Seperti biasanya jika hari Minggu saya akan berkunjung ke rumah pacarku. Hera namanya. Gadis perawan tua. Kenapa saya katakan perawan tua karena di usianya yang di angka 45 tapi belum juga menikah. Begitu pula kedua adikknya. Bian telah berusia 40 tahun sementara Mawar berusia 32 tahun. Tapi mereka belum juga menikah. Mungkin karena ayahnya yang terlalu keras dan membatasi pergaulan mereka untuk berhubungan dengan laki - laki.
Walaupun dari keterangan mereka bertiga, Bian memiliki pacar begitu pula Mawar. tapi mereka bertemu diluar.3635Please respect copyright.PENANAgM3ZrMCtzt
Hanya memerlukan waktu 1 jam untuk menuju ke rumah Hera. Sesampai di rumah Hera. Rumah dalam keadaan sepi.
" Assalamualaikum!" saya mengucapkan salam.
" Waalaikumsalam " suara seseorang membalas dari lantai dua.
" Kak Randy, naik kak " Bian yang saat itu baru saja selesai mandi. Tubuhnya hanya mengenakan handuk yang dililitkan pada tubuhnya.
Bian adik kedua dari Hera. Bian gadis yang juga belum berumah tangga, saat pertama kali aku mengenal Hera. Dab usia Bian saat ini telah berada di angka 40 tahun seumuran denganku. Aku langsung naik ke atas. Maklum sudah kebiasaan. Apalagi aku sudah dibebaskan keluar masuk rumah ini. Dan kapan saja aku bisa datang.
Sesampainya di atas, aku langsung duduk di kursi yang ada di depan pintu kamar Hera. Maklum pintunya belum jadi karena rumah masih dalam tahap renovasi. Jadi pintunya hanya ditutupi dengan kain gorden doang.
" Kok sepi ?" tanyaku pada Bian yang berada di dalam kamar.3635Please respect copyright.PENANAz4lZtenPVY
" Yang lain pada ke rumah kak Diran. Rencana mereka akan nginap " jelas Bian dengan suara agak sedikit keras.3635Please respect copyright.PENANA3epLnGuO94
" Lah kamu kenapa gak ikut ?" tanyaku.3635Please respect copyright.PENANAOZe0b8poRn
" Mungkin lusa aku nyusul kesana " jawab Bian.3635Please respect copyright.PENANANgXXDUvlt6
Dan saat itu kain gorden tengah dibuka lebar oleh Bian. Dan kembali membelakangiku, seperti sesuatu dicari didalam lemari. 3635Please respect copyright.PENANAVZsR7J42f8
Saat itulah menyaksikan pemandangan indah.3635Please respect copyright.PENANAXea4X4oMos
Kulihat belahan pantatnya begitu menggoda. Tubuh Bian memang lebih padat berisi dari kedua saudaranya. Cuma yang membedakan, kalau vagina Hera berbulu jarang, nah milik Bian ini jembutnya lebat
Ternyata dia belum memakai cd sehingga belahan lubang vaginanya tampak tergambar jelas, membuat kontol di dalam celana perlahan mengeras.
“ Maaf ya kak, aku baru mandi nih “ kata Bian tanpa menoleh ke arahku.
Sementara aku takjub melihat pemandangan dari arah belakang. Vagina yang memerah terpampang di hadapanku.
Tanpa kusadari Bian bangkit dan menghadap ke arahku yang masih terus memandangi bawahannya.
Tapi tiba - tiba lamunanku buyar saat ku dengar suara Bian menjerit
" Haa..." jerit Bian segera menutup kedua susunya yang berukuran 40C. Ukuran yang sangat fantastis menurutku.
Milik Hera saja hanya berukuran 36C. Tapi ini sangat super menurutku dalam hati.
Saya memalingkan mukanya, namun sempat melihat keindahan tubuh gadis itu. Memberikan kesempatan pada Bian untuk menutupi tubuhnya yang putih mulus dan pada berisi.
" Kak Randy..." suara Bian memanggil.
" Kakak tadi lihat susu saya" menatapku tanpa ada rasa malu.
“ Siapa suruh gordennya gak diturunin “ belaku sambil memandangnya
"Menurut kakak, bagaimana tubuhku ini!" Bian meraba seluruh tubuhnya yang sudah ditutupi handuk putih sebatas paha.
Pahanya yang putih padat berisi sengaja diperlihatkan padaku
" Hmm tubuh kamu bagus padat dan berisi" kataku.
" Apalagi yang..." saya tidak melanjutkan ucapanku
" Dan apa kak" Bian kembali bertanya padaku yang menelan ludah.
" Susumu ukurannya besar banget " ucapku.
" Ukuran berapa kak ?" bertanya padaku yang menyingkap bawahan handuknya mempertontonkan pahanya yang mulus
" Gimana kak " tanya Bian menuntun tanganku untuk meremas susunya.
Kuremas susu itu. Begitu padat dan hangat.
Saya semakin berani meremas kedua susunya.
" Ahhh......ahhh...." desah kecilnya merasakan remasanku
Entah karena terpancing, saya langsung meremas kedua susunya.
Saya melumat bibir tebal Bian. Ternyata Bian membalas tidak kalah panasnya.
Sepertinya Bian memiliki nafsu yang tinggi, mendorong tubuhku duduk diatas ranjang.
Dia buru buru membuka handuknya sehingga kini dia dalam keadaan bugil. Susunya berukuran 40 C begitu indah. Bergelantungan turun menunggu sentuhanku.
Bian membuka resleting celana dan memelorotkan bersama celana dalam milikku.
Tonggak milikku yang sudah tegak langsung bebas tanpa penghalangnya lagi.
" Ini besar sekali kak " melihat tonggak yang sudah mengacung.
" Kak, saya boleh kan " tanya Bian padaku.
" Boleh apa ?" saya berbalik tanya.
Belum saya lanjutkan ucapan, Bian langsung meraih tonggak ku dan mengelus dengan tangan kirinya.
Lalu dielus elusnya dengan tangan kirinya. Perlahan elusan itu menjadi kocokan. Membuatku mendesah nikmat.
Bian semakin senang mendengar desahanku. Perlahan mengecup ujung tonggak dan memasukkan kedalam mulutnya.
Clepp....embb l......sshh.....emm l...em bblr eee..
Bian menghisap tonggak ku yang basa oleh air liurnya.
Dia berusaha memasukkan seluruh tonggak, kulihat kedua pipinya kempang - kempis menghisap tonggak.
Karena ukuran tonggak yang besar membuat mulutnya tak mampu menampungnya.
Kepala Bian mulai bergerak maju mundur menghisap tonggak itu. Dia sangat menikmati tonggak milikku.
" Ahhhh...ahh....uhhh.....ahhh...." desahku merasakan keliaran mulut Bian pada tonggak milikku yang semakin membesar.
" Enak.....kak......sluup........sluup.....sluup....ahhh...enak banget....saya suka tonggak kakak..." kata Bian sambil terus menghisap tonggak itu.
" Tonggak kakak, enak...tidak seperti milik Izal....ahhh......tonggak besar...saya suka yang besar...." racau Bian di sela - sela aktivitas menghisap tonggak
" Iya....enak banget mulut kamu...!" membalas sambil memegang kepala Bian dan mendorong dorongnya.
" Shhh.....tonggak kak randi juga enak....besar........aku suka tonggak besar..." gumamnya.
Permainan mulut Bian membuatku lupa kalau saat ini adik kekasihku yang tengah ku cumbui
" Kak......lakukan yang ingin kakak lakukan " kata Bian yang meraih kepalaku dan mendekatkan ke susunya yang bergelantungan turun. Kuraih kedua susu itu kuremas dengan kasar dan putingnya yang kecil berwarna pink kutarik - tarik.
" Akhhh....kak...pelan....sakit...a.ahhkkk...geli....ahhh..." Jerit Bian di sela - sela permainan mulutnya menghisap tonggak.
" Ahhh....ahhh...ahhh.......kak....." desah nikmat Bian.
Saya sudah tidak dapat menahan diri. Langsung meraih tubuh Bian naik keatas. lalu kubaringkan tubuhnya. Saatnya saya yang melakukan cumbuan. Saya segera mencucup puting susunya dan menghisap susu itu silih berganti.
Membuat pemiliknya mendesah - desah lirih. Tidak digubris desahannya, Saya semakin bernafsu menghisap kedua susunya yang besar.
Tanganku tidak mau diam, menyusup masuk dan mempermainkan tiga jari. Jariku menggesek gesek lubang garba itu. Bahkan jari itu masuk kedalam lubang garbanya. Mempermainkan seluruh isinya.
" Ahhh...ahhh......ashhh...ahhh....uhhh.....kak....enak....ahhhh" jerit nikmat Bian merasakan permainan tiga jari pada lubang garbanya.
Setelah merasakan sudah saat menunjuk pada permainan inti. Saya naik dan menindih tubuh montok Bian. Ku arahkan tonggakku ke bibir garbanya, setelah kurasakan tepat. aku memasukkan seluruh batang tonggak.
Tonggak tidak mengalami hambatan, langsung menyusup masuk ke dalam. Walaupun kulihat Mawar menggigit bibir bawahnya. Mungkin ukuran tonggak ku yang besar.
" Aahh.....ahhh.....ahhh..........ahhh.......shhh........tonggak kakak enak sekali....terasa sesak milikku ….ahhhh...ahhh..." desah panjang mawar merasakan tonggak itu telah bersarang di lubang garbanya yang sudah banjir oleh cairan licin
" Ahhhh..ahhh......kak....terusss....lebih cepat.....ahhh...shhh....enak... tonggak kakak...ahhh...ahhh...." Bian mendesis merasakan tusukan tonggakku.
Clep...clep..plop...plop......
Suara benturan dua alat kenikmatan saling bertemu. BIan ikut bergoyang setiap kali pantatku maju menyarangkan tonggak di dalam lubang garba.
Saya semakin cepat menggenjot tubuh Mawar dari atas. Menyodokkan tonggak semakin terbenam kedalam rahimnya
" Ahhh......ahhh........aku sudah gak tahan...ahh....ahhh...uhh......tonggak kakak.....nikmaaaattt.....ahhhh..." racau Bian.
Matanya merem melek menahan rasa nikmat.
" Ahhhh.....ahhhhh........ahhhh....aku keluar....ahhhh" jerit panjang Bian.
" Ahhh....ahhh....kita keluar bareg dek....ahhh... lubangmu menjepit punyaku...ahhh....."
"Ahh Ahh........kak..........aku sudah tidak tahan............ahh............tusuk lebih dalam lubangku kak......sshh......ouhh.....akhhhh....kakk.......punya kakak....enakkkk....ahhhhhhh......." Jerit panjang Mawar. bokongnya terangkat tinggi - tinggi. Dia berkejat dan bergelinjang merasakan nikmat.
Mawar lebih dahulu mencapai puncak kenikmatan. Saya segera mencabut tonggak dari dalam lubang garba Bian.
Saya tidak ingin cairan yang bisa membuatnya hamil tumpah di dalam. Kukeluarkan seluruh cairan nikmatku di atas susu Bian.
" Ahhh...ini sangat enak kak. " kata Bian yang duduk diatas ranjang.
" Tonggak kak Randi besar dan keras Bian suka banget " ujar Bian yang memegang tonggak milikku yang masih mengacung ke arahnya.
Bian memasukkan tonggak ke dalam mulutnya. dan memompanya dengan mulutnya. Disedot - sedotnya dalam - dalam. Membuat Saya bergelinjang hebat.
Clep.....emblem............sruppp........" suara mulut Bian menghisap tonggak milikku.
Dia memasukkan seluruh tonggak itu ke dalam mulutnya, sesekali di pompa mulutnya.
" Ahhhhh......ahhh......Bian....mulut kamu enak banget......" desahku merasa nikmat.
" Hmmmm....sleppppp........aku suka tonggak kakak......besar dan keras......sleppppp" Bian semakin liar menghisap tonggak.
Akhirnya saya tak mampu menahan dia ingin memuntahkan cairannya lagi.
Crooottt....croootttt.
Cairan itu tumpah didalam mulut Bian yang diterima seluruhnya.
" Hmmm.......cairan kakak enak banget..." katanya.
" Kapan - kapan aku bisa minta lagi kak" imbuh Bian yang masih menggenggam tonggak ku yang mulai lemas.
Bian dengan tenang berjalan dan mengambil baju dan Celana dalam dari dalam lemari plastiknya. Dia sebentar melirik lalu memakai baju kaosnya.
" Kakak, ternyata hebat. "
" Pasti kak Hera sangat puas ya main dengan kakak ?" tanya Bian
Dia tidak tahu, kalau bukan hanya Hera yang pernah bercumbu denganku. Bahkan Mawar pun pernah merasakan hujaman tonggak.
Dua gadis tua adik pacarku itu. Hanya saja perbedaannya Bian lebih liar daripada Hera dan Mawar .
Saya meminta agar dibuatkan segelas kopi sebelum kembali ke rumah sakit.
Setelah menikmati segelas kopi panas buatan Bian, saya akhirnya pamit.
" Kak, kapan - kapan kita ulang lagi ya " kata Bian.
" Iya, kapan - kapan kalau kamu pingin rasain " jawabku.
" Nanti kita mainnya di wisma aja" ujarku padanya sambil mencolek susunya yang tanpa penghalang .
" Kak Randy..." Bian memanggil saat akan menuruni anak tangga. Saya menoleh ke arahnya.
" Kak, sini dulu sebentar aja " pinta Bian.
" Ada apa An ?" tanyaku saat berada di depannya.
" Kakak nyusu dulu sebentar, pengen rasain lagi hisapan kakak di susuku " kata Bian lalu menyibak ke atas kaosnya.
Saya mengikuti keinginan Bian. Mulutku menuju ke susu kanannya. Langsung kujilati putingnya dan menghisapnya dengan penuh nafsu.
Bian memegang kepalaku dan menekannya agar mulutku semakin rapat.
Selesai susu yang kanan, hisapanku berpindah ke susu kirinya. Kupelintir puting susu yang kanan.
" Akkhhh.....ahhh....kak.....hisap......aaahhh....ouhh....." Bian meracau merasakan hisapan mulutku pada susunya yang hangat.
" Yess.....ahhh.......hisaap....aahhhhhh....ouuh.....kak....Randi.....saya sayang...kak Randi,..ahhhkkk" Bian memegang kepalaku.
Dalam keadaan berdiri saya menghisap susu Bian yang seakan ingin terus saya melakukannya. Hingga akhirnya dia bergelinjang dan menjerit panjang.
" Kakkk....ahhh..........aaahhh....." jerit Bian.
Saya yang kembali diliputi oleh nafsu. Menghentikan hisapanku pada susunya.
Kubalikkan tubuhnya menghadap kebelakang.
" Kamu nungging sayang " suruhku padanya.
Bian pun nungging didepanku. Kulihat dari arah belakang lubang garbanya, siap untuk dimasuki.
Saya tergesa - gesa membuka celana panjang plus celana dalamku. Tonggaku yang mengeras langsung kuarahkan kelubang garba.
Saya melebarkan kedua kaki Bian agar leluasa memasukkan tonggak.
Clip....clip..plopp...plopp...
Tonggak langsung masuk seluruhnya ke dalam lubang garba milik Bian.
" Kakk.....ahhh.....enakkkk........akkhhh...." jerit nikmat Bian
Kugenjot tubuh Bian dari arah belakang. Sementara jari tengahku bermain di lubang anusnya. Hal ini kulakukan untuk menambah sensasi genjotanku padanya
Ku masukkan jari tengahku di lubang anusnya yang kurasakan berdenyut hebat.
“Ahhh Ahh…kak…………enak. masukin lebih dalam…ahh….” Bian menjerit saat jariku bersarang di lubang anusnya.
Setelah mempermainkan lubang anusnya. aku mencabut jariku dari dalam sana.
Ku raih kedua susunya sambil menggenjotnya dengan cepat, tanganku meremas kedua susunya yang bergelantungan turun.
“ Gila…ini enak sekali kak…..yess.. entotin aku kak..auuhhh….akhhhh…enaaakkk…..” jerit Bian yang menggoyang pantatnya.
“ Kamu suka, kamu suka aku entotin….ayo bilang..kamu suka…” kataku sambil terus menghujamkan tonggak ke dalam lubang garbanya.
“ Aku suka….aku suka dientot…ya….entotin Bian…..ayoo….ahh…..ssshhh….aku….suka entot sama kak Randi….” mata Bian merem melek merasakan tusukan tonggak ku yang semakin cepat.
Hingga akhirnya kami sama - sama lemas.
" Terima kasih kak " ucap Bian sambil memperbaiki kaosnya, dan menaikkan cdnya.
" Vagina kamu enak banget sayang " bisikku padanya.
" Apa benar kak” Bian seolah ingin tahu soal ucapanku.
“ Iya, vaginamu seperti menjepit banget, sayang” sambil mencium bibirnya.
Kucium bibir tebal Bian sebelum meninggalkan rumahnya. Puas menikmati tubuh mulus Bian.
3635Please respect copyright.PENANAqFENHmxaUj