sudah maklum sekali kebiasaannya itu dan menganggapnya biasa karena juga ia tidak sendiri di kerumunan kecil ibu-ibu yang kumpul minum jamu dari pedagang jamu keliling ketika aku dengan agenda rutinku membawa Salwa keliling gang.
7401Please respect copyright.PENANABgE2wm7ipn
Kembali lagi ke ‘Nyot! Nyot!’ tadi. Saat mengoper Salwa ke Aida, ia bahkan dengan sengaja menyentuhkan kedua gundukan payudaranya pada lenganku. Kejadian itu terjadi begitu cepat karena kondisinya cukup rapat agar aman saat proses pemindah-tanganan itu berlangsung. Betina satu itu tersenyum lebar dan aku asli salah tingkah.
7401Please respect copyright.PENANAGRrIWsws60
Salah tingkah merasakan kenyal nan empyuk itu tertekan lenganku walau sekejap saja. Seakan memberi sinyal ‘Ini loh yang akan abang dapatkan kalau menerima tawaranku, bahkan lebih hebat lagi berkali-kali lipat’.
7401Please respect copyright.PENANAlNGx6edLkt
Aku sudah melihat isi dalam bra yang ia kenakan, tau betapa bulat sepasang gunung itu, tau warna puting susunya bahkan tau dimana posisi tai lalat yang ada di bawah payudara kanannya yang berjumlah dua biji berdekatan. Detail aku hapal semua!
7401Please respect copyright.PENANAFKd6NEVzfu
“Makanya, Da… Buat anak cepat… Taunya gendong Salwa terus, huh…” ledek salah satu ibu yang lumayan rumpi di gang ini.
7401Please respect copyright.PENANAYp0Vb0J0H4
“Maunya loh, kak… Tau belom dikasih-kasih nih…” jawabnya melirikku sebentar. Sindiran halus. Aslinya belom dikasih anak samaa Tuhan, tetapi sebenarnya belom dikasih enak samaku.
7401Please respect copyright.PENANAXMLn4kHk2b
“Iya cuma goyang-goyang aja masak ga bisa, sih?” sambar ibu lain yang cukup vulgar. Kalau sesama ibu-ibu semua, mungkin omongan mereka lebih parah dari ini. Mereka pada tertawa mendengar guyonan ini. Termasuk nenek penjual jamu ini.
7401Please respect copyright.PENANAUzhR5KRT4O
“Ih… Udah jungkir-balik aku, buk… Gak dikasih juga… Padahal dah pengen kali aku punya anak kek si Salwa ini…” jawabnya lagi sambil tubuhnya bergoyang-goyang membuai Salwa membelakangiku. Yang kulirik malah goyangannya. Mampus!
7401Please respect copyright.PENANAV8OXHw7fMJ
“Nih, nduk jamu-mu… Wes cepet mbayek…” kata sang nenek penjual jamu bersepeda mengangsurkan sebuah gelas berisi cairan entah jamu apa.
7401Please respect copyright.PENANA2aURJ3ZQoM
Aida buru-buru mengembalikan Salwa padaku. Ia agak menunduk sedikit dan hasilnya aku dapat menyaksikan sedikit belahan dadanya dari kerah rendah berkancing terbuka baju daster bahan batik yang dikenakannya. Yang sudah kulihat jelas kemaren. Me-refresh memoriku akan keindahan kedua gunungan itu. Dan satu finishing touch. Ahh… Tangannya yang tiba-tiba dengan nakal mengelus Aseng junior-ku yang terstimulasi pemandangan barusan. Semuanya berlangsung dengan cepat.
7401Please respect copyright.PENANAHa81C8PK0p
Seolah itu semua terjadi dengan alami dan ia tidak menunjukkan perubahan air muka dan ekspresi sedikitpun, ia menerima gelas jamu itu lalu meminumnya. Lanjut obrolan para emak-emak lagi. Aku cepat-cepat melipir menjauh untuk menenangkan si Aseng junior yang berontak.
7401Please respect copyright.PENANAh7igMYxHOF
—
7401Please respect copyright.PENANAMlssXgHgvL
“Pah… Titip Salwa bentar ya… Mama mau beli telor di grosir depan…” kata istriku sudah memegang kunci kontak motor. Anak sulungku senangnya cuma makan nasi pake telor. Bisa diceplok atau dadar, pokoknya telor.
7401Please respect copyright.PENANAKmmED6XdW6
“Ya… Ti-ati…” jawabku singkat. Rio langsung nangkring di jok depan, ikut mamanya belanja telor. Pastinya minta jajanan lagi. Salwa hanya bengong ngeliatin mamanya nyetarter motor dan dadah-dadah padanya. Salwa dalam posisi duduk di baby walker beroda dan aku mengawasinya sambil mainan game HP di teras rumah yang berhadapan dengan halaman luas kami. Selayaknya di pinggiran kota begini, rumah jarang berpagar seperti yang kuterapkan pada rumah tinggalku ini.
7401Please respect copyright.PENANAgwfQDGAO07
Lagi asik-asik maen HP terdengar suara perempuan itu lagi dan begitu kutoleh, ia sudah berjongkok di depan Salwa. Entah dari mana ia datangnya. “Salwaaa… Ketemu lagi…” katanya tetap dengan nada cerianya. Ia membuat wajah-wajah lucu untuk sekedar membuat Salwa memperhatikannya.
7401Please respect copyright.PENANAk194c0c19D
Aida
7401Please respect copyright.PENANAuKU3xtFWai
7401Please respect copyright.PENANAIHNuVX7sXd
7401Please respect copyright.PENANAx1cGtR8bVy
Tapi bukan wajah lucunya yang membuatku melotot menatapnya, melainkan posisi jongkoknya itu loh. Ampun, mak!
7401Please respect copyright.PENANAChEAnuCC4f
Sekali-kali ia melirik padaku dan mengangkat alis kirinya memberi kode. Dari posisi jongkoknya aku bisa melihat semua isi dalam bagian rok daster itu. Paha putih mulusnya yang padat mengangkang hingga aku bisa melihat permukaan celana dalam berwarna krem-nya yang tebal tembem abis. Bahannya cukup tipis hingga sinar matahari sore cukup menerangi pemandangan indah yang spektakuler. Ingin kubernyanyi…”Disana… tempat lahir beta…” dengan suara nge-bass dan nyeruduk nyungsep di situ kalau gak ingat-ingat.
7401Please respect copyright.PENANASIkMyE7cgc
Sambil terus bercengkrama dengan Salwa, Aida beberapa kali dengan sengaja menggaruk pahanya hingga ujung rok dasternya semakin bergulung naik. Makin mendidih kepalaku melihat atraksi itu. Aku makin gak konsen mengendalikan game racing di HP-ku ini. Mataku berpindah-pindah chanel dari layar HP ke CD Aida. Halah!
7401Please respect copyright.PENANAd4ImcVJlTS
“Bang Aseng? Pin BBM-nya berapa?” tanya Aida mengerti kegelisahanku. (Kejadian ini sudah lama, beberapa tahun yang lalu ya. Jadi masih pada maenan BBM) Ia merogoh ke dalam dadanya dan memegang sebuah HP. Tiba-tiba aku berharap aku bertukar tubuh dengan HP dengan banyak tombol itu.
7401Please respect copyright.PENANArXhBAyFKWT
“Aa…” aku terbengong untuk beberapa saat. Lama aku mencerna maksudnya karena masih fokus pada segitiga; sempak, belahan dada dan HP!
7401Please respect copyright.PENANAiPgJkcItgL
“Pin-nya, bang? Biar gampang kita komunikasinya… Liatin apa sih?” ulang Aida masih terus memamerkan aset yang ditawarkannya dari bukaan kerah daster. Ia tersenyum simpul pada hasil jeratannya. Kenapa si Agus kimak itu gak bisa ngebuntingin betina satu ini sampek aku yang jadi kena getahnya. Kimak-kimak!
7401Please respect copyright.PENANAMw0OEl42pH
Kusebutkan pin BBM-ku dan langsung dapat ping darinya. Kusimpan kontak Aida dan kuberi nama ‘Aida tetangga’. Selesai urusan dengan HP dan pemandangan itu kembali tersaji dengan kurang ajarnya di depan mataku. Ia apit-buka kakinya sambil terus bermain dengan Salwa. BAJINGAAAN!
7401Please respect copyright.PENANA5sSpFsv5Im
Terjadi kerutan di bahan katun lembut CD itu saat kakinya mengatup yang merupakan belahan isi sempak itu dan mengetat kembali kala ia membuka kakinya lebar. Kalau HP jaman itu sudah canggih teknologi kameranya seperti sekarang pasti sudah ku-zoom perbesar maksimal, andzink!
7401Please respect copyright.PENANAKQ0zW5TDrU
Aida tersenyum-senyum kembali penuh kemenangan atas berhasilnya ia menggodaku dengan aset-asetnya. Ia sama sekali tak melihatku saat mengerjaiku. Seolah ia hanya fokus bermain dengan Salwa dan tak sengaja melakukan ini semua. Diciumnya berulang-ulang pipi dan bibir Salwa. Dan siksaan berikutnya datang menghempas berikutnya.
7401Please respect copyright.PENANATvliqLixon
Tangan kirinya yang berada di sisi luar dari gang yang ada di kanannya menelusup masuk. Masuk ke dalam CD-nya dan melakukan garukan erotis. BUJANK! PUKIMAK!
7401Please respect copyright.PENANAXDPvu8kWXp
Tonjolan jari-jemarinya nampak bergerak-gerak perlahan menggaruk belahan isi surga dunia itu. Dari posisinya bergantian jari telunjuk dan jari tengahnya bergerak ritmis melakukan garukan. Aida tampak menggigit bibir bawahnya sambil terus bercanda dengan Salwa.
7401Please respect copyright.PENANASJeDS3b25z
Aku ternganga tentunya. Pemandangan ini terlalu erotis untuk mataku yang tiba-tiba kering. Gawat! Jangan sampe mata minusku kambuh lagi gara-gara ini. Dulu sewaktu SMP aku sempat berkaca mata minus dan sembuh ketika SMA.
7401Please respect copyright.PENANARDgT3TsiKR
“Ahhss…” desahnya lalu mengeluarkan jarinya dari CD. Ujung kedua jarinya melata perlahan seumpama slow motion dari paha, perut, dada, leher dan berakhir di depan hidungnya. Dihirupnya aroma bekas garukannya tadi. “Uhmm…” dengan penuh perasaan, lalu dimasukkan kedalam mulut. Dicecap dengan lidah. Seksi sekali. Semuanya dalam keadaan mata terpejam. Lalu ia membuka matanya yang berbinar-binar bahagia.
7401Please respect copyright.PENANAUCLrVp7GzU
Ingin rasanya aku melompat dan menerkamnya. Melakukan apa yang ada di kepalaku saat itu juga. Hanya aktifitas di jalanan gang yang membuatku tetap waras dan urung melakukannya. Mataku belum segelap itu.
7401Please respect copyright.PENANAEDIGq09wdO
Aida lalu mengangkat Salwa dari duduknya di baby walker. Kedua tangannya masuk di kedua ketiak Salwa dan keempat pasang jarinya menahan kepala bagian belakang bayiku agar tidak terdongak ke belakang. Ah… Aida makin pintar menggendong bayi sekarang. Kayaknya sudah cukup pantas untuk memiliki bayi sendi…ri. Apa? Kuenyahkan fikiran itu. Setidaknya kucoba.
7401Please respect copyright.PENANAMOB517Yg7w
Tanpa dinyana, ternyata perempuan itu sudah ada di depanku. Diserahkannya Salwa padaku. Ada yang basah-basah. “Salwa ngompol, tuh… Gantiin celananya… Hihihi…” gelak Aida lucu. Pantesan ia menggendong Salwa begitu, tidak menempel ke tubuhnya seperti biasa. Rupanya bayiku pipis.
7401Please respect copyright.PENANAknoCiqyxJx
“Humph…” aroma ini? Dua jari kiri Aida menempel di bawah hidungku. Sontak aroma-aroma sedap semerbak menyeruak masuk ke rongga hidungku dan langsung disambar oleh kelenjar pembau yang ada di belakang mataku. Hinggap dan diproses oleh otakku sebagai bau vagina segar!
7401Please respect copyright.PENANAxwbDTduoaC
“Hihihiii… Enak, bang Aseng… Gatel tadi… Pengen digaruk… Bang Aseng gak pengen ngegaruk?” godaan setan ini semakin luar biasa binal. Ia mengemut dua jarinya itu dan membuat gestur binal-binal kucing gimana gitu. Aku geleng-geleng kepala.
7401Please respect copyright.PENANAwEUwJsUtZP
Jakunku naik-turun berulang kali karena aku meneguk ludah berkali-kali karena aku kehausan sekarang. Haus oleh yang enak-enak sekarang. Mama Salwa pulang akan langsung digas pol ini nanti sebagai pelampiasan. Aku langsung permisi masuk ke dalam untuk mengganti celana Salwa yang basah. Aida melirik-lirik ke bawah pada Aseng juniorku yang sudah membuat sebuah piramid horizontal di celanaku.
7401Please respect copyright.PENANAV5pqC1FeCO
Sore-sore itu, istriku terheran-heran karena gak biasanya aku minta jatah. Biasanya juga malam atau pagi hari sebelum Subuh. Karena kedua anak kami masih terjaga, harus main quickie aja. Gaya debog pisang istilah istriku. Istriku tidur menyamping sambil menyusui Salwa, hanya menaikkan rok dasternya, lepas celana dalam, buat basah sebentar dan coblos. Di ruang tamu depan terdengar acara TV yang sedang ditonton Rio yang duduk anteng dengan jajanannya sementara kami di dalam kamar sedang ngos-ngosan.
7401Please respect copyright.PENANABR1GId5HSi
“Papa kenapa? Tumben sore-sore minta mensek (Istilah kami kalau bersenggama. Plesetan dari main seks) Ngebayangin siapa?” tanyanya belum bersih-bersih. Istriku hanya menurunkan kembali rok dasternya menutupi kakinya. Sebuah handuk kecil kami gunakan untuk sekedar mengelap sisa pergumulan kami. Ia sudah memakai kontrasepsi spiral tak lama setelah nifasnya selesai.
7401Please respect copyright.PENANAccIng6Jd4t
“Yaa ngebayangin kamu-lah, ma… Siapa pulak yang papa bayangin?” ngelesku gak berani menatap wajahnya. Aku memperhatikan Salwa yang masih menyusu pada mamanya. Nyot-nyot dikenyot-Nyot!
7401Please respect copyright.PENANA1ucqSk6VeW
“Napa? Mau nyusu juga? Mau jadi saudara sepersusuan Salwa?” guyon istriku menyadari aku memperhatikan dadanya yang sedang dikenyoti Salwa. Aku malah teringat kala Salwa mencoba menyusu pada payudara Aida yang tak ber-ASI. Mengingat itu Aseng junior menggeliat bangun lagi. Hal itu disadari istriku. Ia sudah paham tabiatku. Aku meremas-remas pelan payudara yang tidak disedot Salwa. Padat dan penuh dengan ASI. Makanan bergizi bagi bayiku.
7401Please respect copyright.PENANASd6rY0eQtF
“Udah, pa… Masuk aja lagi… Minggu depan mama mulai halangan lagi, loh… Puas-puasin aja sekarang…” kata istriku menarik kembali rok dasternya ke atas hingga menampilkan kembali bagian bawah tubuhnya yang masih polos. Masih ada bekas permainanku sebelumnya disana. Pastinya akan melancarkan jalan masukku. Aku posisikan diriku kembali di depan istriku yang masih berbaring menyamping menyusui Salwa. Bayi kami sepertinya tak keberatan tempat tidur yang kami bagi bersama ini berguncang-guncang karena ulahku.
7401Please respect copyright.PENANA7qpQfB1lzA
Kupuas-puaskan menikmati istriku sore ini. Lahan yang halal dan sah untuk kugarap sesuka kemauanku. Istriku juga lumayan menikmatinya walau sedikit menahan suara desahan karena ada Salwa disampingnya yang sudah tertidur. Total 4 kali ngecrot aku sore itu. Sebelum azan Maghrib aku dan istriku sudah mandi wajib.
7401Please respect copyright.PENANAnRZ8OQRdUv
Skip-skip
Lelah karena aktifitas seharian, istriku dan kedua anakku sudah masuk kamar jam setengah sembilan. Aku masih di depan TV gonta-ganti channel mencari acara yang menarik. Ada pilihan film di stasiun TV swasta yang sudah diputar 3724 kali dan acara variety show yang lumayan monoton dengan penonton bayaran yang cantik-cantik.
7401Please respect copyright.PENANAuFcBWwBQ7n
Ping!
7401Please respect copyright.PENANAjqzSIsGsve
Salah satu kontakku mengirimi Ping. Malas-malasan kuliat siapa? Jam 22.12 WIB. ‘Aida tetangga’ yang mengirim pesan ping. Belom tidur dia?
7401Please respect copyright.PENANA1wX3jVGhGU
Mulai komunikasi kami lewat BBM.
7401Please respect copyright.PENANAHpY2B9ebZ5
Aseng: blm tidor da?
7401Please respect copyright.PENANAL9PP9dVf2H
Aida: blom bg aseng lge kepanasan ni.
7401Please respect copyright.PENANAtqmWUrtIdb
Aseng: napa? rusak kipas angin klen
7401Please respect copyright.PENANA0E0lViFM18
Aida: gatel bg pengen digaruk
7401Please respect copyright.PENANAfJPDFjoCu4
Aseng: apa yg digarux
7401Please respect copyright.PENANAjLdVZ9sG6J
Gak lama ia mengirim gambar yang merupakan penampakan dada utuh Aida tanpa penutup sehelaipun. FAKK! Tanpa sadar tanganku merayap mencari jalinan kerjasama dengan Aseng junior.
7401Please respect copyright.PENANAxia1CSNcpB
Aseng: apa tu? krg jelas
7401Please respect copyright.PENANAbkPes6HtH9
Tak lama masuk gambar satu lagi foto celana dalam yang mungil banget berwarna pink yang dikenakannya. Sontak aku mengelus-elus Aseng junior yang mendadak manja pengen disayang.
7401Please respect copyright.PENANAphZLEJzeBq
Aseng: lucu itunya. Lg?
7401Please respect copyright.PENANAI11FPmiZhM
Tanpa ba-bi-bu masuk foto ketiga yang lebih bombastis. Tepian celana dalam pink mungil itu ditarik kesamping dan menampakkan isinya yang kurindukan. Vaginanya mungil juga, belahannya agak merekah lembab. Ada titik genangan cairan bening di sekitarnya, kemungkinan keringat. Rambut hanya tumbuh di atas gundukan pubic seperti kumis Hitler. Makin kencang kubelai Aseng junior yang tercekik sampai ia megap. Urat-urat kebiruan muncul disekujur tubuh Aseng junior.
7401Please respect copyright.PENANAMb6aRCYMO0
Dan seolah melengkapi keindahan malam itu, masuk foto berikutnya. Dibukanya belahan vagina Aida hingga kelihatanlah semua keindahan masterpiece itu. Aku bisa meresapi gerinjal lekukan daging yang merupakan labia minora yang bermahkotakan klitoris mungil di atasnya. Cairan basah yang menggawangi lubang mungil yang mengintip terpaksa karena dibuka paksa oleh tangan pemiliknya. Lubang anusnya sedikit gelap dengan kerutan-kerutan halus di sekitarnya. Kulit halus dan putih selangkangannya serupa latar yang paling tepat untuk semua ini. Ini sempurna. Aku bahkan tidak pernah sedeg-degan seperti ini melihat kelamin wanita walau tak secara langsung, hanya lewat media.
7401Please respect copyright.PENANAzf9nS9SNn4
Aida: gantian pls
7401Please respect copyright.PENANAyr3sdpDS0S
Kukirimkan dua foto dengan interval setengah menit. Foto pertama sewaktu aku mencekik Aseng junior hingga urat-urat kasarnya bertonjolan. Foto kedua merupakan muntahan putih Aseng junior yang melumuri sekujur tubuhnya.
7401Please respect copyright.PENANAOnuiRzKikN
Aseng: crot utk yg k5
7401Please respect copyright.PENANAgqrhEnx5kT
Lama Aida tidak membalas chat dariku. Ada sekitar dua menit, yang kuhabiskan dengan memelototi ulang foto-foto berharga pribadi milik tetanggaku itu. Aseng junior tak kunjung lemas karena ia tetap tegak mengacung dielusanku.
7401Please respect copyright.PENANA2lQhwmxBL1
Aida: udh 5x? lemez dong
7401Please respect copyright.PENANA7aGfum1ZuT
Aseng: mlm ini br 1x td sore 4x
7401Please respect copyright.PENANAb1Ip28Fx2j
Aida: kuat y ngayalin Aida y?
7401Please respect copyright.PENANAUmiysQPc83
Aseng: Aida g tgg jwb
7401Please respect copyright.PENANAo3kBHLqUN1
Aida: kan ad kakk smpe 4x lg hhh
7401Please respect copyright.PENANAAHIIDZ0Efy
Aseng: imut
7401Please respect copyright.PENANAjjZErCn6zA
Aida: apnya imut?
7401Please respect copyright.PENANAHsYdBDHwEd
Aseng: cdny wkwk
7401Please respect copyright.PENANA6sgXO584yX
Aida: gd y
7401Please respect copyright.PENANADv2eRbxuqX
Aseng: gak ada ato apa
7401Please respect copyright.PENANAocE2z0pYT5
Aida: GEDE
7401Please respect copyright.PENANA7aYzxNpmgC
Aseng: woi capslock!
7401Please respect copyright.PENANA00iay3bTaH
Aida: kmari bg kutunggu
ns 15.158.61.20da2