Pagi itu foto toket Firda jadi sumber keributan di kamar hotel Deni dan teman sekelasnya. Di kamar mandi, dengan kontol yang masih tegang dan ngaceng karena habis coli. Deni berjuang sekuat tenaga menahan handphonenya agar gak direbut teman sekamar.
Mereka saling tarik menarik, Deni kewalahan menghadapi kedua temannya sendirian. Kekuatan tarikan tangan dua orang, pastinya jauh lebih unggul dari tarikan tangan Deni seorang. “Jangan direbut hp gua anjingg! Ngeliat toket dikit aja pada kesurupan lu!”
Bagas dan Jaka pun gak mau kalah, mereka berjuang sekuat tenaga menarik handphone Deni yang sedikit lagi akan terlepas dari tangan Deni. “Kagak ada cowo yang gak demen toket anjirr! Apa lagi toket Firda, cewe jilboob sumber fantasi cowo satu sekolah!”
“Aahhh siaal! Gua udah gak kuat nahan tarikan tangan mereka!” Akhirnya Deni pun kalah tenaga, handphone berwarna putih itu terlepas dari tangannya. Bagas dan Jaka memenangkan adu tarik tambang hp itu. Lalu mereka langsung lari keluar dari kamar.
Deni berusaha mengejar, namun karena dia masih belum pakai celana. Celananya masih menggantung di cantelan belakang pintu. Dia pun akhirnya menyerah, kalo harus pakai celana dulu percuma mengejar mereka. Pastinya mereka udah ilang pikir Deni.
Sementara Bagas dan Jaka, mereka masuk ke kamar sebelah yang merupakan temen mereka juga. “Coog! Gua dapet foto toket Firda coog! Liaat, gua tadi ngeliat foto toket Firda dari hpnya Deni. Sekarang hp Deni udah gua rebut. Udah ada di tangan gua nih, hahaha.”
Bagas, Jaka, dan keempat teman di kamar sebelah mereka. Semuanya berkumpul di satu titik, hanya untuk melihat satu tontonan indah. Mereka membuka galeri foto dan video Deni. Dan mereka berhasil menemukan puluhan atau bahkan ratusan foto toket Firda.
Dari foto Firda yang masih pakai jilbab dan pamer toket. Sampai video Deni dan Firda ngentot di salah satu kebun kosong. Tanpa menunggu lama, mereka pun mengirim puluhan foto dan video itu ke nomor whatsapp mereka masing-masing. Semuanya tanpa terkecuali.
Sementara Deni dengan terpaksa dia keluar kamar, berusaha mencari Bagas dan Jaka. Namun saat dia keluar, dia sama sekali gak mengetahui keberadaan dua temannya itu. Dia bahkan sampai turun ke lantai 5. Padahal Bagas dan Jaka masih berada di lantai enam.
Sementara di kamar hotel Firda, dia sedang berada di kamar mandi. Di bawah rintikan shower, Firda memeriksa memeknya yang masih terasa geli. Sejak terakhir memeknya kena pounding Pak Rendra. Rasa geli itu masih gak berkurang sedikit pun.1885Please respect copyright.PENANAGX7WPL9311
1885Please respect copyright.PENANA8rzArTiOqR
Bahkan saat Firda tidur, bangun-bangun memeknya udah basah karena rasa geli tak tertahankan itu. Sepertinya memeknya ketagihan, kena hentakan kuat dari kontol jumbo Pak Rendra. Sambil mandi, Firda membersihkan memeknya yang masih terasa geli itu.
Dia masukkan kedua jarinya ke dalam memek, dan dia kocok agar memeknya bersih. Namun kocokan itu malah keterusan, Firda malah dengan sengaja masturbasi di sela waktu mandinya. “Aaahhh… Aaahhh… Pak Rendraa, kontol Bapak bikin memek saya geli terus.”
Dia mengocok memeknya sambil memejamkan mata. Membayangkan ketika Pak Rendra berada di atasnya. Dan mengobok-ngobok habis memek sempitnya itu. Kini ukuran memeknya agak melebar, pasca dientot semalaman oleh kedua guru hyper seksnya itu.
“Aaahhh… Aaahhh… Aaahhh…” Firda terus mendesah, dia mengocok memeknya makin cepat dan kencang. Dia berhasil membuat memeknya sendiri becek. Bagi Firda, ini pengalaman pertama baginya masturbasi. Seumur hidupnya dia belum pernah masturbasi.
Dia berusaha mencari titik g-spotnya, semalam Pak Rendra dan Pak Yono dengan mudah menemukan titik g-spot itu. Namun Firda sama sekali gak bisa menemukan titik ternikmat yang ada di memek sempitnya. Jarinya kurang panjang, tangannya memang kecil.
Setelah 10 menit masturbasi, Firda pun menyerah. Dia sama sekali gak bisa mencapai kenikmatan orgasme. Hanya rasa geli belaka yang bikin memeknya jadi tambah parah geli dan gatelnya. Dia pun akhirnya bergegas menyelesaikan mandinya pagi itu.
Dan segera berkumpul di lobby hotel, untuk mengurus sarapan para siswa peserta study tour. Firda pun turun dengan pakaian ketatnya seperti biasa. Seragam sekolah warna putih, yang kancingnya bahkan berjuang keras untuk saling mengait. Dan rok ketat abu-abu.
Dia menggunakan jaket putihnya itu lagi, yang semalam sempat jadi saksi bisu dia dientot habis-habisan oleh Pak Rendra dan Pak Yono. Setelah sampai di lobby hotel, dia beserta teman sesama osisnya. Mengurus sarapan pagi prasmanan di hotel murah itu.
Dari urusan pembayaran, sampai memeriksa lauk agar sudah sesuai dengan pesanan. Di sela-sela kesibukan itu, Deni pun berhasil mengambil kembali handphonenya. Lebih tepatnya memang sengaja dikembalikan oleh Bagas. Iyaa transaksi file sudah selesai.
Sambil duduk di kasur dia seketika keringat dingin. Meski AC di ruangan hotel itu masih menyala. Dia melihat riwayat chat, di mana puluhan foto dan video bokep Firda dan dirinya. Dikirim ke enam nomor secara langsung, habis sudah skandalnya akan tersebar.
“Mampus! Bakal viral gua di sosial media! Semoga aja jangan sampai viral lah! Bangsat emang Bagas sama Jaka, besok balik sekolah gua pukulin mereka berdua!” sergahnya yang amat sangat kesal. Deni pun bernasib jadi mandi paling terakhir di sana.
Di kala semua teman-temannya sudah turun ke lobby untuk sarapan. Deni baru memulai mandinya, di sisi lain Bagas dan Jaka sudah berada di lobby. Dengan seragam sekolah mereka, mereka duduk di meja masing-masing. Bagas ngeliatin Firda dari jauh.
Di mana Firda saat itu sedang memeriksa makanan sarapan pagi itu. “Gilaa, gua ngeliat foto toketnya sempurna bro. Putingnya bulet, warna putingnya coklat muda. Kagak item kaya anak sekolah kita kebanyakan. Terus toketnya juga padet dan kenceng banget.”
Jaka yang duduk di sebelah Bagas, dia sampai ngaceng setengah mampus ngeliatin Firda. “Sama, Gas. Gua rasanya pengen ngegrab toketnya dari belakang. Ngeremes tiba-tiba, terus buka kancingnya satu persatu. Remes toketnya sampai puas, dan mainin putingnya.”
“Kalo gua pengen ngenyot toketnya sampai habis susunya kalo perlu. Dari dulu Firda itu udah jadi cewe inceran gua. Semoga aja di acara study tour ini ada kesempatan. Buat kita masukin kontol ke memek cewe idaman kita itu,” jawab Bagas sambil ngelus kontolnya.
15 menit kemudian, Firda bersama beberapa teman osisnya sudah selesai memeriksa makanan. “Temen-temen semua yang mau makan sudah bisa ambil sekarang yaa. Silahkan masing-masing kelas berbaris dengan tertib, mengambil lauk secukupnya.”
Berbeda dengan teman-temannya yang lain. Firda dan para osis disediakan ruang makan sendiri. Mereka pun masuk ke ruangan itu dan sarapan bersama. Saat Firda sedang menyantap hidangan sarapannya. Tiba-tiba aja geli di memeknya kembali kambuh.1885Please respect copyright.PENANACNhFuSjVr7
1885Please respect copyright.PENANAbH26eR3EHx