Author: Ihsan Iskandar
"Haaa... akhirnya selesai juga"
Dengan bersantai di ruang ukm kosong favoritnya. Andre mengeluarkan nafas panjang sambil berkeluh kesah, karena masalah kesalahpahamnya sudah selesai.
Sudah berlangsung 3 hari semenjak peristiwa Andre dengan Murid pertukaran berhijab itu.
"Selama 3 hari aku tidak mendapat kesempatan untuk bertanya padanya, bahkan namanya saja aku tahu Fred. Haaa..."
Helaan nafas semakin panjang karena tidak peningkatan apapun selama 3 hari ini.
"Nabila... aku ingin tahu perempuan seperti apa kamu."
___
Waktu menunjukkan pukul 10.30 dan seluruh mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional semester 4 ICC memasuki kelasnya.
Didalam kelas tersebut seluruh mahasiswa sudah rapi duduk di tempatnya masing-masing, namun hanya Andre yang belum masuk.
Beberapa detik kemudian Andre masuk dan melihat dari pintu kelas bahwa meja tempat Nabila duduk penuh dengan coretan.
Dengan sigap Andre menghampiri meja Nabila dan melihat tulisan 'Terorist', 'Evil Woman', dan tulisan hinaan berwarna merah. Ketika Andre ingin bertanya ke Nabila siapa yang menulis hal tersebut, tapi karena sejak awal kesan yang Andre ciptakan buruk ke Nabila. Nabila hanya menjawab dingin.
"Ini bukan urusanmu".
Tapi karena ketidaksenangan Andre, dengan lantang berteriak disana.
"SIAPA YANG BERANI MELAKUKAN INI HAA!?"
Namun semua hanya tunduk tidak mengaku.
"Sial! Aku akan mencari pelakunya!"
Setelah itu Andre duduk dengan mata menganalisa seluruh orang dari kejauhan.
"Hei tenanglah Andre, itu mungkin hanya candaan." Fred berusaha menenangkan Fred dengan gayanya yang santai.
"Itu candaan yang rendahan, aku akan tetap memberi pelajaran pelakunya". Bukannya mendinginkan, sikap Andre semakin semangat untuk mencari pelakunya.
_____
Setelah habis pelajaran pada hari itu, dan seluruh mahasiswa pulang, Andre seperti biasa didekati oleh banyak mahasiswi di kampusnya, namun Dengan gaya acuh Andre melewati mereka begitu saja.
Didepan pintu keluar utama, dia melihat seorang mahasiswa yang sering bersama dengan Nabila dan juga sesama student exchange, itu adalah Faisal Pambudi.
"Hei tunggu dulu Andre"
Faisal berhenti didepan Andre menghalangi jalannya.
"Aku perlu bicara denganmu".
"Tidak ada yang perlu dibicarakan".
Andre yang tidak peduli menerobos dan menabrak pundak faisal sampai faisal terdorong mundur.
"Ini soal Nabila."
Mendengar kata Nabila, Andre langsung berhenti dan melihat Lelaki berkulit sawo matang tersebut.
"Aku mendengarkan."
Mendengar persetujuan dari Andre, Faisal langsung menjelaskan maksudnya.
"Kau jangan mengganggu Nabila, bahkan peduli dengannya saja dengan."
Mendengar hal tersebut, Andre tertawa dengan sinis dan raut wajahnya berubah.
"Siapa kau bisa menyuruhku ha!? Terserah aku ingin berbuat apa."
Sambil mengangkat kerah baju Faisal, Andre menjelaskan ketidaksetujuannya. Namun Faisal langsung membalas.
"Apakah kau ingin menghancurkan impian Nabila? Dia semakin menderita kau memperdulikannya... ackk..."
Mendengar jawaban Faisal, Andre melepaskan genggamannya.
"Uhukk... uhukk..."
Faisal batuk dan terjatuh setelah Andre melepaskan genggamannya.
Andre yang terdiam dan berpikir beberapa saat menjawab dengan suara seperti berbelas kasihan.
"Haa... aku tidak akan mengganggu Nabila lagi, tapi katakan padanya 'jika dia butuh pertolongan dari ku, aku akan membantunya'".
Andre melanjutkan langkahnya ke pintu keluar kampusnya.
Dengan suara pelan dan wajah sedikit tertawa, Faisal menjawab.
"Pasti akan kusampaikan... ha.ha..."
___
Beberapa hari kemudian, gangguan kepada Nabila semakin sedikit terjadi, namun masih saja yang mengganggunya. Namun pada hari itu, gangguan kepada Nabila dinilai kelewatan batas.
Siang itu setelah pelajaran pertama selesai, Andre berjalan di koridor dekat taman kampus sambil mengenggam sebotol White-Coffie kesukaannya. Dilihatnya ditaman itu Nabila dan Silvia sedang duduk dibangku taman.
Disisi koridor, Andre dengan diam melihat Nabila sedang mengelus kucing hitam dipangkuannya.
"Haa... sama seperti pertama ku bertemu dengannya, entah kenapa dengan melihatnya saja hatiku merasa tenang dan damai."
Namun suasana itu tidak berlangsung lama, tepat dari atas mereka, dari lantai 2 gedung, seorang perempuan membuang air tepat ke arah Nabila berada.
Blurrr!
Melihat kejadian itu, secara refleks Andre berlari mendatangi Nabila yang sedang basa kuyup, hijabnya yang berwarna menjadi sedikit berkilau akibat basah.
Ketika Andre ingin menolong Nabila, dengan sontak Nabila menghentikannya dan berkata.
"Jangan menganggangguku!"
Melihat tawaran pertolongannya ditolak Andre langsung berdiri tegap dan melimpahkan kekesalannya.
"Kenapa kau tidak Mau menerima pertolonganku!? Apa kau sangat membenciku!? Jika memang ini mau mu, aku tidak akan pernah peduli denganmu!"
Langsung Andre berlari dari tempat itu, setelah jarak yang agak jauh dari sana, kemarahan Andre tidak terbendung lagi dan melempar botol kopinya sambil memukul dinding dengan keras.
"Sial! Sial! Sial! Aku bodoh sudah peduli dengannya".
Di tempat lain, di gedung lantai 2, sekumpulan gadis yang menyaksikan kejadian itu dari awal hanya tertawa, salah satu dari mereka adalah Lina.
Hari demi hari terus berjalan, dan gangguan kepada Nabila masih berlangsung seperti biasa, tapi Andre hanya bisa melihat dari kejauhan dan hanya berkata "masa bodoh".
Tapi keesokan harinya, Andre yabg sedang melihat keluar jendela melihat Nabila dibawa paksa oleh sekumpulan mahasiswa yang berjumlah 5 orang. Mereka membawa Nabila ke ruang penyimpanan barang di belakang gedung perkuliahan.
Ketika dibawa, Nabila melihat Andre yang sedang melihat dirinya, Nabila melambaikan tangan meminta tolong kepada Andre, tapi Andre hanya menggubrisnya tatapan sinis dan berjalan masuk ke ruang ukm favoritnya. Ketika Nabila dipaksa masuk ke ruangan penyimpanan tersebut. Hanya satu kata yang terlontar dari salah satu pemaksanya, tapi itu sudah cukup membuat Nabila terdiam tidak berkutik.
"Sekarang, buka hijabmu sekarang"
ns 15.158.61.20da2