Mobil yang dikendarai Ahmad melaju tenang di tengah pekatnya jalanan malam kota. Hanya ada beberapa pengendarai lain yang kebetulan melintas dan berpapasan, mengingat waktu sudah melebihi tengah malam maka tak heran suasana cukup lenggang. Di kursi penumpang, Zahra terdiam dengan tatapan kosong. Ahmad sudah berkali-kali mengajaknya berbicara sejak check out dari hotel beberapa saat lalu, tapi kakak iparnya yang cantik itu sama sekali tak mengeluarkan sepatah katapun.
Zahra hanya ingin segera pulang setelah hampir 4 jam lebih tubuhnya digarap oleh Ahmad. Tak seperti pertemuan sebelumnya, kali ini Ahmad seolah ingin menuntaskan segala hasratnya pada tubuh kakak iparnya itu. Ahmad menyetubuhi Zahra dengan sangat brutal dan kasar, tak hanya sampai di situ, Ahmad juga sempat mendokumentasikan perzinahan mereka berdua lewat kamera ponsel. Zahra sempat menolak namun Ahmad sama sekali tak bergeming, pria itu ingin mendapat kenang-kenangan terakhir sebelum Zahra tidak mau lagi berhubungan dengannya.
Mobil memasuki kawasan perumahan tempat mereka berdua tinggal. Setelah melewati pos satpam mobil kembali melaju sebentar melewati beberapa kali belokan hingga akhirnya berhenti tepat di depan sebuah rumah tingkat dua bercat putih tulang, tempat tinggal Zahra. Wanita cantik itu segera mengemasi tasnya dan langsung keluar dari dalam mobil tanpa mengucap satu katapun. Ahmad pun hanya bisa terdiam menyaksikan wanita yang sangat dicintainya itu berlalu begitu saja. Belum sempat Zahra mengeluarkan kunci rumah, pintu lebih dulu terbuka, Azam muncul dari dalam rumah.
"Kok sampek malem banget pulangnya Dek?" Tanya Azam, di depan pagar mobil Ahmad masih belum berlalu.
"Itu Ahmad?" Tanya Azam sekali lagi.
"Iya Bang, maaf tadi acaranya molor berjam-jam jadi aku pulang terlambat." Ujar Zahra beralasan.
"Oh ya udah nggak apa-apa. Kamu masuk aja dulu, bersih-bersih terus istirahat." Zahra akhirnya masuk ke dalam rumah, sementara Azam melangkahkan kaki menuju pagar rumahnya untuk menyapa Ahmad.
"Makasih ya bro udah mau nganterin istriku pulang." Kata Azam.
"Iya Bang sama-sama. Tadi kebetulan satu arah, jadi sekalian aja. Ya udah Bang, aku balik dulu." Sahut Ahmad dari balik kemudi.
"Iya Bro." Ahmad kembali menyalakan mobilnya dan melaju pelan menuju rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter saja dari kediaman Azam dan Zahra.
Di dalam kamar mandi tangis Zahra langsung pecah saat guyuran air hangat shower membasahi tubuhnya. Wanita cantik itu bersimpuh di atas lantai dengan berderai air mata. Pengalamannya malam ini bersama Ahmad nyata-nyata sangat melukainya, harga dirinya sebagai wanita terhormat terkoyak tanpa sisa. Tak hanya itu, saat menatap wajah Azam tadi, perasaan bersalah yang begitu besar mengelanyuti dada Zahra.
Sebagai istri sekaligus ibu dari dua orang anak hasil pernikahannya dengan Azam, Zahra merasa gagal dan kotor. Awalnya dia hanya ingin mendapat pengalihan dari kepenatan rutinitas rumah tangga, gejolak mudanya kembali muncul saat Ahmad mendekatinya. Zahra sama sekali tak pernah berpikir hal itu akan membawanya dalam situasi pelik semacam ini. Ahmad tadi memperlakukannya bak seorang pelacur murahan yang bisa diperlakukan seenaknya. Harga dirinya sebagai seorang wanita terhormat diinjak-injak tanpa ampun.
"Kamu capek banget ya Dek?" Tanya Azam sesaat setelah istrinya keluar dari kamar mandi.
"Iya Bang, tadi acaranya padat banget." Ujar Zahra seraya mengeringkan rambutnya yang basah.
Wanita cantik itu duduk di depan meja rias. Azam berjalan mendekatinya, memeluknya dari belakang, mengecup lehernya dengan lembut. Zahra terpejam, dadanya berdesir, bayangan cumbuan kasar Ahmad beberapa jam lalu kembali terasir jelas di benaknya. Reflek gerak tubuhnya mencoba menghindari pelukan suaminya sendiri. Azam mengrenyitkan dahi, heran dengan bahasa tubuh sang istri yang seperti enggan untuk dia sentuh.
"Kenapa Dek?" Tanya Azam heran.
"Ma-Maaf Bang, aku capek banget malam ini." Kata Zahra.
"Mau dibikinin teh hangat?" Tanya Azam kembali.
"Nggak usah Bang, aku mau langsung tidur aja."
"Oh, ya udah kalo gitu, kamu istirahat aja."
Azam berbalik badan lalu melangkah menuju ranjang sebelum kemudian Zahra menyusulnya. Malam itu Zahra begitu sulit untuk tertidur, apa yang telah dilakukan oleh Ahmad pada dirinya hari ini benar-benar menorehkan luka yang entah sampai kapan harus dia tanggung dengan perasaan bersalah pada sang suami.
***
Di tempat lain, Ahmad tak langsung masuk ke dalam kamarnya settelah memakirkan mobil di garasi. Pria berbadan tegap itu lebih memilih untuk duduk di ruang tamu dan menghisap rokok. Sejenak dia melihat kembali rekaman video di ponselnya yang memperlihatkan adegan ranjang antara dirinya dan Zahra. Ahmad tersenyum menyaksikan bagaimana kakak iparnya itu merintih, mendesah, hingga mengerang mengekspresikan persetubuhan mereka berdua.
Ahmad tak akan mungkin bisa melupakan sosok Zahra yang telah bertahta di sanubarinya menggantikan posisi Amira, istrinya sendiri, adik kandung Zahra. Janjinya pada Zahra untuk menjaga jarak tampaknya hanya sebatas ucapan saja, Ahmad bukan tipe pria yang bisa menerima penolakan. Apapun resikonya dia bertekad untuk bisa memiliki Zahra seutuhnya, meskipun itu harus mengorbankan rumah tangganya sendiri. Suara pintu kamar terbuka, Ahmad buru-buru mematikan video dang mengantongi ponselnya. Tak lama, Amira muncul.
"Lembur lagi Mas?" Tanya Amira dengan raut wajah dingin. Ini bukan kali pertama suaminya pulang larut malam seperti ini.
"Ya gitulah, banyak kerjaan yang harus aku beresin di kantor." Jawab Ahmad santai sembari menghembuskan asap rokok dari dalam mulutnya.
"Mau aku siapin makanan?" Tawar Amira.
"Nggak usah, aku udah makan tadi." Ahmad mematikan puntung rokoknya, lalu berdiri dari tempat duduknya.
"Lebih baik aku mandi sekarang dan tidur." Kata Ahmad. Amira menatapnya tajam, wanita bertubuh sintal itu nampaknya sudah tak bisa lagi menahan emosinya.
"Mau sampai kapan kita kayak gini Mas?" Ahmad yang hendak melangkah pergi tertahan.
"Maksudmu apa?"
"Kamu pikir aku nggak tau apa yang kamu lakukan di luar sana?! Mau sampai kapan Mas kita kayak gini??!" Suara Amira tiba-tiba meninggi.
"Kamu kenapa sih? Suami baru pulang kerja bukannya dilayani malah diomelin nggak jelas kayak gini!" Ahmad tak mau kalah.
"Oh kamu mau minta dilayani? Oke aku layani sekarang!"21629Please respect copyright.PENANAf69VSm1fQw
Amira dengan sigap menarik pergelangan tangan Ahmad, menariknya lalu mendorongnya ke atas sofa. Ahmad belum sempat bereaksi tapi Amira lebih cepat menaiki tubuhnya, melepas ikat pinggang di celana Ahmad dengan tergesa lalu memelorotkannya hingga membuat bagian bawah tubuh suaminya itu telanjang bulat.
"Kamu kenapa sih?? Aku lagi capek! Aku nggak mood!" Protes Ahmad berusah menjauhkan tubuh istrinya, tapi entah karena posisi badannya yang tak seimbang, Amira memiliki akses lebih kuat dan tak mudah untuk dijauhkan begitu saja.
"Kamu mau dilayani kan??" 21629Please respect copyright.PENANA6fO7mdXC3a
Amira merundukkan kepalanya sebelum kemudian langsung melahap seluruh batang penis suaminya yang sama sekali belum mengeras sempurna. Amira menghisapinya, memainkan lidahnya pada sekujur batang penis Ahmad. Lambat laun Ahmad mulai bereaksi, tapi di kepalanya kini adalah bayangan sosok Zahra yang sedang memberinya blowjob. Bahkan karena itu pulalah penisnya perlahan namun pasti mulai ereksi.
"Eccchhmmmcch ! Eeeecchhmmmmmm !! Eccchhmmm !"21629Please respect copyright.PENANAqhBXs1Bo7N
Terdengar suara Amira seperti mengerang saat dia mencoba memasukkan seluruh batang penis suaminya ke dalam mulutnya, ukuran penis Ahmad yang tidak bisa dikatakan pendek secara otomatis membuat wanita itu tersedak dan nyaris memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya.
"Aaaarrggghhtttttt!!!"
Teriak Amira setelah batang penis Ahmad menyedak kerongkongannya, seperti tak memiliki rasa kapok, wanita bertubuh sintal itu kembali mengulum penis Ahmad, kali ini tidak terlalu memaksakan diri untuk menelan keseluruhan tiap jengkal batang penis, tapi dia memilih untuk memberi hisapan-hisapan kuat pada kepala penis sambil terus menggerakkan kepalanya naik turun. Ahmad mulai kewalahan menghadapi serangan liar dari mulut istrinya itu, kedua tangannya mencengkram kepala Amira kuat-kuat, mencoba menahan ejakulasi agar tak segera keluar.21629Please respect copyright.PENANAs3m6mwAToj
"Aaacchhhhh ! Dek! Aaaaccchhhhhh !! Jangan keras-keras Dek!!! Aaaacchhhh !"
Erang Ahmad, penisnya terasa seperti sedang disedot oleh vacum cleaner mini, hisapan mulut Amira benar-benar membuat penisnya berkedut hebat seperti seluruh isinya dipaksa untuk segera keluar. Tak menghiraukan erangan sang suami, Amira masih terus mengulum dan menyedot batang penis suaminya itu dengan kasar dan keras, sementara satu tangannya meremas-remas testis. Ahmad semakin tak berdaya, dia terus mengerang, bukan erangan keenakan tapi lebih pada rasa sakit yang dirasakan pada batang penisnya. Tak tahan dengan perlakuan sang istri, tangan Ahmad menjambak rambut Amira, mencoba menjauhkan mulut istrinya dari tubuhnya.
"Aaaacchhh Dek! Udaahh! Aaacchhh !!"
Amira melepaskan kulumannya, matanya melirik wajah Ahmad tanpa ekspresi, nafas suaminya itu terengah-engah setelah mendapatkan blowjob kasar darinya. Amira berdiri dan kembali menaiki tubuh Ahmad, diangkatnya bagian ujung kain dasternya, rupanya sedari tadi wanita itu tak mengenakan celana dalam. Ahmad bergeming, dalam pikirannya masih timbul pertanyaan tentang penyebab perubahan sikap Amira yang mendadak dingin dan begitu kasar saat bercinta, pertanyaan yang belum bisa terpecahkan sampai detik ini. Perlahan Amira meraih batang kemaluan Ahmad dengan tangannya, mengarahkan ujung kepalanya pada lubang vagina yang sudah berada tepat di atas selangkangan Ahmad.21629Please respect copyright.PENANAd8ugHxLIeE
"Ooocchhh!"21629Please respect copyright.PENANAEyfTthk8p5
Ahmad melenguh panjang saat ujung penisnya menyentuh permukaan vagina Amira, istrinya itu sedikit mempermainkan kepala penis dengan cara menggesekkan beberapa kali pada permukaan vagina.21629Please respect copyright.PENANATyAJUjdRDK
"Accchhhhhh !!"21629Please respect copyright.PENANAHINEOKU3q5
Pasangan suami istri itu secara bersamaan mengerang saat batang penis Ahmad mulai menyeruak masuk ke dalam vagina. Tak menunggu lama Amira mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, menggenjot penis Ahmad dari atas, sambil terus menggoyang tubuh suaminya dua tangannya mencengkram kuat dada bidang Ahmad. Tak seperti biasanya, Amira benar-benar liar malam ini, genjotannya seperti memaksa penis Ahmad masuk lebih dalam, bahkan genjotan tubuhnya tak lembut seperti biasanya, kali ini Amira menggenjot dengan sangat keras.21629Please respect copyright.PENANAshYWdG3Z0L
"Aaaacchhhh Dek! Pelan! Aaaacchhhh!!!" Erang Ahmad, dadanya terasa perih akibat kuku Amira mulai melukai kulitnya.21629Please respect copyright.PENANA2KelgnwIpA
"Suka?!! Hmmm??!! Enak??!!" Tanya Amira sambil terus menggenjot tubuh Ahmad dari atas, raut wajahnya berubah menjadi sedikit bengis, seperti ingin meluapkan amarah dalam tubuhnya.21629Please respect copyright.PENANAy0cHMrof8N
"Oocchhh Dek!" Lenguh Ahmad.21629Please respect copyright.PENANAweYKdA1MxB
PLAAAKK!!!21629Please respect copyright.PENANAHY0X1f5bEv
PLAAAKKK!!!!21629Please respect copyright.PENANA4aTxl4gLHZ
Tiba-tiba Amira melayangkan tamparan keras pada pipi Ahmad, seketika suaminya langsung kaget dengan tindakan kasar itu.21629Please respect copyright.PENANAqlqiG0xPXD
"Dek??!! Kamu kenapa??!!" Teriak Ahmad.21629Please respect copyright.PENANAOUZEmJbTtX
"Jawab goblok!! Memekku enak apa nggak??!! Hah??!!" Teriak Amira semakin keras, suaranya seperti berlomba dengan gerakan tubuhnya yang bergoyang semakin liar dan kasar.21629Please respect copyright.PENANAzfaiDcjltm
PLAKKKK!!21629Please respect copyright.PENANASAEjf37ESZ
Satu tamparan lagi mendarat pada wajah Ahmad.21629Please respect copyright.PENANAhWBo0rdsyp
"Cukup Dek!! Cukup!!" Teriak Ahmad sambil mencoba menjatuhkan tubuh Amira dari atas tubuhnya. 21629Please respect copyright.PENANAtsUTwUWHMe
Ahmad sudah tak bisa lagi menikmati seks dengan diikuti tindakan kasar dari istrinya itu. Tapi rupanya tubuh Amira sulit untuk bisa segera disingkirkan hanya dengan satu hentakan saja, wanita itu masih kokoh mengangkangi tubuh Ahmad. Justru Ahmad yang mulai merasakan ejakulasinya akan segera keluar, tangannya meremas payudara Amira yang bergerak naik turun mengikuti gerakan tubuh dari istrinya itu.21629Please respect copyright.PENANAPZpJt7AGsu
"Aaarrgghhhttt !! Dek!!! Arrgghhhattttt!!!"21629Please respect copyright.PENANAE0bZ0kVpOR
Lenguhan panjang Ahmad bebarengan dengan semprotan sperma di dalam rahim Amira, seperti biasa Ahmad tak akan bisa bertahan lama saat melakukan hubungan suami istri, tubuhnya berangsur melemas. Amira menghentikan genjotannya pada tubuh Ahmad, ceceran sperma terlihat keluar dari dalam vagina saat wanita itu melepaskan batang penis Ahmad. Amira turun, dia kemudian kembali mengulum penis Ahmad yang sudah mulai layu, Amira kembali menghisapnya, menelan seluruh sisa sperma yang masih berada di dalam penis Ahmad.21629Please respect copyright.PENANAQ0BTkPC2s3
"Aaaaccchh ! Eeeccchhmmmmm ! Aaaaachhhhh !! Udah Dek, sakit!" Lenguh Ahmad.21629Please respect copyright.PENANAJxXq4LViCU
Setelah puas menghisap sisa sperma pada penis Ahmad, Amira melepaskan kulumannya, wanita itu berdiri sejenak di samping sofa, tempat dimana Ahmad masih terbaring, mata Amira menatap tajam wajah Ahmad. Suaminya itu semakin bingung dengan perubahan sikap dari Amira.21629Please respect copyright.PENANAJpMXZvVCFD
"Ini adalah sex kita yang terakhir!" Kata Amira dingin, kemudian wanita itu melangkahkan kakinya menjauh dari ruang tamu meninggalkan Ahmad seorang diri.21629Please respect copyright.PENANAOJo2h8Dg2w
21629Please respect copyright.PENANAst1rYgpQAz
*BERSAMBUNG*
21629Please respect copyright.PENANARArVj3xfDd
21629Please respect copyright.PENANA429X7dgaBt