#162808Please respect copyright.PENANAKv7x6Pgmp6
Mbok Yem
2808Please respect copyright.PENANAX0qSSNuMWb
Setelah beberapa bulan tak pulang, Aji akhirnya ke kampung halamannya di salah satu daerah di Jawa Timur.
Aji merasa waktunya untuk pulang. Ia butuh waktu istirahat setelah di Surabaya banyak memikirkan pekerjaan. Ditambah liku-liku kehidupannya.
Jika jenuhnya sudah tidak tertahan, Aji memang memilih pulang beberapa hari, lalu kembali lagi ke Surabaya.
"Kalau pulang, pasti kamu lagi capek ya le? tanya ibu Aji. Ibunya menghampiri Aji yang sedang rebahan di kamar.
"Iya bu, pasti ibu sudah paham kan," jawab Aji.
"Capek kerja terus, emangnya buat siapa, istri gak punya. Cepat cari istri sana. Usia juga sudah 30 tahun lebih. Mumpung ibu belum terlalu tua, masih bisa main sama anakmu nanti. Kalau ibu sudah tua banget, nanti gak sempet main sama anakmu," ibu Aji bicara panjang.
"Mesti aku kalau pulang, ibu ceramain aku. Kalau ada calonnya pasti nikah aku. Tambah capek aku dengernya," kata Aji.
"Ya udah, mau ibu panggilin tukang pijat?" ibu Aji memberi penawaran.
"Boleh, siapa yang bisa memijat di sini?" tanya Aji.
"Ada Mbok Yem, tahu kan? Masih saudara sih dari mbah kamu," ucap ibu Aji.
"Boleh, tolong ibu panggilin aja," Aji mau-mau aja.
"Suaminya udah meninggal, anak-anaknya jarang kasih ke sini. Kasihan. Jadi dia keliling mijat. Padahal sudah tua," kata ibu Aji.
"Udah bu, panggil aja. Malah ceramah lagi," kata Aji.
***
Tak berselang lama, Mbok Yem datang. Ia kemudian dipersilahkan masuk ke kamar Aji oleh ibu Aji. Mbok Yem langsung siap-siap memijat Aji.
"Dibuka bajunya, pakai sarung aja, atau celana pendek aja. Biar enak mijitnya mas," kata Mbok Yem.
"Atau pakai sempak aja gak apa-apa mas," ucap Mbok Yem.
Aji kebingungan, masak iya pakai CD aja dipijit Mbok Yem.
"Udah gak usah malu sama mbok," ujar Mbok Yem.
"Ditutup pintunya, biar gak malu," kata Mbok Yem.
"Ya ditutup aja pintunya mbok. Emang biasanya kalau laki-laki pijet ke mbok, gak apa-apa pakai sempak aja?" tanya Aji.
Mbok Yem kemudian menutup pintu kamar Aji.
"Memang aku yang minta, bisa pakai sarung, celana pendek, atau sempak aja. Biar aku mudah mijitnya," kata Mbok Yem.
"Ya udah, aku pakai sempak aja mbok. Gak punya sarung di sini. Ada punya bapak tapi," ucap Aji sambil melepas baju dan celananya. Tinggal CD melekat di tubuhnya.
Aji pun kemudian tengkurap untuk menikmati pijitan Mbok Yem.
Mbok Yem mulai memijit tubuh Aji, dimulai dari punggungnya. Sambil memijit Mbok Yem terus mengajak ngobrol Aji.
"Mulai kapan pulang?" tanya Mbok Yem.
"Baru tadi datang, mbok," jawab Aji.
"Terlalu capek kerja kamu ini Ji, badanmu keras semua ini," ucap Mbok Yem.
"Sudah lama mijit mbok, kayaknya dulu gak pernah mijit," tanya Aji basa-basi.
"Iya, sudah gak ada yang nyariin duit, jadi harus cari duit sendiri," jawab Mbok Yem.
"Kalau kamu enak ya Ji, udah sukses. Tapi ya kok belum punya istri," kata Mbok Yem.
"Syukurlah mbok, soal istri nanti datang sendiri. Hehe," Aji malas menanggapi kalau bahas soal itu.
Setelah memijat badan Aji dari punggung hingga kaki, kini Mbok Yem minta Aji berbaring. Mbok Yem mulai memijit bagian depan tubuh Aji.
Mbok Yem memijat dada Aji hingga kakinya. Kemudian kembali lagi di area paha Aji.
Aji sedikit malu, karena kemaluannya sedikit menyembul dibalik CDnya.
Mbok Yem memijit perut dan paha Aji. Kemudian tangannya lebih dalam memijit ke selangkangan Aji. Sesekali tangannya menyenggol penis Aji.
Aji kegelian dengan pijatan Mbok Yem hingga pinggulnya menggelinjang. Tapi ia berusa menahannya, Aji malu mau mengatakannya.
Mbok Yem masih terus menggerakkan tangannya. Bikin Aji geli dengan memijat selangkangan dan sekitar penis Aji.
"Ininya mau dipijit juga Ji?" anya Mbok Yem sambil menunjuk penis Aji.
"Loh, gak usah mbok," Aji kaget dengan pertanyaan Mbok Yem.
"Gak apa-apa biar tambah enak Ji, biar tambah hilang capeknya, hilang pegel-pegelnya," kata Mbok Yem.
"Gak usah mbok. Ini sudah enak badanku. Emang Mbok Yem kalau mijit, biasanya miji ini juga?" tanya Aji penasaran sambil menunjuk penisnya.
"Gak semua mbok tawari. Kalau punya suami, gak mbok tawari. Khusus yang belum nikah atau duda. Kalau yang punya istri kan, bisa minta dipijitin istrinya sendiri," kata Mbok Yem.
"Ini yang bikin pelanggan mbok keenakan dan jadi rutin minta dipijit mbok," ujarnya.
"Sini cobain, gak usah malu-malu," kata Mbok Yem langsung memegang penis Aji dari balik CD-nya.
"Jangan mbok," Aji kembali menolak, menahan tangan Mbok Yem.
"Udah kamu nurut aja. Dibilangin biar tambah enak badannya," ucap Mbok Yem, memaksa memijit penis Aji dari luar.
Aji jadi tidak enak untuk terus-terusan menolak. Ia diam saja.
Mbok Yem pun pelan-pelan mengurut penis Aji dari balik CD. Aji tetap diam, merasakan pijitan itu. Bukan enak yang ia rasakan saat penisnya dipijit Mbok Yem, namun rasa geli yang diterimanya. Aji geli dipijit nenek-nenek yang kira-kira berusia 60 tahun itu.
Setelah beberapa menit kemudian, Mbok Yem menarik CD Aji hingga turun ke pahanya.
Aji pun sontak kaget dan langsung menutupi penisnya.
"Loh mbok, kok dibuka," kata Aji.
"Kalau dari luar aja gak enak mijitnya. Udah, nurut aja. Tambah enak," kata Mbok Yem sambil menyingkirkan tangan Aji.
Aji kembali tak enak menolak. Ia menganggap ini bagian dari service pijatan Mbok Yem ke pelanggannya. Ia membiarkan penisnya terumbar di depan Mbok Yem.
Mbok Yem pun mulai memegangi penis Aji. Ia mulai mengurut penia Aji dengan minyak khusus.
"Kalau yang lain, biasanya kalau udah mbok pegang-pegang gini langsung berdiri. Punya kok gak Ji? Punyamu normal kan?" tanya Mbok Yem karena penis Aji tak kunjung berdiri sejak dipegangnya tadi.
Aji belum menikmati pijatan Mbok Yem pada penisnya. Ia masih ada rasa malu telanjang di hadapan Mbok Yem, yang terbilang masih saudaranya itu. Lagian Mbok Yem sudah nenek-nenek.
"Normal lah mbok," ucap Aji. Dalam hati Aji, kalau yang pegang penisnya adalah cewek cantik, sudah pasti langsung berdiri.
Mbok Yem tetap mengurut penis Aji. Namun penisnya masih tak kunjung berdiri.
Beberapa menit kemudian Mbok Yem tiba-tiba melepas baju dan celananya sendiri. Kini ia hanya memakai BH dan CD.
Aji terkejut dengan apa yang dilakukan Mbok Yem.
"Loh mbok, kok lepas baju?" tanya Aji penasaran.
"Sudah, kamu diam aja. Biar punyamu cepat berdiri," kata Mbok Yem, kemudian beranjak ke atas kasur Aji lagi.
Kini Mbok Yem mengarahkan penisnya ke selangkangan Aji. Ia menjilati penis Aji.
Lagi-lagi Aji dibikin kaget.
"Mbok, ngapain? Gak usah digituin," kata Aji.
"Udah le, kamu diam aja. Nikmati aja," kata Mbok Yem.
Aji kembali tak bisa menolak apa yang dilakukan Mbok Yem.
Lidah Mbok Yem menjilati seluruh bagian penis Aji, kemudian telurnya juga ikut dijilat. Mbok Yem juga sesekali mengulum penis Aji, kemudian telur Aji. Mbok Yem juga menggigit kecil telur Aji.
Aji kini dibikin menggelinjang. Aji merasakan sensasi baru dari lidah wanita. Lidah Mbok Yem sangat lihai, terlatih, dan berpengalaman.
Tangan Mbok Yem memegang penis Aji yang lambat laun mulai mengeras. Ia mengocok penis itu. Sedangkan lidahnya menjilati area sekitar penis.
Aji mau tidak mau, harus mengakui mulai merasa keenakan oleh tangan dan lidah Mbok Yem.
"Mulai berdiri kan, mulai enak kan," ucap Mbok Yem, sambil terus melakukan aksinya
Aji diam saja. Ia malu-malu, tapi merasa keenakan. Tangan Mbok Yem meski sudah tua, tapi tetap terasa halus. Kemudian juga sangat pintar memainkan lidahnya.
Dalam hati Aji, belajar dari mana Mbok Yem teknik pijat seperti ini. Jadinya seperti pijat plus-plus.
Kini lidah Mbok Yem fokus menjilati telur Aji. Kemudian lidahnya pelan-pelan terus turun ke bawah telurnya. Hingga sampai di sekitar lubang anus Aji.
Aji dibikin menggelinjang, tambah keenakan. Ia mendesah keenakan tapi menahannya. Ia masih malu.
Kini lidah Mbok Yem menjilati lubang anus Aji. Ini adalah sensasi gila yang didapat Aji.
Service pijat Mbok Yem bikin Aji teringat dengan waria yang pernah memijatnya dan sempat dikiranya wanita tulen. Sama-sama luar biasa sensasi pijitannya.
"Ahhh," Aji mendesah pelan, ia tak kuasa menahan suaranya.
Melihat Aji mulai keenakan, Mbok Yem terus melakukan aksinya. Ia sudah menemukan titik rangsang milik Aji yang paling ampuh. Lidahnya terus menjilati anus Aji, sementara tangannya terus mengocok penis Aji yang mengeras.
Mulut Mbok Yem kini beralih ke penis Aji. Ia mengulum penis Aji yang berdiri tegak dan keras. Penis Aji penuh dengan air liur Mbok Yem.
Mbok Yem kini mengocok penis Aji yang sudah basah air liur. Tangan Mbok Yem mengocok dengan cepat.
"Mau keluar Ji? tanya Mbok Yem sambil terus mempercepat kocokannya. Sementara tangan kirinya meraba perut Aji. Sedangkan lidahnya menjilati pusar Aji.
Aji menggelengkan kepala. Ia masih belum ada tanda-tanda mau klimaks. Meskipun sudah merasakan nikmat dari permainan mulut dan tangan Mbok Yem.
"Emangnya kalau pria yang dipijit mbok harus sampai keluar," tanya Aji.
"Iya toh le, itu yang dicari para pria, baru terasa nikmatnya," jawab Mbok Yem. Tangannya masih terus mengocok penis Aji.
"Kamu kok kuat le, biasanya anak muda gak lama, diginiin udah keluar," kata Mbok Yem yang mulai capek mengocok penis Aji.
Aji diam saja. Ia membiarkan Mbok yem melakukan aksinya dan menikmati tiap sentuhannya.
"Udah wes mbok, gak perlu sampai keluar," kata Aji sambil
"Gak apa-apa le, kamu diam aja udah, nikmati, sampai keluar," kata Mbok Yem. Meski tangannya kelelahan, ia tak mau menyudahi aksinya. Ia ingin Aji juga merasakan kenikmatan dari pijatannya. Ia ingin Aji juga ketagihan dengan service pijatannya.
Aji jadi tidak enak dengan Mbok Yem. Karena harus susah payah bikin ia mencapai klimaks. Meski diakui, Aji menikmati sentuhan Mbok Yem, tapi itu masih belum membuatnya mendekati klimaksnya.
Sambil terus merasakan sentuhan Mbok Yem, Aji diam-diam memandangi tubuh Mbok Yem. Tubuh Mbok Yem agak gemuk. Perutnya buncit. Payudaranya yang kendor terbungkus BH. Sementara bokongnya lumayan besar, sehingga CD yang pakai juga besar.
"Kalau ada pelanggan mbok yang mint begituan gimana?" tanga Aji iseng dan penasaran apakah Mbok Yem juga melayani pelanggannya yang minta ML.
"Pokoknya kalau belum bersuami, mbok mau melayani permintaannya. Tapi ada tambahan biaya," jawab Mbok Yem bikin Aji kaget.
"Kamu mau?" tanya Mbok Yem tambah bikin Aji kaget.
"Gak... Gak... Gak mbok, cuma tanya," jawab Aji gelagapan.
"Buat kamu, gak ada tambahan biaya wes le, ayo!" Mbok kembali mengajak.
"Gak mbok, jangan," Aji menggelengkan kepala, tetap menolak.
"Udah ayo, kamu dikasih yang enak dan gratis malah nolak," Mbok Yem tetap memaksa.
Kini Mbok Yem melucuti sendiri pakaian yang tersisa di tubuhnya. Ia melepas BH dan CD-nya. Kini Mbok Yem sudah telanjang di depan Aji.
Mbok Yem dan Aji kini sama-sama telanjang di kamar.
2808Please respect copyright.PENANAx6LCnVbUlq
***
2808Please respect copyright.PENANADlAmyFivj9
#172808Please respect copyright.PENANAqfYtkryeYp
Nenek yang Bergairah
2808Please respect copyright.PENANAouuw3dxNJ4
Aji sekilas melihat tubuh telanjang Mbok Yem. Payudaranya besar tapi kendor, vaginanya ditumbuhi banyak rambut. Perutnya buncit. Ia tidak bergairah dengan tubuh Mbok Yem. Namun penisnya masih berdiri.
"Udah mbok, selesai aja ya pijitnya," ucap Aji.
"Jangan gitu, ayo dituntaskan dulu. Kamu diem aja, nurut aja. Nikmati, enak kok," jawab Mbok Yem.
Dengan cepat, Mbok Yem langsung naik atas ranjang lagi. Ia melebarkan kaki Aji. Lalu menghadap ke penis Aji yang mengacung.
Mbok Yem kembali membasahi penis Aji dengan air liurnya lalu menjepit penis Aji dengan payudaranya. Ia menjepit rapat penis Aji. Kemudian mengocok penis Aji dengan payudaranya.
Aji hanya diam saja. Ia pasrah. Tak bisa menolak paksaan Mbok Yem. Ia biarkan Mbok Yem melakukan hal itu.
"Enak Ji? Mau keluar ya? tanya Mbok Yem sambil tersenyum ke Aji.
Aji hanya menggelengkan kepala.
Melihat hal itu, Mbok Yem jongkok di atas penis Aji. Ia menuntun penis Aji untuk masuk ke vaginanya.
"Mbok, udah jangan," Aji lagi-lagi menolak.
"Aji, sudah kubilangin diam aja. Sssttt," Mbok Yem meminta Aji diam saja.
Mbok Yem memasukkan penis Aji ke vaginanya. Mudah saja bagi baginya.
"Blessss....," Mbok Yem langsung menggenjot penis Aji.
Dalam hati, Aji ingin menolak lagi apa yang dilakukan Mbok Yem. Tapi kemungkinan besar, meski ia menolak, Mbok Yem tetap akan melakukan itu. Kayaknya itu yang diinginkannya dari Aji sejak awal.
Mbok Yem terus menggoyangkan pinggulnya.
"Aduh mbok, jangan cerita ke ibu atau siapa-siapa ya mbok," Aji khawatir.
"Tenang aja le, tidak usah takut. Rahasia pelanggan terjamin," ucap Mbok Yem.
Lama-kelamaan, penis Aji mulai dibikin enak oleh goyangan Mbok Yem.
Sambil terus menggenjot Aji. Kini Mbok Yem menjilati puting Aji. Kemudian naik menjilati telinga Aji. Hal ini bikin Aji antara kegelian dan keenakan.
"Sssshhhh," Aji mendesah kecil.
Mbok Yem tersenyum bahagia.
Ia kini mengarahkan bibirnya ke wajah Aji. Ia menciumi pipi Aji. Hal ini bikin Aji sedikit tidak nyaman.
Setelah itu Mbok Yem mencium bibir Aji. Namun Aji berusaha menghindari ciuman itu dengan menggelengkan kepalanya. Tapi Mbok Yem tetap berusaha mencium bibir Aji.
Aji tak bisa menghindar lagi. Mau tidak mau harus menerima ciuman Mbok Yem di bibirnya. Mbok Yem memainkan lidahnya. Aji tetap tak membalas ciuman itu.
Mbok terus memainkan lidahnya. Aji kembali merasa tak enak. Ia pun pelan-pelan merespon ciuman itu. Ia gerakkan bibirnya, ia goyangkan lidahnya.
Dalam hati Aji berkata, "Baru kali ini ciuman sama nenek-nenek."
Aji akhirnya berusaha secepatnya mengakhiri momen itu. Ia mendorong tubuh Mbok Yem hingga terlentang di atas kasur. Ia langsung memasukkan penisnya ke vagina Mbok Yem.
Ia genjot vagina itu dengan cepat. Mbok Yem kesenangan dengan aksi Aji.
"Ahhh, enak le, terus," desah Mbok Yem.
Aji tak peduli lagi dengan ucapan Mbok Yem. Ia hanya ingin segera mengakhiri permainan ini.
Setelah itu Aji meminta Mbok Yem untuk nungging. Ia tusuk vagina Mbok Yem dari belakang.
"Ahhhh," Mbok Yem tambah keenakan.
Aji mempercepat genjotannya, agar segera mencapai klimaks.
"Ahhhhhhhh," Aji mendesah sambil lebih mempercepat genjotannya. Ia akan mencapai klimaks.
"Crottt.... Crottt... Crotttt...," sperma Aji menyembur di vagina nenek tua itu.
"Banyak banget le. Enak ya?" tanya Mbok Yem.
Aji hanya diam saja. Ia segera memakai bajunya kembali. Begitu juga dengan Mbok Yem.
"Berapa mbok biaya pijatnya?" tanya Aji.
2808Please respect copyright.PENANATZIEJfE3UK
Bersambung...2808Please respect copyright.PENANAgWLKBTnxlC