Tanpa terasa akibat merasa disayang, keyakinan total mulai hadir di dalam diri Yanti kepada Pak Baroto. Sebuah keyakinan yang membuat dia hanya diam saja saat sang pejantan ternyata tidak memberikan waktu istirahat sama sekali. Alih-alih memberikan waktu istirahat, sang pejantan sudah bergerak menyerang lubang pusarnya.
"Hahhhhhh..... Aaaaahhhh.... Bapak....." Desah Yanti tanpa berusaha melawan. Pak Baroto semakin bersemangat.
Tapi berbeda dari sebelumnya, majikan Yanti tersebut tidak berlama-lama bermain di sana. Pak Baroto cepat sekali berpindah ke kedua sisi pinggang kemudian turun lagi bergerak ke arah pangkal kewanitaan. Pria itu bisa menyaksikan kemaluan yang ditumbuhi bulu-bulu tipis, tak rimbun dan tercukur rapi, tanda jika Yanti begitu merawatnya.
Yanti merasakan kepala Pak Baroto mulai merangsek maju. Masih dalam kondisi kedua tangan terborgol dan kaki mengangkang lebar, Yanti berusaha menjadi lebih tenang ketika sapuan lidah Pak Baroto mulai menghampiri area kewanitaannya.
"Aaaucchhhh...Pakkkk...." Pak Baroto langsung membenamkan lidahnya, menyapu seluruh permukaan dinding liang senggama milik pembantunya itu.
"Oocchhhh!! Pak!! Aaachh!!!"
Yanti menggelinjang penuh nikmat saat lidah Pak Baroto mulai intens menjilati klitorisnya, bahkan sesekali dihisapnya daging kecil itu. Lenguhan manja Yanti kini berganti dengan desahan binal, karena semakin tak tahan akan tindakan mesum dari lidah majikannya. Birahi janda itu seperti tengah dibawa oleh Pak Baroto menuju ketinggian tanpa batas, Yanti tak kuasa untuk sekedar menahannya.
"Aaachhh! Pak! Ampun Pak!! Aaachh!!!" Kedua tangan Yanti kali ini menjambak keras rambut Pak Baroto, menariknya agar segera menyudahi serviz lidah pada area senggama. Yanti sudah tak tahan dan ingin segera merasakan lesakan penis kekar milik sang majikan.
Tubuh telanjang Yanti seperti tersetrum saat lidah Pak Baroto yang basah dan begitu liar meliuk-liuk menjilati seluruh dinding vagina. Yanti makin tak kuasa menahan gelombang kenikmatan itu, tubuhnya menggelinjang liar akibat jilatan demi jilatan yang diberikan oleh Pak Baroto. Bahkan sampai membuat Pak Baroto harus memegangi dua batang paha milik Yanti.
"Paak!! Aaachh!! Ampun Paak...!" Lenguh Yanti ketika ujung lidah Pak Baroto tengah bermain-main pada klitoris. Yanti menjerit kecil setiap kali ujung lidah Pak Baroto menyentuh bagian paling sensitif itu.
Tubuh Yanti mulai sedikit basah oleh peluh, sekuat tenaga dia berusaha menahan gejolak birahi dalam dirinya makin kuat pula kenikmatan yang dia terima dari perlakuan Pak Baroto. Setelah bertahan cukup lama akhirnya janda cantik itu menyerah, tubuhnya menggelinjang dahsyat, tanpa sadar dia malah mengangkat selangkangannya, makin mendekatkan pada wajah Pak Baroto yang masih sibuk menjilati vagina. Yanti menggerakkan bagian bawah tubuhnya dengan sedikit menghentak, lalu detik berikutnya tubuhnya mengejang hebat.
"Aaaaacchh!! Paak!! Aku keluar lagi Pakk!!! Aaachh!!!!"
Yanti mengerang, suaranya bahkan nyaris parau saat badai orgasme keduanya menerpa begitu hebat membuat tubuhnya yang ramping bergejolak bak dihantam tsunami. Pak Baroto menyudahi aksi liar lidahnya, pria gagah itu mendekati wajah Yanti yang terkulai lemas tak berdaya, kedua matanya sayu. Pak Baroto tersenyum menatap wajah pembantunya itu.
"Udah Pak..Udah...Ampun..." Racau Yanti masih dalam pengaruh orgasme, nafasnya tersenggal bukan main.
Pak Baroto merangkak ke atas tubuh mulus Yanti, janda cantik itu memposisikan kakinya sedikit melebar hingga membentuk seperti huruf M. Keduanya sudah siap untuk melakukan persenggamaan, Pak Baroto perlahan menindih tubuh Yanti dari atas hingga dada kenyal milik pembantunya itu terasa sesak.
Pak Baroto mulai mengarahkan ujung kepala penisnya pada bibir vagina, menguaknya sedikit demi sedikit, hingga akhirnya dengan satu gerakan menekan batang penis kekar itu menelusup masuk, memenuhi rongga kewanitaan Yanti.
"Aaaaachhh!!!"
Pak Baroto mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, gerakan itu awalnya perlahan namun lama kelamaan menjadi semakin cepat. Yanti tak bisa berhenti melenguh saat ujung penis Pak Baroto merangsek masuk seperti menyentuh bagian paling dasar liang senggama. Gesekan demi gesekan yang timbul antar kulit kelamin keduanya menimbulkan sensasi nikmat pada tubuh Yanti. Menit demi menit berlalu, Pak Baroto terus menggenjot tubuh Yanti dari atas tapi belum ada tanda-tanda jika pria gagah itu segera menyelesaikan permainan. Rupanya khasiat pil perangsang yang diminumnya tadi benar-benar bekerja, stamina serta vitalitasnya sebagai seorang pria bertambah berkali lipat.
Sementara Yanti hanya terkulai pasrah menikmati tiap sodokan penis Pak Baroto pada liang vaginanya. janda cantik itu sudah hanyut dalam keliaran birahi yang diciptakan oleh majikannya sendiri. Saat keduanya bertatapan, seulas senyum mengembang tulus. Pak Baroto mengecup bibir tipis Yanti sambil terus menggerakkan pinggulnya. Yanti menyambut ciuman itu dengan pagutan disertai desahan manja.
Selang beberapa menit berlalu, tubuh Yanti yang sudah basah oleh peluh kembali mengejang hebat. Kakinya yang jenjang menghentak, sementara kedua tangannya memeluk erat punggung Pak Baroto dari bawah. Lenguhan parau itu kembali terdengar dari bibirnya.
"Aaaachh!! Pak! Aku mau keluar lagi!! Aaaccchh!!!"
Janda cantik itu mengalami puncak orgasme, kedua tungkai Pakanya dirapatkan, tubuhnya yang mulus mengejang beberapa saat sungguh ini adalah badai orgasme terdahsyat yang pernah Yanti rasakan. Tapi Pak Baroto belum selesai, pria itu masih cukup perkasa untuk terus menuntaskan birahinya. Kali ini Pak Baroto mengajak Yanti untuk turun dari ranjang, dengan berpegangan pada sisi ranjang, Yanti membelakangi tubuh Pak Baroto yang berdiri di belakangnya. Pak Baroto melebarkan kedua Paka pembantunya itu agar akses penisnya menuju liang vagina sedikit leluasa. Tapi sebelum itu, tanpa diduga, Pak Baroto menunduk kemudian menjilati lubang anal Yanti dengan beringas.
"Ooocchh!! Pak!! Jangan disitu!! Kotor!!" Yanti mejerit kecil saat merasakan ujung lidah Pak Baroto menari-nari pada permukaan lubang anus miliknya.
Selang beberapa saat, kembali Yanti merasakan ujung benda tumpul menyeruak masuk ke dalam vagina. janda cantik itu menggigit bibirnya sendiri ketika batang penis Pak Baroto bergerak masuk menyesaki lubang senggamanya inci demi inci. Sensasi nikmat itu kembali menjalar ke seluruh tubuh. Si pria gagah kembali menggerakkan pinggulnya, kali ini maju mundur, menghunuskan batang kejantanannya ke dalam vagina Yanti dengan kecepatan tinggi.
"Oocchh!! Pak! Aaach!!!"
Di tengah gempuran syahwat itu, Pak Baroto meraih rambut Yanti yang basah oleh keringat dari belakang. Sedikit menjambaknya sambil terus menggenjot tubuh janda cantik itu. Wajah Yanti mendongak ke atas dan kedua tungkai kakinya sedikit berjinjit karena dorongan tubuh Pak Baroto dari belakang, suara parau dari bibirnya kembali terdengar, memberi tanda jika gempuran Pak Baroto kali ini sungguh-sungguh membuatnya tak berdaya.
PLAK !
PLAK!
PLAK!
"Auww!!"
Yanti terpekik saat tiga tamparan ikut mendarat mulus pada permukaan pantatnya, dari belakang Pak Baroto menggeram, laksana serdadu yang lari dari kejaran musuh. Kali ini pria gagah itulah yang tengah diburu oleh nafsu birahinya pada Yanti. Setiap kali Pak Baroto menarik atau melesakkan batang penisnya di dalam liang vagina, Yanti selalu menjerit. Sesuatu yang membuat sisi liar dalam diri Pak Baroto semakin terbakar, menagih untuk segera dituntaskan.
"Aaachh!! Aaachh!! Enak banget Pak!!! Aaachh!!!"
Tubuh bugil Yanti terguncang maju mundur, bongkahan payudaranya bergoyangan cepat mengikuti iOm Hendra sodokan penis Pak Baroto dari belakang. Kepala Yanti masih terdongak ke atas, sementara bibirnya berkali-kali mendesis nikmat merasakan sensasi lesakan demi lesakan penis majikannya.
Berpuluh menit digarap oleh majikannya yang gagah, ditambah deraaan orgasme yang luar biasa dahsyat membuat Yanti begitu dimabukkan oleh persetubuhan terlarang ini. Matanya sayu menggoda, ceracauan terus mengalir mulus dari dalam bibir mungil miliknya. Lama kelamaan gerakan tubuhnya makin tak terkendali, beruntung Pak Baroto sigap dengan mencengkram pinggul Yanti dari belakang sambil terus menekan penis maju mundur.
"Oougghhttt!! Pak!!!"
Pak Baroto melepaskan batang penisnya sebelum kembali merebahkan tubuh Yanti yang terkulai lemas ke atas ranjang. Tanpa membuang waktu, pria gagah itu kembali menghujamkan batang penisnya ke dalam liang vagina dari atas.
"Ouucchh!!! Pak!! Kontolmu enak banget Pak!!! Aaachh!!!!" Ceracau Yanti sambil memeluk tubuh basah Pak Baroto.
"Memekmu juga enak sayang! Aaach!!" Balas Pak Baroto merasakan batang penisnya seperti sedang diremas-remas dinding vagina. Pak Baroto makin semangat memompa tubuh Yanti dengan kecepatan tinggi, tungkai kaki jenjang milik Yanti kini sudah terangkat dan melingkar mesra pada pinggang Pak Baroto.
"Ssssshh!!! Acchh!!!!! Aku udah nggak kuat Pak!! Aaach!!" Lenguhan manja kembali terdengar dari mulut Yanti, janda muda itu makin mempererat pelukannya pada tubuh Pak Baroto.
Tak lama tubuh Yanti kembali mengejang dan kelejotan, kedua kakinya makin erat menjepit pinggang Pak Baroto dari bawah. Tubuh seksinya yang sudah begitu basah oleh peluh itu terangkat tinggi ketika badai orgasme kembali menerpa tubuh.
"Arrgghhtttt!!!! Ooooocchhhh!!!" Yanti menjerit keras, melepaskan gejolak birahi yang sedari tadi dipermainkan oleh majikannya.
Tubuh Yanti menggelepar, janda cantik itu memeluk tubuh Pak Baroto begitu erat seolah enggan untuk melepaskan. Pada saat bersamaan Pak Baroto pun mulai merasakan desakan ejakulasi, erangan parau itu kini terdengar dari mulut si pria gagah. Bak banteng terluka dalam perlombaan matador, Pak Baroto menyemprotkan seluruh spermanya ke dalam vagina Yanti.
"Arrgghhtttt!!! Aaaarrgghhtt!!!"
Pak Baroto melepaskan badai orgasmenya seiring tersemprotnya cairan kental hangat di dalam liang senggama . Pejantan itu pada akhirnya roboh juga di samping Yanti. Nafas keduanya masih memburu deru setelah melepas birahi tiada henti. Yanti tersenyum puas, janda cantik itu merebahkan kepalanya pada dada bidang Pak Baroto sambil mengelus lembut permukaannya.
"Bapak hebat..." Puji Yanti tulus, tidak ada jawaban selain helaan nafas dari Pak Baroto.
Yanti mulai merasakan sebuah keanehan ketika setelah sekian lama tubuh Pak Baroto sama sekali tak bergerak dan mulai terasa dingin. Yanti bangun dari posisi tidurnya, dia bisa melihat mata Pak Baroto tertutup rapat, tubuhnya yang kekar juga nampak terbujur kaku.
"Pak..? Bapak..?" Yanti berusaha membangunkan majikannya dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya menggunakan tangan namun sama sekali tak ada reaksi.
"Pak?! Bangun Pak..?!" Yanti mulai panik.
Wanita cantik itu mulai bingung dan panik, bahkan terkesan histeris apalagi ketika menyadari denyut nadi Pak Baroto telah hilang, tak ada hembusan nafas sama sekali. Hingga pada akhirnya Yanti tak memiliki cara lain selain berteriak meminta tolong dan mengundang kehadiran Pak Kandar yang tak kalah terkejut melihat tubuh majikan prianya sudah tak bernyawa di dalam kamar bersama Yanti.
BERSAMBUNG
Cerita "KELUARGA ABSURD" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan di9388Please respect copyright.PENANAP7hwYYE9FO
TRAKTEER9388Please respect copyright.PENANAEZeeOM4rIR