Kembali aku terjaga hingga pagi hari. Adzan subuh telah berkumandang, sebuah panggilan bagi umat muslim untuk beribadah. Namun, aku bukannya menuju masjid malah menuju ke warung bi Nana. Ketika sampai di depan warungnya, Nampak warungnya sedikit terbuka seperti kemarin. Hal tersebut menandakan bahwa bi Nana sedang memasak untuk warungnya. Perlahan namun pasti Kembali aku memasuki warungnya.
2751Please respect copyright.PENANADqacHytCNg
“bi…” sapaku ketika aku sudah berada di dapur dan melihat bi nana sedang memasak.
“eh dito, mau makan ya? Bentar ya, belom ada yang mateng” ucapnya.
2751Please respect copyright.PENANAX6tIDiEMRL
Perlahan aku pun berjalan mendekat kearahnya dan memeluknya dari belakang dengan posisi kepalaku berada di samping kepalanya.
2751Please respect copyright.PENANADGgGGLQG2r
“maafin dito ya bi…” ucapku yang seolah-olah penuh penyesalan.
Ia malah mematung dan terisak ketika aku memeluknya dan mengatakan itu kepadanya.
“emang apa yang kamu mau sih, To. Dari tubuh bibi yang udah nggak muda lagi ini?” jawabnya sambil masih menangis.
“aku Cuma mau memberikan kepuasan pada bibi ketika suami bibi udah nggak bisa ngasih itu lagi.” Jawabku.
2751Please respect copyright.PENANAbbKEY2Paz9
Bi Nana melepaskan pelukanku dan menatapku dalam-dalam.
“oke kalau begitu, sekarang buktikan sama bibi kalo kamu bisa muasin bibi. Tapi kamu harus janji sama bibi, ini rahasia kita aja dan ketika kamu gagal muasin bibi, bibi harap kamu nggak usah datang lagi ke warung bibi.” Ucapnya tegas.
Aku yang tertegun mendengar ucapan dari bi Nana hanya bisa mengangguk. Dan karena merasa di tantang, maka aku akan berusaha sekuat tenaga buat jebolin pertahanan bi Nana.
“sekarang apa yang kamu mau? Cepat katakana.” Ucapnya dengan nada tegas.
“aku Cuma mau bibi ngikutin permainanku aja, setelah itu bisa bibi nilai sendiri.” Ucapku tak kalah tegas.
“oke, tapi tunggu bibi nyelesaiin ini semua dulu.” Jawabnya.
2751Please respect copyright.PENANAFvGFAscema
Aku pun membiarkan bi Nana menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum aku bisa menggarapnya. Hampir satu jam aku menunggu dan akhirnya bi Nana telah selesai dengan urusannya tersebut.
“ayo sekarang!” ucapnya setelah mengunci pintu warungnya dari dalam.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, aku langsung menyerbu bibirnya untuk aku lumat. Awalnya ia Nampak kaget, namun terasa lebih rileks beberapa saat setelahnya. Ia Nampak pasif mengikuti irama dari permainanku itu. Sambil bibirku terus bermain dengan bibirnya, tanganku menjamah area pantatnya dengan aku meremas-remasnya. Setelah itu aku menggesek-gesek mekinya dari balik daster yang ia kenakan. Ia Nampak menikmati sekali permainanku itu.
Setelah puas, aku berhenti memainkan bibirnya dan melucuti dasternya, ia pun mengikuti permainanku. Aku segera melancarkan seranganku dengan memainkan tetenya yang bulat berisi itu dari balik bra-nya. Sementara tanganku yang lain sibuk menyelinap cd-nya untuk mengobel mekinya yang detik demi detik semakin basah.
2751Please respect copyright.PENANA3QQ8VHE1Bj
“mmmmhhhh…..” Nampak terdengar suara desahan yang ditahan oleh bi Nana. Tampaknya ia masih gengsi untuk menikmati servisku.
2751Please respect copyright.PENANAr24EQVF3sU
Setelah itu aku menghentikan kegiatanku dan melepaskan bra serta cd-nya. Aku terdiam sejenak mengagumi keindahan dari ibu dua anak yang usianya hampir kepala empat ini. Selain putih, body-nya juga tak kalah dengan mamah muda. Terlebih lagi toket dan pantatnya (meskipun toketnya tak sebesar milik mbak Devi). Meskipun di usia segitu, namun toketnya terlihat masih sangat menantang dan terlihat cukup kencang. Aku berasumsi bahwa anak-anaknya merupakan bayi sufor alias tidak minum asi.
Sejurus kemudian, aku juga melucuti pakaianku helai demi helai. Aku memang sengaja tidak memakai cd sehingga ketika aku melepas kolorku, langsung terpampang nyata si otong dengan gagahnya. Aku melihat mukanya yang langsung berubah ekspresi seperti terkejut dengan “barangku” itu.
Aku langsung berjongkok dan mengobel mekinya yang nampaknya iya cukur, sehingga hanya tersisa bulu-bulu pendek saja. Bi Nana pun menengadahkan wajahnya ke atas buah dari perlakuanku terhadap liang kewanitaan miliknya. Nampak sudah sangat becek meki dari bi Nana ini. Segera aku mainkan mulut dan lidahku pada lubang senggama itu.
2751Please respect copyright.PENANApomAloyHqO
“ahhhhhh…..mmmhhhhh…..” terdengar lirih ia mendesah, namun lagi-lagi masih tertahan oleh gengsinya.
2751Please respect copyright.PENANApEUTloydIk
Saking dahsyatnya permainanku membuat bi Nana yang semula berdiri, kini terduduk di kursi yang sebenarnya diperuntukkan untuk pelanggan. Seranganku masih berlanjut, hingga aku menemukan itilnya dan aku menggigitnya dengan gemas. Sejurus kemudian ia menggenjang tanda orgasme. Mulutku pun dibanjiri oleh cairan kewanitaan miliknya.
2751Please respect copyright.PENANAhSshPb87cd
“gimana bi?” ucapku sambil berdiri setelah puas mengobel mekinya.
2751Please respect copyright.PENANAY7BGc5uiqC
2751Please respect copyright.PENANAaH2O6xoeI3
Ia hanya menatapku dengan sayu setelah orgasmenya itu, aku yakin mekinya masih belum puas jika hanya permainan mulut semacam itu dan butuh untuk digenjot oleh kontol gedhe.
2751Please respect copyright.PENANAXtA0E7OC6O
“sekarang bibi rebahan deh. Di kursi situ aja gapapa.” Pintaku yang langsung dituruti oleh bi Nana tanpa banyak bertanya.
2751Please respect copyright.PENANAXOgU0ozbrW
Segera aku memposisikan kontolku untuk siap menerobos mekinya. Namun sebelum itu, aku ingin sedikit memberikan “pelajaran” kepadanya karena dengan beraninya ia menantangku. Kontolku yang telah gagah berdiri tak segera aku masukkan ke dalam sarangnya, melainkan aku gesek-gesekkan terlebih dahulu pada bibir mekinya. Dan hal tersebut sukses membuatnya terpejam dan menggigit bibir bawahnya serta meremas-remas tetenya sendiri.
Setelah itu Kembali aku mainkan kontolku untuk aku masukkan ke dalam rongga kewanitaan miliknya, namun hanya sebatas kepalanya saja lalu aku keluarkan lagi, begitu kira-kira berjalan sekitar beberapa menit yang Kembali membuatnya terpejam dan menggigit bibir bawahnya. Namun tiba-tiba aku hentakkan pantatku hingga kontolku masuk ¾ yang membuatnya terkejut.
2751Please respect copyright.PENANA9aVmD6WvVj
“heghhh….” Kata yang keluar dari mulutnya setelah hentakanku itu.
2751Please respect copyright.PENANAXoNKIT09L6
Setelahnya aku maju mundurkan kontolku dengan tempo sedang yang membuat kursi yang kami gunakan ikut berdencit, untungnya tertahan oleh pilar kayu penyangga atap, sehingga masih bisa aku control, namun suara yang dihasilkan seperti orang yang sedang memalu.
“dokk…dok…dok..” begitu kira-kira efek yang ditimbulkan dari genjotanku itu ketika kursi yang kami gunakan mengenai pilar kayu tersebut.
2751Please respect copyright.PENANAAidc1PqU9Y
“mphhh….mphhhhhh…,mpphhh….” suara lirih dari bi Nana ketika menikmati genjotanku itu dimana ia sampai menggigit bibir bawahnya.
“gimana rasa kontolku bi?” ucapku sembari masih menggenjotnya.
2751Please respect copyright.PENANATfpMPzO4au
Aku yang ingin melancarkan serangan secara maksimal langsung saja menuju ke tete-nya untuk aku kenyot-kenyot dengan mulutku, selain itu tanganku juga memainkan tetenya yang lain. Sementara itu, bi nana menutupi mukanya menggunakan tangannya, seolah menyembunyikan rasa malunya atas kekalahannya.
Tak berselang lama, tiba-tiba kakinya mengapit tubuhku dan ia menggenjang Kembali, tanda orgasme yang kedua kalinya. Kontolku berasa disiram kuah hangat yang lalu dijepit oleh bibir mekinya.
2751Please respect copyright.PENANAe8A5gUha4Z
“gimana bi? Masih mau lanjut?” tanyaku. Lagi-lagi ia masih tak bersuara.
“sekarang bibi nungging deh, tumpuan sama pilar itu juga gapapa.” Dan bi Nana pun menuruti permintaanku, tanda bahwa ia masih ingin menikmati kontolku.
2751Please respect copyright.PENANAizCwyOYkxt
Setelah membimbingnya untuk melebarkan kakinya, mukaku aku benamkan pada pantanya, dan aku jilati mekinya itu. Selain itu juga aku meremas-remas pantatnya dan menggosok kan jariku pada anusnya. Mekinya Kembali mengeluarkan lender-lendir kenikmatan yang membasahi lidahku. Sementara itu, bi Nana Nampak dengan erat memegang pilar itu sembari menikmati servis yang aku berikan.
Tak ingin berlama-lama, aku segera memposisikan kontolku di depan mekinya. Dengan perlahan aku masukkan kontolku. Yang ternyata karena besarnya pantatnya, kontolku hanya bisa masuk setengah. Langsung saja aku menggenjotnya.
2751Please respect copyright.PENANAI2gZbBwuT2
”plokkk…..plokkk…..plokkk….” suara yang terdengar dari hentakanku kepada mekinya
“ahhhhh..mmmmppphhhhh……” sementara itu desahan dari bi Nana hanya terdengar samar.
“ahhhh…. Bokongmu gede bgt biiii…. Memekmu legittt….” Ucapku dengan masih menggenjotnya.
“shhhh…mmhhhh…..uhhhhh…..” bi Nana masih mendesah dengan desahan yang tertahan.
2751Please respect copyright.PENANAEfx0Vxd8vh
Satu setengah jam berlalu dan aku sangat menikmati persetubuhan ini, meskipun di awal ada sedikit ancaman darinya, namun, kini setidaknya aku bisa membuktikan keperkasaanku.
“yahhh..mmmphhhhh…..ahhh……” bi Nana mulai merancau namun langsung menutupi mulutnya dengan tangannya.
“ahhhh…. Mmhhhh…. Biiii…. Aku mau keluarrr…….” Ucapku.
“crotttt….creeee…..creeeet…….” aku menumpahkan semua maniku dalam mekinya. Sementara itu ia juga mengalami orgasmenya yang ketiga kalinya, karena kembali kontolku merasa dijepit oleh dinding-dinding vaginanya dan langsung disembur oleh cairan hangat miliknya.
2751Please respect copyright.PENANA0D7q15YySd
Setelahnya aku pun terduduk di bangku itu, tetapi otongku masih saja tegak berdiri. Sementara bi Nana langsung memunguti semua pakaiannya dan menutup mukanya dengan bajunya.
“pulang kamu!” ucapnya dengan nada tinggi, namun aku sedikit mendengar isak tangisnya.
“bibi kenapa? Aku salah ya?” tanyaku.
“bibi bilang pulang!” ucapnya Kembali.
Aku pun segera mengenakan Kembali pakaianku dan beranjak pulang meninggalkan bi Nana yang juga beranjak untuk mengunci pintu warungnya. Aku merasa aneh dengan sikap bi Nana tersebut. Awalnya menantang tapi sekarang entah mengapa ia malah mengusirku.
2751Please respect copyright.PENANAnkxSSQdAEw
Sesampainya di rumah dan bersih-bersih tiba-tiba hpku bunyi dan terdapat pesan whatsapp masuk. Setelah aku lihat, ternyata merupakan pesan dari bi Nana. Segera aku membukanya.
“Besok ke rumah bibi jam 10 malam.” Isi pesan dari bi Nana.
Entah apa yang akan dilakukan oleh bi Nana terhadapku sehingga menyuruhku untuk datang ke rumahnya jam 10 malam. Apakah ia melaporkan kejadian tersebut kepada pak RT yang lalu akan menyidangku di rumahnya? Kenapa harus jam sepuluh malam kalau memang begitu. Apa karena nunggu anak-anaknya tidur terlebih dahulu, agar tidak mendengar masalah ini? Bukankah tadi juga bi Nana terlihat puas dengan servisku?
ns 15.158.61.23da2