Rasanya aku ingin menghilang selamanya dari dunia saat ini juga. Ditertawakan BL memang memalukan dan menjengkelkan, tapi bila Aheng juga ikut menertawakanku mau dikemanakan harga diriku? Oh, papa, kenapa nasibku menyedihkan begini?
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ipUP3Knew
“Orgasme itu enak kan?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhF7QlxNZ6y
Aku menggeleng pelan. Tentu saja enak, tapi aku malu mengakuinya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskUICU3dfQ
“Dasar cewek. Munafik. Ayo, turun.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwAuyD6XkzL
Aku yang tidak mau bergerak didorongnya dengan kasar hingga nyaris nyungsep ke lantai. Untung saja Aheng berbaik hati menahan pundakku. Namun gorila itu lalu memaksaku berlutut menghadap majikannya yang tengik. Kont*l BL yang setengah tegang mengacung di depan hidungku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡawmLVzriGD
“Jangan berlagak jijik. Apa kau lupa, ini yang membuatmu ketagihan masturbasi?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi82I2S8ZqD
Aku ragu. Aku benci kont*l ini, tapi juga rindu padanya. BL yang tak sabar melihatku diam saja, menyuruh Aheng untuk membantuku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa9Fd9gptM3
“Oooh… Hhhh…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc7FbzmGjBU
Aku mendesah nikmat saat tangan Aheng menyelonong di sela-sela kakiku dari belakang untuk menggosok klentitku. Tangan satunya mengarahkan kepalaku hingga mulutku yang terbuka mencaplok kont*l BL.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoi7q0TOxpa
“Mmmm…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡztMzWYf5F4
“Bagus. Jilati bagian kepalanya. Auch! Jangan pakai gigi dong! Heng!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyouNTRDrkT
“Mmmph!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQpb8ko9NW
Tubuhku terlonjak maju karena Aheng mendadak memencet klentitku kuat-kuat seperti sedang memites kutu saja. Aku megap-megap nyaris tersedak karena kont*l BL melesak masuk menonjok anak tekakku dengan telak.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyuU2Z0Rzhj
BL terus memberi instruksi bagaimana cara mengoral dengan baik dan benar. Tak hanya batang penisnya, kedua buah pelirnya juga harus kujilati. Dia mendesah nikmat saat aku mengemut kepala kont*lnya dengan getol. Bila gigiku tak sengaja menyentuh kont*l atau pelirnya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBA8TFik1XO
BL langsung berteriak ‘Heng!’ dan Aheng pun menjepit kacangku dengan keras hingga aku mengernyit kesakitan. Setelah kont*lnya mengeras, Bl memakai kondom. Kali ini polos dan tipis sekali. Aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya lagi seperti tadi.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxieBdkpO69
“Aaaaghh!!…. Oooaaaah!!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMcQbgH8SjN
Aku menjerit kaget bercampur sakit saat kont*l keras itu mencoblos anusku. Lubang duburku belum terbiasa juga disodomi meski sudah berulangkali mengalaminya. Namun rasa sakitku perlahan berubah menjadi nikmat karena BL kembali mengelus-elus klentitku lagi.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡioMrdzI96y
“Kau kepingin mencoba kont*l Aheng kan? Ayo, Heng.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWrlG5usY0I
“Aku ngga…. agh….Agh… mau…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnJ7VkYeSnD
“Emut kont*lnya. Ayo, Heng.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpaHGvPR2zN
Aheng meraih kepalaku ke arah kont*lnya dengan mantap hingga hidungku menumbuk hutan jembutnya. Bibirku terasa geli saat menyentuh gumpalan daging lembek yang berbau pesing. Aku nyaris tak bisa bernapas setelah tubuhku terdorong ke depan. Perlahan tapi pasti aku mulai menjilat dan mengulum penis buntung itu sembari menggelinjang.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWDnQbrt6n2
BL terus merangsangku dengan ganas. Jari-jari kanannya mencubit, menggaruk dan mencongkel klentitku sedang tangan kirinya memerah payudaraku kiriku. Lidahnya menjilati pungungku sembari sesekali menggigitinya. Sementara itu pantatnya terus menghentak ke atas sehingga kont*lnya bagai pasak yang memaku pantatku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH8b7AXp8MI
Aheng sepertinya lupa kalau penisnya sudah tidak utuh. Dengan penuh semangat, dijambaknya rambutku dan dinaik-turunkannya kepalaku. BL mulai membuat cupang di leher dengan getol hingga aku tersedak. Tapi mereka tak juga berhenti sampai tubuhku tergencet. Erangan kami bertiga bersahutan dan menggema di kamar mandi.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf6S22HOZ26
Mendadak BL menarik tubuhku dan menurunkanku hingga berlutut di lantai. Dia melakukannya tanpa mencabut kont*lnya. Aku sudah lupa berontak. Aku menurut saat dia menyuruhku bergeser. Aku mendesah nikmat begitu kedua tangan BL kembali merambah payudara dan klentitku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMrunOn1tZ
Mataku merem-melek menikmati semua ini meski perlakuan mereka makin kasar. Sodokan kont*l BL makin dalam dan payudaraku sakit. Hidungku terasa makin pesek karena ditekan kuat-kuat oleh Aheng ke bagian bawah perutnya. Air liur berceceran menetes dari mulutku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIL4J0x3ZwM
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsIqgc6lz14
Mendadak Aheng menggeram keras dan kurasakan ada cairan asin mengalir dari lubang kecil di tengah penis buntung itu. Aku sendiri mengerang tanpa henti sambil mengempot tampon raksasa dalam tubuhku sekeras mungkin.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvacIP5qs2V
Melihat Aheng melepaskan kepalaku, BL menjambak rambutku, menarikku bangun. Kedua tanganku yang mendadak tak punya pegangan mencari-cari pegangan baru. Kujambak rambut BL dari depan.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8aNM44bsz
“Aaargh…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLNttxsS0JV
Dengkulku sudah pedas apalagi anusku, tapi sungguh mati, rasanya nikmat sekali. Kami saling jambak sambil mengerang makin keras.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm2lbnATB2C
“Eerggh… Ngggh… Oooh… Aaaaaaahhh…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9B2KvCdCos
Tubuhku bergetar keras dan kurasakan tampon raksasa itu mendadak basah kuyup. Aku terkulai lemas setelah orgasme pertamaku dari sodomi, tapi BL masih terus mengayun tubuhnya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxpJL1765dk
Kemudian dia menarik kont*lnya dan membaringkanku di lantai. Aku terhenyak saat dia mendadak menduduki perutku. Setelah melepas kondom, kont*lnya di jepit diantara kedua payudaraku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGoP362wcOe
“Kau belum pernah titf*ck kan? Sekarang pegang yang kuat,” perintahnya sambil menaruh kedua tanganku di pinggir sepasang gunung kembarku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxCdb5q0c0a
Sepasang buah dadaku memang besar, mungkin karena dulunya aku gemuk. Kont*l BL seperti sosis besar yang terjepit dua buah roti burger. Aku merasa geli saat jembut BL menggosok dadaku. Tapi melihatnya merem-melek penuh kenikmatan, aku jadi terangsang lagi. Aku ikut-ikutan mendesah dan mengerang.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89TBbf695o
CROT! CROOT!
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡruX95qSRXK
Air mani BL menyembur ke leher dan wajahku. BL tampak puas dan menertawaiku yang terengah-engah. Aku capek sekali sampai tidak punya tenaga lagi untuk memaki atau meludahi BL yang meratakan spermanya ke seluruh wajahku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUlGnkaurKa
“Apa kau mau dimandikan Aheng lagi?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1oqRCabnFv
BL terus melatih mulut dan anusku selama aku mens. Tampon besar yang mengganjal dalam mem*kku membuatku merasa seperti sedang disandwich bila kont*l BL mengebor anusku. Dia menyodomiku dengan berbagai gaya, berdiri, duduk, nungging, tengkurap sampai berbaring miring.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3e8W3qQpUM
Meski tak pernah memakai pelumas, lama-lama aku terbiasa juga dan selalu menimati orgasme. Tapi tetap saja aku lebih suka disetubuhi lewat jalan yang benar. Jadi aku sangat senang saat menstruasiku usai dan kont*l BL kembali menyambangi liang vaginaku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaoIbT5lTMq
Tapi hal ini bukan berarti aku rela digaulinya begitu saja. Aku selalu melawan dengan keras bila dia mendekat. Aku benci sekali melihat gayanya yang mengancam dan sok kuasa seakan aku ini barang miliknya yang bisa dipermainkan begitu saja.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6i8dUQIrMd
Aku tahu, seharusnya aku memakai cara lain selain kekerasan karena perlawananku hanya akan membuat birahi BL semakin melonjak tinggi. Dengan penuh semangat dia memiting dan meringkusku sebelum menyetubuhiku dengan kasar. Bisa dibilang perkelahian kami adalah foreplay.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzGYiXGLxOS
Tak cukup dengan mengajariku lewat praktek, BL juga menjejalkan teori bercinta (ralat: yang kami lakukan sama sekali tidak pantas disebut bercinta karena tak ada setitik pun molekul cinta di sana) lewat majalah, buku dan film.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBnJJN57OvO
Kamarku yang tadinya kosong, hanya berisi ranjang besar dan lemari mendadak menjadi penuh setelah dua rak buku memenuhi dua sisi tembok hingga ke langit-langit. Ditambah lagi sebuah televisi plasma berukuran 42 inci.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ctlvk1cVs
Rak itu dipenuhi berbagai buku teori dari kamasutra hingga novel-novel seks dan majalah pornografi dari dalam dan luar negeri. Tapi yang lebih gila, tv besar itu terus menyiarkan film-film porno tanpa henti.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIdw5xz0P6e
Bahkan saat jam tidur pun televisi itu terus menyala hanya suaranya yang mendadak di-mute. Aku tak bisa menyalakan dan mematikan tv itu sesuka hatiku karena dikontrol dari luar.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ53e7n74UxK
Aku seperti sedang dicuci otak. Yang ada di kepalaku hanya seks melulu. Sepraiku lembab karena selangkanganku terus-terusan becek. Aku tak peduli lagi dengan kamera-kamera pengintai yang ada. Aku ikut menggelinjang dan mengerang seperti bintang porno yang kutonton.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9clKLS4g8v
BL sendiri juga senang menggumuliku di depan tv. Dia sering memaksaku menceritakan apa yang sedang ditayangkan di layar datar itu dengan detail. Suaraku yang terputus-putus karena ngos-ngosan membuatnya makin gila menggenjotku. Saat orgasme, kami adu teriak dengan bintang porno yang sedang kami tonton.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz8ea5YQGqW
Akhirnya aku capek. Mataku pedas karena terus menonton dan membaca. Tenggorokanku kering karena terus mengerang dan berteriak. Badanku pegal-pegal karena terus menggelinjang dan mengejang. Aku jenuh dan mulai putus asa. Apa aku akan menghabiskan sisa hidupku dengan cara seperti ini?
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vbl6xAbjT
Kuputuskan malam ini aku harus keluar dari kamar mesum ini. Satu-satunya tempat mengungsi ya kamar mandi. Baru lima belas menit nongkrong di atas kloset, mendadak lampu kamar mandi mati. Walau sempat menjerit kaget, tapi aku tetap diam di tempat. Aku tidak tahu apa lampu kamar mandi ini benar-benar mati atau dimatikan dari luar karena lampu kamar tidur masih menyala.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4aaUHccrly
Sinar lampu kamar yang menerobos masuk lewat lubang ventilasi di atas pintu membuat kamar mandi ini tidak gelap gulita. Tapi yang menarik perhatianku ventilasi di dinding atas dekat langit-langit. Kupandangi cahaya bulan yang lembut dengan mata berkaca-kaca.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcEfaPVu1gd
Bisa jadi yang kulihat bukan sinar bulan melainkan sinar lampu teras. Aku menghela napas panjang. Belum pernah aku merasa begitu kesepian. Aku juga baru sadar kalau sudah dua bulan lebih aku tidak melihat matahari dan bulan. Yang kulakukan tak ada bedanya dengan misi bunuh diri yang gagal. Aku tercenung, sampai kapan aku dikurung seperti binatang piaraan? Haruskah aku bunuh diri?
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp6Rcyh8tUX
Kudengar pintu kamar terbuka, tapi aku bergeming. Paling yang datang Aheng atau BL. Nah, betul. Aheng muncul didului sinar senter. Aku menggeleng saat dia menarik lenganku kembali ke kamar.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrvl5b3aPQ5
“Please, Heng. Aku mau di sini saja.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbsnvEAw0Gf
Sinar senter menerangi wajahku. Kurasa dia heran mendengarku bicara sopan padanya tanpa berontak sedikit pun. Apalagi wajahku lesu dan suaraku serak. Dia melepas cekalan tangannya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD4WDI0Rls9
“Aku mau sendirian.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaxxKY2Xe0l
Tapi dia tak juga pergi meninggalkanku meski aku terus memohon dengan suara bergetar.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPWvQSQGk3F
“Paling nggak, tolong tutup pintu dan matikan senternya,” ujarku menyerah.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyRLTXrr7ol
Tanpa banyak tanya, dia menuruti permintaanku. Entah berapa lama kami saling diam dalam gelap. Yang jelas aku tersiksa sekali. Sungguh tak enak menangis dalam gelap sambil ditemani orang yang kita benci. Aku sampai harus bernapas lewat mulut agar Aheng tidak mendengar bunyi ingus yang membanjiri hidungku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYWfvycddc3
“Aku juga pernah menangis sendirian dalam gelap begini,” mendadak dia bicara. “Waktu aku nggak jadi laki-laki lagi.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJY8PcV4MP
Tangisku sontak berhenti. Hatiku miris mendengar cerita Aheng tentang bagaimana dia kehilangan penisnya. Tujuh tahun yang lalu seorang pengusaha mabuk mengamuk di Sanctuary gara-gara ayam incarannya direbut BL.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94w7nW5kDx
Pengusaha itu nekat menikam perut BL. Tapi Aheng dengan gesit menjadikan dirinya tameng dan karena tubuhnya lebih tinggi dari majikannya maka pisau itu menikam kont*lnya dengan sukses.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCb14bxFLkU
“Apa Non tahu, kenapa tidak ada pembantu cewek di rumah ini?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ959JtRQEyf
Aku terbengong mendengar pertanyaan itu. Mengapa tema pembicaraan meloncat jauh? Apa dia merasa tidak enak sendiri karena sudah menceritakan nasib tragisnya? Tapi benar juga. Aku baru sadar kalau yang bertugas membersihkan kamar tidur dan kamar mandiku semuanya lelaki.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHA7qGOSodY
Setiap dua hari sekali biasanya dua orang dari mereka membersihkan kamar saat aku mandi. Dan saat kamar mandi dibersihkan, Aheng berada dalam kamar untuk menjagaku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Z1Hpn3M5T
“Karena semua pembantu cewek sudah dihabisi Tuan Bandi,” ujarnya menjawab pertanyaannya sendiri.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuSqeRTScRE
“Dihabisi?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOv87obWEeg
“Ya.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpAtHAWWXhC
Aku tidak tahu maksud dihabisi itu diperkosa dan disiksa habis-habisan atau dibunuh dan dimakan sampai habis. Aku tidak berani bertanya lebih lanjut karena bagiku semuanya mengerikan. Aku tidak bergidik lagi, tapi gemetar ketakutan.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HMLO1x9cC
“Empat tahun yang lalu, Ai Ling yang mengasuh Tuan Bandi dan bos sejak kecil juga disikat sampai bos marah sekali. Nggak ada yang bisa mengendalikan dia sejak Tuan dan Nyonya besar meninggal dalam kecelakaan pesawat enam tahun lalu.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhZhWforyWG
Dia cuma takut sama bos, tapi bos juga nggak bisa mengawasinya terus. Sekarang Non satu-satunya cewek di rumah ini karena dua ayam yang dibawa Tuan Bandi sudah dikembalikan ke club kemarin malam. Yang satu masih pingsan dan yang satunya kayaknya jadi gila.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZG3kh08pbR
Jadi Non seharusnya bersyukur karena bukan Tuan Bandi yang membeli Non, tapi bos. Kalau nggak, Non mungkin sudah ‘lewat’.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDMG6vtwhF
Ya Tuhan! Si klemer itu ternyata nggak kalah mengerikan dari Hannibal Lecter dan semua psikopat di film-film Hollywood lainnya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡePAmjrOPyY
“Kenapa nggak ada yang lapor ke polisi?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1kkM4yha1e
Aheng mendengus sinis.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm5elYZrEzo
“Memangnya polisi kurang kerjaan sampai mau ngurusin ayam-ayam? Lagipula bos sudah berjanji di depan peti mati papa-mamanya kalau dia akan menjaga Bandi sampai mati. Nggak mungkin bos menyerahkan saudaranya ke polisi.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNe5CurgOb4
Saat itu juga niatku untuk kabur kembali muncul. Aku tak mau tinggal seatap dengan pembunuh berantai.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMm5I9RGed9
“Non nggak usah khawatir,” ujar Aheng seperti bisa membaca pikiranku. “Bos sudah menyuruhku menjaga Non dengan ketat. Pengawal Tuan Bandi nggak ada yang berani cari masalah denganku. Tuan Bandi sendiri juga segan sama aku.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOqxb49ndtX
Mendadak pintu kamar mandi terbuka dan siluet tubuh kurus membayang di lantai kamar mandi. Aku buru-buru mengelap wajahku yang basah. Aku tidak mau BL melihatku menangis.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYYFKV5pqUC
“Mesra sekali. Mojok gelap-gelapan begini,” tukas BL sinis.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2WrkuntlNP
Lalu dia mendekati Aheng dan menggamparnya dengan keras. Aheng diam saja, sepertinya gamparan tadi hanya sengatan nyamuk di pipinya. Aku malah meraung marah.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7aaYulwDGK
“Apa-apaan kau ini? Dia kan nggak salah!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJZXdpHYvB
“Oh, jadi kau membelanya? Memangnya dia sudah berbuat apa padamu? Mengoralmu? Soalnya dia nggak mungkin mengent*tmu.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBBr2RLxGqM
PLAK! Kutampar BL sekeras mungkin. Dan seperti biasa dia berusaha meringkusku. Tapi karena kondisi gelap, dia sedikit mengalami kesulitan. Kami bergumul dan saling mendorong. GUBRAK! Botol-botol yang ada di atas wastafel terguling setelah tangan kami berdua tanpa sengaja menyamparnya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGxlzR9UGBh
Aheng tetap diam mematung meski kakinya terinjak dan perutnya tersikut olehku. Telinga gorila itu seakan tuli total, tak mendengar pertengkaran kami berdua soal dirinya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ48HrnUjBn
“Dasar bajingan nggak tahu diri! Kau berhutang nyawa padanya, tahu!” sergahku sembari menonjok dada BL.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpsdsdY4LP
“Sok tahu! Dia yang berhutang nyawa padaku! Aku yang mengeluarkan dia dari penjara dan membiayai operasi ibunya!” balas BL sambil memiting lenganku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4kLbfuyXUe
“Tapi nggak seharusnya kau menghinanya begitu!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzIVS7VqDJo
“Dia sendiri diam saja kenapa kau yang ribut? Eh, mukamu basah. Kau habis menangis ya?” tukasnya mengejek.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSNm7gmgr5e
Kuludahi wajahnya namun dia malah menciumku dengan paksa hingga aku megap-megap. Aku masih sulit bernapas biarpun dia sudah melepaskan kepalaku. Kedua lengannya yang kurus liat membelit tubuhku dengan kuat bak ular anaconda, seakan ingin meremukkan tulang-tulang rusukku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡggX5TA8oBt
“Apa yang kau tangisi hah?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDjhgkt1h1
“Aah… aku… nggak… bi…sa… na…pas…,” sahutku tersengal sambil meronta.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs92up3cApm
“Apa??” bentaknya sambil mempererat pelukannya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlrBMPvzFp
Kupukuli dada dan punggungnya. Dia membentak lagi. Kali ini persis di depan telingaku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPtkJE0gcNm
“A…a…ku… i…ngin… ke…lu…ar…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ3ZhIEnurU
“Hah? Kau ingin orgasme? Kau ini benar-benar nymphomaniac!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJRAe0xr7fS
Aku hampir mati mendongkol mendengarnya hinaannya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYfUCenlwka
“Bu…kan…i…tu…bo…doh…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYfbmukxeCR
BL tertawa geli mendengarku masih bisa memaki.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNNxQGZWicD
“Oh, kau ingin keluar dari kamar ini? Bilang begitu saja susah. Ayo, kita keluar.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOy4BMkjRSw
Aku langsung menggelosor jatuh begitu dia melepaskan pelukannya. Dengkulku pasti memar lagi. Belum sempat berdiri dengan benar, dia sudah menyeretku keluar. Langkahnya yang panjang membuatku pontang-panting mengikutinya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOIAyBuRPm7
Kaos singletku berkibar memperlihatkan selangkanganku yang telanjang. Tapi seisi rumah yang kebetulan melihat kami tampak cuek. Sepertinya mereka sudah biasa melihat kegilaan majikan mereka. Aheng terus mengikuti kami seperti bayang-bayang.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ03Q4m06HOy
BL membawaku keluar bangunan rumah induk yang luas dan bergaya minimalis menuju kolam renang di halaman belakang. Aku mulai ciut. Aku tak bisa berenang. Tapi dia malah menyeretku menaiki tangga menara papan loncat setinggi tiga meter.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUSBOkWjAPk
Kakiku berusaha mengerem namun hasilnya pergelangan tanganku sakit karena dia terus menarik paksa dengan kasar. Aheng juga membantu mendorongku maju.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiIiO2WpcVo
Akhirnya kami sampai juga di puncak menara. Aheng turun meninggalkan kami berdua. BL menatapku sejenak dengan dingin, sedingin angin malam yang membuatku menggigil sebelum mengalihkan pandangannya ke langit. Di langit, bulan purnama sedang berlayar di antara gumpalan-gumpalan awan tipis.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgVsG9OFj4E
“Aku bisa membunuhmu kalau aku mau.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CA7k27SWz
Aku meliriknya. Kalimat itu diucapkannya dengan ringan seperti sedang berkata ‘Aku suka makan es krim.’.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKz120jG8By
“Ya, aku tahu,” sahutku dengan gaya tak acuh.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkIelUoMish
“Kau nggak takut kalau aku mencekikmu dan melempar mayatmu ke bawah? Aku juga bisa menggantungmu di sini supaya digigiti codot. Atau mengikatmu di sini selama seminggu tanpa diberi makan-minum supaya kau mati dehidrasi.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmbhpu1adFM
Gila. Memang gila dia.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrXQT4pdSB
“Eh, biarpun kau makhluk kebal hukum apa kau nggak takut sama dosa? Bagaimana sih cara orang-tuamu mendidikmu? Kenapa anak-anaknya semuanya gila? Jangan-jangan mereka juga gila.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0BQvqiXD8
Seharusnya aku diam atau memohon agar tidak dibunuh, tapi darah panasku bergolak dan lidahku yang liar susah dikendalikan. Padahal aku takut mati.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpEsywGwGa6
Wajah BL sontak membeku begitu mendengarku menghina orang-tuanya. Aku tahu, kedua orang-tuanya tewas dalam kecelakaan pesawat di Kanada tujuh tahun yang lalu. Mendadak dia mendorongku dengan kasar.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmGy5h35Mwp
Aku terhuyung mundur ke arah ujung papan yang menjulur ke kolam. Dia mendorongku lagi dan aku terjatuh terduduk. Buru-buru aku memegangi papan kuat-kuat begitu melihat air kolam yang jernih kebiruan.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbNvXXRC6Q7
“Kelihatannya kau takut ketinggian. Hmm… bukan. Kalau kau takut ketinggian, kau pasti sudah merangkak dari tadi. Kau pasti nggak bisa berenang. Betul kan?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxfHBRKQGry
Wajahku memucat. Buku-buku jariku memutih saking kuatnya mencengkeram pinggir papan. Bukannya mendorong atau menendangku hingga tercebur ke bawah, BL malah asyik memandangi kakiku yang mengkangkang memamerkan selangkanganku yang telanjang. Aku bisa melihat bagian depan celana pendeknya mulai menggembung. Astaga!
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlxf8TBYSqh
Apa dia ingin main di atas sini Dengan santai BL menelanjangi diri sambil mempermainkanku. Sesekali kakinya menendangku. Kulancarkan tendangan balasan sambil menggigit bibir. Aku tak mau dia tertawa senang mendengar jeritan ketakutanku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWVGaJw80tC
Karena tidak menerima perlawanan maksimal, dengan mudah dia menindihku. Aku hanya bisa melawan dengan satu tangan, tapi setelah menyadari usahaku hanya membuat tubuhku bergeser makin ke ujung papan, aku menyerah. Setengah kepalaku sudah tergantung bebas, membuat rambutku berkibar menutupi wajahku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2QSs9xj0h
SRET. Dengan giginya, BL merobek kaos singletku. Dengan buas, gigi, lidah dan jari-jarinya menjelajahi lekuk tubuhku, membuatku mengerang dan terlonjak tertahan.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHo4UTpbYf4
“Aaaah!” erangku keras saat kont*lnya menusuk masuk lubang mem*kku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBwWPTnDiz
Aku mengutuki diriku. Bagaimana bisa aku mendesah nikmat di saat kritis seperti ini?
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSDmeN24JVA
BL menggenjotku dengan mantap. Setiap genjotan, membuat tubuhku maju dan akhirnya kepalaku terayun bebas dari pinggir papan. Déjà vu. Mengingatkanku saat dia memerawaniku dengan paksa di hadapan puluhan orang di Sanctuary. Tapi tergantung dari atas meja dan papan loncat setinggi tiga meter sangat berbeda. Kalau dulu saja aku sudah pusing, sekarang aku mual.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ16svgnYotq
Kubelitkan kakiku pada pinggang BL erat-erat. Kalau aku harus jatuh paling tidak, aku tidak sendirian. Namun akibatnya, lubang vaginaku mekin terbuka lebar dan sodokan kont*l BL menggesek G-spotku dengan telak.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrnjZSesqnG
“Ooooh…Nghhh… Nghhh… Oaaah….Aaah! Aaaah!! Aaaaaaaaah!!!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdL1nYVV1rQ
Gila! Teriakan orgasmeku yang super lantang di malam sepi ini pasti terdengar seisi rumah. Mungkin tetangga sebelah juga ikut mendengar. Astaga! Jangan-jangan mereka semua menonton kami.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNWvXVvoURq
BL berhenti bergerak. Disibakkannya rambut yang menutupi wajahku. Aku benci sekali melihat sorot matanya yang mengejek. Sudah telanjur aku menjerit, tapi biarlah mungkin saja tadi orgasmeku yang terakhir dalam hidupku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ0FSzbtvVy
“Bagaimana orang-tuamu mendidikmu? Kalau kau bisa delapan kali sehari masturbasi. Apalagi mereka. Jangan-jangan kerja mereka cuma ngent*t tiap hari.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgABBXUIkLu
Aku marah sekali. Kuludahi wajahnya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfKVy9Sf6k0
“Ya, aku tahu pasti mereka juga sering meludah. Pasti mereka nggak berpendidikan, kampungan,” ujar BL sambil melepas kedua tanganku dari papan lalu merentangkannya di udara sehingga aku merasa gamang.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7oWdWuTgzq
Biarpun begitu aku melawan dengan sekuat tenaga, tapi cekalan tangannya di pergelangan tanganku kuat sekali. Apalagi dengan perlahan dia kembali menggoyang pantatnya. Tanpa sadar aku meremas kont*lnya yang kembali menggesek G-spotku. Aku baru sadar, kalau dia belum orgasme.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPN3uzP8pIU
“Hmmph… empotan mem*kmu benar-benar luar biasa. Sayang…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14qzF1vmDM
BL tidak melanjutkan kata-katanya dan memilih mendecak sambil menggeleng dengan tampang sok sedih.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vITxphgll
“Seperti apa orang-tuamu? Kalau mereka baik, kenapa kau bisa terdampar di tempat seperti Sanctuary itu? Kau kan bisa memilih pekerjaan di tempat yang lebih baik seperti jadi kasir di swalayan.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVEbtERzXGf
Dibyo bilang, kau yatim-piatu, tapi masa kau sama sekali nggak punya keluarga sih? Masa sampai sekarang nggak ada yang melaporkan kehilanganmu ke polisi? Hey, jangan diam saja. Jawab!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1EpNJWq4bR
BL memberondongkan pertanyaan sembari menggenjot cepat lalu berhenti. Terus begitu. Beberapa kali aku sudah nyaris orgasme untuk kedua kalinya, tapi gagal karena dia mendadak berhenti bergerak.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrf2G10Ziut
“Kok kau seperti kepingin menangis lagi. Tumben malam ini kau cengeng. Ada apa sih?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPwHCUgtyU1
“Please, jangan begini.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ73t9QKvm58
“Begini apa?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbrgcyNz5Et
Aku terdiam. Berusaha mengusir keinginan gila dari otakku. Apa jadinya kalau aku minta dia menggenjotku dengan keras agar aku bisa orgasme? Tapi BL terus mempermainkanku dengan genjotan dan kata-kata menyakitkan.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNgVK7tqEHw
“Please…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3zaqT5Huez
Aku benci sekali harus memohon pada bajingan jahanam sialan ini, tapi aku lebih benci mendengar sahutannya yang bernada polos.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNrWnK00gVj
“Aku nggak ngerti kau minta apa. Dari tadi bilang please please melulu.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5h2LV3Qwcr
“Aku mau… keluar…”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnrJMsVO0AW
“Keluar ke mana lagi? Sekarang kan kita sudah di luar.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOB3aRgMjqc
Tak sabar dengan jawaban yang menyiksa, aku memilih menggoyang pantatku. Tapi BL menggencet tubuhku sehingga aku tak bisa bergerak.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAsIcHgkFr8
“Kau ternyata suka main curang. Jawab dulu, seperti apa orang-tuamu. Kalau jawabannya bagus, aku nggak suka. Dan kalau aku nggak suka, akan kutinggalkan kau sendirian di sini bersama Aheng. Kau lebih suka dia daripada aku kan? Tapi aku nggak yakin kont*l buntung itu bisa bikin kau melonjak kegirangan kayak tadi.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKNU2ytDzU9
Kugigit bibirku yang bergetar menahan marah dan tangis.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgtsbsLfROX
“Papaku orang yang munafik dan mamaku tukang mengeluh!” seruku tanpa pikir panjang.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3VsJkXswQj
Gelombang penyesalan langsung menerpaku. Anak macam apa aku ini? Lebih mementingkan kepuasan diri daripada harga diri. Aku benar-benar anak durhaka, durjana…
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUX39BZOIwa
BL nyengir puas lalu memompaku dengan kuat. Tubuhku makin bergeser maju. Aku menjerit-jerit. Aku sendiri tidak bisa membedakan antara jeritan kepuasan dan ketakutan. Semuanya bercampur jadi satu. Mendadak BL mencabut kont*lnya, melepaskan belitan kakiku dan mendorongku ke bawah.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLduxCOnZsS
Tubuhku tergantung terbalik. Yang menahan berat badanku hanyalah cengkeraman tangan BL pada kedua pergelangan kakiku. Kepalaku pusing karena darah mengumpul di kepala.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡySIPXMchvP
“Apa permohonanmu yang terakhir?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbFInfaXSn5
Aku berusaha menenangkan diri dan berujar segagah mungkin,
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlVLflgHU4w
“Terima kasih sudah membebaskanku.”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2k4VLUNrxG
Lalu dia melepas kakiku. Biarpun kepalaku di bawah, rasanya jantungku tenggelam ke dasar perut. Aku tidak menjerit. Bukan karena gengsi, tapi karena seluruh syarafku mati rasa. Aku hanya bisa memandangi bulan yang semakin menjauh.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6G6znlhRct
BYURRR!!
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUV0aIjvFMC
Kolam ini ternyata dalam juga. Kalau dalamnya cuma satu setengah meter, kepalaku pasti sudah pecah terbentur dasar kolam. Aku langsung panik, menggapai-gapai ke sana-kemari. Tubuhku seperti kapal bocor, dimasuki air dari berbagai lubang. Hidung, mulut, kuping dan mungkin juga mem*kku kebanjiran air.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdTlgp52D3f
BYURR!!
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡORuGRxPyvv
Ada orang lain yang ikut terjun ke kolam. Untuk menyelamatkanku atau menenggelamkanku? Mungkin BL melihat kalau aku masih hidup dan menyuruh Aheng atau anak buahnya yang lain untuk menahanku agar tetap di sini. Namun ternyata orang ini menarik pinggangku dan menyeret tubuhku ke atas.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa6NiYPeBbW
UWAH! Leganya! Akhirnya aku tidak dikelilingi air lagi. Aku megap-megap sekaligus terbatuk-batuk sampai dadaku sakit. Air keluar dari mulut dan hidungku. Aku menurut saja saat dibawa dan disandarkan ke tepi kolam.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtaruQsFzJT
Aku tidak tahu berapa lama aku mempertaruhkan nyawaku di dasar kolam, yang jelas aku lelah sekali. Kupejamkan mataku sambil mengatur napas. Ya ampun, aku belum berterima kasih pada penolongku. Siapa…
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKJAoViPIwl
HEK! UGH! Ada yang menghujam mem*kku!
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGduqunm6n
Aku langsung membuka mata dan …. Astaga! BL sudah menggenjotku lagi! Jadi dia yang menyelamatkan nyawaku? Dia tertawa geli melihatku kaget dan terus menghentak-hentakkan pantatnya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRd9QZyLBik
“Ti…dak… Aku… ng…nggak… ma…u…,” tolakku sambil mendorongnya menjauh.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5scj4M9hzE
Tapi perlawananku sia-sia karena tenagaku sudah terkuras di dasar kolam. Akhirnya aku hanya bisa pasrah, dipepet di pinggir kolam sembari disetubuhi dengan paksa. Air kolam beriak di sekitar kami menghasilkan bunyi kecipak.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzoZ2StCf79
BL melumat bibirku, mengenyot leherku, meremas payudara dan pantatku dengan gemas. Aku mulai mengerang, awalnya pelan makin lama makin keras. Lama-lama kedua lenganku yang tadinya terkulai kini memeluk dan mencakar punggung BL.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYgxEWHQvKj
“Ooooh… Ooooh… Iiiiyaaaaahh…. Aaaaaaaaah!!!”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuupq85FpRm
Pada saat aku menggelinjang dan menjerit keras, BL menggeram dan menekan pantatnya kuat-kuat. Kont*lnya menumbuk bibir rahimku dan tak seperti biasanya kali ini kurasakan semburan-semburan hangat di dalam.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW37qeXBCMy
Aku yang kelelahan langsung terkulai lemas. Yang kulihat hanya gelap. Aku tak peduli lagi apakah setelahnya dia benar-benar akan membunuhku atau tidak. Karena aku sudah merasakan orgasme yang luar biasa nikmat.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcfCEOrTX3C
Putih. Di mana-mana putih. Apa sekarang aku ada di surga? Eh, apa orang serusak diriku pantas masuk surga Kukejap-kejapkan mata dan menoleh ke kiri-kanan. Ternyata aku belum mati karena aku berada dalam kamar yang bernuansa putih minimalis.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0mILYWx5wF
Sinar mentari yang menyusup dari ventilasi membuatku bisa melihat kamar ini. Ukurannya hampir tiga kali lipat lebih luas dari kamar tempat aku biasa dikurung. Perabotnya juga lengkap, selain ranjang besar dan seperangkat audio-video ada satu set sofa.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFTIjIkceL1
Ada dua pintu di sisi kiri dan satu kanan. Salah satu dari ketiga pintu itu pasti mengarah ke kamar mandi. Yang satunya mungkin untuk lemari pakaian dan yang lainnya bisa jadi pintu penghubung ke kamar sebelah. Ah, sok tahu sekali aku ini, tapi layout kamar ini mengingatkanku pada kamarku dulu.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMPAZGXqIzh
Hmm… kasur yang kutiduri ini lembut sekali, rasanya seperti berbaring di atas awan. Selimut tebal yang membungkus tubuh telanjangku juga lembut dan memberiku kehangatan sehingga membuatku ingin terus bergelung dibaliknya.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRW2w1q0h9t
Kenapa aku bisa telanjang bulat begini? Ah, paling si gila itu menyuruh Aheng membawaku ke kamar ini setelah aku pingsan di kolam renang. Tapi tubuh dan rambutku tidak berbau kaporit, malah wangi lavender. Apa gorila itu memandikanku dulu? Lalu mengapa aku ada di kamar ini? Kamar siapa ini?
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvVXm3CBmYN
Begitu banyak pertanyaan muncul di kepalaku, tapi tak semuanya bisa kujawab sendiri dengan memuaskan. Tak ada seorang pun yang bisa kutanyai karena aku hanya sendirian di kamar ini. Eh, jam berapa sekarang? Perutku sudah mulai meraung. Ceritasex.site
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoCOhNLnaU7
Aku duduk dan menggeliat. Aduh, tubuhku pegal-pegal. Anehnya selangkanganku sedikit basah. Apa karena semalam aku mimpi digumuli BL hingga aku mengerang, menggelinjang sementara dia terus berbisik ‘Kau milikku’? Apa perempuan juga bisa mimpi basah?
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurP5dkftRN
Rasanya luar biasa, seperti nyata, tapi sepertinya tak mungkin aku tidak terbangun bila dia menindih dan menyetubuhiku seseru itu.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiWraCQcOMc
Setengah terhuyung, aku turun dan berjalan mendekati jendela. Kusibak gorden dan mengintip keluar. Aku hampir tak percaya bisa melihat matahari lagi, langit biru, awan putih, pepohonan hijau, taman bunga juga kolam renang tempat aku nyaris meregang nyawa… Segalanya begitu indah dan membuatku haru.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmJhMK0jqbv
Mengapa jahanam itu mendadak berbaik hati memindahkanku kemari? Apa dia menyesal karena sudah kelewatan mengerjaiku tadi malam?
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVXqDdUMwPS
Dengusan hangat di leher bagian belakangku membuatku terlonjak kaget. Jangan-jangan aku terjebak dalam kamar psikopat klemer itu lagi. Namun dengusan napas Bandi dingin lagipula aku mengenali wangi parfum Bvlgari biasa menempel di tubuh BL. Aku langsung berontak. Tapi tak mudah bergerak dalam belitan tangannya apalagi melepaskan diri.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ41MnyrGhLz
“Apa kau nggak mau bilang terima kasih?” tukas BL sambil menggigit daun telinga kananku.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj8cAjYEiEa
Kedua tangannya mulai memelintir putingku membuat mem*kku makin basah saja. Aku menggigit bibir untuk menahan desahan nikmat yang sudah hampir terlontar keluar.
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxEgK2meyLy
“Apa kau nggak pernah diajari berterima kasih?”
581Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVqwwBGjryX
