MASIH 5 TAHUN YANG LALU
Setelah kejadian di malam itu, hubungan terlarang antara Pak Baroto dan Yanti makin menjadi. Situasi dipermudah karena Bu Diajeng mulai ikut disibukkan mengurus bisnis keluarga yang sebelumnya hanya dikelola oleh Pak Baroto. Ini adalah salah satu trik pria tersebut agar istrinya sering meninggalkan rumah sehingga dia bisa memiliki banyak waktu berduaan bersama Yanti.
Yanti yang awalnya bisa menolakpun lama kelamaan mulai ikut larut dalam permainan tabu ini. Apalagi Pak Baroto juga sering memberikan sejumlah uang tambahan ketika selesai menuntaskan hasratnya. Yanti yang seorang janda dan haus belaian seperti mendayung dua tiga pulau sekaligus, kepuasan batin serta kepuasan materi dari Pak Baroto.
Seperti yang terjadi malam ini ketika rumah dalam keadaan sepi karena Bu Diajeng beserta ketiga putra dan putrinya sedang pergi ke Surabaya untuk menghadiri resepsi pernikahan salah seorang saudara. Dengan alasan pekerjaan, Pak Baroto memilih untuk pergi keesokan harinya. Alhasil, kesempatan seperti ini tak disia-siakan oleh pria kaya raya tersebut, birahinya menagih untuk dipuaskan oleh Yanti.
"Pak, kok kita di sini sih? Saya ndak enak sama Ibu." Ujar Yanti ketika berada di dalam kamar pribadi Pak Baroto.
"Nggak apa-apa, lagian Ibu kan nggak ada di sini. Bosen maen di kamarmu Yant, sempit, mana panas lagi." Kata Pak Baroto.
"Ta-Tapi Saya..."
"Udah jangan bawel, ini minum dulu."
"Apa ini Pak?" Yanti tampak bingung setelah menerima sebutir pil berwarna putih dari Pak Baroto.
"Itu obat biar maennya makin hot, udah minum aja. Aman kok, Aku juga minum nih." Seolah meyakinkan Yanti, Pak Baroto lebih dulu meminum pil berukuran kecil tersebut. Tak lama kemudian Yanti dengan terpaksa mengikuti majikannya tersebut.
Senyum kemenangan penuh intimidatif tergambar pada wajah Pak Baroto. Menyaksikan Yanti begitu tunduk menuruti setiap kemauannya. Pria berbadan tegap itu kemudian membawa ke atas tempat tidurnya, tempat dimana biasanya bersama sang istri memadu kasih. Namun kali ini, ranjang tersebut dia gunakan untuk meniduri wanita lain.
"Kamu cantik banget Yant..." Puji Pak Baroto sambil menggenggam tangan Yanti, kemudian menggandeng, dan merebahkannya ke atas ranjang.
Pria bertubuh gagah itu memandang takjub tubuh Yanti yang hanya mengenakan daster tipis sebatas lutut. Paha mulus janda sintal itu terpancar temaram lampu kamar, kuning langsat, mulus tanpa cacat. Nafas Yanti yang memburu membuat buah dadanya yang berukuran besar naik turun seiOm Hendra tarikan nafas, makin membuat birahi Pak Baroto tak terkendali.
Sang majikan nampak tak sabar untuk segera melucuti seluruh pakaian yang dikenakan Yanti. Dengan terburu nafsu, Pak Baroto meloloskan daster itu, lalu menyusul kemudian melucuti BH dan celana dalam hingga tubuh sintal Yanti telanjang bulat.
"Sempurna..." Desis Pak Baroto yang mulai melepas pakaiannya sendiri.
Pengaruh obat yang diberikan oleh Pak Baroto rupanya mulai bereaksi pada tubuh Yanti. Wanita cantik itu nampak semakin gelisah, geksturnya tak tenang, rasa hangat kemudian berubah menjadi panas mendadak menjalari tubuhnya. Entah obat macam apa yang diberikan oleh Pak Baroto tadi, tapi yang pasti tiap tindakan cabul sang majikan lambat laun membuat Yanti mulai ikut bernafsu.
Pak Baroto sesaat turun dari ranjang untuk mengambil dua buah borgol BDSM dan seutas kain hitam penutup mata yang biasa dia gunakan saat bercinta dengan Bu Diajeng. Rupanya pria itu ingin melakukannya juga bersama Yanti.
"Apa itu Pak...?" Tanya Yanti saat menyaksikan sang majikan kembali ke atas ranjang sambil membawa benda asing yang baru dilihatnya.
"Jangan takut, ini cuma alat agar ngewe kita makin hot. Mau kan Yant?" Tak punya opsi lain selain menuruti perintah sang majikan, Yanti hanya mengangguk pasrah sembari menggigit bibir bawahnya sendiri. Yanti mulai membayangkan tindakan cabul brutal yang akan dilakukan Pak Baroto pada tubuhnya.
Pak Baroto mulai memborgol kedua tangan Yanti, memasangnya pada sisi ranjang yang terbuat dari besi. Setelah semua terpasang, barulah ia mengeluarkan penutup mata berwarna merah untuk menghalangi pandangan Yanti.
"Kamu siap melayaniku?"
"Siap,Pak."
"Bagus!"
Pak Baroto mulai beraksi. Tangan kekarnya mulai menyentuh bagian tubuh Yanti mulai dari bibir, leher, bahu, ketiak, payudara, sampai gundukan jembut di area kewanitaan.
"Aku tidak mau dibohongi dengan permainan cinta palsu, Yanti. Aku tidak suka orgasme palsu darimu lagi." Kata Pak Batoto, suaranya yang berat makin membuat bulu kuduk Yanti merinding.
"Kamu sekarang adalah budakku. Apapun yang Aku mau, Kamu harus menurutinya. Kapanpun, dimanapun, Kamu harus siap memuaskanku..."
Yanti mendengar ucapan Pak Baroto dan merasa mulai terangsang. Efek pil tadi mulai hebat bereaksi. Perlahan titik-titik sensitive di tubuhnya menjadi sedemikian responsif. Yanti menjadi begitu peka terhadap rangsangan sekecil apa pun. Bahkan lebih dari itu, puting payudaranya juga menjadi begitu keras bersamaan dengan tegaknya bulu kuduk halus di tangan, tengkuk dan paha.
Yanti menggeliat erotis. Tangannya mencengkram borgol kuat-kuat. Kakinya digoyang-goyangkan, berusaha meredakan semua getaran impuls rangsangan yang datang. Pak Baroto mulai mencium bibir Yanti. Penuh gairah. Penuh syahwat. Yanti pun tak tinggal diam, pagutan bibir sang majikan disambutnya pula dengan tak kalah binal. Lidah mereka saling bertaut, bibir saling mengecap, bertukar liur.
Gairah Yanti menjadi semakin tak terkendali akibat permainan lidah Pak Baroto. Saking bergairahnya lidah Yanti kini menari-nari mengundang lidah Pak Baroto untuk bergulat. Ajakan ini langsung disambut oleh Pak Baroto, membuat lidah mereka berdua seketika bertaut begitu mesra. Semua jilatan, belitan dan hisapan lidah dilakukan Yanti dengan penuh gairah. Sangat bergairah.
"Kamu hebat, Yanti..." Puji Pak Baroto.
"Aaaah..." Yanti menjawab pujian Pak Baroto sambil mendesah.
Pak Baroto tersenyum lebar melihat Yanti makin terangsang akibat pengaruh pil yang diberikannya. Tak mau hanya menjelajahi bibir Yanti saja, Pak Baroto mulai beralih pada lekuk tubuh Yanti yang sintal dan mulus. Ciumannya bergerak menuju leher, lidahnya bergerak simultan menjilatinya.
"Ahhhhhh, Bapak...." Desah Yanti saat lehernya dikerjai Pak Baroto.
"Aaaaahhhh....Aaaahhhh....Aaahhhhh..." Desah Yanti terdengar makin kencang.
"Hegggggh!" Pak Baroto juga menggumam. Jelas dirasakan batang penisnya sendiri mulai keras sempurna.
Bagaimana pun semua gairah kewanitaan yang di pancarkan Yanti, lengkap dengan aroma tubuh wangi dan pesona tubuh sintal nan semok, membuat kemaluan Pak Baroto bangkit. Apalagi pengaruh obat perangsang yang diminumnya juga mulai bereaksi. Ciuman Pak Baroto mulai menjelajahi pundak Yanti, merasakan getaran-getaran hebat denyut kehidupan yang mengalir di sana. Merasa belum puas di bahu, Pak Baroto bergerak menyamping menyusuri lengan, menciumi seluruh bagian lengan Yanti dengan kekaguman teOm Hendrat sangat.
Yanti yang masih dalam keadaan tak berdaya hanya bisa terus menikmati berbagi sensasi kenikmatan dari Pak Baroto. Matinya indera penglihatan karena terhalang oleh penutup mata membuat berbagai rangsangan semakin tak tertahankan lagi.
Sekarang Pak Baroto tengah menciumi lengan si cantik dengan penuh kekaguman dan penghayatan. Kedua hal ini timbul bukan hanya disebabkan wangi lengan Yanti yang terhirup, namun juga berkat pemandangan lembah ketiak milik si janda cantik. Bagaimana bisa pemandangan indah lembah ketiak seorang wanita bisa begitu mengundang birahi? Berkali-kali Pak Baroto melihat pemandangan indah ketiak milik Yanti dengan penuh kekaguman sampai pada suatu titik, pemandangan indah lembah ketiak Yanti benar-benar membuat ia tak tahan lagi. Dipenuhi nafsu membara, Pak Baroto bergerak cepat mendekati ketiak Yanti, kemudian ia mengangkat sedikit lengan itu agar terbuka lebar dan mulai menghirup aromanya.
Tanpa rasa jijik Pak Baroto mulai menciumi ketiak tersebut, aroma wangi semerbak menandakan keseriusan Yanti dalam merawat tubuh. Apabila diibaratkan, aroma ketiak yang terhirup memancarkan aroma feminin nan begitu memikat dan menggairahkan. Aroma ketiak Yanti membuat Pak Baroto menjadi kalap, kemudian tanpa mau menunggu lebih lama lagi, mulai dihirup lalu diciumi setiap titik lembah ketiak yang menggoda itu, dihisapnya dalam–dalam.
"Acchh Pak!! Jangan disitu!! Geliii! Aaaccchhh...." Yanti menjerit merasakan ciuman dan hisapan bertubi-tubi di ketiak.
"Aaaaahhhhhhhhhhhh...Ooooohhhh..." Tubuh Yanti mengejang hebat sementara dengan rakusnya Pak Baroto terus menjilati ketiak wanita sintal tersebut.
"Aaachhh! Sudah Pak!! Ampun!! Aaachh!!" Pekik Yanti tak tahan mendapat serangan bertubi-tubi seperti itu.
Pak Baroto berpindah meninggalkan ketiak sexy milik Yanti menuju puting payudara yang telah mengeras. Sedari tadi kedua puting Yanti seperti menantang Pak Baroto, kedua puting itu mengacung, ereksi dan meledek untuk dijamah. Pria itu langsung melahap kedua puting Yanti secara bergantian dengan buas.
"Bapak.... Aaauuuuuuhhhh......Bapakkk...Ahhhhh!!!"
Yanti meledak secara histeris akibat sedotan bergantian di puting payudaranya. Pandangan yang tertutup membuat Yanti hanya bisa menerka giliran puting sebelah mana yang akan dikulum oleh sang majikan. Sensasi penasaran bercampur dengan panasnya birahi.
"Achhhh! Paakkk! Aammpunnn! Aaachhhh..." Raung Yanti tak kuasa menahan serangan bertubi-tubi dari lidah serta bibir Pak Baroto.
Tubuh Yanti menegang. Naik turun tak beraturan. Kepalanya menggeleng-geleng tak karuan, sebentar mendongak sambil mendesah, sebentar kemudian terbanting-banting ke kiri dan kanan, menunjukkan ketidakmampuan mengendalikan gelombang klimaks yang menghajar tubuhnya. Vaginanya sudah basah bukan main, namun Pak Baroto belum sekalipun menyentuhnya.
"Keluarin aja Yant, jangan ditahan..." Goda Pak Baroto seolah telah memenangkan pertarungan.
Ledakan itu merambat datang, tubuh Yanti sudah lelah melenting berkali-kali, hingga akhirnya wanita bertubuh sintal itu melenguh panjang ketika dorongan kuat di dalam rahimnya memaksa untuk keluar. Orgasme meskipun belum disetubuhi oleh Pak Baroto.
"Aaaaach!! Paak!!! Yanti keluarrrr....Aaarghht!!!"
Saking nikmatnya, Yanti baru bisa menarik nafas lega beberapa menit kemudian atau setelah seluruh rangkaian badai kenikmatan dahsyat itu surut. Tepat disaat itulah, Yanti dapat merasakan kepercayaannya kepada sang pejantan tua tumbuh menjadi sebuah kepercayaan positif. Matanya memang masih belum bisa melihat karena masih tertutup rapat. Namun dia bisa merasakan, Pak Baroto sangat menyayanginya dilihat dari cara Pak Baroto tadi menghisap payudaranya secara total sampai titik kenikmatan terakhir.
*BERSAMBUNG*
Cerita "KELUARGA ABSURD" telah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan di9761Please respect copyright.PENANAXhYE0aKzQu
TRAKTEER9761Please respect copyright.PENANAcYyJXscW9e