Beberapa hari kemudian, segala persyaratan yang dibutuhkan Rian untuk bekerja di Malaysia sudah lengkap. Besok pagi ia dijadwalkan berangkat bersama calok TKI lainnya.
Barang-barang yang akan dibawa juga sudah dikemas dan dipersiapkan semuanya ke dalam beberapa tas. Mira telah menyiapkan semuanya.
Malam ini di atas ranjang, Mira memeluk tubuh Rian erat-erat sambil menangis. Mira masih tidak rela suaminya bekerja ke luar negeri. Namun mau gimana lagi, himpitan ekonomi membuat hal ini tidak bisa ditunda lagi.
Rian sebenarnya juga berat untuk meninggalkan Mira dan anaknya. Namun jika dirinya tetap di desa ini, masalahnya malah bisa parah. Hutang bisa makin menumpuk.
“Sabar ya sayang, saya tidak akan lama-lama di sana, jika hutang kita sudah lunas dan punya tabungan, saya akan pulang,” ucap Rian sambil mengelus–elus kepala istrinya.
Mira terus menangis tersedu-sedu. Karena malam ini adalah malam terakhir bersama suaminya, sebelum besok pagi Rian akan berangkat.
Mira akhirnya menghentikan tangisannya. Ia mulai mengatakan sesuatu pada Rian. “Tolong selama di sana, selalu ingat keluarga. Ingat tujuan pergi ke Malaysia. Jaga diri baik-baik dan selalu setia sama aku.”
“Iya sayang, aku akan fokus bekerja dan selalu menjaga hatiku hanya untukmu,” ucap Rian, menenangkan istrinya.
Rian pun kemudian mencium kening istrinya, lalu turun ke pipi, dan ke bibir Mira. Ia kecup bibir Mira dengan mesrah. Mira membalas kecupan itu.
Ciuman itu kemudian berubah menjadi saling lumat. Bibir Rian dan Mira saling beradu. Nafsu mereka mulai naik. Ini adalah kesempatan terakhir bagi mereka untuk berhubungan, sebelum pada akhirnya harus menunggu lama lagi untuk bertemu.
Bibir dan lidah keduanya terus bertaut. Tangan Rian kemudian meremas payudara Mira yang berukuran sedang itu.
Nafsu Rian makin meningkat, ia kemudian melucuti daster dan BH yang dipakai Mira. Lalu mulutnya segera mengenyot payudara istrinya bagian kanan. Sedangkan tangannya meremas payudara Mira satunya dan memilin puting Mira.
“Sssshhh….” Mira mulai mendesah. Nafsunya juga meningkat akibat sentuhan Rian.
Tangan Mira memeluk tubuh Rian, seolah ingin Rian terus melakukan itu. Rian kemudian berganti, mengenyot payudara kiri Mira. Sementara tangannya kini turun ke selangkangan istrinya.
Ia selipkan tangannya ke dalam CD putih Mira. Ia mainkan jarinya di sela-sela vagina Mira. Tubuh Mira mulai menggelinjang, keenakan.
Beberapa menit kemudian, Rian menghentikan aksinya, ia lepas sendiri seluruh baju yang dipakainya hingga telanjang bulat. Penisnya yang sudah tegang sejak tadi pun langsung mengacung ke arah Mira.
Rian tidak ingin berlama-lama melakukan pemanasan, nafsunya sudah semakin memuncak. Ia ingin segera menikmati vagina istrinya.
Rian kemudian menarik CD Mira hingga lepas dari tubuhnya. Mira dan Rian pun kini sama-sama telanjang bulat.
Rian ambil posisi di kedua kaki Mira, ia angkat dan buka paha Mira, hingga vagina istrinya itu terpampang jelas di hadapannya. Mulailah ia arahkan penisnya ke dalam vagina itu.
Blessss…. mudah saja penis Rian masuk dalam vagina Mira.
“Uuuuhhhh…..” Mira mendesah, dia memang mudah mendapat kenikmatan saat berhubungan dengan suaminya.
Rian lalu mulai menggenjot vagina Mira pelan-pelan. “Ssshhh…. ahhh….” ia mulai mendesah.
Mira lalu memberi kode kepada Rian untuk tidak mendesah terlalu kencang, takut anaknya yang berada di kamar sebelah mendengar apa yang dilakukannya.
Rian akhirnya menurunkan suara desahannya. Ia terus fokus menggenjot vagina Mira dengan penuh nafsu.
“Aaahhh….” Mira ikut mendesah pelan, tubuhnya terus menggelinjang mendapat kenikmatan dari suaminya.
Beberapa menit kemudian, Rian meminta Mira untuk menungging. Rian lalu tanpa menunggu lama menancapkan kembali penisnya dari belakang.
Sodokannya kini lebih kencang dari sebelumnya. “Ooohhhh… ohhh….” desah Rian.
“Sssshh… ahhhh…. ahhh….” Mira ikut mendesah.
Penis Rian terus keluar masuk dengan cepat dalam vagina Mira yang sudah basah. Mira begitu menikmati permainan ini.
Sekitar 5 menit kemudian, Rian sudah mendekati klimaks. Ia percepat lagi gerakan pinggulnya. Penisnya makin cepat keluar masuk vagina legit Mira.
Tubuh keduanya yang penuh keringat terus beradu dalam kamar kecil tersebut. Suara desahan saling bersahutan dalam volume yang rendah.
Hingga akhirnya, Rian sudah mencapai puncak kenikmatan. Dalam posisi tetap doggy style ia semburkan seluruh spermanya dalam vagina Mira.
Crotttt… crotttt… crottt……. sperma Rian menghangatkan dinding rahim Mira.
Mira tidak mungkin hamil, karena rutin minum Pil KB. Mereka masih belum mau punya anak kedua, karena kondisi ekonomi yang masih berantakan.
Setelah seluruh spermanya diterima vagina Mira, Rian mencabut pensnya, lalu merebahkan tubuhnya di samping Mira. Mira juga kemudian ikut rebahan, ia peluk lagi tubuh suaminya.
Tubuh yang sama-sama penuh keringat itu pun saling menempel. Karena besok sudah tidak bisa keduanya bergumul seperti sekarang.
Mira dan Rian terus berpelukan dalam kondisi telanjang hingga sama-sama terlelap. ***
959Please respect copyright.PENANAN6pNRoj77O