
My Teacher II
341Please respect copyright.PENANA5Q2WWIrah1
"Tapi Bu.," kataku padanya.
"Diam!" bentaknya dengan marah.
"Tapi Ibu bilang..,"
"PPLLAKK!!" Sebuah tamparan keras mengenai pipiku.
"Diam!" bentaknya lagi.
341Please respect copyright.PENANAYsAd6SVnhB
Aku terdiam sambil tanganku mengusap-usap pipiku yang panas.
341Please respect copyright.PENANApVlBAleo5c
"Perbuatan kamu kemarin benar-benar kurang ajar, tidak ada hukuman yang sebanding dengan perbuatanmu," katanya padaku.
341Please respect copyright.PENANACPpbZbvwUf
Dia terdiam sejenak.
341Please respect copyright.PENANAzRinz12XZM
"Sekarang kamu pulang!" katanya padaku.
"Saya bersedia dihukum apa saja Bu" kataku padanya dengan cepat.
341Please respect copyright.PENANACFACvI7qMj
Dia kembali terdiam, tampaknya sedang menimbang-nimbang perkataanku.
341Please respect copyright.PENANAQY1gr5dW9P
"Apa saja?" tanyanya.
"Iya Bu apa saja," jawabku yakin.
"Baik mulai sekarang kamu lakukan apa yang Ibu suruh, jangan sekali-kali melawan," katanya padaku.
"Baik Bu," jawabku sedikit kesal.
341Please respect copyright.PENANAiOur03Fqbz
Aku melihatnya tersenyum padaku. Aku menatap matanya seakan menunggku apa yang akan dia perintahkan padaku.
341Please respect copyright.PENANAk0j1zFHfJA
"Kebelakangkan tangan kamu," katanya padaku.
341Please respect copyright.PENANAp93DlQT0Vr
Aku menuruti perintahnya meskipun aku heran sekali mendengar perkataannya. Ibu Anna berjalan kebelakangku dan tangannya dengan lembut memegang kedua tanganku yang terletak dibelakang. Jantungku berdetak cepat merasakan tangan lembutnya memegang tanganku, bahkan tangan Bu Anna yang lain meremas-remas pantatku. Aku merasa terkejut dan tidak nyaman dengan perlakuannya, namun aku tidak berani berkata apa-apa. Meskipun Ibu Anna dibelakangku aku dapat merasakan dia sedang mengerjakan sesuatu dibelakangku. Aku tidak berani menoleh kebelakang karena aku tahu Ibu Anna bisa sewaktu-waktu berubah pikiran, maka itu sekarang ini aku lebih baik tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkannya.
341Please respect copyright.PENANA1lnOeZFwlm
Dengan cepat Ibu Anna selesai mengikat kedua tanganku. Ketika aku sadar apa yang terjadi padaku aku memberanikan diri melihat apa yang terjadi padaku. Aku melihat kedua tanganku diikat dengan sesuatu, tampaknya itu adalah sebuah BH berwarna putih. Aku mencoba menggerakan kedua tanganku, tapi nampaknya Ibu Anna mengikat dengan benar-benar kuat
341Please respect copyright.PENANAYmcsPasQuy
Terkejut dengan keadaanku, dengan cepat aku membalikkan badanku sehingga berhadapan dengannya. Sebuah tamparan keras mengenai wajahku sesaat sebelum aku mengucapkan sesuatu. Kali ini Ibu Anna menampar dengan sekuat tenaganya. Tidak siap akan hal itu akupun kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembab dilantai.
341Please respect copyright.PENANAsgC53Foxqa
"DIAM! Jangan banyak bicara," bentaknya padaku.
341Please respect copyright.PENANA0TTNJzzl27
Aku telungkup di lantai. Kukejap-kejapkan mataku mengusir cahaya kelap-kelip. Aku merasakan sesuau menindih tubuhku, tampaknya itu adalah tubuh Ibu Anna. Tangannya melepas tali pada celemek yang sejak tadi masih aku kenakan. Lalu dia membalikkan tubuhku. Tangannya bekerja dengan cepat melepas ikat pinggangku. Selama dia melakukannya aku tidak berbicara apa-apa. Jika tadi aku takut dia akan melaporkanku, kini aku takut jika dia kembali menamparku. Tamparannya benar-benar keras, sampai sekarang aku masih merasakan pipiku panas terbakar dan kepalaku berdenyut-denyut karenanya.
341Please respect copyright.PENANALANOxtVc5f
Ibu Anna mencoba mengikat kakiku dengan ikat pinggang yang berhasil dilepasakannya dari celanaku. Aku mencoba memberontak setelah mengetahui apa yang akan dilakukannya namun terlambat, dia sudah mengikat dengan kuat kedua kakiku. Dia melibat kedua kakiku dengan ikat pinggangku lalu menguncinya.
341Please respect copyright.PENANADuWff1jf3Z
"Bu kenapa?" aku ingin bertanya banyak hal namun cuma itu yang keluar dari mulutku.
"DIAM!" bentaknya.
341Please respect copyright.PENANAMQhJR0O96J
Kemudian dia melakukan sesuatu yang tidak terduga. Dia melepaskan celana pendeknya lalu masih tetap di hadapanku dia melepaskan celana dalamnya juga. Dengan tanpa halangan aku dapat melihat vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Dengan cepat dia melepaskan tali pada celana pendeknya lalu dia membawa tali itu bersama dengan celana dalamnya ke arahku. Penisku dengan cepat menegang melihat pemandangan di depanku itu. Dengan tangannya Ibu Anna menjepit hidungku dengan pelan. Untuk menghirup udara aku membuka mulutku dan pada saat itulah tangannya mencengkram pipiku, kemudian dengan kasarnya dia memasukkan celana dalam yang bekas dipakainya itu ke dalam mulutku. Dia menekan-nekan celana dalam itu dengan keras sehingga membuatku hampit tersedak. Tidak hanya sampai disana, setelah celana dalam itu masuk seluruhnya dalam mulutku dia mengikatkan tali yang tadi dibawanya melingkari mulutku yang tersumpal celana dalam itu lalu mengikatnya. Kini meskipun aku berusaha sekuat tenagaku aku tidak bisa mengeluarkan celana dalam itu dari mulutku.
341Please respect copyright.PENANAoq2XrYsxWC
Setelah sesaat aku baru merasakan rasa asin dimulutku. Aku yakin asalnya dari celana dalam itu. Aku memang tidak pernah merasakan cairan wanita, namun dari artikel yang pernah kubaca, cairan itu berasa asin. Dengan puas Ibu Anna melihat hasil pekerjaannya pada diriku. Melihat hasil pekerjaannya yang cepat pastilah hal ini sudah direncanakannya. Aku terbaring tak berdaya. Kedua tanganku terikat dengan kuat, demikian pula dengan kakiku. Mulutku tersumbat penuh oleh celana dalam miliknya.
341Please respect copyright.PENANAwi14FuiLxm
Kancing kemejaku sudah dilepaskan semua olehnya. Dada telanjangku terpampang dengan jelas. Ibu Anna tidak berhenti sampai disana. Tangannya dengan cepat membuka kancing celana jeans yang kukenakan, membuka retsletingnya lalu dengan cepat memelorotkan celana itu sampai kelututku. Kini praktis tinggal celana dalam berwarna hitam yang masih menutupi tubuhku. Penisku yang tegang tercetak jelas disana. Ibu Anna melihatnya dengan pandangan mengejek ke arahku. Dengan sekali tarik celana dalam itu merosot sampai ke lututku. Aku berusaha menggerakkan tubuhku kesamping untuk menutupi ketelanjanganku. Aku malu sekali akan keadaanku sekarang apa lagi di hadapanku adalah Ibu Anna, guru yang kusukai.. Dulu.
341Please respect copyright.PENANAVQt6eVik76
Ibu Anna dengan santainya menahan pinggulku dengan telapak kakinya, praktis aku sudah tidak bisa bergerak lagi. Perlahan telapak kaki Ibu Anna bergerak ke arah penisku yang tegang. Dengan lembut dia mengusap-usap penisku dengan kakinya, lalu kakinya perlahan bergerak ke testisku. Dengan jari-jari kakinya dia memainkan testisku.
341Please respect copyright.PENANAqfjgkaj6Kq
Aku menatapnya seakan tidak percaya bahwa dia adalah Ibu Anna yang selama ini kukenal. Aku merasa sakit oleh karena perbuatannya, namun yang lebih kurasakan adalah rasa malu.
341Please respect copyright.PENANAsjaTl5S248
"Enak ya?" katanya padaku sambil tersenyum.
"Mpphh.. Mpphh," aku berusaha mengatakan sesuatu namun sumpal dimulutku tidak memungkinkan aku untuk mengeluarkan suara yang bisa dimengerti.
341Please respect copyright.PENANAITNIc2Ymto
Ibu Anna berjalan menujuku sampai berada dekat sekali denganku. Dengan perlahan dilepaskannya kaos yang dikenakannya. Aku melihat dia mengenakan BH warna hitam. Tak sampai disana dia juga melepaskan BH itu. Di hadapanku Ibu Anna telanjang bulat, hanya sepatu kets warna putih dan kaos kaki yang masih dikenakannya. Aku dapat melihat tubuhnya yang berkilat akibat keringat yang mengalir deras ditubuhnya.
341Please respect copyright.PENANAAV4t9x8jiK
Suatu pemandangan yang sebelumnya kuanggap mustahil kulihat dikenyataan. Ibu Anna belum pernah menikah, maka itu tubuhnya masih langsing di usiannya. Ukuran buah dadanya juga sempurna dengan tubuhnya. Tangannya membawa BH yang tadi dilepaskannya ke arah wajahku. Dia menggunakan benda tersebut untuk menutup mataku lalu mengikatnya dibelakang kepalaku. Pandanganku hampir seluruhnya tertutup oleh BH itu, hanya bagian sudut mataku saja yang masih bisa melihat, itupun terbatas.
341Please respect copyright.PENANAaHsgaLWbIw
Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku, apakah Ibu Anna demikian mendendamnya padaku akibat perbuatanku waktu itu. Aku merasakan ada tangan yang mencengkram rambutku.
341Please respect copyright.PENANApadJNWA2J9
"Bangun kamu anjing!" bentak Ibu Anna.
341Please respect copyright.PENANAdA9FKcA4Ox
Sebenarnya aku tidak mempunyai keinginan untuk membantah perkataannya, namun ikatan ditanganku terlebih di kakiku tidak memungkinkanku untuk dapat berdiri.
341Please respect copyright.PENANAgXaVjExvEL
"Mp.. MMm.. PPHhH.." aku mencoba menjelaskan pada Ibu Anna.
"PPLLAAKK!!" sebuah tamparan keras mendarat di pipiku.
"BANGUN!!" bentaknya keras.
341Please respect copyright.PENANAnqfqx8rNPv
Dengan segenap tenaga aku berusaha untuk bangun, akhirnya setelah dibantu oleh Ibu Anna akhirnya aku bisa berdiri. Dengan kasar Ibu Anna mencengkram penisku yang tegang, dapat kurasakan kuku-kukunya mengenai permukaan kulit penisku. Dengan mencengkram penisku Ibu Anna memaksaku untuk berjalan mengikutinya. Tentu saja ikatan pada kakiku tidak memungkinkanku untuk bergerak dengan leluasa. Dengan terseok-seok aku mengikuti langkah Ibu Anna. Untung saja ia tidak membawaku jauh, aku hanya merasa berjalan beberapa langkah. Dengan tiba-tiba tubuhku didorongnya hingga terhuyung kebelakang. Aku merasa terkejut dan bersiap-siap untuk jatuh ke lantai.
341Please respect copyright.PENANAlehnKxIMAD
Ternyata aku tidak terjatuh ke lantai, melainkan ke ranjang. Dengan susah payah Ibu Anna membuat tubuhku berada di tengah-tengah ranjang itu. Karena perbuatannya penutup mataku bergeser sedikit. Ibu Anna menyadarinya lalu kembali membetulkan letak BH itu. Sesaat aku terdiam dalam posisi tersebut. Aku tidak tahu apa rencana Ibu Anna padaku, maka itu aku diam saja tidak bergerak.
341Please respect copyright.PENANAvrnIwkXQST
"CCTTAARR!"
341Please respect copyright.PENANAg8JBHgWL5E
Tubuhku tersentak kaget. Aku merasakan perih pada pahaku.
341Please respect copyright.PENANAmbG9PAz6kx
"CCTTAARR!"
"CCTTAARR!"
"CCTTAARR!"
341Please respect copyright.PENANAWSpM7UzP9q
Bertubi-tubi aku merasakan perih pada tubuhku. Aku tidak tahu apa yang digunakan Ibu Anna untuk mencambukiku. Aku berusaha berguling-guling untuk menghindari pukulannya. Ibu Anna tidak peduli, dia terus mencambukiku dengan sangat keras. Hingga akhirnya aku terpojok pada sudut ruangan itu. Dan aku pun menjadi bulan-bulanannya. Dia terus mencambukiku sampai sekitar 30 kali baru berhenti. Entah karena dia kelelahan atau apa, yang pasti aku sangat lega dia menghentikan mencambukiku. Hampir seluruh tubuhku terkena pukulannya. Rasa perih dan panas berdenyut-denyut di seluruh tubuhku.
341Please respect copyright.PENANAhtGMrRSJcM
Aku dapat merasakan ikatan kakiku dibuka olehnya, "Jika kamu berani bertindak bodoh siap-siap saja terima hukuman lagi" ancamnya padaku. Setelah itu dengan cepat dia melepaskan celana jeans dan juga celana dalamku. Ibu Anna menjambakku dan menarikku untuk mengikutinya.
341Please respect copyright.PENANA3SfrDFeRdr
Aku dapat merasakan kakiku menginjak lantai yang basah, sepertinya Ibu Anna membawaku ke kamar mandi yang ada di dalam kamar itu. Aku didorongnya hingga terjerembab di lantai kamar mandi itu. Ibu Anna kemudian menyiramku dengan air. Setelah tubuhku basah semua, dia kembali mencambukiku. Aku berguling-guling di lantai kamar mandi itu untuk menghindari pukulannya. Perbuatanku tampaknya makin membuat Ibu Anna berang.
341Please respect copyright.PENANAzlGLlR9V4A
"Bangsat! Dasar anjing tidak tahu diri!" bentaknya keras padaku.
341Please respect copyright.PENANACUHCnAKUO9
Tidak pernah kubayangkan Ibu Anna bisa berkata seperti itu. Aku mencoba untuk berdiri, namun tangan Ibu Anna menjambak rambutku dan kembali menghempaskan aku ke lantai. Aku terjatuh teletang di lantai.
341Please respect copyright.PENANAcsH5MsRuKQ
"BUKK!"
341Please respect copyright.PENANAEfU9L2N29X
Sebuah tendangan mendarat tepat di perutku. Aku terbatuk-batuk, namun karena mulutku tersumbat akibatnya malah aku tersedak. Jika saja tidak ada sumpal di mulutku aku pasti sudah memuntahkan isi perutku.
341Please respect copyright.PENANAICT7IY9SqG
"Pelajaran buat kamu.. Jangan pernah mencoba melawan.. Mengerti?" kata Ibu Anna padaku. Salah satu kakinya menekan testisku.
ns 15.158.61.20da2