Pusing kepalaku memikirkan tawaran menggiurkan dari Aida kala itu. Sangat menggiurkan sekali malah. Aida itu bodinya memang aduhai betul. Tingginya sekitar sebahuku dengan rambut pendek seleher memamerkan keindahan kulitnya yang putih mulus. Tubuhnya tidak terlalu montok dan dadanya terlihat sangat sekal dengan bokong yang juga pas dipandangan apalagi digenggaman.
Tawaran untuk menghamilinya jelas membuat semua imej yang selama ini mengisi pikiranku berubah menjadi bayangan dirinya yang sedang telanjang bulat sedang mendesah-desah menerima genjotanku. Wah… Indah sekali bayangannya. Air liurku beberapa kali kuseka dengan punggung tanganku.
8832Please respect copyright.PENANArlrbq5mzlr
Aku bukannya orang yang suci-suci amat. Sudah lama kutinggalkan dunia semacam ini. Kalau bisa dibilang setelah berkeluarga dan punya anak, ini adalah masa-masa tobatku. Tobat dari segala macam kubangan seperti ini. Masa aku harus nyebur lagi karena satu tawaran dari perempuan bernama Aida. Aida yang bahenol. Putih dan menggairahkan…
8832Please respect copyright.PENANA4pPJtONCCS
Kan? Bayangan perempuan itu lagi yang nangkring di otakku. Bayangan ia yang sedang berbaring dengan pasrah, kaki terbuka lebar mempersilahkanku masuk dan menghamilinya.
8832Please respect copyright.PENANA6DXJzHcmJ2
Apa semudah itu menghamilinya? Dengan istriku memang sangat mudah. Terlalu mudah malah. Bayangin aja, saat di pelaminan dulu ia dalam keadaan menstruasi sehingga aku uring-uringan di malam pertama gak bisa nyoblos. Sekalinya sudah bisa eh, dianya langsung tekdung anak pertamaku. Apa mungkin bisa semudah itu dengan Aida nantinya, kalau aku setuju dan mengambil tawarannya?
8832Please respect copyright.PENANA07CRc8wjjN
Kenapa lakinya tidak pernah berhasil menghamilinya? Mereka berdua sudah pernah konsultasi ke dokter dan dua-duanya tidak ada masalah sebenarnya. Lalu mulai ada masalah ketika Agus mendapat promosi di pekerjaannya dan mulai mengalami kenaikan berat badan juga karena kenaikan taraf ekonomi. Agus jadi doyan makan. Hubungan intim mereka mungkin jadi sedikit terganggu.
8832Please respect copyright.PENANAjbv38ZrjYI
Okelah Aida tidak hamil-hamil juga olehku, tapi kan itungannya kami berdua sudah selingkuh ya? Gimana kalau dia baper? Gimana kalau dia macam-macam dan ember? Bodo amat dengan keluarganya. Lah gimana keluargaku? Aku sudah cukup nyaman dengan keadaanku sekarang ini. Keluarga yang bahagia dan aman serta tentram. Masa aku harus mempertaruhkannya karena satu perempuan itu saja? Lagipula aku tidak merasa kurang dengan istriku, ia bisa melayaniku dengan baik dalam segala bidang. Dari mengurus rumah, anak sampai ranjang semuanya baik, tak ada yang kurang. Lalu kenapa aku merusaknya dengan perempuan lain?
8832Please respect copyright.PENANAFL3ehec2kO
“Bang Aseng… Jadi, bang?” tanya Aida lagi ketika aku berjumpa dengannya sore itu. Padahal aku sudah menghindar dari melewati rumahnya. Tapi perempuan ini gigih amat sampe bela-belain nyari aku dan Salwa yang sedang berjalan-jalan di gang sebelah sore ini. Di depan sebuah tanah kosong luas yang hanya ditanami pohon-pohon pisang kami bertemu. Aku tak mungkin menghindar.
8832Please respect copyright.PENANA9ftbgnE7Iy
“Eh… Aida… Gimana ya?” jawabku bingung. Padahal aku sudah memutuskan untuk menolaknya. Tapi begitu ketemu orangnya, casing-nya yang bagus begini malah menggoyahkan iminku. Apalagi imanku memang cukup lemah. Wajah cantik menawannya malah membuat si Aseng junior-ku cenut-cenut pengen test drive. Tanpa bisa kutolak Salwa sudah berpindah tangan kepadanya.
8832Please respect copyright.PENANAUv8Q6C3Wio
“Mau-lah, bang Aseng…” pintanya kembali dengan muka memelas. Duh aku jadi membayangkan wajahnya gimana kalau sedang digenjot keenakan?
8832Please respect copyright.PENANAKccJdHfKcW
“Aku gak sampe ati, Da…” jawabku coba-coba. “Aku kenal sama lakikmu… Itu kan namanya udah selingkuh… Gak bisa-lah aku, Da…” tolakku sehalus mungkin.
8832Please respect copyright.PENANANK2XP7FBmY
“Tolonglah, bang… Aku udah pengen kali punya anak loh, bang…” rengeknya. Tubuhnya sampai menunduk-nunduk dan kemudian menciumi rambut Salwa.
8832Please respect copyright.PENANAxCnVRJNkiv
“Tapi gak kek gini caranya, Aida… Apa nanti kata orang kalau ketauan? Rusak kita semua…” tolakku terus.
8832Please respect copyright.PENANAd4UnR37pSY
“Si Agus udah gak akan mungkin bisa, bang Aseng… Kami udah nanya ke orang tua (orang pintar, dukun)… Katanya dia udah diobatin orang yang gak senang dia jadi superpaisor… Dibuat orang itu gak bisa punya anak dia, bang…” jelas Aida tentang permasalahannya.
8832Please respect copyright.PENANARvUkoLxdBH
“Hah? Didukunin orang lakikmu?” kagetku.
8832Please respect copyright.PENANAMeAbnMmPER
“Iya, bang…” jawabnya. Ada sedikit titik air mata di sudut matanya.
8832Please respect copyright.PENANAAcqDCVrBnF
“Kesitu dulu kita…” ajakku ke tengah lahan kosong kebun pisang itu. Di tengahnya ada gubuk kecil yang kerap dipakai bermain judi di malam hari. Aida duduk memangku Salwa dan aku duduk tak jauh darinya. Kalau di sini aku bisa ngobrol dengan aman dengannya tak terganggu orang yang lalu lalang dan memperhatikan interaksi kami.
8832Please respect copyright.PENANAOw8WN27y0B
“Cemana ceritanya? Kok bisa kelen ke dukun nanya gitu? Bukannya ke dokter?” tanyaku tentu kepo.
8832Please respect copyright.PENANAGojf0P3FUA
“Udah capek kami ke dokter, bang… Yang sekali konsultasi dua ratus ribu sampek lima ratus ribu pun pernah…” jawabnya. “Kami coba-coba-lah ke orang tua… Taunya betul, bang… Si Agus dibuat orang biar gak bisa punya anak… Didoainlah kami sama orang tua itu… Tapi gak sembuh juga… Kami cari orang tua lain… kek gitu juga, bang…” jelasnya panjang lebar.
8832Please respect copyright.PENANAMnRnbglMac
Agus didukunin orang? Memang aura pria itu tidak sehat. Seperti ada sesuatu yang terus mengikutinya. Aku sudah lama menyadarinya sekitar 6-7 bulan ini kala kami bertemu di saat gotong-royong lingkungan. Tapi aku tidak menyangka kalau itu adalah guna-guna atau sejenisnya. Biasanya kalau sudah begini, bisa menjalar kemana-mana.
8832Please respect copyright.PENANAqxFMXqG6nY
“Waktu ke orang tua itu… apa katanya?” tanyaku untuk memastikan.
8832Please respect copyright.PENANA0oJYJIBS8r
“Biasalah, bang… Udah sembuh katanya… Udah dibuang katanya… Buktinya gak berhasil juga…” jelasnya lebih rileks sekarang. Ia mengelus-elus lengan Salwa.
8832Please respect copyright.PENANA3DeTZFBGuk
“Jadi sebetulnya kalian aslinya gak ada masalah kan ya?” tanyaku lagi berharap dia tau apa maksud pertanyaanku yang satu ini.
8832Please respect copyright.PENANAVwn8q2MEKE
“Sekarang iya… Sekarang jadi loyo Agus, bang… Sebentar aja dah keluar… Mana dikit… Encer lagi…” katanya tanpa malu. Ini aib suaminya. Masa diumbar ke lelaki lain. Setelah itu ia baru sadar dan menunduk dengan menutup mulutnya dengan tangan. Ini malah menjelek-jelekkan lakinya sendiri.
8832Please respect copyright.PENANAkNlsO1TxXo
“Yaah… Begitulah…” kataku dan melirik pada dadanya yang disandari kepala Salwa. Kalau kulihat-lihat, sebenarnya mudah saja menyingkirkan guna-guna yang melekat pada mereka berdua ini. Kenapa kukatakan pada mereka berdua? Karena dukun itu menyerang dengan guna-guna ini sepaket dan berdasarkan keadaan saja. Sepaket artinya pada suami dan juga istrinya. Itu berarti ada pada Agus dan Aida. Sesuatu yang mengikuti Agus juga ada di diri Aida walau lemah. Mengenai keadaan, ya guna-guna ini hanya bekerja saat mereka sedang bersenggama saja. Jadi sesering apapun mereka melakukan seks dalam pernikahan mereka, guna-guna yang menggunakan kekuatan jahat ini menghalangi mereka untuk menghasilkan keturunan. Mungkin ini yang kurang dipahami oleh dukun yang berusaha menyembuhkan mereka. Pikiran picik mereka kurang menyadari kalau lawan mereka berpikiran lebih panjang dan penuh perhitungan. Alhasil guna-guna ini sulit disembuhkan dengan tuntas. Dipikirnya guna-guna itu sudah dibuang dan tak tau kalau bisa balik lagi begitu mereka berdua melakukan hubungan suami-istri. Kasarnya; jin, media guna-guna ini memakan semua sperma milik Agus!
8832Please respect copyright.PENANAFPlh8Aybjv
“Jadi… Gimana, bang? Aku udah gak tau lagi harus bagaimana? Aku gak mau anak dari laki-laki laen-loh… Cuma dari abang Aseng aja…” katanya lagi mengulang tawaran menggiurkannya itu.
8832Please respect copyright.PENANArrUR7FcYbK
“Apa lakik-mu tau?” tanyaku paok-paok bodoh. Bego malah.
8832Please respect copyright.PENANA0foLoL3GEC
“Ya enggak-lah, bang! Cari mati namanya itu…” jawabnya manyun sampai bibirnya maju. Pengen rasanya menggigit bibirnya itu. “Ish…” pekiknya kecil menghindar karena aku hampir mencubit bibirnya itu karena gemes. Mencubit dengan lima jari. Mencomot mungkin kali tepatnya ya?
8832Please respect copyright.PENANAOWYr0E3Wsd
“Abang getek (genit)… Maen cubit-cubit…” rajuknya dan memeluk erat Salwa.
8832Please respect copyright.PENANAAgLsL65kqf
“Yah… dicubit dikit aja gak boleh… Gimana mau masuk?” kataku. Ups! Mampus muncungku. Udah betulan getek pulak.
8832Please respect copyright.PENANAUelG5KnCRS
“Betul, bang? Kalok betul kukasih-pun semua, bang…” berseri-seri mukanya mendengar kalimatku sebelumnya. Ia memegangi dada kirinya. Sedikit meremas.
8832Please respect copyright.PENANAQM83xtpJ9C
“Gak, Da… Maen-maennya aku…” tolakku kaget. Kenapa ia menanggapinya begitu. Udah kepengen betul-lah betina satu ini.
8832Please respect copyright.PENANA5VTEoQshmy
“Betol loh aku, bang… Gak maen-maen aku, bang… Tengok-lah ini…” tanpa ragu dinaikkannya sebelah kaos yang dipakainya dan menunjukkan sebelah dadanya yang masih terbungkus bra warna biru langit.
8832Please respect copyright.PENANA5gbPvce90P
Glek!
8832Please respect copyright.PENANAA8zCcpd0Hg
Bulat nian itu sebelah dada! Putih, padat dan kelihatannya empuk sekali. Tidak-tidak! Cepat-cepat aku membuang pandanganku beralih dari sebelah dada Aida ke rumpun pisang kepok yang pohonnya tinggi-tinggi dan berdaun lebar.
8832Please respect copyright.PENANAVEEMX17JRi
Indah sekali tetapi. “Tengoklah ini, bang…” lirih bisik Aida lagi. Aarrhh… Puting itu! Puting indah berwarna coklat muda dan mencuat keras. Walau hanya sekilas pandang, tetapi ternyata Aida berani mengeluarkan sebelah payudaranya dari cup branya. Waaah… Bahaya nih!
8832Please respect copyright.PENANA93l1pS8FIM
“Salwa pun mau, bang…” tambahnya lagi. Dengan sangat kurang ajarnya, Aida menjejalkan payudaranya pada mulut Salwa. Itu anak bayi yang mangap-mangap aja gak tau papanya lagi panas dingin dikasih tontonan begini. Maen sedot aja Salwa padahal pasti gak akan ada susu yang keluar dari sana. “Geli, bang… Lidah Salwa kasar… Lidah papanya pasti lebih enak, nih…” goda Aida terus. Mati aku! Aseng junior udah menggeliat dari tadi dan selangkanganku terasa hangat.
8832Please respect copyright.PENANAn1yj4gnYnW
“Da… Aida! Jangan gitulah… Gak tahan aku, Da…” kataku dengan suara serak dan menggeleng-geleng tak tahan beneran ini.
8832Please respect copyright.PENANAIUvQCDD6m0
“Bang Aseng… Liat ini, bang… Enak, bang…” desahnya sambil meremas payudaranya yang sedang diunyel-unyel Salwa yang berharap mendapat ASI dari sana. Kurang, Aida juga mengeluarkan sebelah payudaranya, kaosnya sudah bergulung dibawah lehernya. Sepasang payudaranya sudah menjadi tontonan segar sore yang terasa sangat gerah bagiku dan Aseng junior. Tanganku sudah gatal ingin menjamah dan meremas-remas dua buah gunung indah itu.
8832Please respect copyright.PENANAfXms37kDnJ
Nyamuk-nyamuk di kebun pisang bak menjadi malaikat penolong bagiku. Karena gigitannya sukses membuat Salwa menangis karena tangan dan kakinya bentol merah digigit nyamuk. “Duh Salwa… Cayank… Gigit nyamuk, ya?” sadar Aida melihat tangisan Salwa karena gigitan nyamuk membuat tangan dan kaki mungilnya gatal.
8832Please respect copyright.PENANA4s4NUPmVLy
Masih dengan nafas memburu, kusambar Salwa dari dekapan Aida dan beranjak menjauh. Pulang.
8832Please respect copyright.PENANAwBC8Kvzajy
“Bang Aseng… tadi kenak, loh…” kata Aida mengingatkanku kalau saat aku mengambil Salwa darinya, kedua tanganku sempat, tanpa sengaja menyenggol kedua benda indah kenyal yang tumbuh menggantung indah di dadanya itu. Sebelum aku sempat balik kanan, ia meremas kedua dadanya dan aku kabur dari kebun pisang laknat itu. Setan-setan kurang ajar di sana jejingkrakan girang melihat kejadian barusan.
8832Please respect copyright.PENANAFfHtgpwzR8
Sampe rumah aku kena semprot omelan istriku karena tangan dan kaki Salwa bentol-bentol digigit nyamuk kebanyakan maen di kebun. Aish! Kalaulah istriku tau sama siapa aku di kebun tadi?
ns 15.158.61.20da2