Tiap hari dia mengunjungiku kapan saja dia mau. Kadang sekali, kadang bisa sampai tiga kali. Kadang di kamar mandi saat aku mandi pagi, kadang tengah malam saat dia pulang dalam keadaan mabuk dan kadang pagi-pagi buta di saat aku belum benar-benar sadar seperti yang terjadi sekarang.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ54TQPpnctn
Aku terbangun karena mendadak ada yang menekan dan menerobos mem*kku dengan paksa. Aku berteriak kaget tapi teriakanku tertahan karena dia memagut bibirku dengan lapar. Ditindih dan dipeluknya tubuhku dengan erat hingga aku tak bisa bernapas lega.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe29Ul6x6nS
“Hek… hek… hek…”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7nbQ9RaKnf
Hanya desah tertahan yang keluar dari mulutku seiring genjotannya yang makin cepat. Aku menggeliat mencoba melepaskan diri. Kedua tanganku mendorong tubuhnya menjauh, mencakar wajahnya, tapi kukuku sudah dipotong rapi entah kapan – mungkin saat aku tertidur.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKl1cZPtGg
Kujambak rambutnya, kutonjok wajahnya, tapi dia bergeming dan malah menggerayangi serta meremas tubuhku yang telanjang dengan gemas sembari menjilati wajah dan menggigiti daun telingaku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJtVYu7KEcR
Duk! Duk! Saking serunya menggenjot, tubuhku bergeser sampai-sampai kepalaku menumbuk headboard ranjang, tapi dia tak menghentikan genjotannya. Percuma aku meneriakkan kata ‘Stop! Sudah! Aduh!” karena hal itu akan membuatnya makin bernafsu menggeluti tubuhku. Jadi terpaksa aku menelengkan kepalaku hingga leherku sakit.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXX5WZDOXpf
Selangkanganku perih karena aku tidak pernah menerima rangsangan yang membuat cairan vaginaku keluar. Dia juga tak pernah melumasi kondomnya. Aku belum pernah merasakan nikmatnya orgasme. Yang kurasakan hanyalah sakit yang makin membuat dendamku membara sekaligus membuatku frustasi. Bagaimana caranya aku bisa membunuh jahanam ini?
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbhwidykvyh
Aku sudah pernah menyerangnya dengan garpu, mencoba mengepruk kepalanya dengan gelas melamin dan menusuk penisnya dengan tusuk gigi, tapi semuanya gagal. Reaksinya yang cekatan membuat berbagai seranganku tumpul dan berbalik menjadi senjata makan tuan.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPRG4PbHYMh
Dia membalas semua seranganku dengan menyetubuhiku dengan paksa. Bila aku meludahinya, dia membalasnya dengan menyemburkan air maninya ke wajahku. Tapi tak sekalipun dia memukul atau menamparku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGgrcOOCgrF
Dia hanya suka memiting, menggencet atau menjambak rambutku, itu pun dilakukannya dengan setengah tenaganya. Dia senang mempermainkanku. Bila aku marah dan berontak, nafsu seksnya akan berlipat ganda.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPZxpZ7BhiH
Yang paling kubenci adalah kondom yang dipakainya. Ada yang bersungut, ada yang berbentuk ulir dan ada yang bervibrasi sehingga membuatku terlonjak-lonjak liar sambil meringis menahan geli tiap kali ujung kont*lnya yang bergetar kuat menekan mulut rahimku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaetrbR6iE
Yang sekarang dipakainya berbentuk mirip jamur, ujungnya membulat besar seperti hidung palsu badut yang merah sehingga membuat liang vaginaku mengembang. Tapi saat dia menarik kont*lnya, daging liang vaginaku seperti ikut tertarik keluar. Sakit sekali.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7R6MlqwVeL
Untuk mengurangi rasa sakit tanganku mencengkeram seprai hingga robek. Lalu aku mencari-cari benda lain untuk kucengkeram. Yang kudapat lengan dan punggungnya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSdvRGj21J7
“Hhhg! Ssshh! Hhhgh!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPLb2SUHH5U
BL mengerang dan mendesis saat kukuku yang pendek menembus kulit lengan dan punggungnya. Aku keliru. Perbuatanku memicu nafsunya makin menggila. Digenjotnya kont*lnya lebih kuat dengan kecepatan penuh. Mem*kku seperti ingin sobek rasanya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyWA6FAVM1w
“Aaargh! Aaaaah! Sakit! Sudah! Sudah!” teriakku sambil memukuli badannya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4QaQGVwCIH
BL berhenti dan mencabut kont*lnya di saat aku tak tahan lagi dengan siksaannya, tapi dia melakukan hal itu hanya untuk merubah posisi dari missionary position ke deep penetration.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFNLOlc99Ao
Kedua kakiku disampirkan ke pundaknya sementara kon*lnya bersiap menyodok anusku. Agak susah menembus anusku karena ujung kepala jamur itu terlalu besar. Di samping itu aku terus meronta dengan panik dan menendang-nendang.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdOqbfG8NdB
Ajaib. Kali ini perlawananku berhasil. Dia terpelanting jatuh ke lantai, tak sadarkan diri. Rupanya tendanganku mengenai mukanya dengan telak. Aku buru-buru menymbat mulutnya dan mengikatnya pada kaki ranjang dengan robekan kaus singletku. Ironis karena dia yang merobek kaus singlet itu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUF4Z9ankDR
Kemudian aku memakai kaus dan celana pendeknya yang agak kebesaran. Kubuka pintu kamar dengan pelan. Di luar gelap, tapi bunyi dengkuran keras nyaris membuatku memiawik kaget.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOaOROFexxH
Aku menutup mulutku saat menyadari ada kursi di samping pintuku. Di sana duduk Aheng. Kepalanya terdongak, mulut lebarnya ternganga dan kakinya menyelonjor. Sejenak aku terdiam, mencoba berpikir dengan jantung berdebar keras dan kepala berdenyut kencang.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcDCvS85PHV
Aku tidak tahu tempat seperti apa ini dan di mana letaknya. Aku tidak punya uang dan tak tahu harus ke mana. Ke tempat kosku dulu? Atau kembali ke Sanctuary? Bayangan wajah babi tua mesum itu membuatku ingin muntah. Berarti aku terpaksa meminta bantuan keluarga besarku yang pengecut itu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmIJGQeTFp2
Setelah memantapkan diri aku menyelinap keluar dan berjalan berjingkat-jingkat. Baru lima langkah, aku baru sadar kalau aku belum menuntaskan misiku. Aku belum membunuh BL. Di saat aku ragu, terdengar bunyi gaduh dari dalam kamar disusul teriakan BL. Celaka, BL sudah sadarkan diri!
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZBcpxIYfy
Aku langsung berlari mencari-cari jalan keluar dalam kegelapan. Ada begitu banyak pintu, aku membuka salah satu di antaranya dan segera menguncinya. Dari luar terdengar langkah-langkah kaki. Mereka mengejarku! Aku harus lari ke mana?
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFA3jQi4KFt
Mendadak aku merinding. Ada yang bernapas di belakangku. Dengusan napasnya yang dingin berhembus ke kudukku, menembus rambutku yang tergerai. Tubuhku gemetar. Astaga, apa ada setan di sini?
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2iFzUOo2WG
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡryHhqhrb14
“Apa kau setan?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjALSkjGfM2
Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, tapi malah aku yang ditanya. Nada suaranya kekanak-kanakan, penuh rasa ingin tahu. Aku menoleh perlahan dan rasanya jantungku berhenti berdetak. Persis di hadapanku berdiri Bandi. Cengiran lebar mendominasi wajahnya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBh9vo223kA
“Mukamu pucat, tapi kau bukan setan,” ujarnya sambil tertawa mengikik. Tawanya yang tak wajar membuatku takut. Aku beringsut mundur, tapi punggungku membentur pintu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukqbE6NzF2
“Tadi aku mimpi apa ya sampai didatangi tamu penting sepagi ini. Apa BL lupa kalau hari ini bukan hari ulang-tahunku? Kau tahu, selama ini dia pelit sekali. Dia nggak pernah mau meminjamkan mainannya padaku apalagi memberikannya dengan gratis.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZafgYkvsjM
Padahal aku mau berbagi dengannya, tapi dia selalu bilang aku ini perusak. Apa kau pernah melihat museum Lego-nya? Dia mengoleksi mainan Lego dari umur empat tahun. Semuanya masih dibungkus rapi, seperti toko saja.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnZDhcRs05A
Bodoh sekali dia. Ngapain mainan cuma dipandangi saja. Nggak seru kan? Eh, kenapa kau diam saja?” Aku diam karena tidak tahu harus menyahut apa dan memilih berpikir bagaimana cara meloloskan diri dari si klemer psycho ini.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC2WvO5S5VE
Bandi mulai membelai rambut dan wajahku. Belaiannya halus, seakan aku ini porselen yang mudah pecah. Begitu beda dengan sentuhan BL yang seakan ingin meremukkan tubuhku. Tapi sentuhan Bandi membuatku merinding dan menggigil.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlgu4ck9kbL
“Mungkin dia sudah bosan padamu. Aku sih nggak keberatan dikasih barang bekas. Toh kau masih lumayan bagus.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxJ6w7RUEQ
“Maaf, sudah mengganggu tidurmu. Tadi aku salah masuk kamar,” ujarku sesopan mungkin sambil membuka pintu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpLBt2PK89M
“Nggak. Kau nggak salah kok,” bantah Bandi sambil menggenggam tanganku dengan mesra. Aku mencoba menarik tanganku, tapi tak bisa. Dia malah merangkul sambil mengelus-elus punggungku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgwHgUNGH4
“Aku memang sedang butuh orang baru karena dia payah sekali,” keluhnya sambil melambaikan tangannya dengan santai.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhiV344HgV3
Aku melirik ke arah tangannya melambai. Aku terkesiap. Dalam keremangan aku bisa melihat seorang gadis yang kedua tangan dan kakinya terikat pada keempat ujung ranjang. Tubuhnya yang telanjang penuh bercak mengkilat. Dari selangkangannya mencuat dua dildo.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZxLTQ6UdMU
Satu dari lubang vagina dan yang satunya dari lubang anus. Kedua dildo itu masih menyala hingga mengeluarkan suara mendesum. Sedangkan gadis malang itu sepertinya tak sadarkan diri atau jangan-jangan sudah mati.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNHLgzru1Fs
“BL pasti sudah mencariku,” ujarku gemetar.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0AjWSwt5q
Aku mulai berpikir untuk berteriak minta tolong, tapi aku takut Bandi mendadak berbuat nekat. Bandi tertawa.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnCYCgDiQDW
“Dia bisa mencari mainan baru. Orang macam dia bisa pesan apa saja lewat telepon. Dia bisa pesan lima cewek yang lebih cantik darimu dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Jadi kau nggak usah mikirin dia lagi. Sekarang kau milikku.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkPXjmYuVbN
“Tapi aku harus kemba…”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUB29SNbXJQ
Kata-kataku terhenti karena Bandi tiba-tiba mencekikku. Mataku terbelalak dan aku meronta sekuat tenaga. Kutendang selangkangannya, tapi dia berkelit. Kucakar wajahnya, tapi dia mengelak. Dia terus menatapku sambil tersenyum manis dan sedetik sebelum aku tak sadarkan diri, dia mencium bibirku dengan lembut.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGTVfmksRwv
Aku tak tahu berapa lama aku pingsan. Tapi begitu sadar, mimpi buruk sudah menyongsongku. Aku berada dalam ruangan aneh, bukan kamar Bandi. Ruangan ini lebih mirip laboratorium daripada kamar tidur. Ada banyak rak berisi benda-benda aneh.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLoQS3yN7ue
Aku berusaha bangun, tapi tak bisa. Tubuhku terikat pada ranjang. Kedua tanganku terikat jadi satu di atas kepalaku sedang kakiku terikat pada alat aneh. Aku tahu, ranjang ini adalah ranjang khusus untuk melahirkan di mana ada alat untuk menyangga betis pasien di ujung kiri-kanan ranjang bagian kaki.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl3vqbMAh1g
Secara otomatis selangkanganku terbuka dan ya aku kembali telanjang bulat. Aku berteriak minta tolong, tapi lidahku terganjal dan mulutku tersumbat. Bukan kain, bukan kondom atau plakban. Kurasakan dengan lidah, sepertinya mirip bola golf, tapi berlubang-lubang sehingga udara bisa keluar-masuk dengan leluasa.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZZLMi1Ajm
“Ah, akhirnya sadar juga,” sapa Bandi dengan ramah.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡszBhtJgNTi
Tangannya membelai wajahku dengan lembut lalu turun ke payudaraku, perutku yang rata dan terakhir selangkanganku. Tubuhku tersentak-sentak, tiap kali dia menyentuh benjolan kecil di dekat lubang kencingku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQ8520i7kj
“Enak kan? Buktinya kau makin basah,” bisiknya sambil terus membuat lingkaran-lingkaran kecil di sana.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeXkO3K3JH8
Aku belum pernah bermasturbasi jadi tidak tahu kalau klitorisku bisa dirangsang seperti ini. Lenguhan kenikmatan mulai keluar dari mulutku yang tersumbat. Vaginaku mulai terasa basah. Tanpa sadar aku memejamkan mataku untuk menikmati rangsangan ini. Rasanya aku sedang terbang ke langit ketujuh.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVRl9H5Aic
“Mmmh! Mmmph!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSRc4x6XvAX
Aku membuka mata dan berteriak kaget saat kurasakan benda keras dan dingin memaksa masuk mem*kku yang basah. Bandi tersenyum ramah dan mengeluarkan alat itu dari mem*kku dan menunjukkannya. Mirip gunting, tapi melengkung dan bercorong.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD1U4MkPVpM
“Kau belum pernah melihat alat ini?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZ4CzTEpNE
Aku menggeleng ketakutan. Sepertinya alat itu mengerikan.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQYoOx94Wa
“Kalau begitu kau pasti belum pernah pap smear. Alat ini untuk membantu dokter membuka liang vagina sehingga bisa mengambil cairan dengan gampang.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPFEXCWrE0
Aku makin ciut melihatnya memeragakan gunting aneh itu hingga membuka lebar. Astaga! Apa yang akan dilakukannya pada vaginaku? Aku berontak, mencoba beringsut saat Bandi kembali mencokokkan alat mengerikan itu ke lubang mem*kku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIVnKtwZQQ
“Mmmh! Mmmph! Mmmmmhhh!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaxPrnGxQ22
Aku berteriak sejadi-jadinya saat alat itu menyodok masuk hingga ke ujung dan membenggangkan lubang vaginaku lebar-lebar. Sakit dan linu sekali. Bandi menyeringai dan memasukkan empat jarinya sekaligus untuk mengobok-ngobok vaginaku hingga basah kuyup.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKhniKe5ObT
“Sepertinya deodoran ini muat kalau dimasukkan ke dalam situ.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6noVjD4Ov
Aku menggeleng dan berteriak-teriak. Tapi percuma. Daguku malah berlumuran liurku sendiri yang mengalir keluar lewat lubang sumbatanku. Dan Bandi seperti anak kecil yang kegirangan menemukan mainan baru. Setelah puas dengan memasukkan dan mengeluarkan deodoran, dia beralih pada barang-barang yang lebih besar.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfvDwsvjvtr
Botol minyak angin, thermometer digital lalu berganti botol aftershave dan yang terakhir senter yang berisi dua batere AA. Separuh batang senter plastik hijau masih menancap di vaginaku saat dia mengeluarkan speculum lain.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoP5BcadedR
Rasanya aku ingin mati saja daripada anusku ikut dibenggangkan. Sekujur tubuhku bermandikan keringat dingin. Benar-benar mengerikan. Aku tahu aku sudah berjumpa dengan setan yang sesungguhnya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYyTzwW6QD
BRAK! Mendadak pintu ruangan terbuka dan Aheng menerobos masuk ke dalam. Belum pernah aku merasa begitu gembira melihat Aheng. Apalagi gorila itu langsung melucuti benda-benda penyiksa yang tertancap di tubuhku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA4M5g8o9fa
“Eh, kau mau apa? Siapa yang mengijinkanmu mask kemari?” sembur Bandi murka sambil menyerang Aheng.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgota9gza1i
Dengan sekali tepak, Bandi tersungkur di lantai. Diambilnya pisau dan dihunjamkannya ke punggung Aheng.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtUFvoNQ8ND
“Awas!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk9WAtmB6uI
Aku ingin berteriak memperingatkan Aheng, tapi mulutku tersumbat.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg0XuQqRTGl
“Bandi!!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqO5mFB6nGA
Bandi langsung mematung mendengar bentakan BL. Aku juga. Sedangkan Aheng terus berkutat membuka ikatan tanganku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFesePbNrdr
“Apa-apaan kau ini. Kau kan tahu kalau dia milikku!” sergah BL.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrNYQs3NQqe
“Aku tidak pernah mengundangnya kemari. Dia sendiri yang datang,” bantah Bandi. “Lagipula kau juga sudah bosan dengannya.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcnDIz0Zu0K
“Apa aku pernah merebut ayammu yang kabur ke tempatku?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtsGUN0FvZw
Kedua saudara itu bertengkar memperebutkanku. Tidak sampai baku hantam, tapi ribut sekali. Namun aku sama sekali tidak bangga diperebutkan dua orang sakit jiwa. Adu mulut akhirnya selesai dan dimenangkan BL. Bandi tampak kesal, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVl0bLRYVZD
Aku memalingkan wajah dengan jijik saat melihatnya menjilati speculum yang berlumuran cairan vaginaku dengan haus. Saking lemasnya aku tak bisa berjalan sehingga Aheng harus membopongku. Sedangkan BL berjalan di depan kami. Tiba-tiba aku menangis. Awalnya terisak lalu tersedu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2LN6DQCZmF
Ini tangisku yang pertama sejak tiba di Sanctuary hingga sekarang. Kejadian horor tadi membuatku begitu terpukul. Aku mulai menyesali kenekatanku membalas dendam yang membuat hidupku hancur berantakan. Kata seandainya terus terulang di kepalaku, tapi percuma, aku tidak bisa memutar balik waktu dan merubah keadaan.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjOJUvxeTd
Aheng menurunkanku di ranjang, tapi aku terus memeluk lehernya erat-erat. Bagiku dia adalah pahlawanku. Kalau tidak ada dia, mungkin anusku sudah sobek dan aku mati kehabisan darah.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo5cHzn2kwo
Bodohnya aku, berusaha menutupi kenyataan kalau BL-lah yang berjasa menyelamatkan nyawaku. Kalau tidak disuruh BL, mana mau Aheng bertindak. Tapi aku tak sudi berterimakasih pada BL. Gara-gara dia, aku jadi sial begini.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXtCfADil5A
Aheng dengan perlahan namun pasti melepaskan pelukanku dan menyelimutiku. Setelahnya dia pergi meninggalkanku berdua dengan majikannya. BL langsung menyingkap selimut dan kembali menindihku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVlsmmOAHHW
Dia memakai kondom kepala jamur baru. Rupanya dia belum puas menggagahiku dengan kondom itu. Kali ini aku tak memberikan perlawanan apa-apa. Aku masih terlalu sibuk sesenggukan, tapi aku terkesiap saat BL meraba mem*kku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCnaidieCJT
“Becek banget. Jadi kau terangsang juga rupanya.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ25gdOUKW7s
Hatiku terluka mendengar hinaannya. Tapi makian tak mampu kuteriakkan lagi karena mulutku malah meneriakkan lenguhan penuh nikmat saat kepala jamur menggesek liang vaginaku yang basah. Belum pernah aku merasa senikmat ini digauli BL.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9nt8wVu0e
Aku tetap pasrah saat BL mengangkat kedua kakiku dan menyampirkannya pada pundaknya. Untung saja dia tidak jadi menyodomiku. Hentakan demi hentakan membuat tubuhku menggeletar. Ditambah lagi remasan pada pantatku dan lumatan pada payudaraku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTwSdw3UqEF
Desahan dan lenguhan kami saling bersahut. BL menekan pantatnya kuat-kuat dan pada saat yang sama aku merasa melayang. Jauh lebih tinggi dari saat Bandi mengelusku tadi.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqdKRYqCDcw
Oh no! Ingatan pada Bandi membuat gairahku yang memuncak terjun bebas, tapi genjotan BL membuatku menggelinjang dan sesuatu seakan ingin membobol keluar dari dalam diriku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBIG9bFK4Kw
“Ooooh! Ooooh! Oooaaah! Aaaah! Aaaaaaaaah!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlz7Idxr8wA
Aku berteriak panjang sambil terus menggelinjang sampai-sampai tidak menyadari BL melepaskanku. Aku baru tersadar setelah tersedak spermanya yang dipompakan ke dalam mulutku. Aku terkulai lemas tak berdaya sementara dia terus mengocok kont*lnya yang sepertinya tak henti-henti memuncratkan cairan.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZoTMR3gvj
Aneh, mengapa kami berdua begitu terangsang setelah campur tangan Bandi tadi? Bagaimana bisa aku mengalami orgasme setelah nyaris mati konyol? Apa aku juga mulai ketularan sakit jiwa?
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvEb8TAZsos
BL berpakaian sambil memandangiku dengan dingin.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡril1oMMC5v
“Kau milikku,” begitu yang dikatakannya sebelum keluar dari kamar.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlvmPdgO6Wu
Meski papaku buaya darat paten alias kucing garong tulen, sejak kecil dia mencekokiku dengan segala aturan dan norma kesusilaan. Aku selalu dijaga dengan ketat dan dilarang bergaul dengan sembarang laki-laki. Bahkan aku tidak boleh pacaran sebelum umur dua puluh.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9eHunuZzLl
Dan ternyata hingga sekarang aku malah belum pernah punya pacar. Mungkin karena dulu tubuhku yang mirip karung beras dan wajahku yang biasa-biasa saja maka tidak ada yang tertarik padaku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuKEXXKUzlR
Memang ironis bila mengingat bagaimana papa mengkhotbahiku agar menjaga keperawanan baik-baik selama aku bersekolah dan kuliah di Ohio. Papa adalah lelaki yang brengsek, tapi dia papa yang baik.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWN54YCP7fe
Dia tak ingin putri satu-satunya akan bernasib sama dengan gadis-gadis yang sudah diperdayanya. Aku tak tahu apa karma itu benar-benar ada. Yang jelas aku penasaran, apa yang dipikirkan papa bila dia dapat melihat kondisiku kini.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKL57Twg37f
Nasibku lebih parah dari ayam-ayam yang biasa dilahap papa. Gadis-gadis yang pernah dicicipi papa tak pernah merasakan penyiksaan yang aku alami karena sadomasokis bukanlah aliran seks yang dianut papaku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVEz29RXwiV
Mereka lebih beruntung karena menerima bayaran yang tidak sedikit bahkan kalau Papa sedang murah hati, bonus berupa anting atau gelang berlian bisa didapat. Sedangkan aku, sudah tubuhku babak belur, uang sepeser pun tak punya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQ19s546BP
Pakaian yang menempel di tubuhku saja hanya singlet kedodoran. Ditambah lagi aku seperti tidak punya tujuan hidup dan masa depan lagi. Rencana balas dendamku terancam gagal total. Niatku untuk menyudahi nyawa BL mulai tergerus oleh hasrat seksku yang sedang tumbuh.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1xBoEP5iGN
Aku begitu terbuai dengan orgasme pertamaku sehingga yang ada dalam pikiranku hanyalah bagaimana bisa menikmatinya lagi dan lagi dan lagi. Aku bahkan sudah tak ingin melarikan diri lagi. Trauma yang seharusnya singgah setelah disiksa Bandi pun tidak kurasakan.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡid01aoND4C
Sialnya, BL malah tak kunjung mengunjungiku. Sudah hampir dua minggu aku tidak melihat batang hidungnya yang mencuat angkuh itu. Aku tahu, konglomerat sekaliber dia memiliki jadwal superpadat. Semasa masih hidup, dalam seminggu papaku hanya berada di rumah dua-tiga hari saja.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlHfBuOJ5dk
Makanya aku heran melihat BL sempat meluangkan waktu untuk menyiksaku. Kurasa orang sakit jiwa itu sedang sibuk mencaplok perusahaan milik orang lain atau menyiksa mangsa baru. Lalu bagaimana dengan nasibku?
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFltU3CKBHB
“Ngh…. Ooooh…. Aaaaah…”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZWpiWdIrfP
Aku mengerang seiring gelinjang tubuhku lalu terkulai lemas dengan kaki mengkangkang lebar. Tubuhku bermandi keringat, selangkanganku basah kuyup dan dadaku naik-turun. Kupejamkan mata sembari mengatur napasku yang memburu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIRL0SZhDVp
Bila sebelumnya aku menghabiskan waktu dengan melamun atau tidur-tiduran, kini kegiatan utamaku adalah bermasturbasi. Di ranjang maupun di kamar mandi. Dalam posisi berbaring, duduk hingga menungging. Tiap kali usai orgasme, aku merasa lega dan lelah sekaligus mengantuk.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgZ2Bu0R7wf
Aku pun tertidur pulas. Tapi begitu bangun, hal pertama yang kurasakan adalah ingin menikmati orgasme. Akibatnya klitorisku merah membengkak karena terus digosok. Perutku sampai kram dan kakiku pegal-pegal karena terus-terusan mengejang.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVhlWYVxkb
“Hmm? Ada apa sih?” gumamku kesal.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLvRqBn9CaC
Guncangan keras di pundak, membangunkanku. Aku menggeliat sembari membuka mata dengan enggan. Ada seseorang berdiri di samping ranjang, berujar datar.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡboueOgfmaI
“Bangun dulu, Non. Sudah waktunya makan siang.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcZ5OKTNrpA
Aku menggeleng. Tiba-tiba aku tersadar. Itu bukan suara Mbok Ti, pembantu yang biasa membangunkanku. Suara Mbok Ti medok, tidak serak begini. Tunggu dulu, aku kan sudah tidak punya rumah lagi. Aku kan tinggal di kamar kos sempit.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡle68uCXsvj
Tapi itu juga bukan suara Gina, teman sekamarku. Suara Gina mendesah manja, tidak serak menggeram begini. Ini suara laki-laki. Badannya saja besar. Ya ampun, itu kan Aheng. Kok tumben-tumbennya dia membangunkanku?
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsLKvrNmRck
“Jangan ganggu aku. Aku masih ngantuk,” ujarku serak sambil memunggunginya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbNwy1cW1m
“Sekarang sudah jam sembilan. Non harus sarapan. Lagipula seprainya harus diganti,” balasnya sambil menepuk punggungku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiatG7NQUQZ
Eh, kulit telapak tangannya yang kasar kok terasa? Apa punggungku telanjang? Aku menjerit kaget setelah menyadari tubuhku tidak ditutupi selembar benang pun. Aku lupa kalau tadi aku melepas seragamku dulu sebelum bermasturbasi. Aku ingin merangsang diriku sendiri semaksimal mungkin tanpa diganggu sehelai kaus singlet.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJUE3YytI3
“Pergi! Pergi kau! Jangan sentuh aku!” usirku panik sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhku, tapi Aheng malah membuang selimutku dan mencengkeram lenganku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaP3tovILBI
Aku yang ketakutan langsung berontak. Kupukuli dan kutendangi gorila bermuka bopeng itu. Namun dengan sekali sentak, Aheng menyeretku turun dari ranjang. Astaga! Apa dia lebih suka main di lantai? Aku langsung ciut membayangkan sakitnya ditindih dan digenjot orang sebesar Aheng.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1t7w6sck3b
Ukuran kont*l BL yg kurus saja sebesar itu apalagi gorila ini? Belum lagi kalau dia main kasar. Di luar dugaanku, Aheng melepaskanku dan menyibukkan diri melepas seprai. Ngapain sih, kayak pembantu saja. Ya ampun! Aku ternganga melihat bercak merah besar di tengah seprai putih.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV5Xiu9Jbb0
Seperti bendera Jepang saja. Aku menunduk dan melihat di lantai juga ada tetesan darah. Sumbernya dari selangkanganku! Aku mens!!
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXDTWeJDeqI
Aku langsung kabur terbirit-birit ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sialan! Aku lupa mengambil tampon dari lemari! Aduh, bagaimana ini? Mendadak pintu kamar mandi terbuka dan Aheng masuk menyodorkan sekotak tampon padaku. Aku hanya bisa duduk terlongong di atas kloset melihatnya mengeluyur keluar begitu saja.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsZOOOCL5rC
Aku lebih melongo lagi setelah melihat ukuran tampon di tanganku. Tamponnya besar sekali, seukuran kont*l BL! Akhirnya aku memutuskan untuk tetap duduk di tempat daripada memerkosa diriku sendiri dengan tampon yang mungkin khusus untuk para ibu yang sudah melahirkan lebih dari lima kali.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0hm3x3Kyzg
Lagipula aku belum pernah memakai tampon karena dilarang keras oleh papa. Papa tidak mau aku diperawani oleh tampon. Dan sepertinya cara memakainya tidak mudah. Jadi aku duduk sambil memandangi darah menetes deras ke lubang kloset.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKKUT0ffTPe
Setengah jam berlalu, pantatku sudah mati rasa dan perutku bernyanyi sumbang. Aku mulai berpikir untuk menyerah pada tampon raksasa agar bisa kembali ke kamar tidur untuk menyantap makan siang saat Aheng kembali masuk. Dia tertegun sejenak melihatku masih memegangi tampon lalu tertawa geli.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKUu4Ybgnz
“Nggak bisa atau nggak berani pakai?” tanyanya kurang ajar.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVqEd8oTWUQ
Kutimpuk kepalanya yang gundul dengan tampon sialan itu eh benda itu malah ditangkapnya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyfsYBek4hA
“Kau mau apa?” tanyaku sambil menutupi dadaku ketika dia mendekatiku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzJi65S8FkN
Tanpa ba-bi-bu dia jongkok di hadapanku lalu membenggangkan kakiku lebar-lebar.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmq6tyzGwfg
“Eh, gila! Kau mau apa?” seruku marah sambil berusaha menendangnya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdu5h7LV78P
Dengan santai ditangkapnya kakiku yang sedang melayang dan disampirkannya di pundaknya. Tangannya yang satu menahan pahaku yang lain. Aku terus memaki sambil menggeliat untuk melepaskan diri sampai pantatku bergeser maju ke mukanya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzKqTp0MGz
Aku sudah tidak punya malu lagi. Rasa takutku pun hilang. Aku berharap dia jijik melihat mem*kku yang berdarah, tapi harapanku sia-sia. Aheng seperti tuli. Dia merobek bungkus tampon dengan giginya lalu mengeluarkan tampon beserta longsongannya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzuX4HRg7xZ
“Awas kalau kau berani!! Akan kubunuh kau!! Pergi! Jangan sentuh aku!” ancamku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOoTrBo3lB3
Ancamanku lama-lama berubah menjadi jeritan ketakutan.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2xTePa9IxD
“Tidaaak!! Jangaaaan!! Aaaaah!! Uggghhhh!!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrNaK876x3
Aku berteriak kesakitan saat Aheng menyodok longsongan tampon ke mem*kku. Kupukuli lengan dan pundaknya dengan keras.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh7GBZizRFF
“Hhhgggh!!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfZ3QABnt97
Aku mengejan saat tampon gede itu didorong masuk dengan paksa. Tanpa ragu dan belas kasihan, Aheng terus menekan tampon itu sambil memutarnya agar bisa masuk lebih dalam. Air mataku mengembeng seiring rasa linu dan perih yang timbul. Duk.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMe1fnroxXh
Ujung tampon menyodok bibir rahimku dengan mantap. Aku hanya bisa meringis kesakitan saat Aheng menarik keluar longsongan tampon. Akhirnya Aheng memerkosaku juga walau dengan tampon. Lalu seperti biasa, dia meninggalkanku tanpa berkata apa-apa.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaTTsR8EyVZ
Aku termangu memandangi selangkanganku. Ada tali tampon menjuntai keluar di sana. Mem*kku terasa sesak dan mengembang. Aku mencoba berdiri dan berjalan. Tampon itu membuatku tidak bisa berjalan dengan kaki rapat. Tapi lama-lama terasa nyaman juga karena daya resapnya luar biasa apalagi bila mem*kku berkontraksi, rasanya seperti sedang disetubuhi tanpa henti.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkooMuoT2Th
Sore harinya Aheng kembali masuk kamar. Dia tidak juga mau pergi saat kuusir dengan sambitan bantal, guling dan selimut. Dia malah menyeretku ke dalam kamar mandi. Perlawanan yang kulakukan dengan cara menggigit tangannya dan menendang tulang keringnya sia-sia.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQYfCZDgRT8
Gorila ini seperti terbuat dari batu. Nyaliku mulai ciut dan bentakanku melemah. Jangan-jangan kali ini dia benar-benar ingin mencicipi tubuhku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTrlt0G7Ui7
“Ayo, cepat mandi. Sebentar lagi bos pulang,” ujar Aheng seakan aku ini anak kecil saja.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Wpig77fxg
“Mana bisa aku mandi kalau kau ada di sini. Memangnya aku tontonan?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNLOjsVYAB8
“Bos biasa begitu.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoUzzlG5H7l
Ah, pantas saja. Kalau memerkosa di depan umum saja tidak malu apalagi mandi ditonton bodyguard-nya. Kurasa BL itu benar-benar gila. Mungkin dia sejenis penganut sadomasokis eksibisionis.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVyO3xsSOct
“Apa bosmu yang menyuruhmu menungguiku mandi?” tanyaku jengkel.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSurVitLBlc
“Bos bilang, aku harus memasangkan tampon lagi.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkRsDMZZoZ1
“Kalau aku nggak mau?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5X5CUBcBFb
“Kau harus mau,” ujar Aheng sambil menyalakan shower.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjVkQKn5GWm
“Aaaargh! Pelan-pelan dong!” seruku sewot saat dia mencabut tamponku dengan kasar.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBymk5y1Lez
Aheng tak menyahut dan malah mulai memandikanku. Boleh dibilang dia ikut mandi karena aku tidak bisa diam. Aku terus memaki sambil meronta, tapi juga tertawa karena sentuhan tangannya saat menggosok ketiakku membuatku kegelian. Tapi tubuhku langsung mematung saat jari-jarinya menyentuh klitorisku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpIH2nPg9h
“Sudah. Jangan,” cegahku sambil menepis tangannya. “Jang…an. Oooh…”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPwIa9qnYtL
Tanpa sadar aku mengerang. Aku menikmati gosokan jari dan telapak tangannya. Aku mendesah kecewa saat tangan Aheng hanya lewat sekejap dan terus turun ke kakiku. Aku menggigit bibir agar jangan sampai meminta gorila itu kembali menyentuh daerah terlarangku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTo234rtqj
Aku bahkan tidak peduli lagi kalau aku sedang mens. Toh, Aheng sendiri tidak merasa jijik. Aku tak bisa lagi menahan hasratku saat Aheng membilas tubuhku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9cSoQxOk5Z
“Mmm… Ada yang belum bersih,” gumamku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0F0xFk0TnW
“Mana?” tanya Aheng heran.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5OXynHx408
Aku menunduk malu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxaXFqDicoz
“Di situ,” ujarku pelan sambil menunjuk ke bawah pusarku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcfpHNQ0PY
Aheng menyemprotkan shower ke pangkal pahaku yang dibasahi aliran darah segar.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNaRivnsEXB
“Bukan, masih ada sisa sabun di atasnya,” ujarku nekat.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOSzHPUQjt0
“Dia cuma bercanda, Heng. Sudah bersih kok.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj5bOZkc6WG
Oh my God!!! Mukaku terasa panas hingga ke kuping. Aku mendongak dan melihat BL berdiri bersandar di pintu kamar mandi yang terbuka. Dia masih memakai kemeja kerja yang kedua lengannya digulung. Kedua tangannya bersedekap dan senyum mengejek meronai wajahnya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ17vPKxbQ7i
“Pasangkan tamponnya,” perintah BL sambil melepas dasi.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOc0xgOpVl7
“Kenapa harus tam… Aduh!”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSHhGEeP7iM
Aheng meregangkan kakiku hingga aku terhuyung. Tak dipedulikannya darah yang menetes ke lantai dan dengan sekali sodok dia memasukkan tampon raksasa itu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXcxePtIioS
“Aaaaooh! Sakit! Gila!” teriakku. Kujitak kepala Aheng dengan kesal, untung dia tidak melawan. “Apa kau nggak bisa pelan-pelan?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEt2gillVp3
“Jangan pura-pura nggak suka,” tukas BL datar sembari membuka kancing kemejanya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE8gMXmO47e
“Kau sengaja memberiku tampon ukuran gajah untuk menyiksaku kan?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS0qlK70ITp
“Tapi kau merasa terangsang kan? Perempuan memang selalu begitu. Bilang nggak, tapi maksudnya iya. Bilang sakit, tapi sebenarnya enak. Apa tadi kau mau menggoda Aheng? Pengen mencoba kont*lnya?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWaCc8yZldn
Aku mendelik dengan wajah merah. Belum sempat aku membela diri, dia sudah bicara pada ajudannya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3XfFkSv1cK
“Heng, buka celanamu.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl40nSjiQWb
Aku berjaga-jaga saat Aheng yang berdiri di depanku membuka celananya. Aku terkesiap melihat kont*l gorila itu yang … nyaris tidak ada. Hanya ada gundukan daging lembek sepanjang dua sentimeter. Astaga, apa yang sudah dilakukan BL padanya?
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJTetanxAZ
“Ke… kenapa begini?”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl5SBfGDIDv
Aheng diam saja dengan wajah membeku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡce19KmZRzs
Aku berpaling pada BL dan berseru geram, “Kau bukan manusia! Dasar binatang ke…”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlYkHdsUDh9
“Jangan bilang begitu pada bos!” bantah Aheng dengan suara menggelegar sehingga aku melompat mundur terkaget-kaget.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJxSMT7jkx1
“Sudah. Sekarang kau berdiri di sana,” perintah BL berikutnya pada Aheng.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjS9j3qPzi
Mulut Aheng terkatup dan dengan patuh dia berdiri di dekat bathtub tanpa menaikkan celananya. Aku menatapnya dengan iba, tapi sama sekali tak tampak ekspresi malu atau menderita di wajahnya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfB2Ew2cWmB
“Dia paling benci dikasihani,” tukas BL sembari mendekatiku.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPMtAtXbfk
Aku berlari keluar, tapi dengan gesit gorila itu menghalangi langkahku. BL memelukku dari belakang. Aku meronta, mencoba melepaskan diri, tapi libatan lengannya makin erat. Lidahnya menyapu kuduk dan telingaku. Giginya meninggalkan bekas di leher dan pundakku yang masih basah. Jari-jarinya meremas payudaraku dan memilin putingku dengan keras.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjEZn0FQ76T
“Ugh… Hhhh…,” desisku sembari meringis menahan sakit.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL5Sjkfnx56
Gilanya aku mulai terangsang. Tanpa menerima perintah, otot-otot liang vaginaku sudah meremas tampon besar di dalam dengan getol. Aku kembali terhuyung mengikuti tubuh BL yang terus mundur dan jatuh terduduk di atas pangkuannya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5De9N6KqA4
Ternyata dia duduk di atas kloset. Aku masih terus berusaha kabur meski jari-jarinya sudah mengusap bagian dalam pahaku. Kucoba mengatupkan pahaku, tapi ditahannya dengan kuat. Perlawananku melemah saat klitorisku disentuhnya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQE4HVxf3iD
“Kau menikmatinya kan? Buktinya kau makin basah. Begini nih cara masturbasi yang benar. Ayo, lihat. Nggak usah malu-malu. Mumpung ada yang mau ngajarin.” Ngocoks.com
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaS1OWSHfig
BL melepaskan payudaraku dan menundukkan kepalaku sehingga aku terpaksa melihat apa yang sedang dilakukannya. Dia sedang membuat putaran-putaran kecil di klentitku, kadang sesekali mencongkel benjolan kecil yang mulai mengeras itu.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzHLlL0sNO
Tubuhku menggeletar menahan gelinjang dan bibirku kugigit keras untuk menahan ledakan erangan erotis yang ingin keluar. Napasku mulai memburu lagi setelah kuku jari BL menelusuri lekukan klent*tku sambil sedikit menekannya. Aku baru bisa bernapas lega setelah dia menarik jarinya.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1BDQCwEi3
“Ini darah bukan, Heng?” tanya BL sembari melambaikan jari tengah kanannya yang mengkilap.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgK1HFiywMe
“Bukan bos, bening.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl3vvBr3gnc
BL tertawa mengejek.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAMF7k0beFG
Di dalam pasti super becek sampai luber keluar tampon. Horny berat begini kok masih jual mahal. Kau masih harus belajar banyak. Teknik masturbasimu masih payah.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQllybcQgR
Melihatku tercenung, BL tertawa lagi.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ6PFp8Vw1s
“Kau pikir aku nggak tahu kalau kau suka sekali masturbasi. Delapan kali sehari rekormu. Seperti olah raga saja ya mandi keringat.”
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPn2WzW9Hpc
“Ka… kau… mengintipku?” tanyaku terbata.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOZMyqj8fW3
“Ada tiga kamera di sini dan empat di sana,” ujar BL seraya mengedikkan kepalanya ke arah kamar tidur.
941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ta1L7eoIV
