Azizah pun akhirnya mencabut batang kontol Ilham dari mulutnya. Dia membuka mulutnya, dan menunjukkan seberapa banyak sperma yang ada di dalam mulut istriku itu. Ini adalah hasil didikan aku, setiap kali dia berhasil menampung spermaku di mulutnya.
Aku selalu memintanya untuk membuka mulut, dan menunjukkan spermaku yang ada di mulutnya. Dan kini cara yang aku ajarkan kepadanya, dia praktekkan dengan pria lain. Dia tersenyum, dia menunjukkan wajah binalnya yang biasanya hanya dia tunjukkan ke aku.
Dan setelah itu, dia langsung menelan seluruh sperma ilham beserta sedikit air kencingnya. “Aahh, kamu seneng Mas? Aku baru saja meminum sperma kamu, beserta sedikit air senimu. Kamu baru saja melihat sisi kebinalanku, sisi yang aku sembunyikan.”
Ilham yang baru pertama kali melakukan seks. Dia hanya bisa menelan salivanya. “Ka—Kamu gak jijik kah? Aku sangat beruntung, rasa nikmat yang baru saja aku rasakan itu benar-benar hebat. Tapi aku takut kamu jijik dengan spermaku, Azizah. Aku sangat kaget.”
“Hehehe, kenapa harus jijik sayaang? Sperma itu kan gak najis? Meski masih banyak perdebatan, tapi guru pesantrenku bilang begitu. Sekarang, waktunya kita menyatukan kemaluan kita berdua. Kita rasakan kenikmatan bersama,” jawab Azizah sambil tersenyum.
Azizah pun langsung naik ke atas pangkuan Ilham, yang saat itu Ilham masih duduk di sofa. Azizah dengan lihainya, memegang lembut batang kontol teman suaminya itu. Dia arahkan kemaluan hitam Ilham ke dalam lubang vaginanya. Istriku yang sekarang udah ahli.
Satu tahun waktu yang cukup, untuk merubah Azizah yang berawal dari gadis polos. Menjadi gadis binal yang haus akan seks. Dan juga mengerti bagaimana cara melayani pria. Dia masukkan penis teman kerjaku itu, ke dalam lubang vaginanya. Ini momen sangat sulit.
Jantungku berdetak begitu kencang, akan ada kontol pria lain yang akan masuk ke vagina istriku. Detik demi detik berharga itu, aku melihatnya dengan sangat jelas. Bahkan sampai aku rekam dengan handphoneku. Momen ketika Azizah, memasukkan kontol Ilham.
Ke dalam lubang vaginanya yang sempit itu. Dan hanya dalam hitungan detik, bleess. Ilham begitu beruntung dan hoki bukan main. Batang kontol hitamnya itu, kini sudah berada di dalam memek istriku. Ilham mengerang hebat, begitu juga Azizah yang mendesah lembut.
“Mas Ilham, kini kelamin kita berdua sudah bersatu. Untuk permulaan, izinkan aku yang memuaskan kamu duluan yaa. Biar aku yang menari dari atas untukmu sebagai awal yang baik,” ucap Azizah yang pengen genjot batang kontol Ilham. Kontol item kecil itu.
Yaa ampun, betapa beruntungnya dia. Akan digenjot oleh istriku yang memiliki vagina merah merekah layaknya merah muda. Dengan memek yang tiada rambut sehelai pun berada di sana. Begitu mulus, putih, bening, wangi, dan juga sangat bersih vaginanya.
Azizah pun akhirnya mulai bergoyang, aku melihat pantatnya bergerak naik turun. Mengocok kontol Ilham yang sudah berada di dalam vaginanya. “Aaahhh… Bagaimana, sayaang? Enaak? Kamu gak ngerasain sakit kan? Aaahhh… Aaahhh... Kamu menikmatinya?”
Ilham yang beruntung itu, mengangguk pelan sambil kedua tangannya meremas kedua payudara istriku. “Ni—Nikmat, Azizah. Aahhh… Aahhh… Aku hanya merasa sedikit kaget. Aahhh… Aahhh… Ini pengalaman pertamaku, Azizah. Maafkan aku jika banyak diam.”
Azizah semakin mempercepat goyangannya, gerakan pantatnya semakin cepat naik turun di atas pangkuan rekan kerjaku. Aku melihat benturan kedua belah pantat istriku, dengan selangkangan Ilham. Keduanya terlihat begitu mesra dan sangat penuh akan gairah.
“Aaahhh… Aaahhh… Aku langsung basah, Mass. Aaahhh… Aaahhh… Aku memang sudah sehorny itu sejak kedatanganmu. Aaahhh… Aaahhh… Aku harap kamu mengikhlaskan hutang suamiku yaa Mas Ilham,” ucap Azizah yang membuatku tertawa kecil pada saat itu.
Aku bahkan sudah melupakan tentang hutang, sakit terbawa suasananya menonton pertarungan gairah mereka berdua. Vagina yang sedang menggenjot kontol teman kerjaku itu, adalah vagina istriku. Dan aku begitu menyukai permainan mereka, sangat bikin tegang.
“I-Iyaa, Azizah. Aahhh… Aahhh… Aku gak akan menagih hutang lagi. Aahhh… Aahhh… Justru aku sekarang yang berhutang. Wajah cantik dan tubuh indah sepertimu. Tidak bisa mungkin aku nikmati dengan harga 300 ribu,” jawab Ilham yang menganggap hutang lunas.
Hahaha, padahal sebenernya aku bisa bayar hutang itu sekarang juga. Sangat jelas aku bisa, orang aku ada uang jutaan di dompet. Azizah memang tidak tahu menahu akan keuanganku. Sayangnya keuangan kami memang tidak transparan, aku memilih seperti itu.
Azizah setiap bulan aku jatah untuk uang pribadinya 5 juta rupiah. Dan juga ada jatah uang makan harian untuk sebulan, yaitu 3 juta rupiah. Dan juga aku pegangi uang belanja bulanan 2 juta rupiah sebulan. Dan itu semua lebih dari cukup, hanya untuk hidup berdua.
Dan setelahnya, aku minta Azizah untuk tidak ikut campur tentang gaji dan keuanganku. Azizah pun menurut sebagai istri yang sangat taat. Dia benar-benar gak menanyakan tentang keuanganku. Yang penting 10 juta sebulan aku berikan untuk dia.
Aku pegangi uang segitu, Azizah anteng sudah gak akan rewel lagi. Dia bahkan gak tau gajiku berapa, dan jika ada kebutuhan lain di luar itu. Azizah tinggal bicara dan minta kepadaku. Itu sebabnya, dia percaya jika uangku habis. Padahal sama sekali enggak habis.
Aku masih menyimpan uang 3 juta rupiah di dompet, dan puluhan juta di rekening untuk sisa gaji yang aku tabung. Dan kini Azizah yang begitu mempercayaiku, dia akhirnya melayani teman kerja satu kantorku. Azizah dan Ilham sudah 3 menit bertarung kelamin.
Sampai tiba-tiba Ilham mengerang begitu hebat saat itu. “Aahhh! Azizaah, aku mau keluar sayang! Aahhh! Aahhh! Goyangan pantatmu itu, bikin aku gak kuat menahan spermaku! Aahhh! Kamu begitu liar, Azizah! Aku sudah gak tahan! Aahhh! Aahhhhhh!!!”
Azizah sontak langsung bangun, dia mencabut batang kontol Ilham dari vaginanya. Di sana Azizah pun pindah duduk ke kedua paha Ilham. Dan muncrat lah sudah, cairan benih Ilham yang keluar sangat deras. Bahkan sampai mengenai perut dan ulu hati istriku saat itu.
“Aahh! Kamu keluarnya banyak sekali, Mass. Lebih banyak ketimbang keluar di mulutku, hahaha. Sudah dua kali keluar, harusnya yang ketiga bisa lebih tahan lama ya? Apa aku benar, Mas Ilham?” pinta Azizah dengan penuh harap, aahh aku ngerasa kasian.
Harusnya aku pilih temanku yang lain, yang kontolnya lebih gede dan tahan lama. Gak harus gede banget, yang penting gak cepet keluar kaya Ilham. Dan kontolnya juga gak sekecil punya Ilham. Kalo begini kasian istriku, dia pasti gak merasa dipuaskan oleh Ilham.
“A-Aku gak berjanji, Azizah. Tapi akan aku usahakan. Dan mohon maaf jika aku lancang, Azizah. Boleh kah aku mengeluarkan spermaku di dalam vaginamu di ronde berikutnya? Aku sangat ingin menanamkan benih di vaginamu,” pinta Ilham gak tau diri.4376Please respect copyright.PENANAd4PGaTMOmE
4376Please respect copyright.PENANA370X9T9XIi