Naasnya, karena kurang fokus jalan tanpa sengaja Syira menabrak seorang laki-laki yang juga sama-sama akan keluar dari masjid dan tanpa disadari tasbih yang digenggamnya terlepas “astaghfirullah maaf maaf kak, saya tidak sengaja” ucap Syira tanpa mendongakkan kepala memandang lawan bicaranya.
Laki-laki tersebut terdiam terpaku saat pertama kali melihat ada seorang perempuan berwajah teduh yang tidak sengaja menabraknya.
Cantik!
Itulah kata yang muncul pertama kali di pikirannya saat pertama kali memandang wajah perempuan tersebut. Akan tetapi sadar atas batasan pandangan yang harus ia jaga, laki-laki itu beristighfar di dalam hati memohon ampun kepada sang pencipta karena telah memandang seseorang yang bukan mahromnya.
“eh iya tidak apa-apa, saya tadi juga tidak fokus jalan” jawabnya menundukkan kepala
“baik kalo begitu kak, saya permisi teman saya sudah kembali dari kamar mandi. Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh” ucap Syira melenggang meninggalkan masjid.
“Wa’alaikumsalam Warohmatullahi” jawab sang laki-laki itu. Saat akan melangkahkan kaki nya meninggalkan masjid, sepasang mata indah nya menangkap ada nya benda terjatuh di lantai, yaa itu adalah tasbih milik Syira yang tidak sengaja terlepas dari tangannya saat bertabrakan dengan dirinya.
Diambilnya tasbih itu “sepertinya tasbih ini milik perempuan tadi. S ? apakah inisial namanya ?” Niat hati ingin mengembalikan, ia melihat disekitar masjid sudah tidak ada siapapun lagi. “kemana perginya perempuan tadi, cepat sekali dia berjalan” gumam laki-laki itu.
Yaaa laki laki yang tidak sengaja tertabrak oleh Syira adalah Gus Fazil Al Kautsar dari pondok pesantren Al-Mukmin, dimana tempat itu yang akan menjadi lokasi magang bagi Syira. Gus Faz datang ke kampus Syira sebagai perwakilan pondok untuk memenuhi undangan yang dilayangkan pihak kampus perihal kerjasama magang mahasiswa. Selain itu juga Gus Faz diminta menggantikan sang Abah untuk mengisi kajian dakwah di sebuah masjid agung di Yogyakarta.
“tasbih ini cantik, sama seperti orang yang memilikinya.” Ucap Gus Faz seraya terus memandang setiap detail butir tasbih berwarna pink tersebut. Tanpa disadari kedua sudut bibirnya terangkat naik ke atas.
“Assalamualaikum Gus” suara tersebut membuyarkan lamunan pewaris pondok tersebut
“eh wa’alaikumsalam. Dari mana saja santri ?”
“ngapunten Gus, tadi perut saya agak sakit, jadi ke kamar mandi dulu. Habis itu keluar untuk membeli minuman. Ini untuk Gus Faz” menyodorkan sebuah botol minuman untuk Gus nya sambil sedikit menundukkan badannya sebagai bentuk penghormatan kepada putra Kyai di pondok tempatnya menimba ilmu.
Gus Faz pun menerima uluran botol minum itu “terima kasih santri, mari kita minum sejenak sebelum melanjutkan perjalanan, pasti kamu juga lelah”
“baik Gus” memposisikan dirinya untuk duduk di teras masjid, dibawah sang Gus
Mereka pun berbincang ringan, bertukar pikiran sembari mengistirahatkan badan sejenak. Menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari Jawa Timur ke Yogyakarta membuat badan Gus Faz sedikit merasa lelah. Dipandang nya tasbih yang masih melekat ditangannya, sedikit senyuman mengembang menghiasi wajah tampan Faz, entah apa sekarang yang berada di dalam pikirannya. Tanpa di sadari ada dua pasang mata yang tengah heran melihat gerak-geriknya.
“jarang-jarang aku bisa melihat Gus Faz tersenyum seperti ini. Sepertinya gara-gara tasbih yang sedang di pegang. Mungkin saja Gus sedang merasakan yang nama nya jatuh cinta” Gumam santri terus memperhatikan. Menepuk bahu Faz “Gus..gus.. ngapunten Gus” tidak ada jawaban dari Faz, karena ia masih menikmati lamunannya tentang seorang perempuan yang tengah membuat pikirannya kacau saat ini.
“Gus.. Ngapunten Gus, saat nya melanjutkan perjalanan, sebelum kemalaman sampai lokasi.” Menepuk bahu nya lebih kencang. “astaghfirullah.. iya santri ada apa ? maaf saya sedang tidak fokus” jawabnya melepas lamunan.
“tidak apa-apa Gus, sekarang sudah waktu nya untuk melanjutkan perjalanan ke lokasi kajian.”
“oh maafkan saya santri, baik kita berangkat sekarang”
“mari Gus silahkan” membungkuk mempersilahkan Gus nya untuk berjalan mendahului. Singkat cerita mereka telah sampai tempat tujuan. Sambutan hangat dan meriah di berikan oleh masyarakat, tatkala Gus Faz melangkah menuju panggung yang telah di sediakan. Guz Faz menarik nafas sejenak seraya tersenyum memandang para jamaah.
“Assalamu'alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du."
Begitulah pembukaan yang di ucapkan oleh Gus Faz. Selanjutnya ia menjelaskan tentang arti dari kesabaran. Yang mana Sabar adalah tindakan menahan diri dari hal-hal yang ingin dilakukan, menahan diri dari emosi, dan bertahan serta tidak mengeluh pada saat sulit atau sedang mengalami musibah. Untuk bisa sabar dibutuhkan kelapangan hati juga ketabahan, kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilewati untuk bisa berada di jalan Allah. Kualitas diri seseorang akan terbentuk dari seberapa kuatnya seseorang untuk tetap bersabar. Semakin sabar seorang hamba maka akan semakin kuat dalam melewati setiap cobaan. Sabar sendiri maknanya sangat luas, tidak hanya menahan diri dari hal-hal yang tidak sesuai aturan Allah SWT, namun juga menahan diri dari nafsu, menahan diri saat di beri kelapangan maupun tatkala dihadapkan dalam situasi yang sempit.
Ali bin Abi Thalib RA, menjelaskan bahwa “kesabaran dan keimanan sangat berkaitan erat ibarat kepala dan tubuh. Jika kepala manusia sudah tidak ada, maka tubuhnya tidak akan berfungsi. Demikian pula apabila kesabaran hilang maka imanpun akan ikut hilang”.
Sebagaimana di jelaskan dalam surat Ali Imron : 200 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (QS. Ali Imron:200).
Menurut Ulama Quraish Shihab berdasarkan ayat di atas, hukum bersabar adalah wajib. Setiap hamba yang tertimpa musibah maka wajib bersabar dari awal ujian datang hingga mendapatkan jalan keluarnya. Sabar merupakan tombak utama dalam iman, semakin tinggi kesabaran kita maka semakin tinggi pula iman kita.
Dalam Al-Quran, dijelaskan bahwa terdapat tiga macam sabar yang perlu diketahui. Ketiga macam sabar ini mempunyai tingkatan tersendiri yang dapat menjadi tolok ukur sikap dari seseorang. Sikap sabar dalam Islam yang perlu diketahui:
- Sabar kepada kewajiban-kewajiban Allah, yaitu sabar dalam menjalankan setiap perintah dan kewajiban dari Allah SWT.
- Sabar dari larangan Allah, yaitu sabar dalam berusaha menghindari setiap hal yang dilarang oleh Allah SWT.
- Sabar terhadap musibah, yaitu sikap sabar dalam setiap menghadapi ujian hidup, terus semangat dan tidak mudah menyerah.
Imam Al Qusyairi dalam kitabnya menyebutkan bahwa sabar juga terbagi menjadi dua, yaitu sabar terhadap sesuatu yang sedang diupayakan dan sabar terhadap sesuatu yang ada tanpa diupayakan.
- Sabar terhadap sesuatu yang diupayakan, merujuk pada sabar dalam menjalankan syariat yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menghindari berbagai larangannya. Sabar ini bisa berupa sabar dalam menjalankan kewajiban ibadah salat di awal waktu, sabar dalam menjalankan amalan sunah, seperti salat dhuna meskipun kondisi ekonomi belum juga membaik. Selain itu juga bisa berupa sabar dalam mendahulukan salat berjemaah, sabar dalam menghindari ajakan teman yang merujuk pada kesenangan semata, sabar dalam menghindari setiap perbuatan yang mengarah ke maksiat.
- Sabar terhadap apa yang tidak diupayakan yaitu sabar dalam menjaga diri tetap bugar dan berseri dalam menghadapi segala kondisi yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Di mana, terkadang beberapa kondisi yang tidak terpikirkan sebelumnya justru terjadi dan harus dihadapi. Dengan menerapkan sikap sabar, situasi seberat apapun akan lebih mudah dilewati.
93Please respect copyright.PENANAd6qJWYrcA3
-Bersambung-
93Please respect copyright.PENANAE6xDuWgqrQ