"Pak Jarwo.." Intan memanggil nama ketua RT tersebut sambil mendesah dan mengerlingkan matanya dengan nakal, tangannya meremas penis Pak Jarwo sambil menciuminya dari luar celana dalam. Ah bagai mimpi jadi kenyataan bagi Pak Jarwo sendiri, ia bisa mengelusi rambut seorang Intan yang sedang membuka celana dalamnya dan akhirnya mengelus penisnya. Kulit bertemu kulit.
Bagaikan adegan film slow motion. Intan mengecup pelan kepala penis Pak Jarwo. Cup! Lalu ia mulai menjilati pinggiran penis Pak Jarwo, masih dengan gerakan yang lambat karena Intan ingin meresapi rasa penis yang mungkin akan menjadi penis favoritnya untuk selamanya. Intan menjilat penis Pak Jarwo senti demi senti, sambil menutup matanya bagaikan mencoba pertama kali es krim coklat kesukaannya saat SD. "Hmm mmhh umm Intan suka rasa Pak Jarwo, mulut ini bakal selalu kangen disentuh kontol Pak Jarwo hmm mmm..". Penis Pak Jarwo makin tegang mendengar Intan berkata kotor seperti itu.
Mulailah Intan memasukkan semua bagian penis Pak Jarwo setelah dirasa cukup basah oleh liurnya. Perlahan, sangat pelan, Intan memasukkan semuanya kedalam mulutnya, ia ingin penis tersebut menyentuh ujung tenggorokannya. Lalu juga dengan pelan sekali, Intan melepaskan penis tersebut. Cup! Penis tersebut sudah begitu tegang ketika pada akhirnya Intan menghisapnya, dari pelan perlahan menjadi semakin cepat, cepat dan semakin cepat.
"Uhh hmm mmhh hmm Pak.. Jarwo.. hmm mmhh!!"
"Iyaa mbak Intan? Kontol saya sepertinya jodoh sama mulut mbak hehe..."
Tapi Pak Jarwo tetaplah seorang pria tua, ia tak akan tahan kalau begini terus, maka dari itu sebelum spermanya keluar maka ia membangunkan Intan dan menyuruh Intan kembali dipangku oleh Pak Jarwo sambil memasukkan penisnya kedalam vaginanya.
Intan juga berpikir kalau lama-lama, Rangga bisaa bangun dan memergokinya bergumul mesra dengana Pakk Jarwo. Maka Intan pun naik dan duduk dia pangkuan Pak Jarwo, tangannya yang lembut memegang dan mengarahkan penis Pak Jarwo ke dekat bibir vaginanya.
"Uuuhh Pak Jarwo.. puaskan saya ya pak.. cup!" Intan mencium pipi keriput Pak Jarwo dan menurunkan tubuhnya perlahan-lahan supaya penis Pak Jarwo bisa masuk secara sempurna kedalam vaginanya.
"Hhhh saya tidak menyangka bisa ngentot sama mbak Intan, tenang aja, bukan Jarwo namanya kalau gak bisa muasin memek perempuan hehe.." Pak Jarwo membantu dengan menaikkan pinggulnya menyambut pantat Intan yang semakin turun menyelimuti penisnya dengan hangatnya vagina Intan.
"Uuhh hhh mmhh uuhh!!" Intan mulai mendesah ketika ia mulai memompa penis Pak Jarwo dengan vagina sempitnya bak perawan, sambil menggenjot, ia meremas rambut Pak Jarwo dan menciumi pipinya.
"Aahh mbak Intan! Uuhh uuhh memek mbak enak banget, belum pernah saya menikmati memek seperti ini uuhh!" Darah tua Pak Jarwo mulai berganti menjadi darah muda kembali, tangannya mengelus punggung dan pantat Intan yang sedikit demi sedikit mulai berkeringat. Kecipak pertemuan penis dan vagina perempuan dan lelaki berbeda usia ini begitu berisik, untung saja Rangga memang terbiasa bangun siang karena ini hari Minggu. Intan yang mengetahui hal itu menerima saja tumbukan penis di vagina yang sehari- harinya hanya diisi oleh penis kekasihnya.
"Uuuhh teruusshh Pak Jarwoo, kontol bapak memang tidak ada duanyaaa!!" Selesai berkata seperti itu, bibir Intan mencium, mengulum bahkan seperti akan memakan bibir Pak Jarwo, begitu ganas, liar dan beringas. Intan terbiasa menerima perlakuan seksual yang lembut dari Rangga tapi sekarang ia menjadi liar karena kenikmatan yang kelewat batas.
"Uuuhh uuuhh mbak Intan! Ayo ganti gaya, saya mau mbak nungging, saya mau doggy style! Uuhh hhhh!" Pak Jarwo merasa bahwa ia harus mengeluarkan spermanya di vagina Intan, kalau bisa menghamilinya.
Intan akhirnya turun dari pangkuan Pak Jarwo dan dengan berpegangan pada sofa, ia menunggingkan pantatnya yang montok kearah Pak Jarwo. Pak Jarwo berdiri dan mencoba memasukkannya ke vagina Intan saat tiba-tiba ia berkata, "Mbak Intan yang binal, rayu kontol saya biar mau masuk ke memek mbak dong hehe.." Dia tersenyum menjijikan.
"Uuhh Pak Jarwo.. Intan mendesah sambil menggoyangkan pantatnya seakan menyambut penis Pak Jarwo yang semakin mendekat ke vaginanya. "Ayo dong kontolku sayang, masuk ke memek aku, aku udah gak tahan banget pengen disodok sama kamu terus disemprot pake peju uuhh!" Intan berkata dengan manja sambil memperlihatkan muka sayu, menggigit jarinya sendiri dan itu cukup membuat Pak Jarwo kembali menusukkan penisnya ke vagina Intan dengan ganas! "Uuuhh uuhh dasar ya perek nakal! Mahasiswi emang semuanya bisa dipake! Uuhh uuhh! Ini bapak entot! Uuuhh!" Pak Jarwo menggenjot vagina Intan dengan ganas, sambil menampar pantat Intan sampai merah. Uhh! Uhh!
Uuhh! Uuhh! Desahan mereka saling bersahutan tetapi tetap berusaha untuk tidak terlalu keras, Intan juga ikut menggoyangkan pantatnya dan mencari kenikmatannya dengan menggosok kelentitnya dengan jari-jarinya. "Uuuhh uuuhh teruus Pak Jarwooo!! Sudah hampir setengah jam berlalu, bapak belum keluar juga! Uuhhh!" Intan terus mendesah, sebentar lagi ia akan mencapai klimaksnya!
"Aaahhh Pak Jarwoo!! Saya keluaarrrrr!! Aaahhhhh!!" Intan mendorong pantatnya ke belakang dengan keras, ia ingin penis Pak Jarwo menyentuh ujung rahimnya. "Aaaahhhhh nikmatnya Pak Jarwo.. aahhh bapak belum keluar ya? Yuk keluarin aja pak didalem juga gapapa hehe.." Kata-kata Intan yang menggoda membuat Pak Jarwo tidak sabar menyirami vagina mahasiswi kedokteran ini dengan spermanya.
"Aaahh aahhh!" Pak Jarwo semakin ganas menusuka vagina Intan sampai suara tumbukan antara pantat Intan dan pinggul Pak Jarwo semakin berisik, untung saja tidak berapa lama kemudian Pak Jarwo merasa bahwa spermanya telah berada di ujung penis dan siap ditembakkan.
"Aaahh aaahhh! Memek mbak enak banget! Sumpah saya ndak bohong! Aaahhh uuuhh saya keluar yaaa aaaaaaaaahhhhhhhhh!!!" Dengan satu lolongan kuat dan dorongan yang kuat akhirnya sperma Pak Jarwo meluncur masuk kedalam rahim Intan.
"Aaaahhh akhirnya saya bisa puas ngentot sama memek perempuan kayak kamu, uuhh.." Jatuhlah tubuh tua namun masih bertenaga milik Pak Jarwo kes sofa, ia masih menutup mata dan terengah-engah.
Belum benar-benar bangun dari kenikmatan surgawi yang baru ia rasakan, Intan sendiri juga ikut menyusul merebahkan dirinya diatas tubuh Pak Jarwo, ia bersandar pada dada bidang Pak Jarwo sambil memainkan penis Pak Jarwo yang masih sedikit tegang namun sangat basah.
"Hmm saya puas banget bisa main sama Pak Jarwo.. hmm kontol bapak sekarang bebas keluar masuk memek saya deh.. oke pejantanku sayang?" Intan sekarang benar-benar manja dan terlihat tidak mau melepas penis milik Pak Jarwo, ia sudah takluk dan menghamba pada kenikmatan seksual yang diberikan oleh Pak Jarwo.
"Iya mbak, saya juga puas banget hmm.. yasudah pokoknya mbak harus janji selalu sedia memek setiap kali saya sange ya mbak hehe cup!" Pak Jarwo mengecup kening Intan, membuat perempuan itu semakin terbang melayang. Akhirnya Pak Jarwo memakai kembali pakaiannya dan pergi dari kontrakan Rangga sebelum hari makin 1siang dan Rangga kembali terbangun. Sebelumnya, Pak Jarwo dan Intan sempat bertukar liur sebelum mereka berpisah.
Ah, hari yang indah! Intan akhirnya mandi dan pulang meninggalkan Rangga yang sebenarnya.. berpura- pura tidur..
ns 15.158.61.48da2