Keesokan paginya, Wilda pun keluar dari kamarnya bersama Ricky. Dia turun dan melihat calon ibu mertuanya sedang duduk di meja makan. “Wildaa? Sini sini, sayaang. Ayo kita sarapan, ini mboknya udah masak buat kita. Ada gudeg, ada rendang, ada ayam bakar.”
Wilda pun mengangguk pelan, dia duduk di meja makan itu bersama Ricky. Saat itu Wilda merasa cukup canggung. “I-Iyaa, Tante. Aku jadi ngerasa gak enak, pagi-pagi udah dilayanin seperti ini. Aku ambilin nasi untuk Ricky yaa. Sayaang kamu nasinya seberapa?”
“Sedikit aja gak perlu banyak-banyak. Aku kalo makan biasanya lebih banyak lauk ketimbang nasinya,” jawab Ricky kepada Wilda. Wilda pun mengambilkan nasi untuk kekasihnya itu. Dan matanya tertuju kepada Adit, yang sedang membantu ibunya di dapur.
Dia masih terbayang kejadian semalam, di mana dia melihat bocah berusia 13 tahun itu. Menggenjot lubang vagina calon ibu mertuanya dengan sangat brutal. Membuat Ibunya Ricky terkencing-kencing, muncrat sampai berkali-kali di depan mata Wilda. Dia teringat itu.
“Sayaang? Sayaang? Heey, kamu kenapa kok bengong?” tanya Ricky sambil menggoyang goyangkan tubuh Wilda. Saat itu Wilda langsung kembali sadar. Dia tersenyum dan lanjut mengambilkan nasi untuk Ricky. Sambil matanya terus melirik ke arah Adit juga.
Mereka pun melanjutkan sarapan bertiga dengan lahapnya. Namun berbeda bagi Wilda, mata dia tak bisa berhenti menatap Adit. Dalam hatinya dia terkesima, dan berharap suatu saat dia bisa dientot oleh bocah berusia 13 tahun itu. Dan saat Wilda sedang melirik.
Tanpa sengaja Adit juga melirik ke arah Wilda, sorot mata mereka saling bertemu. Dan membuat Wilda langsung memalingkan wajahnya. Namun saat Wilda mencoba melirik lagi. Adit di sana dengan ekspresi wajah tersenyum. Seolah ia adalah mangsa barunya itu.
***
1 bulan kemudian…
“Wildaa, Tante titip Ricky ke kamu yaa. Kamu nginep di sini dulu selama 3 hari. Soalnya Tante sama Om mau pergi ke luar kota. Ada dinas kerjaan, dan Tante diminta untuk ikut,” kata Ibunya Ricky yang saat itu ada urusan ke luar kota. Wilda pun menerima amanah.
“Ohh, iyaa Tante. Aku berarti nginep di sini selama Tante masih di luar kota yaa? Aku akan jagain Ricky, dan coba urus dia sebisa aku. Yang penting urusan dan pekerjaan Tante bisa selesai,” jawab Wilda yang menerima permintaan calon ibu mertuanya. Wilda senang.
Karena dia sudah mulai dipercaya keluarga Ricky. Untuk menjaga, mengawasi, dan mengurus rumah selama kedua orang tua Ricky pergi ke luar kota. “Iyaa, ini Tante kasih kamu pegangan uang 1 juta. Buat makan atau jalan-jalan, nanti Mama transfer lagi yaa.”
Setelah perbincangan panjang, akhirnya kedua orang tua Ricky pun berangkat ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Meninggalkan rumah yang dipercayakan ke Ricky dan Wilda. Hal ini membuat mereka berdua makin bebas. Begitu juga bagi Adit melancarkan aksinya.
Siang itu di kala Ricky sedang tidur siang sepulang kuliah. Wilda pun duduk di ruang keluarga untuk menonton tv. Di sana dia menyalakan laptopnya, sambil mengerjakan tugas kuliah yang diberikan dosen kepadanya. Sampai beberapa saat setelah Wilda ngerjain tugas.
Adit tiba-tiba datang menghampiri Wilda yang saat itu sedang di ruang keluarga lantai satu. “Lagi ngapain, Kak? Lagi ngerjain tugas kuliah yaa?” Wilda seketika kaget, dia tersentak saat Adit duduk di sebelahnya dan menyapa dia. Wilda pun menatap Adit saat itu.
Dan berusaha untuk bersikap normal biasa aja kepada Adit. “A-Aahh? Iyaa nih aku lagi ngerjain tugas. Kamu udah pulang sekolah? Gimana sekolah kamu hari ini, sayaang?” tanya Wilda yang tetap berusaha menganggap dan memperlakukan Adit seperti anak kecil.
“Udah, aku udah pulang sekolah. Waktu itu, Kak Wilda ngeliat aku lagi ngentot sama Tante Monica yaa?” tanya Adit, dan Wilda langsung kaget setengah mati. “Aku ngeliat Kak Wilda, lagi colmek di lantai dua. Sambil nontonin aku sama Tante Monica ngentot di sofa.”
Wilda langsung menelan salivanya, dia mulai berkeringat di bagian wajahnya. Adit memperhatikan Wilda, yang saat itu berpakaian begitu menonjol. Wilda memakai kaos lengan panjang berwarna hitam yang sangat ketat. Jilbab warna hitam dan celana legging.
“Ka—Kamu ngeliat aku? Mu—Mungkin kamu salah liat kali. Emangnya kamu beneran pernah main sama Tante? E-Enggak kamu kan masih kecil. Kok bisa kamu ngelakuin hal itu,” tanya Wilda yang pura-pura gak tau. Dia mengelak kalo dirinya berada di lokasi.
Adit pun tertawa kecil, dan dia pun berusaha menekan mental Wilda. “Jangan bohong, orang sempet aku foto kok. Kak Wilda duduk di deket tangga, masih pake jilbab putih. Colmek sambil remes toket sebelah kanan. Sambil nonton aku sama Tante ngentot.”
Wilda pun tak bisa mengelak lagi, dia pun menarik nafas dan menghela nafas panjang. “Aku cuma kaget dan penasaran aja. Aku harap kamu jangan salah paham yaa, Dit. Aku cuma kaget, dan entah kenapa aku melakukan hal bodoh itu. Tolong rahasain ini yaa.”
“Kakak suka kah sama kontol aku? Gede loh punya aku, panjangnya 20 cm. Bisa mentokin punya Kakak terus kalo Kakak mau main sama aku. Hahaha,” kata Adit yang semakin membuat Wilda tersentak. Adit menggoda Wilda, yang sejak awal sudah tergoda.
“Ge—Gede banget? Sampe 20 cm? E-Enggak, aku gak mungkin main sama kamu sayaang. Kamu masih anak di bawah umur. Kamu juga jangan berpikiran kotor seperti itu ya. Gak baik yaa sayaang,” jawab Wilda yang berusaha menasehati Adit. Dia berusaha waras.
Sampai tiba-tiba Adit pun duduk mendekati Wilda, dan Adit tiba-tiba mengeluarkan batang kontolnya sendiri di samping Wilda. “Seriusan Kakak gak mau nyobain?” Adit mengocok kontolnya sendiri. Dan ini membuat Wilda menelan liurnya. “Aku rahasiain kok.”
Wilda pun berusaha menengok ke kiri dan kanan. Melihat ke sekeliling rumah, dan situasi siang itu sangat lah sepi. Pembantu di rumah itu sedang tidur siang. Memang sudah jam istirahat siang, dan ibunya Adit biasanya tidur sampai jam 3 sore. Ini masih jam 1 siang.
Adit terus mengocok batang kontolnya sendiri, sampai tiba-tiba Adit menggenggam tangan kiri Wilda. Dan menarik tangan kiri Wilda ke kontolnya itu. “Remes, Kak. Pegang aja gak apa-apa. Aku tau Kak Wilda suka banget sama kontol aku. Buktinya sampe colmek kan?”
“A-Adiit, kenapa kamu bertingkah seberani ini di depan aku? Ini udah termasuk pelecehan. Kamu bisa terkena hukuman pidana. Adiit, aku ini pacarnya Mas Ricky. Kamu gak boleh bersikap seperti ini yaa,” kata Wilda yang munafik, dalam hatinya berkata berbeda.
“Kak Wilda yakin? Hah? Kok omongan sama raut mukanya beda? Dan kenapa tangan Kakak sekarang ngocok kontol aku? Tuh, kontol aku tiba-tiba udah dikocok aja sama Kak Wilda,” kata Adit, Wilda pun juga tak sadar. Kalo tangan kirinya mengocok kontol bocah itu.6299Please respect copyright.PENANAxoOwQBiL6G
6299Please respect copyright.PENANAOPCqD1F71L