Author: Ihsan Iskandar
"Ke...kenapa jadi seperti ini...?"
Nabila sekarang berada di sebuah gudang dengan hanya satu lampu di tengah ruangannya. Diruangan itu penuh dengan perlengkapan olahraga, dan Nabil sedang duduk ketakutan diatas matras putih. Didepannya, sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berjumlah total 5 orang itu menunjukkan wajah yang akan melakukan sesuatu yang teramat jahat.
Seminggu yang lalu, tepat setelah kejadian dengan Andre, ketika Nabila bersama dengan Silvia pergi ke kamar mandi, sekelompok mahasiswi sudah menunggu mereka berdua disana.
Sekelompok tersebut langsung menyudutkan mereka berdua dan mengancam jika Nabila masih berbicara dengan Andre, Sekelompok mahasiswi tersebut akan membuat Nabila keluar dari kampus ini.
Setelah dari itu, setiap Andre membela atau bahkan berbicara dengan Nabila, gangguan yang diterima oleh Nabila semakin buruk. Dan hari ini, ketika Nabila sedang berjalan sendiri di koridor ketika keluar dari Kantor jurusan, 2 mahasiswa menangkapnya dari belakang dan membawanya ke Gudang peralatan olahraga yang terletak dibelakang gedung perkuliahan.
Pemberontakan Nabila sia-sia dihadapan 2 mahasiswa Amerika yang berbadan hampir 2 kali lebih besar darinya. Namun sebelum masuk ke gudang, dia melihat Andre disisi jendela, Nabila meronta melambaikan tangannya untuk menolong dirinya. Tapi realita tidak berjalan dengan ekspektasi, Andre dengan acuh kembali ke ruang ukm dan menutup jendelanya. Nabila pikir itu adalah hal wajar, karena Nabila sudah begitu keras kepada Andre, jadi tidak aneh Andre bersifat seperti itu.
Didalam gedung tersebut, 2 orang mahasiswi menghidupkan recording videonya ke arah Nabila.
"Oke, sekarang kau harus melepaskan hijabmu yang buruk dan yang membuat resah itu!"
Perkataan itu diiringi dengan sorakan "ayo ayo ayo" dari sekelompok pemaksanya itu.
Namun Nabila diam tidak melakukan apa-apa selain memeluk erat badannya.
"Hmmm... seperti dia cukup keras kepala, Boys buka paksa hijabnya"
2 mahasiswa berbadan besar langsung mendekati Nabila dan tangan mereka menggenggam hijab Nabila.
Dalan waktu yang kritis itu, Nabila hanya bisa menahan hijabnya tidak terbuka dan berdoa dalam kalbu.
"Ya Allah... tolonglah Hamba dalam menjaga dirinya..."
Dan beberapa kalimat yang juga tidak sadar juga terucap oleh Nabila
"Tolong aku... Andre..."
BRAK!
Ketika hijab Nabila mulai terlepas, pintu gudang yang terbuat dari kayu itu hancur seketika, seseorang menerobos masuk dengan paksa, seluruh orang termasuk Nabila terdiam melihat sosok yang masuk itu, karena pembiasan cahaya, orang-orang didalam gudang sulit untuk mengetahui siapa itu. Tapi Nabila, dengan yakin dia bisa menjelaskan siapa sosok itu. Itu adalah...
"Andre!"
Andre dengan cepat memukul 2 mahasiswa yang sedang memegang hijab Nabila. Andre dengan keras kepada sekelompok yang sudah menculik dan memaksa Nablia.
"KALIAN SEMUA! WANITA INI ADALAH MILIKKU! JIKA MASIH ADA YANG BERANI MENGANGGANGGUNYA, AKU AKAN MEMBUAT DIA KELUAR DARI KAMPUS INI!"
Mendengar ancaman yang tidak main-main itu, Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi itu lari keluar gudang dengan terbirit-birit.
Di dalam gudang tersebut, tersisa hanya Andre dan Nabila. Suasana hening tanpa percakapan sudah berlalu beberapa detik, namun rasanya seperti sudah berjam jam. Melihat keadaan itu, Nabila ingin mengucapkan terima kasih kepada Andre, tapi tiba-tiba terlintas ancaman untuk tidak berbicara dan dekat dengan Andre.
Dengan nada rendah, Nabila berkata.
"Aku... tidak... me...membutuhkan bantuanmu..."
Setelah kalimat itu terlontar, Andre langsung melemparkan sesuatu ke Nabila Nabika dengan sigap mengangkat tangan untuk melindungi dirinya. Tapi barang yang dilempar tersebut terasa halus dan ringan.
"Kain?"
"Tutupi dirimu dengan kain itu"
Mendengar perkataan itu, Nabila baru menyadari bahwa hijabnya sudah sobek dan memperlihatkan sedikit lehernya, dengan spontan Nabila melilit dirinya dengan kain tersebut.
"Aku akan memanggil temanmu, tunggulah disini-"
"Aku ikut."
Takut ditinggal sendiri dan tempat ini masih berbahaya. Nabila ingin ikut dengan Andre ke tempat teman-temannya berada.
Namun ketika Nabila ingin berjalan, badannya sempoyongan dan tidak seimbang.
Melihat itu, Andre mengambil kayu sepanjang 2 meter.
"Ayo kau ikut denganku, aku akan membawamu ke tempat yang aman, pegangan pada kayu ini."
Awalnya Nabila takut untuk memegangnya, namun setelah Andre berkata "Tenang semua akan baik-baik saja." Entah kenapa, perkataan itu membuat keresahan pada Nabila hilang. Nabila memegang tongkat kayu tersebut dan berjalan menuju kelas.
Pemandangan seorang pria dengan rambut pirang ikal dan perempuan berhijab hitam, sangat berlawanan terlihat, tapi satu hal yang sama ada pada mereka, mereka tersenyum menikmati waktu yang sangat sebentar itu.
ns 15.158.61.5da2