Besok paginya, jam 4 pagi.
“Haahhh… Haahhh… Haahhh… Aku udah kecapean Pak. Pak Yono juga udah tidur, tapi saya masih pengen ngentot. Memek saya masih gatel, Pak. Enggak tau kenapa dari semalem waktu Bapak pounding itu. Sampai sekarang masih gatel,” ucap Firda ke gurunya.
“Udah yaa, Fir. Jam 6 kita harus kumpul di parkiran bus. Sekarang kamu kembali ke kamar kamu. Tidur sekenanya aja barang 1 atau 2 jam. Nanti di bus kamu bisa lanjut tidur lagi,” jawab Pak Rendra yang juga sudah lelah. Mereka beradu kelamin 6 jam lamanya.
Dari jam 10 malam sampai jam 4 pagi. Sudah tak terhitung berapa kali sperma yang masuk ke memek Firda. Memeknya sudah terasa lengket, tapi Firda masih merasa memeknya geli dan pengen ngentot lagi. Sayangnya Pak Rendra udah gak mau lanjutin.
Firda yang diusir secara halus, dia terpaksa keluar dari kamar Pak Rendra. Dengan pakaian acak-acakan, dia berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai 5. Dua lantai dari kamar Pak Rendra dan Pak Yono. Dia menaiki anak tangga, dengan memek yang berasa geli.
Rasa gelinya seolah tidak kunjung hilang, meski dia sebenarnya juga merasa memeknya udah perih. Tapi karena sadar dia harus melanjutkan aktivitas. Firda kembali masuk ke kamar khusus anggota osis. Ketika masuk, dia melihat teman satu kamarnya.
Dia bernama Shifa, sudah tertidur lelap di atas tempat tidurnya. Firda pun sebelum tidur, dia masuk terlebih dulu ke kamar mandi. Dia bersihkan tubuhnya yang dipenuhi sperma. Dari mulut, wajah, dagu, leher, toket, belahan toket, sampai ke memeknya itu.
Semuanya dia bersihkan satu persatu hingga tuntas. Selesai membersihkan diri, dia rebahan di atas kasurnya. Dia menyalakan kembali handphone yang sedari tadi dia matikan. Saat handphone bututnya itu kembali menyala, dia menerima banyak cacian dari Deni.
“Dasar bangsat lu anjingg!! Lebih ngutamain tugas osis ketimbang cowo lu sendiri!! Gua butuh lu sekarang!! Gua punya urusan sama lu pelacur!! EMANG LU BANGSATT!!” tulis Deni yang marah-marah. Firda merasa bersalah kepada Deni, karena mengabaikan Deni.
Lebih memilih dientot kedua gurunya, ketimbang kembali menghabiskan malam dengan kekasihnya itu. Dia merasa bersalah karena sudah dientot orang lain. Dia tidak bisa menjaga tubuhnya untuk Deni. Firda pikir mungkin Deni saat ini sangat curiga kepadanya.
Namun apa yang dipikirkan Firda salah besar, Deni amat sangat marah. Karena dia batal dapetin uang dari Dodi. Karena Firda gak kunjung bisa ditemui. Jadinya Deni gak bisa membawa Firda ke kamar Dodi. Firda dan Deni memahami dua hal yang sangat berbeda.
Deni tidak mengetahui kalo kekasihnya itu sedang dientot pria lain. Sedangkan Firda gak mengetahui, kalo tujuan Deni memintanya bertemu lagi. Untuk membawa Firda ke kamar Dodi dan dientot habis-habisan oleh Dodi. Iyaa sisi jahat mereka saling tersembunyi.
Dengan hati yang gundah, Firda pun akhirnya memejamkan matanya. Dia pun tertidur lelap, meski tak lama sekitar jam setengah 6 pagi. Dia kembali dibangunkan oleh Shifa. “Fir bangun Fir, udah jam setengah enam. Lu semaleman tidur di mana sih Fir?”
Firda yang memang ngantuk berat, dia sangat sulit untuk dibangunkan. Butuh waktu cukup lama untuk Shifa bisa membangunkan Firda. Namun setelah 15 menit berjuang, Firda pun akhirnya bisa dibangunkan. “Gilaa! Lu tidur udah kaya kebo! Susah banget dibangunin!”
“Hah? Udah pagi yaa, Shif? Aduuh gue masih ngantuk banget lagi. Iyaudah gue ngumpulin nyawa dulu. Lu mandi dulu aja sana. Nanti habis ini gue yang mandi,” jawab Firda sambil mengucek kedua matanya. Dia pun duduk bersandar di kasur, ngumpulin nyawa.
Setelah beberapa menit, Firda mengambil handphonenya. Dia mengetik kata permintaan maaf untuk Deni kekasihnya itu. “Sayaang, maafin aku. Aku batrenya lowbat, dan gak ada charger di tempat aku nugas tadi. Aku baru bangun dan hp aku baru nyala.”
Deni yang juga saat itu baru bangun, dia pun terpaksa menahan amarahnya. Dia gak mungkin bisa melampiaskan emosinya di acara sekolah seperti ini. “Iyaudah, nanti aja pulang dari study tour diomongin. Tapi yang pasti aku belum maafin kamu sampai nanti.”
Firda pun terdiam, dalam hatinya dia mewajarkan jika Deni gak bisa memaafkan dia. ‘Iyaa aku memang mungkin gak akan bisa dimaafkan. Aku udah selingkuh, ngentot sampai crot dalem sama cowo lain. Kalo Deni sampai tau semuanya, dia gak mungkin maafin aku.’
Firda pun melihat ke seluruh isi ruangan, dia berteriak ke Shifa apakah dia mandi masih lama. Dan Shifa pun menjawab kalo dia baru selesai cuci muka. Jadi masih lama selesai, sebagai permintaan maaf. Firda yang saat itu menggunakan kaos ketat warna hitam.
Dia singkap kaos hitamnya itu ke atas, dengan rambut panjangnya dia urai ke samping kanan. Dia angkat branya sampai ke leher, dia foto kedua toketnya dan dia kirimkan ke Deni. “Maafin aku sayangku, cintaku, manisku sayaang. Ini buat kamu baby.”
Deni yang saat itu tidur sekamar berempat dengan siswa lain. Seketika kontolnya langsung ngaceng bukan main. Dia inget kalo dia gak bisa ngentotin Firda dalam waktu dekat. Akhirnya dia melampiaskan hasratnya, dengan ngocok kontolnya sewaktu mandi.
Dan apa yang dilakukan Deni ini, menimbulkan berbagai masalah ke teman-temannya yang lain. “Deen! Sumpah lu mandi lama amat anjingg! Udah mandi paling pertama, udah setengah jam lu di dalem! Nanti yang ada kita telat semua Deni goblok!”
Namun Deni gak peduli, dia terus coli sambil ngeliatin foto toket pacarnya itu. Sambil terus ngocok, dia pun mengumpat kesal. “Anjiing berisik banget mereka pada! Makin lu berisik makin gua kagak fokus ngocok! Mana cewe gua seksi bener lagi fotonya pagi ini.”
Namun akhirnya setelah 15 menit, Deni pun berhasil ngecrot di toilet kamar mandi. Namun sayangnya saat dia baru banget ngecrot. Pintu kamar mandi didobrak ramai-ramai oleh teman-teman sekamar Deni. Didobrak 3 orang sekaligus, sampai pintunya terbuka.
Seketika situasi langsung kikuk, di mana mereka bertiga ngeliat Doni lagi duduk di closet duduk sambil megangin kontol. “ANJINGG DENI NGOCOK! BANGSAAT! Ahh udah gua kagak mau mandi! Iihh pejunya itu belepotan ke pinggir tempat duduk closet. Anjirr anjirr!”
Namun temannya yang lain, matanya amat sangat jeli. Dia bisa melihat layar handphone Deni yang masih terpampang foto Firda yang pamer toket itu. “I-Itu foto siapa anjing? Eehh itu foto Firda, cewe primadona sekolah! Anjirr bagi foto toketnya dong!”
Deni panik setengah mampus, dia langsung mematikan layar handphonenya. Dan berusaha menutup kembali pintu kamar mandi. Namun kedua temannya yang lain, mereka memaksa masuk kamar mandi. Merebut handphone Deni untuk ngambil foto toket Firda.1755Please respect copyright.PENANAMvGFxouJfF
1755Please respect copyright.PENANAFeBZtaSnQv