
Akhir bulan Oktober telah tiba. Perayaan Halloween mulai menjadi tren di Indonesia. Tak terkecuali pagi ini, di mana aku dan Bu Maya mendapatkan sebuah surat undangan, untuk menghadiri Pesta Kostum. Sudah pasti ini dari Ryan.Ryan mengundang kami, atau lebih tepatnya memerintahkan kami untuk datang ke pesta itu pada malam minggu nanti. Dia menuliskan kostum apa yang harus kami pakai. Aku dan Bu Maya saling menatap dan meneguk ludah saat membaca kostum apa yang harus kami pasar."Astaga... Kostum apa ini?" Bu Maya berkata dengan tangan gemetar saat membaca surat undangan itu.Aku tidak menjawab, namun mengangguk pelan. Wajahku memanas, membayangkan bagaimana penampilanku nanti di pesta itu."Kita harus datang, bukan? Kita tidak bisa menolak perintah Ryan..." gumamku pelan, meski hatiku menjerit menolak.Bu Maya mengangguk dengan berat hati. Kami berdua tahu, kami tidak punya pilihan selain mengikuti kemauannya.
Malam pun tiba, saatnya aksi untuk memulai petualangan panas ini. Aku dan Bu Maya tiba di lokasi dengan naik taksi. Kami sengaja memakai jaket berukuran besar dan panjang, guna menutupi kostum nakal yang tersemat di baliknya. Tujuan kami adalah sebuah Villa mewah, milik keluarga kaya Ryan. Sebagai anak dari tokoh berpengaruh, tak heran jika ia memiliki tempat tinggal yang sangat megah.Saat memasuki area Villa, kami disambut oleh dua orang wanita berpenampilan sangat seksi. Tubuh tinggi, langsing, layaknya model - hanya mengenakan bikini terbuka. Meski wajah mereka tertutup topeng, kami tahu pasti bahwa mereka sangat cantik.Tanpa basa-basi, mereka meminta kami untuk melepas jaket dan mengikuti mereka semakin masuk ke dalam area belakang Villa.
Aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari lekuk indah pinggang dan pantat kedua wanita itu. Bayangan-bayangan liar mulai bermain di kepalaku, membayangkan betapa nikmatnya meremas dan menghantam bagian tubuh seksi mereka.Semakin dekat kami dengan area belakang villa, semakin jelas pemandangan yang tersaji. Tempat itu dipenuhi oleh berbagai orang dengan kostum yang sangat menggoda - mulai dari karakter fiksi hingga pakaian minim lainnya.Dari penampilan mereka, sepertinya kebanyakan adalah murid-murid di sekolahku. Namun berkat penggunaan topeng, aku tak bisa mengenali mereka satu per satu. Begitu pula mereka, yang tentu tak akan menyangka bahwa aku dan Guru Maya juga turut bergabung dalam pesta liar ini.Suara musik EDM yang menghentak memenuhi area kolam renang, diiringi dengan pemandangan orang-orang yang meneguk minuman keras tanpa henti. Atmosfer pesta semakin terasa panas dan liar.Aku menelan ludah penuh antisipasi.
Di kejauhan, Ryan melihat kedatangan kami berdua. Ia terpesona dengan penampilan kami yang sangat menggoda, hanya berbalut kostum minim dan topeng penutup wajah.Ryan sendiri terlihat sangat percaya diri, hanya mengenakan celana dalam olahraga dan sebuah jubah mewah ala raja, lengkap dengan mahkota di kepalanya. Jelas ia ingin menegaskan bahwa ia adalah penguasa mutlak di pesta liar ini.Sementara itu, di kejauhan aku dapat melihat beberapa pasangan yang tengah asyik melakukan oral seks dengan penuh gairah. Pemandangan erotis itu semakin membuat tubuhku bergairah.Tiba-tiba, suara musik mulai meredup dan perhatian semua tamu tertuju pada Ryan. Dengan nada bangga, ia memperkenalkan kami berdua sebagai tamu spesial yang hadir untuk pertama kalinya."Malam ini, gue udah ngundang 2 orang tamu istimewa yang perdana bergabung di pesta tahunan kita!" ucapnya sambil menatap kami lekat-lekat. "Please welcome, Sakura dan Si Hijab!"Tanpa ragu, aku dan Bu Maya melangkah menghampiri Ryan, siap menjadi bintang utama dalam pesta liar tak terbatas yang akan segera dimulai.
Itu adalah nama samaran kami. Sakura adalah nama yang diberikan Ryan kepadaku, sementara Hijab adalah untuk Bu Maya.Saat kami berjalan memasuki area pesta, semua mata tertuju pada kami. Tubuh ramping dan kulit bersihku terbungkus dengan kostum Sakura yang sangat seksi. Rambut panjangku yang berwarna merah jambu sengaja kubiarkan tergerai menutupi punggung.Dada besarku tercetak jelas di balik baju ketat yang memperlihatkan belahan payudaraku. Sementara itu, Bu Maya berjalan di sampingku dengan mengenakan bikini hitam yang memamerkan lekuk tubuhnya yang indah. Meski wajahnya tertutup cadar, sorot matanya yang tajam tetap terlihat menawan.Kami berdua menjadi pusat perhatian di pesta itu. Para tamu yang juga mengenakan kostum seksi dan menggoda tak henti-hentinya menatap ke arah kami.
Aku dapat mendengar bisikan-bisikan para tamu yang mengomentari kami. Mereka tampak terpesona dengan penampilan kami yang begitu seksi dan menggoda. "Lihat tuh, si Sakura imut banget!" ucap seorang pria yang berdiri tak jauh dari kami."Si Hijab juga gak kalah hot! Pasti enak banget dihantam dari belakang," sahut wanita di sampingnya dengan nada genit.Mendengar mereka membicarakan diriku dan Bu Maya dengan begitu vulgar, entah mengapa aku justru merasa tersanjung. Dalam hati, aku ikut tersenyum bangga menerima segala pujian dan godaan yang mereka lontarkan. Sejujurnya, aku memang sudah terbiasa tampil mengenakan kostum seksi. Sejak kecil, hobiku adalah mengikuti berbagai event cosplay. Jadi, tidak heran jika aku sudah lihai dalam hal memamerkan lekuk tubuhku.Sesaat kemudian, pandanganku tertuju pada Ryan yang tengah berdiri di atas panggung. Ia tampak begitu percaya diri dengan hanya mengenakan celana dalam dan jubah kerajaan yang terbuka. Jelas ia ingin memamerkan tubuh atletisnya di hadapan kami semua.Melihat tingkah lakunya yang begitu arogan, entah mengapa justru membuatku semakin bergairah.
Bu Maya juga dipuji oleh para tamu, terutama pada ukuran toketnya yang sangat besar dan menawan. Wajahnya yang tertutup cadar pasti membawa gairah tersendiri bagi pecinta fetish di antara mereka."Sialan, tuh Hijab pasti enak banget dijamah! Pengen rasanya merobek cadarnya buat melihat wajah cantiknya yang tersembunyi," ucap seorang pria yang tampak tak bisa mengalihkan pandangannya dari Bu Maya.Aku dapat melihat rona merah di wajah Bu Maya meski sebagian tertutup kain. Ia tampak malu-malu namun juga tersipu oleh segala pujian yang dilontarkan padanya.Tak ayal, hal itu semakin memompa gairahku.
Sampailah kami di hadapan Ryan. Tanpa basa-basi, ia langsung menyuruh kami berdua untuk duduk di sofa bersamanya. Dengan sigap, aku dan Bu Maya langsung menuruti perintahnya.Begitu kami duduk, Ryan dengan cepat merangkul kami berdua. Aku berada di sisi kanannya, sementara Bu Maya di sisi kirinya. Tanpa ragu, tangan kanan Ryan langsung meremas payudara besarku, sementara tangan kirinya meremas toket sintal Bu Maya.Aku menggigit bibir, berusaha menahan desahan yang akan keluar dari mulutku. Di sampingku, Bu Maya juga tampak menahan gejolak gairahnya. Namun, kami berdua segera membalas perlakuan Ryan dengan memeluknya erat.Ini memang tugas kami sebagai budak Ryan. Kami harus selalu siap memuaskan hasrat nafsunya kapan pun ia menginginkan. Tak ada penolakan, karena kami tahu konsekuensinya jika kami berani menentang keinginannya.Suasana di sekitar kami semakin memanas. Para tamu tampak larut dalam kegiatan seks mereka masing-masing. Terdengar desahan dan erangan menggema di seluruh ruangan.
Dari atas sana, pemandangan semakin kuperhatikan. Ada penari telanjang yang berjoget di atas meja, dikelilingi oleh para tamu yang turut menggoda mereka. Di dalam kolam renang, banyak pasangan yang tengah berciuman panas, bahkan ada yang sedang asyik mengulum toket satu sama lain.Di sampingku, Ryan lalu mengangkat sedikit cadar yang menutupi mulut Bu Maya. Bibir ranum dan menggoda miliknya akhirnya terekspos. Tanpa ragu, Ryan langsung menerjang, mengecup dan melumat bibir Bu Maya dengan ganas.Kulihat mata Bu Maya terpejam, menikmati lumatan Ryan yang begitu bergairah. Tubuh sintalnya merapat ke arah Ryan, membalas ciuman itu dengan sama panasnya. Pemandangan persetubuhan mereka semakin membuat gejolak gairah dalam diriku menjadi-jadi.Di sekeliling kami, pesta semakin larut dalam kemesuman.
Menonton Ryan dan Bu Maya, aku jadi bergairah tak tertahankan. Tanpa ragu, aku bergerak menuju ke arah selangkangan Ryan, di mana aku dapat melihat jelas tonjolan kontolnya yang menegang di balik celana dalamnya.Dengan tak sabar, aku segera membuka celana dalam itu. Dan benar saja, kontol Ryan pun langsung melompat keluar, tegak berdiri dengan gagah. Aku selalu terpesona oleh ukuran dan bentuknya yang begitu memukau.Tak membuang-buang waktu, aku langsung membuka mulutku lebar-lebar dan membenamkan wajahku ke sana dengan penuh penghayatan. Kurasakan tekstur kulitnya yang halus, aroma maskulinnya yang memabukkan, serta rasa asinnya yang memenuhi indra pengecapanku.Sementara itu, Ryan dan Bu Maya masih asyik berciuman panas. Aku dapat merasakan kontol Ryan berdenyut-denyut di dalam mulutku, seolah meminta perhatian lebih. Dengan penuh gairah, aku pun mulai mengulum dan menghisapnya kuat-kuat.
Sekitar 5 menit kami berdua mengulum dan menghisap kontol Ryan dengan penuh gairah. Merasakan tekstur kulitnya yang halus, aroma maskulinnya yang memabukkan, serta rasa asin cairan kenikmatan yang memenuhi indra pengecapan kami.Namun, tiba-tiba Ryan melepas ciumannya dari Bu Maya dan kembali menutup cadarnya. Ia juga menarik wajahku dari kontolnya. "Sabar, budak-budakku, malam masih panjang. Mari kita nikmati dulu pesta kostum ini," ucapnya dengan nada tegas.Ryan lalu mengambil segelas minuman keras dan meneguknya. Akan tetapi, ia tidak langsung menelannya. Sebaliknya, ia mengajak aku dan Bu Maya untuk berciuman. Dengan lihai, ia mengalirkan minuman itu dari mulutnya ke dalam mulut kami.Rasa minuman itu begitu kuat dan membakar tenggorokan. Pahit bercampur dengan sedikit rasa manis, membuatku sedikit meringis. Namun, sensasi hangatnya yang menjalar ke seluruh tubuh juga terasa nikmat dan memabukkan.Aku dapat merasakan cairan itu mengalir turun dari sudut bibirku, membasahi daguku. Aroma alkohol yang kuat bercampur dengan bau parfum maskulin Ryan, membuat kepalaku sedikit pusing. Namun, rasa penasaran akan apa yang akan terjadi selanjutnya membuat gairahku semakin membuncah.
Ryan mengajak kami berdua turun ke lantai dansa. Alunan musik EDM yang dimainkan oleh seorang DJ wanita seksi berbalut kostum Wonder Woman menghentak-hentak penuh semangat.Mungkin efek alkohol yang masih memabukkan, aku dan Bu Maya pun mulai menggoyangkan tubuh kami, bergabung bersama kerumunan yang juga asyik bergerak mengikuti irama musik.Dari sudut mataku, aku dapat melihat wajah-wajah teler para tamu yang sebagian tertutup oleh topeng aneh. Entah kostum apa yang mereka kenakan, sepertinya pesta ini memang mengangkat tema cosplay yang cukup ekstrim.Sementara itu, Bu Maya di sampingku tampak terlihat sedikit ragu-ragu. Walaupun tubuhnya ikut bergoyang, tapi aku dapat melihat raut gugup terpancar dari matanya yang masih terpejam di balik cadar.Ah, betapa kontras pemandangan ini dengan penampilan seorang Muslimah yang biasa kujumpai. Namun, justru hal itulah yang membuat tubuh sintalnya semakin menggoda, seolah menyimpan segudang fantasi liar yang tak terungkap.
Tamu-tamu lain mulai mendekati kami yang tengah berjoget. Seorang wanita berpakaian ketat Catwoman dengan lincah menuangkan bir dari botolnya langsung ke dalam mulutku. Rasa pahit nan menyengat minuman itu membuatku sedikit meringis, tapi aku tak kuasa menolaknya.Aroma parfum yang kuat menguar dari tubuhnya, membuatku sedikit terhipnotis. Entah mengapa, suaranya terdengar sangat familiar di telingaku, meski wajahnya tertutup topeng.Di sampingku, kulihat Bu Maya juga diperlakukan serupa oleh seorang pria bertubuh tinggi besar yang mengenakan kostum Deadpool. Ia memegang dagu Bu Maya, memaksa membuka mulutnya, lalu menuangkan bir ke dalam sana.Aku bisa melihat cadar Bu Maya sedikit tersibak, memperlihatkan sepotong bibirnya yang menggoda. Pria-pria lain di sekitar kami juga terlihat asyik meremas dan menggoyangkan payudara besarnya dengan brutal.Pemandangan itu sontak membangkitkan gairahku. Aku tak dapat menahan diri untuk tidak menjilat bibirku sendiri, membayangkan sensasi bibir Bu Maya yang lembut dan kenyal di atas bibirku.Sementara itu, Ryan hanya berdiri di samping kami, mengawasi dengan senyum puas terpampang di wajahnya. Seolah ia sedang menikmati pesta raungan nafsu yang tengah berlangsung.
Bir itu menetes tumpah, membasahi dagu dan toketku serta Bu Maya. Kostum seksi Sakura yang kukenakan kini basah, membuat lekuk indah payudaraku semakin jelas terbentuk. Begitu pula dengan bikini hitam Bu Maya, bir tersebut membasahi kulit payudaranya yang berkilau.Aku terlarut dalam situasi yang semakin memabukkan ini, hingga tak dapat menolak kecupan menggoda dari wanita berpakaian Catwoman itu. Aku menikmati setiap sensasi bibirnya yang tipis dan lembut, merasakan kenikmatan yang membuat tubuhku bergidik.Sementara itu, Bu Maya juga tak luput dari perhatian pria-pria lain. Ia tampak pasrah saat pria bertubuh besar itu menyibakkan sedikit cadarnya, memperlihatkan belahan bibirnya yang menggoda. Tubuhnya yang sintal terus diraba dan digoda oleh tangan-tangan nakal yang tak sabaran.
Catwoman itu perlahan membuka kostum Sakura yang kukenakan. Payudaraku akhirnya terbebas, menikmati hembusan angin malam yang membelai kulitku. Dengan tatapan menggoda, ia lalu meremas-remas payudara besarku dengan penuh gairah."Payudaramu benar-benar indah dan menggoda, Sakura," bisiknya seduktif di telingaku, nafasnya yang hangat menerpa leherku.Sementara itu, di sisi lain, para pria yang hadir di sini tak menyia-nyiakan kesempatan. Jari-jari mereka dengan lihai memainkan jemariku, menjilat dan mengecup setiap ruas dengan sensual.Tak jauh dari tempat kami, dapat kulihat Ryan sedang 'bermain' dengan seorang wanita yang tampaknya mengenakan kostum suster seksi. Tubuh mereka saling bertubrukan dalam gerakan-gerakan penuh gairah.Benar-benar pemandangan yang membuat gairahku semakin membuncah tak terkendali. Aku tak dapat menahan diri untuk tidak mengerang nikmat dan semakin mendekatkan tubuhku pada Catwoman di hadapanku.
Catwoman melanjutkan aksinya, menelusuri tubuhku dengan gerakan sensual. Jari-jarinya yang lentik menelusuri setiap lekuk payudaraku, membuatku menggigit bibir menahan desahan."Kau suka itu, hm?" Ia berbisik di telingaku dengan suara yang begitu menggoda. Tanpa bisa kucegah, tubuhku bergetar oleh rangsangan yang diberikannya.Pria-pria berkostum lainnya pun tak mau kalah. Mereka memainkan rambutku dengan lembut, membuat kulit kepalaku meremang. Seorang pria berkostum vampir bahkan dengan lembut menggigit leherku, membuatku mengerang tertahan.Aroma alkohol dari napas mereka yang berhembus di wajahku hanya menambah suasana yang semakin erotis.
Masih dengan gerakan erotis, tubuhku ditelanjangi satu per satu. Tanpa sehelai kainpun kini menutupi tubuhku, hanya wig pink ala Sakura yang masih setia bertengger di kepalaku.Mereka membuka lebar kedua pahaku, membuat diriku semakin terpampang jelas di hadapan mereka. Catwoman dengan lincah mengambil sebotol krim pencukur, lalu menyemprotkannya tepat di area kewanitaanku."Jangan khawatir, sayang," ia berbisik dengan suara menggoda, "kami akan membuatmu terlihat lebih indah dari sebelumnya."Seorang pria yang mengenakan kostum Batman lalu berlutut di antara kedua kakiku. Dengan teliti dan hati-hati, ia mulai mencukur habis rambut-rambut halus yang menutupi vaginaku. Sensasi dingin dari bilah pisau cukur itu membuatku sedikit berjengit, tapi aku tak kuasa untuk menghentikannya.Perlahan tapi pasti, area intimku menjadi mulus dan bersih. Kini vaginaku tampak begitu indah dan menggiurkan, seakan mengundang siapa saja untuk menjelajahinya lebih jauh."Nah, begitu lebih baik," Catwoman bergumam dengan nada puas. "Sekarang kau benar-benar siap untuk malam ini, Sakura."
Sang Batman memulai aksinya. Dengan begitu lihai, ia menjilat dan mengulum klitoris serta perineum ku yang telah bersih dan mulus. Sensasi hangat dan basah dari lidahnya membuatku melenguh kenikmatan."Ahh... Terus, jangan berhenti," aku mendesah sambil meremas-remas payudaraku sendiri, mencubit dan menarik puting-puting tegangku.Tiba-tiba, dari belakang, aku merasakan sepasang lengan ramping melingkari tubuhku. Catwoman merengkuhku dengan lembut, bibirnya menelusuri leherku dengan kecupan-kecupan menggoda."Kau sungguh indah, Sakura," bisiknya seduktif di telingaku. "Kami akan memanjakan dan memuaskanmu seutuhnya malam ini."Aku hanya bisa menggigit bibir, terbuai dalam kenikmatan berlapis yang menyerang inderaku.
Mataku merem melek, menikmati setiap kecupan dan jilatan yang diberikan Batman serta Catwoman padaku. Namun, di tengah semua itu, telingaku menangkap suara desahan lain yang begitu familiar.Saat menoleh, aku dapat melihat Bu Maya tengah berlutut di hadapan seorang pria berpakaian Goku. Bibirnya yang tertutupi cadar dengan lihai mengulum dan memainkan batang keras milik pria itu. Sementara itu, pantat berisinya diremas-remas dengan gemas oleh pria-pria lain yang mengerumuninya."Ahh... Terus sayang, jangan berhenti..." desah Bu Maya di sela-sela kegiatannya, suaranya terdengar begitu serak dan penuh gairah.Pemandangan sensual itu semakin menambah panas suasana, membuat gairahku sendiri semakin membuncah. Aku bahkan bisa merasakan cairan nikmat mulai merembes keluar dari vaginaku yang basah."Nikmatilah, Sakura," Catwoman berbisik lembut di telingaku, "malam ini kita akan menghabiskan waktu dengan sangat menyenangkan."Aku hanya bisa mengangguk penuh antusias.
Dua pria berkostum superhero dengan cepat menggendong tubuhku dan membuka lebar kakiku, memamerkan kewanitaanku yang mulus dan mengundang. Batman, mengerti tugasnya, langsung mengacungkan kejantanannya dan menghujam masuk ke dalam vaginaku dengan gerakan cepat dan kasar."Ooohh, ya... Lebih dalam lagi," aku mendesah nikmat, merasakan penis tegang itu memenuhi diriku. Cairan alami dari tubuhku membuat gerakan penetrasi itu semakin lancar dan mulus.Tak mau ketinggalan, memekku pun dengan rakus menggenggam dan menghisap kejantanan Batman, seolah tak ingin melepaskannya barang sejenak pun.Di sisi lain, Catwoman tengah berciuman panas dengan pria berkostum vampir. Lidah mereka saling membelit, saliva menetes membasahi dagu. Pemandangan itu menambah gairahku yang sudah membuncah.
Dua pria yang menggendongku semakin menjadi-jadi. Mereka mencumbu bibirku dengan ganas, lidah mereka membelit lidahku dalam sebuah tarian erotis. Sementara itu, Batman tak lelah mengoyak lubangku, menghujamkan kontolnya dengan brutal.Catwoman dan Bu Maya saling melumat, tangan mereka meraba-raba tubuh satu sama lain dengan liar. Joker menggenggam erat pinggul Bu Maya, menghentakkan pinggulnya dengan irama yang semakin cepat. Di samping mereka, Ryan menggenjot Catwoman dengan gerakan yang membabi buta, membuat wanita itu menjerit nikmat."Iya, terus...terus...jangan berhenti!" Aku menjerit, tersengal-sengal di sela-sela pagutan liar dari kedua pria yang mendekapku. Tubuhku terasa terbakar oleh gairah yang membuncah, siap meledak kapan saja.
Di saat yang hampir bersamaan, gelombang kenikmatan yang memuncak akhirnya menyerang kami bertiga. Tubuhku, Catwoman, dan Bu Maya serentak mengejang, merasakan orgasme yang begitu dahsyat mengguncang seluruh tubuh."Ahhhh...!" Kami bertiga menjerit dengan suara parau, tenggelam dalam euphoria kenikmatan yang menyilaukan. Cairan cinta kami bercampur aduk, menciptakan aroma sensual yang memabukkan.Batman, Joker, dan Ryan tak kalah tergoda. Mereka semakin membabi buta menghentak-hentakkan pinggul, mengejar kepuasan mereka sendiri. Hingga akhirnya, dengan erangan tertahan, cairanpanas menyembur memenuhi tubuh kami.Kami semua ambruk, terengah-engah. Namun, bukannya merasa puas, birahi kami malah semakin membara. Pandangan kami bertemu, saling memancarkan tatapan penuh nafsu yang tak tertahankan."Sekali lagi..." aku berbisik seduktif, "aku masih belum puas.".
Malam ini, petualangan kami baru saja dimulai.
ns 15.158.61.51da2