JEHAN POV
2377Please respect copyright.PENANAesWUn0CmV3
Aku buru-buru mengenakan pakaian dan hijabku, di atas ranjang Chris masih terlelap pulas, entah sudah berapa kali dia ejakulasi dan menyemprotkan spermanya pada tubuhku. Aku lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore, itu artinya Aku sudah berada di kamar Chris lebih dari 3 jam, selama itu pula dia menggauliku tanpa henti.
Persetubuhan terlarang yang tidak bisa Aku tolak, mungkin lebih tepatnya Aku nikmati sampai lupa waktu, lupa jika sebentar lagi Mas Rasyid akan pulang. Aku bergegas keluar dari kamar Chris sebelum nasib buruk menimpaku, dipergoki penghuni kos lain misalnya.
"Mom...?"
Belum sempat Aku meraih gagang pintu kamar, Chris sudah terduduk di atas ranjang, kedua tangannya mengucek matanya yang sayu.
"Ssstt!!" Kataku sambil meletakkan telunjuk di bibirku sendiri.
"Mau kemana Mom?" Tanyanya dengan wajah innoncent, pertanyaan macam apa ini?
Apa dia tidak sadar sedari tadi dia meniduriku dengan sangat kasar dan keras? Lalu sekarang masih bertanya Aku mau pergi kemana? Apa dia lupa kalau Aku sudah punya suami? Sedahsyat inikah persetubuhan Kami hingga membuat bule ganteng itu sampai hilang ingatan?
"Aku mau kembali ke bawah, suamiku akan segera pulang!" Kataku dengan memelankan suara tapi juga sambil memelototi wajah Chris.
"I'm sorry Mom, Aku tidak bermaksud.."
"Ssttt!! Pelankan suaramu! Nanti Saja kita bicarakan ini lagi!" Potongku sebelum meraih gagang pintu kamar.
Perlahan Aku membukanya, kepalaku melongok keluar dengan sangat hati-hati, persis seperti seorang pencuri yang mengamati target operasinya. Kepalaku menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan tidak ada orang lain yang melihatku keluar dari dalam kamar Chris.
Setelah merasa aman, buru-buru Aku keluar kamar dan menutup pintunya. Dengan tergesa Aku melangkah pergi, menuruni tangga, sampai di ujung tangga Aku bertemu dengan Reyhan, salah seorang penghuni kos ku.
"Mati Aku!" Pekikku dalama hati.
Reyhan pasti melihat perubahan expresi wajahku ketika melihatnya, tapi sekuat tenaga Aku berusaha bersikap senormal mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan berlebih.
"Eh Bu Jehan, darimana Bu?" Tanya Reyhan yang sepertinya baru pulang kerja, di punggungnya tersandar tas ransel besar berwarna hitam.
"Baru nganterin makan buat Chris." Jawabku singkat.
"Loh Mas Bule kenapa Bu? Sakit?" Tanya Reyhan sekali lagi, membuat otakku berpikir keras untuk segera menemukan jawaban lain.
"Cuma nggak enak badan aja kok." Kataku singkat.
"Wah kos di sini enak banget ya Bu, kalo sakit nggak perlu repot-repot pergi ke dokter sudah ada yang ngrawat, apalagi kalo yang ngrawat orangnya cantik kayak Ibu, pasti lebih cepat sembuhnya." Ujar Reyhan sambil memberikan pandangan mesum padaku.
Matanya seperti sedang menelanjangiku tanpa rasa sungkan. Kurang ajar! Berani sekali dia melakukan itu kepadaku? Tak mau terlalu lama menjadi objek imajinasi otak kotor Reyhan, Aku langsung bergegas pergi meninggalkan pria dengan tubuh tambun itu.
"Permisi." Kataku agak judes.
"Mari Bu, hati-hati Bu nanti jatuh." Ucapnya diselingi tawa ringan, dari ekor mataku masih bisa melihat jika Reyhan tetap memandangi tubuhku dari atas tangga. Dasar mesum!
2377Please respect copyright.PENANAlUkZBNuH0I
***
2377Please respect copyright.PENANApgUjxsGQmv
Aku segera membersihkan tubuhku, mengguyurnya dengan air dingin, menghilangkan jejak birahi Chris sepanjang hari tadi. Aku tidak ingin Mas Rasyid menaruh curiga kepadaku akibat dosa itu. Tapi entah kenapa, sekeras apapun usahaku untuk melupakan momen persetubuhanku dengan Chris semakin keras pula gejolak dalam diriku meletup kembali.
Cara Chris dalam mencumbuku tadi siang seperti membuka kembali gairahku sebagai wanita haus sex yang dulu sempat berkobar kala masa kuliah, ketika Aku masih berkubang dengan kemaksiatan bersama banyak pria dan belum menikah dengan Mas Rasyid.
Bahkan ketika Aku masih memikirkan jawaban atas semua pertanyaanku tadi, rahimku terasa hangat dan gatal, Aku masih menginginkan kontol besar Chris menyesakinya, mungkin sekali lagi atau bahkan lebih. Gila! Aku sudah gila, bagaimana mungkin Aku bisa memikirkan hal semesum ini? Segera Aku menyudahi mandiku, dan bersiap menyiapkan makan malam untuk Mas Rasyid, semoga sikap suamiku tak sedingin biasanya agar kepalaku tak dipenuhi oleh sosok Chris.
Jam sudah menunjukkan jam 8 malam tapi Mas Rasyid tak kunjung pulang, harusnya Aku tak gelisah karena sudah biasanya Mas Rasyid selalu pulang terlambat akhir-akhir ini. Tapi bukan itu yang Aku khawatirkan, kesepian ini membuatku kembali teringat perbuatan mesumku bersama Chris tadi siang, ketidakhadiran Mas Rasyid membuat ingatan liar itu kembali menghantuiku, sampai akhirnya sesuatu yang lebih Aku takutkan terjadi sebentar lagi.
Smartphoneku berbunyi, sebuah pesan dari nomor asing . Aku membukanya, bibirku langsung kelu ketika melihat isi pesan itu. Sebuah screenshoot adegan mesum antara Aku dan Chris. Wajahku yang begitu binal benar-benar terexpose dengan sangat jelas, menggambarkan jika Aku sangat menikmati lesakan kontol Chris yang menyetubuhiku dari belakang.
Dadaku seperti berhenti berdetak untuk beberapa saat, shock. Belum sempat reda rasa kagetku nomor asing itu kembali mengirim pesan, kali ini bahkan tak hanya sebuah screenshot tapi sebuah potongan video pendek persetubuhanku dengan Chris.
Aku sedang berada di atas tubuh pria bule itu, menungganginya dengan sangat bernafsu, expresi wajahku menggambarkan hal itu dengan sangat gamblang. Nomor asing itu kembali mengirimiku sebuah pesan singkat,
Bagaimana reaksi Pak Rasyid kalo melihat ini Bu Jehan ?
Membacanya saja sudah membuatku merasa mual, Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika video dan gambar mesumku dengan pria lain dilihat oleh suamiku? Seketika perasaan kalut dan panik langsung menguasai tubuhku detik itu juga, Aku sampai tidak bisa menggerakkan jariku untuk membalas pesan dari nomor asing itu, hingga akhirnya dia mengirimkan pesan lagi,
Tenang, Aku tidak akan menyebarkan videomu. Tapi ada syaratnya.
Perlahan Aku membacanya, Aku berusaha menguasai diriku sendiri sampai Aku bisa menyimpulkan tersangka pengirim ancaman ini. Tidak lain dan bukan siapa lagi kalau bukan Chris! Cuma dia yang bisa meletakkan kamera tersembunyi di dalam kamarnya sendiri. Kurang ajar! Berani-beraninya dia melakukan hal seperti ini kepadaku.
FUCK YOU CHRIS! BERANI-BERANINYA KAU MEREKAMKU!
Balasku penuh emosi, tanpa pikir panjang Aku langsung melangkahkan kakiku menuju bangunan belakang, tempat dimana para penghuni kosku tinggal, tujuanku sudah jelas untuk melabrak Chris, bule brengsek yang sudah berani mengancamku seperti ini.
Belum sempat Aku membuka pintu, mobil Mas Rasyid terdengar memasuki halaman rumah Kami. Seketika Aku mengurungkan niatku, meluapkan emosiku pada Chris saat ini akan membuat dosaku semakin cepat diketahui oleh suamiku. Aku menahan diri dan bersiap menyambut kedatangan suamiku.
Tidak perlu marah seperti itu, jangan sampai membuat Pak Rasyid curiga. Dia sudah pulang kan ?
Nomor asing itu kembali mengirimiku sebuah pesan, membuatku kembali terkesiap untuk beberapa saat. Bagaimana mungkin Chris bisa tau kalau Mas Rasyid sudah pulang? Bukankah kamarnya ada di belakang, tidak mungkin dia bisa melihat kedatangan mobil Mas Rasyid. Jangan-jangan bule itu sudah ada di halaman rumahku, bisa bahaya kalau sampai dia menceritakan hal ini kepada suamiku.
Panik, dengan tergesa Aku berlari menuju halaman rumah. Di depan Aku lihat Mas Rasyid baru turun dari mobil, mataku langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Chris, sepi, bule itu tak terlihat sama sekali.
"Kamu nyariin siapa Bund?" Tanya Mas Rasyid dengan ekspresi heran ketika melihatku sudah berdiri di teras rumah.
"Nggak nyariin siapa-siapa Mas." Jawabku dengan sedikit panik.
"Mana jilbabmu Bund? Keluar rumah kok nggak pake jilbab, nanti kalo orang-orang yang kos liat gimana?" Protes Mas Rasyid saat melihatku berada di luar rumah hanya mengenakan gaun kaftan panjang tanpa penutup kepala, sesuatu yang selalu dimintanya ketika Aku sedang berada di luar rumah.
"Oh iya Mas, maaf, tadi buru-buru. Sini Aku bawain tasnya Mas." Jawabku beralasan sembari meraih tas kerja suamiku.
Segera Aku kembali melangkah masuk rumah dengan perasaan yang camput aduk tak karuan.
2377Please respect copyright.PENANAMQwHizoXhD
***
2377Please respect copyright.PENANAJFXPWQBLQh
"Kamu kenapa Bund? Daritadi Aku lihat seperti ada yang Kamu pikirin. Ada masalah?" Tanya Mas Rasyid setelah menyelesaikan makan malamnya bersamaku.
"Nggak apa-apa kok Mas, mungkin lagi capek aja." Jawabku sambil mengemasi piring dan gelas dari meja makan dan menaruhnya di tempat pencucian alat makan.
"Jangan dipaksain tenagamu buat ngurusin kos Bund, kalo memang ngrasa ini berat untuk Kamu nanti kita cari orang buat urus semuanya, Kamu tinggal terima beres aja." Ujar suamiku kembali.
"Jangan Mas, lagipula ide untuk bisnis kos ini kan dari Aku. Masak baru beberapa hari udah nyerah sih ? Aku masih sanggup kok Mas."
"Bukan begitu Bund, Aku cuma tidak ingin kesibukanmu ngurus kos malah bikin Kamu kecapekan dan nggak bisa nglakuin tugasmu sebagai Ibu dan istri. "
Kata-kata dari Mas Rasyid seolah menusuk jantungku secara perlahan, hari ini Aku sudah gagal menjadi keduanya. Aku rela dan bahkan menikmati persetubuhanku dengan pria lain.
"Eh ya Bund, Alaika masih lama di tempat Nurul ? Aku kangen." Tanya Mas Rasyid.
"Mungkin besok Nurul kesini nganterin Alaika Mas." Jawabku.
"Oh gitu, lebih baik besok sepulang kerja kita aja yang jemput ke tempat Nurul Bund. Sekalian kita bertiga pergi nonton, udah lama banget kan kita nggak pergi nonton bertiga?" Ucap Mas Rasyid sambil tersenyum, senyum yang tidak dia ketahui seperti menabur garam di atas luka penyesalanku.
"Oke Mas, nanti biar Aku telpon Nurul biar besok pagi nggak usah nganterin Alaika ke sini." Kataku, Mas Rasyid mendekatiku lalu mencium keningku.
"Ya sudah, ayo istirahat, biar Aku pijitin Ibu kos cantik satu ini." Kata Mas Rasyid sebelum menggandeng tanganku menuju tempat tidur. Aku paksakan untuk tersenyum, padahal hatiku seperti terkoyak menahan beban dosa seorang istri yang tak setia.
Malam itu Mas Rasyid menyebuhiku, dan seperti biasanya dia mengeluarkan spermanya jauh sebelum Aku merasakan klimaks orgasme. Selesai bersetubuh Mas Rasyid langsung pulas tertidur, meninggalkanku sendirian. Tak mau terlalu lama tenggelam dalam kekecewaan Aku meraih ponselku, satu buah notifikasi pesan dari nomor asing tadi kembali masuk,
Nice dream istri orang, besok Aku akan mengirimkan sesuatu kepadamu. Kau harus memakainya kalau tidak ingin video mesummu tersebar.
Aku kembali terhenyak, emosiku pada sosok Chris kembali memuncak, jika saja tidak ada suamiku mungkin saat ini juga Aku akan melabraknya habis-habisan.
Brengsek!
2377Please respect copyright.PENANAIpX1SU8Zfb
BERSAMBUNG
Cerita "JEHAN" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DISINI2377Please respect copyright.PENANAMxRfF1uXnG