Azizah seketika terdiam, ketika dihadapkan pilihan seperti itu di depan Ilham. Aku kira dia akan langsung menolak, dan menegaskan bahwa hanya suaminya yang boleh menanamkan benih sperma di vaginanya. Namun, Azizah tidak langsung menolak Ilham.
Dia terdiam dengan sorot mata yang kebingungan. Di raut wajahnya, terlihat bahwa dia ingin merasakan hangatnya benih sperma teman kerjaku itu. Namun, Azizah sendiri tau. Bahwa aku ada di kamar, melihat pergumulan mereka. Azizah menelan salivanya di sana.
“A-Akan aku pikirkan nanti, sambil kita melanjutkan ronde kedua yaa Mas. Sekarang gantian Mas ya mengendarai vaginaku. Silahkan, Mas Ilham memilih ingin posisi apa?” ucap Azizah yang membuatku semakin deg-degan melihatnya. Ilham seketika tersenyum senang.
“Aku ingin kamu duduk dan mengangkang di sofa, Azizah. Biarkan aku yang menusuk lubang vaginamu dengan kemaluanku ini. Kali ini, aku yang akan memberikan kamu kenikmatan, Azizah.” Seketika Azizah pun menurut, dia turun dari pangkuan Ilham kala itu.
Dia duduk di samping Ilham, dia rentangkan kedua kakinya di sana. Sementara Ilham, dia segera berdiri. Dia menekuk kakinya, merendahkan tubuhnya agar posisi batang kontol hitamnya itu sejajar dengan memek istriku. Azizah hanya diam pasrah menunggu Ilham.
Tak butuh waktu lama, Ilham mulai mengarahkan kontolnya itu ke lubang vagina istriku. Azizah membantu dengan melebarkan bibir vaginanya menggunakan kedua jarinya. Dan setelah hampi setengah menit menunggu, Ilham berhasil memasukkan kontolnya itu.
Dia dorong penisnya di lubang kemaluan istriku. Dia dorong hingga sedalam yang dia bisa. “Aaahhh… Meski tidak bisa sampai ke rahimku. Tapi rasanya tetap nikmat, Mas. Jika sudah horny berat seperti ini. Penis kecil pun terasa tetap nikmat di vaginaku. Aaahhh…”
Di saat yang sama, Ilham mulai menggoyangkan pinggangnya. Dia bergerak maju mundur, beserta kontolnya yang bergerak maju dan mundur mengocok vagina istriku. Ilham mengentoti istriku sambil memainkan kedua puting Azizah. Dia tarik kedua puting istriku itu.
Dan dia percepat lagi goyangan kontol hitamnya. Istriku terlihat cukup menikmati, meski batang kontolnya kecil. “Aahhh… Azizah, vaginamu cukup sempit juga. Aahhh… Aahhh… Maafkan aku, Azizah. Aku belum punya pengalaman. Tolong ajari aku, Azizah.”
“Aaahhh… Aaahhh… Sudah benar kok, Mas. Tinggal dipercepat lagi, gunakan tenagamu untuk menghentak vaginaku, Mas. Aaahhh… Aaahhh… Nikmaat…” Istriku menggeliat di sana, sambil menikmati hentakan demi hentakan yang dilancarkan Ilham.
Meski begitu, raut wajah istriku tidak seperti biasanya. Biasanya istriku bisa sampai melolong bukan main ketika aku setubuhi vaginanya. Raut wajahnya pun, seperti wanita mesum yang amat sangat binal. Tapi wajah istriku terlihat seperti menikmati biasa saja.
Dia merasakan kenikmatan, namun tidak membuat dia sampai terdesak seperti yang biasa aku lakukan. Aku salah memilih target, harusnya aku mengambil teman kerjaku yang lain. Meski aku juga gak tau, bagaimana cara mengetahui kontol mereka besar atau tidak.
“Aahhh… Aahhh… Azizaah… Azizaahh… Bagaimana dengan keputusanmu, sayang? Apakah aku diizinkan, untuk menanamkan benih di dalam rahimmu?” tanya Ilham sambil mengerang menikmati memek istriku. Aduuh, sudah gak bisa ngasih kepuasan maksimal.
Minta crot dalam pula. Azizah keputusan apa yang akan kamu ambil? Apakah kamu akan melupakan suamimu ini? Dan memilih dihamili oleh teman kerjaku yang berkontol kecil itu? Azizah, tolong ambil keputusan yang benar. Buat suami kamu ini merasa puas.
Dalam kondisi istriku masih digenjot oleh kontol teman kerjaku itu. Azizah pun menjawab, “Aaahhh… Aaahhh… Mass… Tapi tolong hutang suamiku dianggap lunas yaa. Akan aku berikaan… Aaahhh… Mas Ilham, silahkan menanam benih di rahimku ini, Mas.”
Ilham langsung kegirangan, wahh ini jawaban yang aku sendiri merasa puas dan kecewa secara bersamaan. “Baik, Azizah. Aku tidak akan menagih hutang suamimu lagi. Aahhh… Aahhh… Bang Aryaa, jangan salahin gua creampie istri lu. Ini semua salah luu.”
Mereka sudah 3 menit beradu kelamin di sana. Dan aku sekarang masih berdiri di atas kursi sambil mengocok kontolku sendiri. Menonton pergumulan mereka, benar-benar membuat aku ingin segera ngecrot. Azizah terlihat masih belum akan orgasme kembali.
Di sini Azizah termasuk lawan yang terlalu kuat untuk Ilham. Apa lagi, istriku ini rajin olahraga kardio dan gym. Fisiknya sedikit terlihat berotot, terutama di trisep dan bisepnya. Meski ototnya hanya muncul sedikit, dan menurutku ini menambah keseksian Azizah.
Dia gak berotot banget, hanya ada sedikit muncul ototnya. Aku lampirkan gambar seperti apa tubuh Azizah di atas. Kalian bisa melihatnya dari foto yang aku lampirkan. Tubuh yang sering diolah, vagina yang sedikit diaduk oleh kontol besar. Ilham, lawanmu berat.
Dan lagi lagi, setelah dua menit berlalu. 5 menit sudah mereka bertarung di sana, bukannya Azizah yang mencapai klimaks dan menyemburkan cairan vaginanya. Ilham malah mengerang hebat di sana. Terlihat tanda bahwa Ilham akan kembali ngecrot ketiga kalinya.
“Aahhh… Aahhh… Azizahh… Azizahh… Tempikmu, sayang. Begitu nikmat dan menelan batang kontolku. Aahhh… Aahhh… Azizah, aku akan keluaar. Aku akan keluarkan spermaku di dalam vaginamu,” ucap Ilham yang lagi dan lagi mengecewakan Azizah di sana.
“Silahkan, Mas. Aaahhh… Aaahhh… Aku persilahkan Mas memenuhi kemaluanku dengan sperma Mas Ilham. Aaahhh… Aaahhh… Mas Ilhaam… Aaahhh… Penismu ini juga terasa nikmat bagiku Mass,” jawab Azizah yang raut wajahnya terlihat berbohong kala itu.
Azizah memang menikmati genjotan batang kontol Ilham. Namun aku yakin, dia tidak merasa dipuaskan. Kasihan sekali wahai istriku, sayang. Seharusnya aku bisa memilih pria yang lebih besar dan tahan lama. Hingga akhirnya Ilham mengerang sangat keras.
Dia menghentak kuat vagina istriku beberapa kali, dan berujung dia mendorong kontolnya itu dalam-dalam di vagina istriku. Lalu dia berhenti bergoyang. “Aahhh! Aahhh! Aku keluaar, Azizaah! Aahhh! Begitu derass! Aahhh! Sangat banyak, Azizaah. Aahhhh!!!”
Istriku akhirnya dia menerima sperma dari pria lain yang bukan suaminya. Dia tersenyum lembut, menunggu dan memperhatikan wajah Ilham yang sedang ejakulasi. Aku cemburu setengah mati, rasa cemburu itu begitu meningkat. Namun di saat yang sama juga.
Terasa sangat menyenangkan, Ilham pun mencabut kontol hitamnya dari memek istriku setelah puas menyemburkan sperma. Di sana terlihat vagina istriku yang dipenuhi cairan sperma Ilham. Dan ada sebagian sperma Ilham, yang mengalir keluar dari vaginanya.
Azizah, istriku sayang. Dia dengan puasnya memperhatikan vaginanya sendiri. Dia memperhatikan sperma Ilham yang mengalir keluar. Di saat yang sama, dia melirik ke arahku sambil tersenyum licik. Dikala Ilham sedang duduk kelelahan di karpet ruang tamu.
Mereka berdua sama sama terduduk lemas, sambil menikmati sisa sisa pertarungan di kelamin mereka itu. Meski begitu, terlihat raut wajah puas di wajah mereka berdua. Terutama di wajah istriku, yang dia bahkan tersenyum puas melihat memeknya penuh sperma.4236Please respect copyright.PENANAdifJhPTMwU
4236Please respect copyright.PENANA04Y4p2pcZd