Nyot! Nyot!
7986Please respect copyright.PENANA7U4bDoLhbw
Dua benda kenyal itu sukses membuat jantungku ser-seran. Teror Aida terus berlanjut. Ia memanfaatkan kebiasaanya dalam meminta Salwa untuk kugendong. Orang-orang satu gang sini bahkan sepertinya sudah maklum sekali kebiasaannya itu dan menganggapnya biasa karena juga ia tidak sendiri di kerumunan kecil ibu-ibu yang kumpul minum jamu dari pedagang jamu keliling ketika aku dengan agenda rutinku membawa Salwa keliling gang.
7986Please respect copyright.PENANA8hOiU09cdW
Kembali lagi ke ‘Nyot! Nyot!’ tadi. Saat mengoper Salwa ke Aida, ia bahkan dengan sengaja menyentuhkan kedua gundukan payudaranya pada lenganku. Kejadian itu terjadi begitu cepat karena kondisinya cukup rapat agar aman saat proses pemindah-tanganan itu berlangsung. Betina satu itu tersenyum lebar dan aku asli salah tingkah.
7986Please respect copyright.PENANAwRNDaf0bNj
Salah tingkah merasakan kenyal nan empyuk itu tertekan lenganku walau sekejap saja. Seakan memberi sinyal ‘Ini loh yang akan abang dapatkan kalau menerima tawaranku, bahkan lebih hebat lagi berkali-kali lipat’.
7986Please respect copyright.PENANAPPnvHaEoeJ
Aku sudah melihat isi dalam bra yang ia kenakan, tau betapa bulat sepasang gunung itu, tau warna puting susunya bahkan tau dimana posisi tai lalat yang ada di bawah payudara kanannya yang berjumlah dua biji berdekatan. Detail aku hapal semua!
7986Please respect copyright.PENANAAZVEDTaMoJ
“Makanya, Da… Buat anak cepat… Taunya gendong Salwa terus, huh…” ledek salah satu ibu yang lumayan rumpi di gang ini.
7986Please respect copyright.PENANAZdPYHgzf74
“Maunya loh, kak… Tau belom dikasih-kasih nih…” jawabnya melirikku sebentar. Sindiran halus. Aslinya belom dikasih anak samaa Tuhan, tetapi sebenarnya belom dikasih enak samaku.
7986Please respect copyright.PENANAHusyNV5CVA
“Iya cuma goyang-goyang aja masak ga bisa, sih?” sambar ibu lain yang cukup vulgar. Kalau sesama ibu-ibu semua, mungkin omongan mereka lebih parah dari ini. Mereka pada tertawa mendengar guyonan ini. Termasuk nenek penjual jamu ini.
7986Please respect copyright.PENANAjv8GkIOq3Y
“Ih… Udah jungkir-balik aku, buk… Gak dikasih juga… Padahal dah pengen kali aku punya anak kek si Salwa ini…” jawabnya lagi sambil tubuhnya bergoyang-goyang membuai Salwa membelakangiku. Yang kulirik malah goyangannya. Mampus!
7986Please respect copyright.PENANAO3OgbitEF8
“Nih, nduk jamu-mu… Wes cepet mbayek…” kata sang nenek penjual jamu bersepeda mengangsurkan sebuah gelas berisi cairan entah jamu apa.
7986Please respect copyright.PENANAg07jMBklTP
Aida buru-buru mengembalikan Salwa padaku. Ia agak menunduk sedikit dan hasilnya aku dapat menyaksikan sedikit belahan dadanya dari kerah rendah berkancing terbuka baju daster bahan batik yang dikenakannya. Yang sudah kulihat jelas kemaren. Me-refresh memoriku akan keindahan kedua gunungan itu. Dan satu finishing touch. Ahh… Tangannya yang tiba-tiba dengan nakal mengelus Aseng junior-ku yang terstimulasi pemandangan barusan. Semuanya berlangsung dengan cepat.
7986Please respect copyright.PENANAYBuue9TCkh
Seolah itu semua terjadi dengan alami dan ia tidak menunjukkan perubahan air muka dan ekspresi sedikitpun, ia menerima gelas jamu itu lalu meminumnya. Lanjut obrolan para emak-emak lagi. Aku cepat-cepat melipir menjauh untuk menenangkan si Aseng junior yang berontak.
7986Please respect copyright.PENANAymFJ2Fbd4G
—
7986Please respect copyright.PENANAkMg2WoS3Ka
“Pah… Titip Salwa bentar ya… Mama mau beli telor di grosir depan…” kata istriku sudah memegang kunci kontak motor. Anak sulungku senangnya cuma makan nasi pake telor. Bisa diceplok atau dadar, pokoknya telor.
7986Please respect copyright.PENANA5Np2kDid6i
“Ya… Ti-ati…” jawabku singkat. Rio langsung nangkring di jok depan, ikut mamanya belanja telor. Pastinya minta jajanan lagi. Salwa hanya bengong ngeliatin mamanya nyetarter motor dan dadah-dadah padanya. Salwa dalam posisi duduk di baby walker beroda dan aku mengawasinya sambil mainan game HP di teras rumah yang berhadapan dengan halaman luas kami. Selayaknya di pinggiran kota begini, rumah jarang berpagar seperti yang kuterapkan pada rumah tinggalku ini.
7986Please respect copyright.PENANALfNKSnvb6J
Lagi asik-asik maen HP terdengar suara perempuan itu lagi dan begitu kutoleh, ia sudah berjongkok di depan Salwa. Entah dari mana ia datangnya. “Salwaaa… Ketemu lagi…” katanya tetap dengan nada cerianya. Ia membuat wajah-wajah lucu untuk sekedar membuat Salwa memperhatikannya.
7986Please respect copyright.PENANAa35d8G4w5A
Aida
7986Please respect copyright.PENANAUHXB8hG2mX
7986Please respect copyright.PENANA9JYnfRCU16
7986Please respect copyright.PENANA4t1A0t7RXW
Tapi bukan wajah lucunya yang membuatku melotot menatapnya, melainkan posisi jongkoknya itu loh. Ampun, mak!
7986Please respect copyright.PENANAHjICpWt71y
Sekali-kali ia melirik padaku dan mengangkat alis kirinya memberi kode. Dari posisi jongkoknya aku bisa melihat semua isi dalam bagian rok daster itu. Paha putih mulusnya yang padat mengangkang hingga aku bisa melihat permukaan celana dalam berwarna krem-nya yang tebal tembem abis. Bahannya cukup tipis hingga sinar matahari sore cukup menerangi pemandangan indah yang spektakuler. Ingin kubernyanyi…”Disana… tempat lahir beta…” dengan suara nge-bass dan nyeruduk nyungsep di situ kalau gak ingat-ingat.
7986Please respect copyright.PENANAQIObbV2IHi
Sambil terus bercengkrama dengan Salwa, Aida beberapa kali dengan sengaja menggaruk pahanya hingga ujung rok dasternya semakin bergulung naik. Makin mendidih kepalaku melihat atraksi itu. Aku makin gak konsen mengendalikan game racing di HP-ku ini. Mataku berpindah-pindah chanel dari layar HP ke CD Aida. Halah!
7986Please respect copyright.PENANAzwMEw10k1N
“Bang Aseng? Pin BBM-nya berapa?” tanya Aida mengerti kegelisahanku. (Kejadian ini sudah lama, beberapa tahun yang lalu ya. Jadi masih pada maenan BBM) Ia merogoh ke dalam dadanya dan memegang sebuah HP. Tiba-tiba aku berharap aku bertukar tubuh dengan HP dengan banyak tombol itu.
7986Please respect copyright.PENANAoPpdeyY9JZ
“Aa…” aku terbengong untuk beberapa saat. Lama aku mencerna maksudnya karena masih fokus pada segitiga; sempak, belahan dada dan HP!
7986Please respect copyright.PENANAlb6XFmMdwc
“Pin-nya, bang? Biar gampang kita komunikasinya… Liatin apa sih?” ulang Aida masih terus memamerkan aset yang ditawarkannya dari bukaan kerah daster. Ia tersenyum simpul pada hasil jeratannya. Kenapa si Agus kimak itu gak bisa ngebuntingin betina satu ini sampek aku yang jadi kena getahnya. Kimak-kimak!
7986Please respect copyright.PENANAUEx9ynfORQ
Kusebutkan pin BBM-ku dan langsung dapat ping darinya. Kusimpan kontak Aida dan kuberi nama ‘Aida tetangga’. Selesai urusan dengan HP dan pemandangan itu kembali tersaji dengan kurang ajarnya di depan mataku. Ia apit-buka kakinya sambil terus bermain dengan Salwa. BAJINGAAAN!
7986Please respect copyright.PENANAvd3V2LtQd7
Terjadi kerutan di bahan katun lembut CD itu saat kakinya mengatup yang merupakan belahan isi sempak itu dan mengetat kembali kala ia membuka kakinya lebar. Kalau HP jaman itu sudah canggih teknologi kameranya seperti sekarang pasti sudah ku-zoom perbesar maksimal, andzink!
7986Please respect copyright.PENANAgm1WXJ8AYY
Aida tersenyum-senyum kembali penuh kemenangan atas berhasilnya ia menggodaku dengan aset-asetnya. Ia sama sekali tak melihatku saat mengerjaiku. Seolah ia hanya fokus bermain dengan Salwa dan tak sengaja melakukan ini semua. Diciumnya berulang-ulang pipi dan bibir Salwa. Dan siksaan berikutnya datang menghempas berikutnya.
7986Please respect copyright.PENANA1AEwccNIJQ
Tangan kirinya yang berada di sisi luar dari gang yang ada di kanannya menelusup masuk. Masuk ke dalam CD-nya dan melakukan garukan erotis. BUJANK! PUKIMAK!
7986Please respect copyright.PENANABHxYLdt0Cv
Tonjolan jari-jemarinya nampak bergerak-gerak perlahan menggaruk belahan isi surga dunia itu. Dari posisinya bergantian jari telunjuk dan jari tengahnya bergerak ritmis melakukan garukan. Aida tampak menggigit bibir bawahnya sambil terus bercanda dengan Salwa.
7986Please respect copyright.PENANAWbmIbJlT3N
Aku ternganga tentunya. Pemandangan ini terlalu erotis untuk mataku yang tiba-tiba kering. Gawat! Jangan sampe mata minusku kambuh lagi gara-gara ini. Dulu sewaktu SMP aku sempat berkaca mata minus dan sembuh ketika SMA.
7986Please respect copyright.PENANABmsY3HSlWE
“Ahhss…” desahnya lalu mengeluarkan jarinya dari CD. Ujung kedua jarinya melata perlahan seumpama slow motion dari paha, perut, dada, leher dan berakhir di depan hidungnya. Dihirupnya aroma bekas garukannya tadi. “Uhmm…” dengan penuh perasaan, lalu dimasukkan kedalam mulut. Dicecap dengan lidah. Seksi sekali. Semuanya dalam keadaan mata terpejam. Lalu ia membuka matanya yang berbinar-binar bahagia.
7986Please respect copyright.PENANALGbqbiznN4
Ingin rasanya aku melompat dan menerkamnya. Melakukan apa yang ada di kepalaku saat itu juga. Hanya aktifitas di jalanan gang yang membuatku tetap waras dan urung melakukannya. Mataku belum segelap itu.
7986Please respect copyright.PENANAc3yAqvG53P
Aida lalu mengangkat Salwa dari duduknya di baby walker. Kedua tangannya masuk di kedua ketiak Salwa dan keempat pasang jarinya menahan kepala bagian belakang bayiku agar tidak terdongak ke belakang. Ah… Aida makin pintar menggendong bayi sekarang. Kayaknya sudah cukup pantas untuk memiliki bayi sendi…ri. Apa? Kuenyahkan fikiran itu. Setidaknya kucoba.
7986Please respect copyright.PENANAzM8xZXNjQA
Tanpa dinyana, ternyata perempuan itu sudah ada di depanku. Diserahkannya Salwa padaku. Ada yang basah-basah. “Salwa ngompol, tuh… Gantiin celananya… Hihihi…” gelak Aida lucu. Pantesan ia menggendong Salwa begitu, tidak menempel ke tubuhnya seperti biasa. Rupanya bayiku pipis.
7986Please respect copyright.PENANAiO35yQFrfM
“Humph…” aroma ini? Dua jari kiri Aida menempel di bawah hidungku. Sontak aroma-aroma sedap semerbak menyeruak masuk ke rongga hidungku dan langsung disambar oleh kelenjar pembau yang ada di belakang mataku. Hinggap dan diproses oleh otakku sebagai bau vagina segar!
7986Please respect copyright.PENANAVXxx1opDRm
“Hihihiii… Enak, bang Aseng… Gatel tadi… Pengen digaruk… Bang Aseng gak pengen ngegaruk?” godaan setan ini semakin luar biasa binal. Ia mengemut dua jarinya itu dan membuat gestur binal-binal kucing gimana gitu. Aku geleng-geleng kepala.
7986Please respect copyright.PENANAh7VEDFzn4a
Jakunku naik-turun berulang kali karena aku meneguk ludah berkali-kali karena aku kehausan sekarang. Haus oleh yang enak-enak sekarang. Mama Salwa pulang akan langsung digas pol ini nanti sebagai pelampiasan. Aku langsung permisi masuk ke dalam untuk mengganti celana Salwa yang basah. Aida melirik-lirik ke bawah pada Aseng juniorku yang sudah membuat sebuah piramid horizontal di celanaku.
7986Please respect copyright.PENANARMWeIHWgug
Sore-sore itu, istriku terheran-heran karena gak biasanya aku minta jatah. Biasanya juga malam atau pagi hari sebelum Subuh. Karena kedua anak kami masih terjaga, harus main quickie aja. Gaya debog pisang istilah istriku. Istriku tidur menyamping sambil menyusui Salwa, hanya menaikkan rok dasternya, lepas celana dalam, buat basah sebentar dan coblos. Di ruang tamu depan terdengar acara TV yang sedang ditonton Rio yang duduk anteng dengan jajanannya sementara kami di dalam kamar sedang ngos-ngosan.
7986Please respect copyright.PENANAqsWbNixzDq
“Papa kenapa? Tumben sore-sore minta mensek (Istilah kami kalau bersenggama. Plesetan dari main seks) Ngebayangin siapa?” tanyanya belum bersih-bersih. Istriku hanya menurunkan kembali rok dasternya menutupi kakinya. Sebuah handuk kecil kami gunakan untuk sekedar mengelap sisa pergumulan kami. Ia sudah memakai kontrasepsi spiral tak lama setelah nifasnya selesai.
7986Please respect copyright.PENANAR6z4T7HkNu
“Yaa ngebayangin kamu-lah, ma… Siapa pulak yang papa bayangin?” ngelesku gak berani menatap wajahnya. Aku memperhatikan Salwa yang masih menyusu pada mamanya. Nyot-nyot dikenyot-Nyot!
7986Please respect copyright.PENANAgWMzVMXG4J
“Napa? Mau nyusu juga? Mau jadi saudara sepersusuan Salwa?” guyon istriku menyadari aku memperhatikan dadanya yang sedang dikenyoti Salwa. Aku malah teringat kala Salwa mencoba menyusu pada payudara Aida yang tak ber-ASI. Mengingat itu Aseng junior menggeliat bangun lagi. Hal itu disadari istriku. Ia sudah paham tabiatku. Aku meremas-remas pelan payudara yang tidak disedot Salwa. Padat dan penuh dengan ASI. Makanan bergizi bagi bayiku.
7986Please respect copyright.PENANAVXoZl7dhPf
“Udah, pa… Masuk aja lagi… Minggu depan mama mulai halangan lagi, loh… Puas-puasin aja sekarang…” kata istriku menarik kembali rok dasternya ke atas hingga menampilkan kembali bagian bawah tubuhnya yang masih polos. Masih ada bekas permainanku sebelumnya disana. Pastinya akan melancarkan jalan masukku. Aku posisikan diriku kembali di depan istriku yang masih berbaring menyamping menyusui Salwa. Bayi kami sepertinya tak keberatan tempat tidur yang kami bagi bersama ini berguncang-guncang karena ulahku.
7986Please respect copyright.PENANA0O0VDjRhH2
Kupuas-puaskan menikmati istriku sore ini. Lahan yang halal dan sah untuk kugarap sesuka kemauanku. Istriku juga lumayan menikmatinya walau sedikit menahan suara desahan karena ada Salwa disampingnya yang sudah tertidur. Total 4 kali ngecrot aku sore itu. Sebelum azan Maghrib aku dan istriku sudah mandi wajib.
7986Please respect copyright.PENANAb313CE8Fcf
Skip-skip
Lelah karena aktifitas seharian, istriku dan kedua anakku sudah masuk kamar jam setengah sembilan. Aku masih di depan TV gonta-ganti channel mencari acara yang menarik. Ada pilihan film di stasiun TV swasta yang sudah diputar 3724 kali dan acara variety show yang lumayan monoton dengan penonton bayaran yang cantik-cantik.
7986Please respect copyright.PENANAB4J7fu2KCT
Ping!
7986Please respect copyright.PENANA06L7As8kJQ
Salah satu kontakku mengirimi Ping. Malas-malasan kuliat siapa? Jam 22.12 WIB. ‘Aida tetangga’ yang mengirim pesan ping. Belom tidur dia?
7986Please respect copyright.PENANAYciTYZeA6U
Mulai komunikasi kami lewat BBM.
7986Please respect copyright.PENANAIik0fDnRWO
Aseng: blm tidor da?
7986Please respect copyright.PENANAqv3AKaYeBZ
Aida: blom bg aseng lge kepanasan ni.
7986Please respect copyright.PENANAlGEuIPSUEz
Aseng: napa? rusak kipas angin klen
7986Please respect copyright.PENANAXoNtRU03aM
Aida: gatel bg pengen digaruk
7986Please respect copyright.PENANATqVIadPDf3
Aseng: apa yg digarux
7986Please respect copyright.PENANAksoRnqh4cK
Gak lama ia mengirim gambar yang merupakan penampakan dada utuh Aida tanpa penutup sehelaipun. FAKK! Tanpa sadar tanganku merayap mencari jalinan kerjasama dengan Aseng junior.
7986Please respect copyright.PENANAEnRy1nRLca
Aseng: apa tu? krg jelas
7986Please respect copyright.PENANAYJG8Tnztjb
Tak lama masuk gambar satu lagi foto celana dalam yang mungil banget berwarna pink yang dikenakannya. Sontak aku mengelus-elus Aseng junior yang mendadak manja pengen disayang.
7986Please respect copyright.PENANA2yPLc1Ovvb
Aseng: lucu itunya. Lg?
7986Please respect copyright.PENANAQRlgkymC8x
Tanpa ba-bi-bu masuk foto ketiga yang lebih bombastis. Tepian celana dalam pink mungil itu ditarik kesamping dan menampakkan isinya yang kurindukan. Vaginanya mungil juga, belahannya agak merekah lembab. Ada titik genangan cairan bening di sekitarnya, kemungkinan keringat. Rambut hanya tumbuh di atas gundukan pubic seperti kumis Hitler. Makin kencang kubelai Aseng junior yang tercekik sampai ia megap. Urat-urat kebiruan muncul disekujur tubuh Aseng junior.
7986Please respect copyright.PENANAe9lagGlPX0
Dan seolah melengkapi keindahan malam itu, masuk foto berikutnya. Dibukanya belahan vagina Aida hingga kelihatanlah semua keindahan masterpiece itu. Aku bisa meresapi gerinjal lekukan daging yang merupakan labia minora yang bermahkotakan klitoris mungil di atasnya. Cairan basah yang menggawangi lubang mungil yang mengintip terpaksa karena dibuka paksa oleh tangan pemiliknya. Lubang anusnya sedikit gelap dengan kerutan-kerutan halus di sekitarnya. Kulit halus dan putih selangkangannya serupa latar yang paling tepat untuk semua ini. Ini sempurna. Aku bahkan tidak pernah sedeg-degan seperti ini melihat kelamin wanita walau tak secara langsung, hanya lewat media.
7986Please respect copyright.PENANAkg3028PY0s
Aida: gantian pls
7986Please respect copyright.PENANAJ0H9jzSZmo
Kukirimkan dua foto dengan interval setengah menit. Foto pertama sewaktu aku mencekik Aseng junior hingga urat-urat kasarnya bertonjolan. Foto kedua merupakan muntahan putih Aseng junior yang melumuri sekujur tubuhnya.
7986Please respect copyright.PENANAGAVg3ok6bA
Aseng: crot utk yg k5
7986Please respect copyright.PENANAcVFVBCUo07
Lama Aida tidak membalas chat dariku. Ada sekitar dua menit, yang kuhabiskan dengan memelototi ulang foto-foto berharga pribadi milik tetanggaku itu. Aseng junior tak kunjung lemas karena ia tetap tegak mengacung dielusanku.
7986Please respect copyright.PENANAtsoKmSsRHp
Aida: udh 5x? lemez dong
7986Please respect copyright.PENANAjvADpUB0TX
Aseng: mlm ini br 1x td sore 4x
7986Please respect copyright.PENANAzy5x0l7FKt
Aida: kuat y ngayalin Aida y?
7986Please respect copyright.PENANAXNwf3wr90J
Aseng: Aida g tgg jwb
7986Please respect copyright.PENANALMz8UTy40W
Aida: kan ad kakk smpe 4x lg hhh
7986Please respect copyright.PENANAdcvpEjzGKy
Aseng: imut
7986Please respect copyright.PENANAEv8RxUIM63
Aida: apnya imut?
7986Please respect copyright.PENANAUq4K1eRQmx
Aseng: cdny wkwk
7986Please respect copyright.PENANA0UBQ31WHbh
Aida: gd y
7986Please respect copyright.PENANAW3HHqyurTh
Aseng: gak ada ato apa
7986Please respect copyright.PENANAzGvIYDSBFf
Aida: GEDE
7986Please respect copyright.PENANA74zontLIZT
Aseng: woi capslock!
7986Please respect copyright.PENANAjgoX3zxVvU
Aida: kmari bg kutunggu
ns 15.158.61.16da2