….
Aku pun membuntuti Mbak Devi dari belakang menuju kamarnya, ternyata di kamar tersebut masih tertidur anak Mbak Devi yang berusia 2 Tahun tersebut.
4592Please respect copyright.PENANAfetl2gvQvA
“ini gapapa mbak?” tanyaku ragu.
“tenang aja mas, tapi jangan main di atas Kasur ya.” Pintanya.
4592Please respect copyright.PENANAx3WC0ez5xL
Tanpa babibu aku melanjutkan serangan mulutku kepada mulut Mbak Devi yang sedikit membuatnya kaget, namun langsung disambut dengan permainan lidahnya yang cukup lincah. Sama seperti permainan di awal, tanganku tak tinggal diam. Kembali tanganku bergeriliya menjamah bagian tubuh dari Mbak Devi, mulai dari tetenya yang besar seperti melon itu hingga menuju meki-nya yang seperti hutan hujan amazon karena telah basah oleh lender kenikmatan.
4592Please respect copyright.PENANAIRea78kl3N
Tak berselang lama, kami menyudahi permainan tersebut dan melepas pakaian kami satu per satu hingga kami bugil tanpa sehelai benang-pun. Kami saling takjub melihat tubuh diantara kami tersebut.
“gede banget ya mbak ternyata nenenmu, jembutnya juga lebat kek hutan amazon.” Ucapku sembari meraba area sensitifnya tersebut.
“rudalmu juga Nampak gagah perkasa mas, pasti sesak nanti masuk gua-ku yang hampir tak terjamah ini.” Ucapnya sembari memberikan kocokan pelan pada otongku.
“ayo mas segera tuntaskan, keburu anakku bangun nanti.” Lanjutnya.
4592Please respect copyright.PENANA5PkO2uaWBk
Tanpa menunggu aba-aba lagi, aku langsung berjongkok dan menyibak jembitanya untuk memberikan servis mulut pada meki dari mbak Devi tersebut.
“akhhh….. mas…. Apa yang kamu lakuin….. akhhhh…. Enak bangett mass…..” ia Nampak kaget dengan servisku tersebut dan mendesah-desah tak karuan.
“massss…. Akhhhh….. terussss….. akhhhhh….” Ucapnya sembari menekan-nekan kepalaku seakan tak boleh beranjak dari meki-nya.
4592Please respect copyright.PENANAEB9pmHK0ZH
Ia terus mendesah dan merancu tak karuan, sedangkan tangan kiriku tak mau tinggal diam, segera aku remas-remas dan aku mainkan nipple-nya. Hal tersebut membuat desahannya menjadi-jadi.
“akhhhh….. oh Tuhan…. Ohhh….”
“masss….. aku hampir sampaii…..”
Tak berselang lama kemudian ia mengalami orgasme-nya yang pertama. Seluruh cairan kenikmatannya membanjiri mulutku yang tanpa aku telan langsung aku berdiri dan mengecup bibirnya untuk membiarkannya menelannya.
“gila kamu mas, kenapa aku juga yang harus nelen cairanku sendiri.” Ucapnya dengan muka cemberut yang dibuat-buat.
“tapi puas kan?” tanyaku dibarengi dengan senyuman iblisku.
“puas banget mas…. Baru gini aja udah bikin aku keluar.” Jawabnya.
“hehehehe…. Sekarang gentian dong mbak. Emut kontolku.” Ucapku sambil tersenyum.
“Ha? Kontol kok di emut sih mas. Nggak ah, jijik tau mas.” Tolaknya.
Aku memaklumi itu karena memang Mbak Devi ini berasal dari kampung sehingga hal seperti itu mungkin terlihat menjijikkan.
“Cobain dulu deh mbak, masa mbak nggak mau gantian sih.” Ucapku merayu.
4592Please respect copyright.PENANAWTDNsXO4Wd
Akhirnya ia pun memenuhi permintaanku dan langsung berjongkok di depanku. Ia bimbing perlahan kontolku yang tentunya juga dengan bantuanku untuk memasuki mulutnya sambil memejamkan matanya. Pelan namun pasti kontolku mulai masuk dalam mulutnya yang selanjutnya aku maju mundurkan kepalanya. Tak sampai pangkal kontolku masuk ke dalam mulutnya karena ternyata kontolku terlalu Panjang untuk rongga mulutnya.
4592Please respect copyright.PENANACtPes1H6XF
Tak ingin berlama-lama pada posisi ini, aku segera menyudahinya. Namun sebelum itu aku ingin memberikan kejutan pada mbak Devi.
“oughhh…..” suara yang keluar dari mulutnya lantaran kontolku aku sodokkan ke dalam mulutnya hingga masuk seluruhnya. Ia lalu melepaskan kulumannya dan lalu berdiri dan menepuk pundakku pelan.
“nakal kamu mas, kontol segede gitu mana muat di mulutku.” Ucapnya merajuk.
Aku hanya tertawa mendengar ucapannya tersebut.
“sekarang mbak nungging deh, trus kakinya dibuka lebar, pegangan sama meja rias itu juga gapapa.” Ucapku mengajarinya gaya doggy.
Ia pun menurut dan melaksanakan perintahku. Setelah ia siap, perlahan aku melakukan penetrasi kontolku pada liang senggama miliknya.
“akhhh…. Pelan mas….” Pinta mbak Devi.
Perlahan namun pasti batang kontolku mulai masuk ke dalam sarangnya. Sejurus kemudian aku maju mundurkan kontolku yang diikuti dengan desahan kenikmatan dari mbak Devi.
“terussss….. ahhhhh…. Iyaa…..” rancaunya.
Semakin lama tempo yang aku jalankan semakin cepat. Hal tersebut diiringi dengan desahan dari mbak Devi yang semakin tak karuan. Namun tiba-tiba anaknya terbangun dan menangis ditengah persetubuhan yang kami lakukan.
ns 15.158.61.48da2