Hari ini adalah hari pertama. Hari pertama yang begitu menyedihkan karena aku kehilangan seseorang. setiap ku ingin melakukan sesuatu aku selalu teringat dengannya. Ku lihat bangkunya yang dulu dia duduk disana sambil senyum dan meledekku tapi sekarang tidak. Aku benar-benar tak menduga bahwa dia sangat berarti bagiku. Padahal ketika masih disini aku tak menyadari hal itu. Bahkan aku tak menemukan perasaan cinta padanya. Tapi entahkenapa setelah kepergiannya aku begitu merasa kehilangannya dan aku sangat merindukannya. Apa ini belum bisa dikatakan perasaan cinta. Setiap hari bayang-bayangnya hadir disini. Kini tak ada yang lagi yang usil denganku di sela-sela pelajaran. Memang sebenarnya banyak teman yang usil padaku tapi aku tak bahagia dengan mereka. Aku hanya ingin sani yang usil denganku.
Sepulang sekolah, ku lihat handphoneku ku temukan banyak pesan yang datang dan panggilan yang tak terjawab ternyata semua itu dari sani. Ku lihat pesannya dia terlihat sedih. Kenapa dengannya? Aku mulai khawatir dengannya. Kemudian aku membalasnya dan tak lama kemudian dia menelephoneku. Suaranya terdengar tersedak-sedak seolah dia habis menangisdan ternyata benar. Katanya dia sedang sakit. Aku pun ikut merasa sedih mendengarnya. Tapi bagaimana? Aku tak bisa berbuat apa-apa untuknnya. Kalaupun bisa, lalu aku ini siapa baginya hingga harus berbuat sesuatu padanya. Dia sudah pergi meninggalkanku kenapa aku harus peduli dengan nya. Akhirnya aku tak peduli lagi dengannya. Setiap dia mengirim pesan dan menghubungiku aku tak meresponnya. Bahkan aku langsung mengganti nomer handphoneku agar dia tak menghubungiku. Sejak saat itu aku mulai move on dan tak teringat lagi dengannya.
Beberapa hari kemudian, temanku memberitahuku bahwa sani akan pulang. Tanpa meresponnya aku langsung meninggalkannya.aku sudah tak ingin mendengarkan tentang sani lagi. Aku sudah tak peduli lagi dengannya. Esoknya temanku itu memberiku sebuah cincin katanya kemarin sani menitipkan cincin itu agar diberikan padaku. Tanpa berfikir panjang akupun menolaknya dan aku segera pergi dari hadapan temanku itu. Bel sekolah berbunyi…itu pertanda waktu pulang sudah tiba. Aku pun keluardari kelas dan segera pulang. Di tengah perjalanan aku bertemu sani dari arah barat dibonceng ayahnya tapi aku tak bisa melihat raut wajahnya karena kami sama-sama dari arah barat menuju ke timur. Mungkin dia akan kembali ke pondoknya. Hemmm…
ns 15.158.61.17da2