Hari berlalu, tidak terasa sudah hampir seminggu Aku mulai disibukkan dengan tugas baru sebagai Ibu Kos. Mas Rasyid memasrahkan semua urusan bisnis rumah kos ini kepadaku, dia lebih mementingkan urusan bisnisnya daripada ikut mengurusi bisnis sampingan Kami ini. Sebisa mungkin Aku membuat para penghuni kos senyaman mungkin, maka Aku berinisiatif juga memberikan layanan ekstra berupa jatah makan dan loundry bagai para penghuni kos.
Mereka tentu sangat senang ketika kemarin malam Aku mengumumkannya, mereka jadi tidak perlu repot-repot untuk membeli makan di luar, cucian pun aman, meskipun mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk itu. Karena hal inilah keseharianku lebih sering berada di dapur untuk membantu ART ku memasak dengan porsi yang lebih besar dibanding biasanya.
Hari itu, ketika masih sibuk memasak tiba-tiba Aku dikagetkan oleh Chris yang datang ke dapur dengan hanya mengenakan celana boxer tipis dan kaos tanpa lengan, keringatnya bercucuran seperti orang yang baru selesai olahraga berat.
"Maaf Mom, AC di kamar Saya rusak. Very-very hot !" Ucapnya sambil menyeka bulir keringat di dahi.
Sesaat Aku terperangah melihat badan Chris yang hampir seluruhnya bisa terlihat jelas oleh mataku. Dadanya yang bidang terbalut otot serta urat kekar seperti menghipnotisku untuk beberapa saat, apalagi keringat yang mengucur di sekujur badannya menambah kesan sexy.
Ya Tuhan kenapa pikiranku harus sekacau ini? Apa mungkin karena sudah hampir seminggu Mas Rasyid tidak menyentuhku? Semua pertanyaan itu berputar di kepalaku sebelum akhirnya Chris kembali memanggilku dengan panggilan Mom.
"Mom? Are You okey ?" Tanyanya bingung, matanya yang berwarna biru menatapku dengan ekspresi heran, sementara kesadaran otakku perlahan mulai kembali normal.
"Eh iya Chris, AC rusak ya?" Kataku gugup.
"Iya Mom, panas banget kamarku." Ujar Chris.
"Duh gimana ini ya, harusnya Mas Reihan yang bisa benerin, kan yang bantuin masang kemarin Mas Reihan." Ujarku kembali mengingat saat Reihan, salah satu penghuni kos lain beberapa hari lalu membantu memasang unit AC baru di kamar Chris yang mengeluh kegerahan meskipun sudah Aku berikan fasilitas kipas angin.
"Aku tadi sudah coba ketuk kamar Reihan, tapi sepertinya dia sudah berangkat kerja." Balas Chris sambil mengacak-acak rambutnya sendiri dengan tangan, menggemaskan.
"Begini saja, Aku coba telponkan teknisi AC yang lain, Chris tunggu di kamar. Sementara gunakan kipas angin dulu sambil menunggu tukang service AC nya datang." Ujarku memberikan solusi. Chris nampak kurang begitu puas, bisa Aku lihat dari raut wajahnya yang kecewa.
"Baiklah kalau begitu."
Ucapnya singkat sebelum berlalu meninggalkanku kembali ke dalam kamarnya. Aku memandangi punggung pria bule itu sampai benar-benar menghilang dari penglihatanku. Seketika Aku merasa bersalah karena membuat Chris kecewa.
2730Please respect copyright.PENANAuJuXBp04sl
***
AUTHOR POV
2730Please respect copyright.PENANAuqfWrBaBbt
Jehan melangkah hati-hati menaiki tangga wanita cantik itu lebih mawas karena tidak ingin kembali jatuh seperti yang terjadi beberapa hari lalu, di atas tangannya ada nampan tanggung berisi makanan dan minuman. Langkahnya terhenti di depan kamar milik Chris, pintunya sedikit terbuka, Jehan mendekatkan kepalanya, mencoba melihat apakah salah satu penghuni kosnya itu masih berada di dalam kamar.
Jehan terhenyak ketika melihat di atas ranjang Chris tertidur pulas dalam keadaan telanjang bulat, kipas angin yang berdiri tak jauh dari ranjang mengibaskan angin pada tubuh pria bule itu. Jehan menarik kepalanya kembali, dadanya bergemuruh hebat, apalagi kali ini dia sudah bisa melihat tubuh polos Chris tanpa ada sehelai benangpun yang menempel pada tubuh kekarnya. Bayangan mesum yang beberapa saat lalu menghantui kepalanya ketika melihat Chris berkeringat.
Dilema, otak waras Jehan seperti beradu dengan perasaan dan moral seorang istri sekaligus Ibu kos yang harus menjaga martabat. Tapi sepertinya gejolak birahi lebih besar menguasai dirinya, perlahan dia kembali melongokkan kepalanya ke dalam kamar, tanpa dia duga Chris sudah berdiri tepat di depannya, berdiri gagah, dan masih telanjang bulat. Nampan yang dipegangnya nyaris jatuh, beruntung tangan Chris lebih cepat mencegahnya, persis seperti apa yang dilakukannya pada Jehan beberapa hari ketika jatuh dari tangga.
"Eh! Maaf Chris! A-Aku mau mengantarkan makan siang." Kata Jehan gugup.
Chris hanya tersenyum, tanpa diduga pria bule itu menarik tangan Jehan masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintu. Jehan kebingungan, tak tau apa yang harus dia lakukan di hadapan Chris yang sudah telanjang bulat.
"Ka..Kamu mau apa Chris?" Tanya Jehan panik.
"Aku tau tadi Mom mengintipku dari luar, daripada hanya mengintip bukankah lebih baik seperti ini? Mom bisa melihatku dengan lebih jelas kan?" Ucap Chris percaya diri, seolah membanggakan otot-otot badannya yang kekar pada Jehan.
"Bu..Bukan begitu Chris! Ka..kamu salah paham!" Elak Jehan panik, dadanya semakin bergemuruh ketika Chris perlahan mendekatinya.
"All is well Mom, Aku akan membuatmu bahagia hari ini." Ucapan bule itu seperti menghipnotis Jehan.
Jehan tidak menjawab, dia hanya menatap Chris saat mendekat. Wanita cantik itu tidak melawan ketika tangannya digengam dan diajak berjalan ke ranjang. Chris menyuruh Jehan duduk di pinggir ranjang dengan kaki terjuntai. Tangan berbulu Chris mulai mengelus kaki mulus Jehan yang masih terbungkus kaftan hitam dan semakin merayap ke atas, ke arah paha.
"Kamu merasa bersalah pada suamimu?" Tanya Chris tiba-tiba.
Jehan tahu tidak ada gunanya menjawab pertanyaan itu. Dia meringis pedih karena tangan berbulu lembut itu mulai kurang ajar mengelus pahanya yang kencang dan berisi. Mendorong celana pendeknya sehingga lebih tersingkap, kemudian memberi usapan pada pangkal pahanya.
"Jawab! Apa kamu merasa berdosa?" Tangan kanan Chris menjambak rambut Jehan yang masih tertutup hijab. Memaksa Jehan menengadah menatap mata biru bule itu.
Jehan mendadak menjadi takut, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Rasa bersalah, takut dan putus asa bercampur jadi satu. Chris yang dikenalnya sebagai pria yang lembut dan sopan entah kenapa bisa berubah drastis secepat ini? Semua pertanyaan kosong berputar di atas kepala Jehan tapi tak ada satupun yang menemukan sebuah jawaban pasti.
Ajaib sekali, keberanian Jehan sebelum lelaki bule itu tiba-tiba sudah tersadar dari tidurnya hilang bak ditelan bumi. Keberanian itu seolah hanya terjadi dalam imajinasi saja. Dia merasa terintimidasi. Membuat dia tidak punya keberanian untuk melawan.
"Kalau kamu merasa berdosa? Kenapa kamu tadi mengintipku? Kenapa tadi pagi Mom melihat tubuhku sengan tatapan mesum? Kenapa Mom?"
Pertanyaan pria bule itu bukan untuk dijawab. Jehan diam. Jambakan di rambutnya semakin keras. Jehan meringis. Marah bercampur dengan sensasi lain yang tak dimengerti oleh dirinya sendiri.
"Sekarang kamu merasa berdosa, tapi aku yakin nanti kamu akan suka. Hahahaha!"
Tawa Chris pecah sementara tangan berbulunya mulai mengelus vagina Jehan dari luar celana. Chris memaksa Ibu kosnya itu membuka hijab dan kain kaftan yang masih membungkus tubuhnya, sekaligus bra yang membungkus payudaranya. Kulit Jehan bersih mulus. Payudara padat berisi, mengacung menatang dengan puting kemarahan.
"Kamu cantik sekali Mom.." Chris terkekeh, dia suka dengan ekspresi wajah Jehan yang putus asa, meningkatkan level gairahnya.
"Aku suka payudara ini."
Jari Chris mulai mengusap payudara Jehan dengan lembut. Meremas pelan dan memainkan putingnya. Jehan memejamkan kedua matanya, ada perasaan terhina ketika dilecehkan oleh Chris seperti itu, tapi ada perasaan lain yang diam-diam mulai merambat ke seisi aliran darahnya.
"Aku juga suka aromanya."
Kepala Chris begitu cepat tenggelam di antara payudara Jehan. Memberi gesekan lembut, tekanan dan juga ciuman basah. Jehan dapat merasakan lidah yang lembut dan hangat menyedot puting payudaranya. Jehan menggelinjang.
Saat rasa ketakutan Jehan sudah berbaur dengan rasa penasaran, pria bule itu sudah berhasil melepas celana dalamnya. Kain kaftan, hijab dan celana dalam teronggok di lantai, menyisakan Jehan dalam ketelanjangan. Jehan duduk di pinggir ranjang dengan telanjang bulat.
Bentuk pinggang, ukuran perut, bentuk pinggul dengan porsi lemak yang pas di tubuhnya membuat Jehan terlihat mengairahkan. Si pria bule berjongkok di hadapan Jehan, melebarkan paha mulus wanita itu dan memainkan jari tangan berbulu di vagina Jehan. Istri Rasyid itu hendak menolak dengan merapatkan paha, tetapi kepala Chris mendongak marah kepadanya sambil mencengkram paha Jehan dengan kuat. Menyisakan rasa sakit dan bekas kemerahan.
Jehan kalah, dia terpaksa melebarkan paha mengikuti kemauan si bule. Saat kepala Chris terbenam di antara pahanya Jehan hanya bisa memejamkan mata, meringis geli karena tergelitik oleh bulunya. Jehan menunduk, penasaran dengan aksi si pria bule. Dia bergidik menyaksikan kepala itu bergerak mengendus vaginanya.
"Awww..."
Istri Rasyid itu memekik kaget bagai tersetrum. Bokong kenyalnya terangkat saat merasakan sensasi geli luar biasa. Lidah Chris berhasil mencium dan menjilat vaginanya. Jehan berusaha mendorong kepala bule itu sambil merapatkan paha, tetapi lelaki itu sangat kuat, Jehan tidak berkutik dan tertahan dalam posisi vagina diserbu jilatan lidah nakal.
"Kamu suka vaginamu dijilat, iya kan Mom?"
Jehan tidak mempunyai alasan untuk menjawab. Dia hanya memandang tajam wajah Chris. Merasa marah karena pria bule itu tertawa meremehkannya.
Bule itu behenti bermain di vagina Jehan. Dia berdiri kemudian mengarahkan batang kontolnya pada wajah Jehan. Kontol tegang berukuran besar mencuat. Jehan memalingkan wajah, tidak mau melihat ke arah kontol itu. Bahkan ketika Chris menarik tangan Jehan untuk mengocok kontolnya, tangan Jehan tidak melakukan gerak apapun.
Jehan merasa jengah meskipun dalam hatinya berkata ini adalah kontol terbesar yang pernah dia pegang sepanjang hidup. Chris kembali mendekatkan kontol ke wajah Jehan, tetapi Jehan tetap tidak mau membuka mata. Bibir Jehan terkunci rapat. Pria bule itu menyerah dan berhenti memaksa Jehan.
Dia duduk di pinggir ranjang, kemudian mengangkat tubuh Jehan dan mendudukan di pangkuanya. Wanita cantik itu tidak melakukan perlawanan, kedua matanya hanya terpejam .
Mereka berhadapan, paha Jehan mengangkang di tubuh si bule. Satu tangan Chris menahan punggung Jehan, satu tangan lagi meraba payudara wanita itu. Meremas dan menyisakan bekas kemerah di bongkahan kenyal itu. Geli, risih, nikmat, aneh. Perasaan Jehan campur aduk. Chris lalu memegang kontolnya, kemudian menggesekan di vagina Jehan.
"Eeemchhhh.."
Lenguh Jehan seperti tertahan saat kontol Chris masuk ke vaginanya. Sesak, penuh sesak seluruh liang senggama wanita cantik itu karena lesakan kontol super besar dari si bule.
"Ayo goyang sayang, Aku tahu goyanganmu pasti memuaskan!" Jehan masih tak bergerak.
"Oh! Kamu lebih suka dipaksa dan main kasar ya?"
PLAK!
PLAK!
Chris menampar pantat Jehan, wanita cantik itu menjerit. Ketika lelaki Chris menampar untuk kedua kalinya, Jehan mulai menggerakan pinggul pelan.
"Aaachh! Pintar!"
Kali ini tangan Chris meremas pantat kenyal Jehan. Wanita itu tidak mau membuka mata, hanya mengoyangkan pinggul pelan, dia masih menyimpan perasaan takut serta canggung bercampur perasaan berdosa pada suaminya, Rasyid.
Meskipun begitu, tetap saja dia merasakan kontol lelaki yang memenuhi vaginanya. Dia juga merasa geli ketika bulu lembut pada tangan Chris menggesek area paha dan bokongnya ketika bergoyang. Meskipun hatinya menolak keras, rasa aneh tetap ada di rasakan oleh tubuhnya. Apalagi dekapan erat nan hangat bule itu memberi kenyamanan di tubuhnya.
Saat dinding kemaluan Jehan merasa penuh sensasi nikmat, goyangan perempuan itu menjadi lebih cepat dan liar. Chris tahu kalau wanita cantik itu sudah mulai susah mengendalikan tubuh. Mangsanya sudah takluk oleh keperkasaan kontolnya.
Bule itu sengaja meremas payudara Jehan. Wanita cantik itu dibuat kebingungan dengan perlakuan Chris. Ada rasa nikmat yang meletup di tubuhnya. Rasa malunya hilang. Rasa pedihnya memudar. Rasa sakit masih ada tetapi kalah oleh dorongan tubuh yang mendambakan puncak kenikmatan.
"Eeemchhhh...!"
"Aahhh!"
"Shhh!"
Meskipun desahan Jehan jarang dan tidak begitu sering terdengar. Chris tahu kalau wanita di pangkuanya menikmati semua perlakuan darinya. Dia bersemangat meraba bokong, payudara dan bagian sensitif di tubuh Jehan. Wanita cantik itu melonjak-lonjak di atas tubuh Chris. Wajahnya memerah, mengernyit menahan nikmat yang terus menyerbu.
"Aaarrrrhhhh...."
Disertai hentakan keras, dia ambruk, mendekap tubuh kekar Chris dengan kuat. Bulir keringat membasahi tubuhnya. Dia lelah dan merasa nikmat luar biasa. Rasa malu dan penyesalan sudah siap di tanggung besok. Dia akan berusaha melewati harinya dengan tabah.
Jehan masih dalam sensasi rileks ketika pria bule itu menarik tubuhnya sehingga menungging. Jehan hendak menolak tapi dia tidak bisa. Tubuh dan jiwanya lelah, dia memilih pasrah saat pria bule itu mulai menyodok vagiJehana yang becek dari belakang.
Remasan di dada dan pantat oleh tangan berbulu membuat darah Jehan berdesir, sodokan kontol dari belakang lebih terasa memenuhi lubang vaginanya. Dia kembali bergairah meskipun tubuhnya begitu lemah. Ada sensasi nikmat lebih yang ingin dia gapai.
"Aku mau keluar, Sayang!" Ujar Chris sambil terus mengenjot. Dia merasa begitu bergairah melihat bentuk bokong Jehan saat menungging. Belahannya begitu indah. Kontolnya mulai berkedut.
"Kamu pilih keluarin di mana? Di mulut atau di vaginamu?" Jehan tidak menjawab. Ada desah tertahan di mulutnya karena menikmati sodokan itu. Ada kenikmatan yang sukar dilukiskan.
"Kalau pilih mulut, aku berhenti sekarang." Jehan sudah tidak perduli dengan perlakuan Chris, dia hanya pasrah dan menikmati.
"Hmmmpp..."
"Hsssstthhhh.." Hanya itu jawaban Jehan.
"Kalau pilih di dalam vaginamu, kamu bisa hamil." Ujar Chris dengan suara bergetar. Hentakan bokongnya lebih keras dan tusukan kontol lebih pelan tapi dalam.
"Kamu akan dihamili orang asing? Mau?? Hahahaha!" Jehan panik hendak melepaskan tubuh tetapi cengkraman si bule begitu kuat.
"Jangan! Jangan keluarkan di dalam! Aku enggak mau hamil! Tolong jangaannn!" Hati Jehan berteriak dan memberontak, tetapi tubuhnya tidak kuasa melawan kenikmatan.
"Arrrrrggggggghhhhhh!!!"
Tubuh Chris mengejang di sertai hentakan keras, sperma menyemprot di dalam vagina Jehan. Wanita cantik itu merasankan hangat sperma tersebut, tubuhnya juga mengejang, orgasme untuk kedua kalinya.
Semuanya berlanjut hingga Jehan tertidur pulas pada pelukan Chris. Kedua orang itu tak menyadari ada benda kecil berbentuk bulatan hitam yang berada di sela lubang angin AC, ujung benda itu mengarah tepat ke ranjang tempat dimana Jehan dan Chris baru saja melakukan persetubuhan.
2730Please respect copyright.PENANAZew6cRGrb5
BERSAMBUNG
Cerita "JEHAN" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DISINI
ns 15.158.61.20da2