Pak Yono mencabut kontolnya dari memek Firda. Dia merasa sangat puas, sudah menanamkan benih di memek murid tersayangnya itu. Ini sudah menjadi keinginannya sejak lama, sebagai seorang guru yang sudah menatar banyak memek anak didiknya di sekolah.
Cairan sperma Pak Yono, mengalir keluar dari dalam memek Firda. Dia hanya bisa pasrah, diam dengan posisi menungging di atas kasur kedua gurunya. Dia akhirnya bisa merasakan kehangatan sperma seorang pria. Selama ini dia tidak pernah dicreampie Deni.
Dia selalu menolak dan menegaskan untuk pakai kondom. Deni pun hanya bisa menurut, karena dia gak ingin sampai ada masalah lagi. Sekolah tempat kini dia menempuh pendidikan, sudah menjadi tempat terakhir dia bisa bersekolah. Jika masih dikeluarkan.
Deni harus menerima berhenti sekolah dan hidup dengan pendidikan tamatan SMP. Jadi Deni sama sekali gak berani berbuat ulah. Masa depannya bisa terancam jika kembali membuat masalah. Pengalaman pertama Firda itu, membuat jantungnya berdegup keras.
Iyaa, pengalaman pertama Firda memeknya dimasukkan sperma lelaki. Pinggang sampai ke paha Firda sampai gemetar, rasa geli di memeknya itu masih belum hilang. Meski kontol Pak Yono sudah dicabut dari memeknya itu. Bibir Firda masih mengeluarkan desah.
Meski desahannya tidak terlalu jelas, karena mulutnya masih tersumpal kontol Pak Rendra. Yang sedikit lagi juga akan memuncratkan cairan cintanya di mulut gadis itu. “Aahhh! Aahhh! Firdaa, wajah kamu cantik banget sayang. Enak banget genjot mulut kamu.”
Pak Rendra kembali melanjutkan perkataannya. “Nikmatnya bukan main, menggenjot mulut gadis remaja cantik seperti kamu sayang. Rasa sensasi nikmatnya jadi meningkat berkali-kali lipat. Apa lagi kamu cewe jilboobs, sering pamer gundukan toket.”
“Mmmhhh! Mmmhhh! Mmmhhh!” Firda tak bisa berkata apa-apa, dia sejujurnya merasa sedikit tersanjung dengan pujian dari guru favoritnya itu. Sedikit mengobati rasa panik karena dicreampie yang dia alami. Firda gadis yang senang dipuji kecantikannya.
Sisi kebinalannya sebenarnya sudah muncul sejak dia masih SMP. Dia suka ketika teman-teman lelakinya, memuji dia dengan sebutan “toge”. Atau singkatan dari “toket gede”, meski dia keliatan gak suka dan marah. Tapi di dalam hatinya dia tersanjung.
Hal ini dibuktikan dengan dia, yang tetap menonjolkan kedua toketnya. Bahkan dia melakukan hal yang lebih gila dari itu, saat masih SMP Firda bahkan membeli seragam yang lebih ketat lagi. Dia rela menabung berminggu-minggu, untuk membeli kemeja paling ketat.
Alhasil ketika di sekolah, dia jadi pusat perhatian banyak teman lelakinya. Pelecehan demi pelecehan sudah sering Firda dialami sejak SMP. Firda pernah toketnya mendadak diremas dari belakang oleh teman sekelasnya. Dia sebenarnya senang dan menikmati.
Tapi karena takut dianggap cewe aneh, Firda pun akhirnya pura-pura marah dan memukul temen cowo yang meremas toketnya itu. Pukulannya pun pelan, tak sepenuh hati. Bahkan tidak membuat temannya yang dipukul merasakan sakit. Pukulan yang lembut.
Hal ini membuat semua pria yang pernah melecehkannya gak kapok. Akhirnya mereka melecehkan Firda berulang kali. Sudah ratusan pelecehan yang pernah dialami Firda. Kedua toketnya yang berukuran 39D itu, sudah pernah diremas puluhan teman pria.
Pak Rendra dan Pak Yono pun, sudah menyadari kebinalan Firda sejak awal masuk sekolah. Mereka berdua adalah pemerhati yang hebat. Pemangsa yang sangat penuh kehati-hatian. Mereka sudah pernah ngentotin puluhan siswi wanita, dan tak pernah berkasus.
Mereka selalu memilih target mereka, yang memang sudah dasarnya binal. Jadi ketika mereka berdua menerkam mangsanya hingga puas. Mereka sama sekali tak terkena masalah, mereka gak pernah mengincar siswa baik-baik. Karena akan sangat beresiko.
“Aahhh! Aahhh! Firdaa, Bapak keluar sayang! Aahhh! Aahhh! Aahhhh!!!” Pak Rendra mengeluarkan getaran, iyaa getaran seorang prajurit hebat. Dia tarik dan tekan kepala Firda kuat-kuat, dia dorong kontolnya hingga mentok di mulut Firda. Dan dia muntahkan semua.
Semua cairan spermanya, yang sudah 4 hari tidak dia keluarkan. Semburan demi semburan pun dimuncratkan. 4 kali semburan sperma keluar, memenuhi mulut Firda yang mungil itu. Kontol sepanjang 16 cm itu, membuat si gadis remaja kelabakan bukan main.
Firda memang pernah beberapa kali nyepong kontol pacarnya. Tapi biasanya gak sampai ngecrot di dalam mulut. Hanya sebatas foreplay, untuk membuat kontol pacarnya itu tegang. Namun kali ini, sperma benar-benar masuk ke dalam mulutnya yang kecil.
Rasa asin bercampur pahit, serta aroma pemutih dia rasakan semua di mulutnya. Pak Rendra pun terus menekan kepala Firda, sampai dia menuntaskan spermanya sampai tak tersisa. “Gilaa, hahaha. Firda bibir kamu nikmat, sayang. Besok sepong kontol Bapak lagi.”
Setelah 1 menit menikmati ejakulasi, Pak Rendra pun mencabut kontolnya dari mulut Firda. Seketika Firda pun tersedak, karena sebagian sperma dengan sendirinya tertelan dan masuk ke perutnya. Sebagian lagi berusaha dia keluarkan dari dalam mulut.
Wajah Firda memerah penuh keringat, lemas dan juga berjuang mengatur nafas. Di saat yang sama, Deni pun kembali masuk ke hotel setelah menghabiskan dua batang rokok. Dia berniat datang ke meja panitia, yang berada di lantai satu untuk menanyakan Firda.
“Vin, tadi lu yang nyuruh Dodit manggil Firda nemuin Pak Rendra kan? Kok udah hampir setengah jam gak balik-balik yaa? Emang Firda masih ada kerjaan osis jam segini? Dia di mana sih?” tanya Deni ke salah satu anggota osis yang berjaga bernama Vina.
“Nahh itu gue gak tau, Den. Pak Rendra katanya ngajakin Firda buat beli apa gitu tadi. Iyaa biasa keperluan osis emang banyak. Salah lu juga kenapa pacaran sama anak osis? “ jawab Vina dengan ketus. Dia salah satu orang yang gak suka dengan Deni di sekolah.
Deni pun mencoba menelfon Firda, dan telfonnya tersambung. Satu kali telfon gak diangkat, dua kali telfon gak diangkat. Deni pun kembali menelfon untuk yang ketiga kalinya. Sementara itu, Firda tak bisa mengangkat telfon Deni. Dia sedang rebahan lemas.
Celana jeans yang menggantung di lututnya itu, sedang ditarik hingga lepas oleh Pak Rendra. Mereka berdua masih belum selesai urusan dengan Firda. Masih akan ada ronde lanjutan. “Firda, siapa itu yang nelfon? Telfon sampai nerror 3 kali begitu? Pacar kamu?”
Firda pun mengambil handphonenya, yang dia taruh di atas meja tepat di samping kasur. Dia melihat layar handphonenya itu. “I-Iyaa pacar saya, Pak. Udahan yaa, Pak. Nanti pacar saya curiga, apa masih belum selesai juga? Bapak masih belum puas kah sama saya?”
Pak Yono tertawa kecil mendengar pertanyaan Firda. “Iyaa belum lah, udah matiin aja handphone kamu. Kan sudah diberitahu, syaratnya kamu harus mau kami kontolin sampai pagi. Sekarang giliran Pak Rendra dulu. Dia belum ngentotin kamu dari tadi.”5086Please respect copyright.PENANA39cv5bOCp6
5086Please respect copyright.PENANAU8OFna3OoZ