Atharya memiliki kebiasaaan unik di jam short break pada pukul 10:30 pagi, ia setiap hari mengambil segelas air di pantri dengan sebongkah es batu yang diletakkan dalam gelas bening yang dibawa ke meja kerjanya, kemudian ia pandangi sambil meletakan pipi kanannya di atas meja lalu mengamati bongkahan es batu itu sampai cair.
hal ini seperti menjadi sebuah kegiatan therapy baginya, Attharya juga selalu terlihat memakai jam tangan G-Shock berwarna merah yang kacanya sudah pecah dan sudah tidak lagi berfungsi, ia mulai memiliki kebiasaan ini semenjak trauma mendalam yang telah sangat merubah hidupnya.
***
Maharani adalah seorang gadis yang memiliki rambut sebahu dan selalu memakai kaca mata bulat besar berframe warna hitam dan memiliki gagang agak tebal dengan kaca bening, menariknya ia tidak memiliki mata yang minus ia memakainya karena merasa akan memiliki penampilan yang lebih baik dan merasa nyaman untuk ia digunakan sehari-hari.
ia memiliki kepribadian ceria dan telah menjadi pusat semesta bagi Atharya, mereka telah bertemu semenjak keduanya bersekolah di sekolah dasar yang sama dan semenjak itu selalu bersama yang entah sejak kapan telah menjadi pasangan kekasih sedangkan Atharya adalah tipikal laki-laki agak pendiam dan akan menjadi lebih sedikit cerewet bila sedang bersama maharani.
saban tahun mereka selalu membuat bucketlist yang kemudian mereka lakukan di tanggal-tanggal yang telah mereka tentukan, bahkan trip terjauhnya telah mencapai kilimanjaro thanks to program LCC super discount dari salah satu maskapai terkemuka dan mereka berdua cukup beruntung untuk sering mendapatkan promo tiket tersebut.
Saat mereka bersama Atharya selalu memiliki tatapan yang mendalam kepada Maharani yang selalu hampir tidak berhenti berbicara dengan semua orang sehingga maharani tidak selalu menyadari tatapan Atharya kepadanya dan ketika makanpun Atharya selalu memandangi Maharani yang memiliki nafsu makan yang bisa disandingkan dengan para bapak-bapak padat karya di bidang pembangunan, Atharya merasa Maharani terlihat begitu menggemaskan ketika makan.
Maharani seolah menjadi matahari bagi Atharya sehingga Atharya selalu mengikuti cahayanya kemanapun ia bergerak, bahkan ketika melanjutkan kuliah pun Atharya memilih masuk ke kampus yang sama dengan maharani walau berbeda jurusan, Atharya selalu membuat rencana masa depan dengan meletakan Maharani sebagai acuan garis besar dari rencana-rencana yang ia buat.
94Please respect copyright.PENANA5Hi64DSWf1
***
Awan Hitam
16 Juni 2022 seharusnya menjadi hari yang membahagiakan untuk Atharya karena ia mengundang Maharani untuk datang di salah satu rooftop restaurant di kawasan SCBD. malam itu maharani berangkat dari rumahnya dengan diantar oleh kakak lelakinya ia ingin moment tersebut menjadi sakral dengan hanya bertemu maharani di tempat yang telah direncanakan sehingga memutuskan hanya hari itu ia tidak menjemputnya, sebulan sebelumnya Atharya telah menyiapkan sepasang cincin lamaran dari Rockologistry Jewelry yang ia design secara minimalis cincin untuk atharya dibuat berbahan perak sedangkan untuk maharani dibuat berbahan emas, ini ia lakukan sebagai cara ia memuliakan perasaannya kepada maharani.
kala itu waktu telah menunjukan pukul 20:00 sudah terlewat satu jam dari waktu yang dijanjikan, pesan terakhir yang dikirim Atharya kepada Maharani adalah "kabari ya kalau udah mau sampe.."
Atharya mulai kalap karena Maharani tidak juga mengangkat panggilan telponnya.. tak lama kemudian terdapat panggilan dari Dhega kakaknya Maharani yang mengantar maharani malam itu, kemudian terdengar tangisan dan ia berkata "ya maafin gua ya..." kemudian Dhega kembali menangis.. hilang kekuatan di kedua kaki Atharya ia kemudian terduduk selama sekitar 5 menit untuk mengumpulkan kekuatan dan keberaniannya dan kemudian meminta lokasi di mana Maharani berada.. ia segera memacu kendaraanya menuju ke Rumah Sakit yang lokasinya telah dibagikan oleh Dhega.
Dhega yang dalam keadaan luka-luka telah menunggu di depan pintu masuk lobby rumah sakit.
tanpa ragu, Atharya segera masuk yang diiringi oleh Dhega ia kemudian bertanya kepada dhega tentang keadaan Maharani.
dengan gugup Dhega menceritakan bahwa mereka telah mengalami kecelakaan lalu lintas yang serius. Ia menggambarkan bagaimana mobil mereka tertabrak oleh sebuah truk besar yang hilang kendali.
Atharya sangat terguncang mendengar berita ini. Ia segera meminta informasi lebih lanjut tentang kondisi Maharani dan tempatnya dirawat. Dhega menjelaskan bahwa Maharani sedang menjalani tindakan di dalam UGD dan kondisinya masih sangat kritis.
Dengan hati yang berat, Atharya menunggu di luar ruang operasi sambil memegang cincin lamarannya yang masih tersimpan dalam sakunya, Ia mengambil cincin tersebut dan kemudian menggegamnya dengan erat sambil berdoa dengan sungguh-sungguh agar Maharani bisa pulih dari kecelakaan ini, waktu terasa sangat lambat saat ia duduk di koridor rumah sakit, ia terus mencoba meredakan kecemasan yang merasukinya.
Beberapa jam kemudian, seorang dokter dengan ekspresi sedih keluar dari ruang operasi. Dalam tatapannya yang suram, ia memberikan kabar yang mengguncang, mengumumkan bahwa upaya penyelamatan Maharani telah gagal, dan Maharani telah tiada. Atharya merasa hancur mendengar kabar ini, air matanya mengalir deras. Ia tahu bahwa Maharani adalah semestanya, dan kini ia telah kehilangan sosok yang sangat ia cintai
Dalam keheningan yang menyedihkan, Atharya masuk keruang IGD menatapi tubuh maharani yang mulai mendingin dan memutuskan untuk melepaskan jam tangan yang selalu dipakai Maharani ia kemudiab memakainya di tangan kirinya sebagai tanda penghormatan dan kenangan akan cintanya yang telah pergi.
ia merasa jam tangan itu adalah simbol dari keberadaan Maharani karena waktu di jam berjalan bersamaan dengan helaan nafas Maharani semasa hidupnya dan jam tangan tersebut telah Maharani pakai selama bertahun-tahun.
semenjak itu ia terus mengulang "ritual" di tempatnya bekerja hingga mungkin suatu saat ia dapat berhenti kala Tuhan menyembuhkan lukanya di masa depan.
94Please respect copyright.PENANACqVeV7sUsH