Perintah Mbak Lia II
223Please respect copyright.PENANAgpS1ON28t5
Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.
223Please respect copyright.PENANA01BWpdqLvu
"Suka Theo?"
"Hmm.. Hmm..!" jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.
223Please respect copyright.PENANA3ppSxqCfdG
Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Lia mendorong kepalaku.
223Please respect copyright.PENANA8PMHpLV2yv
Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.
223Please respect copyright.PENANAYvRnQuBPs8
"Suka Theo?"
"Hmm.. Hmm..!"
"Jawab!"
"Suka sekali!"
223Please respect copyright.PENANAWJVCZ4510p
Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.
223Please respect copyright.PENANA54KNjEuyuh
"Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Theo," katanya sambil menunjuk kolong mejanya.
223Please respect copyright.PENANApbXdmzXEuL
Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.
223Please respect copyright.PENANADBJq56M4f9
"Suka Theo?"
"Hmm.. Hmm..!"
"Sekarang masuk ke dalam!" ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.
223Please respect copyright.PENANAXCIP8KaGFW
Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.
223Please respect copyright.PENANAwl8Fm6FDLk
Di kolong meja, Mbak Lia membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.
223Please respect copyright.PENANAcBrYS3aa8U
"Hanya lidah, Theo! OK?"
223Please respect copyright.PENANAyOMIXvReHU
Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.
223Please respect copyright.PENANAWzYFaIESiz
"Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Theo?" katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.
"Hm..!"
"Haus?"
"Hm!"
"Jawab, Theo!" katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.
"Haus!" jawabku singkat.
223Please respect copyright.PENANA3mSP7Wo0HT
Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.
223Please respect copyright.PENANAVVm3Y6phXT
"Jangan diam saja. Theo!" kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku.
"Hirup aromanya!" sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.
223Please respect copyright.PENANAgqNgUxRF4d
Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Lia terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Lia menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.
223Please respect copyright.PENANADhNmUcVq1d
"Fantastis!" kata Mbak Lia sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.
"Enak 'kan?" sambungnya sambil membelai ujung hidungku.
"Segar!" Mbak Lia tertawa kecil.
"Kau pandai memanjakanku, Theo. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan bahwa kau memuja ini," katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.
"Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!"
223Please respect copyright.PENANAZ2zmdvH4uT
Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.
223Please respect copyright.PENANAOLRo6EPa9J
Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.
223Please respect copyright.PENANA9SXBOwByg5
"Ooh, ooh, Theo! Theoo!" Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Lia merintih menyebut-nyebut namaku..
"Theo, nikmat sekali sayang.. Theoo! Ooh.. Theoo!"
223Please respect copyright.PENANAtmKvfWrTfw
Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Lia menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.
223Please respect copyright.PENANA21OmcBme59
"Theo, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!"
223Please respect copyright.PENANAAv5HCK7nm0
Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.
223Please respect copyright.PENANAbhpZL244k6
"Theoo! Hisap Theoo!"
223Please respect copyright.PENANAa3tiFNq9Xs
Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Lia dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Lia, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.
223Please respect copyright.PENANA1cwYQDL3X6
"Oh, fantastis," gumam Mbak Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.
223Please respect copyright.PENANA2RygCuZwrb
Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.
223Please respect copyright.PENANAzZXmDIJdZ3
"Aku puas sekali, Theo," katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.
"Theo."
"Hm.."
"Tatap mataku, Theo." Aku menatap bola matanya.
"Jilat cairan yang tersisa sampai bersih"
"Hm.." jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.
"Jangan menunduk, Theo. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku."
223Please respect copyright.PENANAqnnZA7zLuY
Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.
223Please respect copyright.PENANAXpv7diykrx
"Kau memujaku, Theo?"
"Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!" jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.
223Please respect copyright.PENANAnpUDcjpmxS
Mbak Lia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.
ns 15.158.61.6da2