RAFI POV
2225Please respect copyright.PENANAxHJk7sNSDs
Kak Nandita duduk bersandar di kursi dengan baju yang sudah terbuka seluruh kancingnya. Terlihat payudaranya yang besar masih terbungkus oleh bra warna hitam. Puting kanannya sudah menyembul keluar dari bra akibat remasan-remasan tangannya di payudara.
Sementara itu kedua kaki Kak Nandita terbuka lebar sehingga terlihat jelas selangkangan yang masih memakai celana dalam berwarna hitam berenda. Celana dalam Kak Nandita tidak lagi menutupi vagina, karena tersingkap aku dapat melihat jelas ketika lubang vaginanya nampak basah akibat kocokan jemari lentiknya. Mata Kak Nandita berulang kali terpejam dan kemudian terbuka memandang aku dan Kak Angel dengan penuh hasrat nafsu birahi.
Sambil tetap mencium Kak Angel, mataku terpaku memandang apa yang sedang Kak Nandita lakukan. Aku memang sangat menyukai melihat wanita yang sedang bermasturbasi. Sementara itu, Kak Angel perlahan-lahan mulai menggoyangkan pinggulnya ke depan dan ke belakang, membuat gesekan antara batang penisku dengan bibir vaginanya.
"Ugh!! Rafiii!! Anjir! Enak banget!!"
Desah Kak Angel seiring dengan bertambahnya tempo gesekan tubuhnya terhadap batang penisku. Kak Angel tidak kuasa untuk menciumku lagi. Kak Angel fokus pada goyangan maju mundur pinggulnya. Sepertinya dia mencoba meraih orgasmenya yang kedua. Sementara itu di hadapanku Kak Nandita msih mengocok vaginanya dengan kedua jarinya, makin cepat dari sebelumnya. Tangan kirinya agresif meremas payudaranya dengan sesekali memilin-milin puting. Tubuhnya semakin melonjak-lonjak dan bergetar hebat hingga beberapa saat kemudian,
"Aaacchh....!!!"
Satu jeritan panjang Kak Nandita menandai orgasmenya, segera dia mencabut kedua jarinya dari lubang vagina hingga dari sana menyemprot cairan deras bahkan hampir mengenaiku. Squirt. Tubuh Kak Nandita mengejang hebat.
"Hah!! Haaahh!!! Aaacchhh!!!"
Orgasme berlalu namun Kak Nandita masih melenguh serta mendsah. Kak Nandita pun masih menepuk-nepuk vaginanya menggunakan permukaan tangan hingga membuat muncrat cairan yang masih keluar meleleh dari dalam liang senggamanya. Sepertinya kakak pertamaku itu masih belum puas.
Melihat pemandangan itu, aku menjadi tidak sabar untuk segera merasakan jepitan vagina Kak Nandita. Tapi sebelum itu terjadi, Aku harus membuat Kak Angel orgasme terlebih dahulu. Kuletakkan kedua tanganku di bongkahan pantatnya. Kutambah kecepatan goyangan pinggulnya dengan bantuan kedua tanganku. Sambil kucengkeram pantatnya, memaju mundurkan pantat Kak Angel hingga gesekan antara vaginanya dengan batang penisku semakin cepat.
Batang penisku merasakan semakin banyaknya cairan hangat yang keluar liang kenikmatan Kak Angel hingga menambah licinnya gesekan penisku dengan vaginanya. Kumasukkan satu ruas jari tengahku di lubang anusnya, kemudian secepat mungkin mengocoknya keluar masuk.
"Ach!! Aaach!! Anjir Lu apain anus Gue!! Aaach!!!" Desahan Kak Angel semakin keras diiringi goyangan tubuhnya yang makin liar.
"AAAACHH!! RAFII!!! GUE KELUAR!! AAACHH!!!"
Jerit Kak Angel dengan tubuh yang mengejang serta bergetar hebat diakhiri dengan sebuah pelukan pada tubuhku. Batang penisku merasakan vagina Kak Angel yang berdenyut-denyut. Cairan kenikmatan dari vaginanya merembes keluar membasahi pangkal penisku dan pahaku.
"Gila! Enak banget...." Ujar Kak Angel dengan nafas tersenggal.
"Gue lemessh anjir..." Katanya lagi.
Kak Angel pun menyandarkan kepalanya di bahuku dengan wajah menghadap ke wajahku hingga hembusan nafasnya yang masih tersenggal-senggal bertiup ke leherku. Batang penisku masih menancap setia di dalam lubang vagina Kak Angel.
"Gantian dong..." Tiba-tiba Kak Nandita sudah ada di belakang tubuh Kak Angel.
"Eh, mau ngapain??" Tanya Kak Angel terkejut saat melihat Kak Nandita berdiri di sampingnya dengan telanjang bulat.
"Sstt!!! Berisik! Sekarang giliran Gue!" Ujar Kak Nandita dengan memberi aba-aba tangan kepada Kak Angel untuk segera menyingkir dari pangkuanku. Dengan perasaan kesal dan tak rela, Kak Angel beranjak dari pangkuanku.
Batang penisku yang masih tegak sempurna tercabut dari vagina Kak Angel. Terlihat bulu kemaluanku yang basah kuyup dan lengket oleh cairan vaginanya. Lalu Kak Angel pun berpindah ke atas tempat tidur di belakangku. Aku bisa melihat raut wajah Kak Angel yang cemburu.
Kak Nandita mengambil posisi yang sama dengan Kak Angel, menempatkan kedua kakinya yang sudah ditekuk di samping kanan dan kiri pahaku. Diraihnya batang penisku dengan tangan lalu diarahkannya ke dalam liang vaginanya. Pantatnya turun ke bawah agar vaginanya bisa menelan batang penisku.
Berbeda dengan vagina Kak Angel, vagina Kak Nandita terasa lebih sempit. Ini dibuktikan usahanya untuk memasukan batang penisku ke dalam vaginanya. Berkali-kali pantatnya diturunkan kemudian dinaikan lagi sedikit, lalu diturunkan lagi lebih ke bawah lalu di naikan lagi sedikit. Terus sampai hampir seluruh batang penisku masuk ke dalam lubang vagina Kak Nandita.
"Ugh!"
Lenguh Kak Nandita saat kepala penisku menubruk dinding terdalam vaginanya. Dimulai dengan goyangan pinggul maju mundur secara perlahan, Kak Nandita mengocok batang penisku dengan vaginanya. Otot vaginanya menjepit batang penisku, mengocoknya dengan eratnya.
Masih tak rela, Kak Angel memeluk tubuhku dari belakang. Menciumi pundakku dan leherku. Payudara Kak Angel menempel dipunggungku, bisa kuNanditaakan kedua putingnya yang kembali mengeras. Begitu pula payudara Kak Nandita yang menempel di dadaku.
Kedua putingnya bergesekan dengan dadaku seiring dengan goyangan pinggulnya yang maju mundur kadang bergoyang naik turun. Lubang vagina Kak Nandita yang awalnya masih terasa kesat, sedikit demi sedikit menjadi licin, tapi tetap tidak mengurangi cengkOm Hendrannya di batang penisku.
"Haahh! Sshhh! Haaahh!!!" Desah Kak Nandita seiring goyangan pinggulnya yang bertambah cepat. Kutempatkan kedua tanganku di bongkahan pantatnya yang montok, turut membantu goyangan pinggulnya dan juga menjaga agar tubuh Kak Nandita tidak jatuh ke bawah.
"Acchh ! Aaacchhhh! Aaachhhh!!!"
Desahan Kak Nandita sedikit tertahan, karena selain menggoyangkan pinggulnya, Kak Nandita juga menekan tubuhnya ke bawah agar lubang vaginanya semakin membenamkan batang penisku. Seolah-olah Kak Nandita sedang mengulek-ulek batang penisku dari dalam. Aku bisa merasakan benturan-benturan kepala penisku dengan mulut rahimnya, membuatku merasakan sedikit ngilu.
Sejak tadi tangan kiri Kak Nandita berada di pundak kananku, ikut menjaga keseimbangan tubuhnya yang terus menggoyangkan pinggul. Sementara tangan kanan Kak Nandita terus meremas-remas payudaranya dan memilin-milin putingnya, tulang punggungnya melengkung ke belakang, serta matanya menatap mataku dengan pandangan sayu dan sesekali terpejam menikmati pergulatan birahi ini.
"Gue mau lagi...Please..." Bisik Kak Angel. Rupanya dia kembali bergairah saat melihat pergulatanku dengan Kak Nandita.
"Gue jilmekin aja ya?" Tawarku.
"He eh.." Jawab Kak Angel sambil mengangguk. Aku pun berpaling ke arah Kak Nandita.
"Ganti posisi yuk Kak.." Kataku pada Kak Nandita.
"Gangguin orang lagi enak aja si Lu!" Kak Nandita memanyunkan bibirnya ke arah Kak Angel. Lalu Kak Nandita pelan-pelan bangkit dari pangkuanku.
"Eegh!"
Desah Kak Nandita pelan saat seluruh penisku keluar dari lubang vaginanya. Kemudian Kak Nandita beranjak dari kedua pahaku ke atas tempat tidur di samping kiriku. Kak Angel yang sejak tadi berada di belakang tubuhku, segera bergeser sedikit ke kanan, memberikanku ruang untuk memindahkan tubuhku ke tengah tempat tidur. Kemudian kutempatkan bantal di pojok tengah kepala tempat tidur, lalu kurebahkan kepalaku di bantal dengan posisi tubuh terlentang.
"Gue pipis dulu." Kata Kak Angel. Segera Kak Angel turun dari tempat tidur dan setengah berlari menuju kamar mandi.
Kak Nandita sudah berada di atas tempat tidur. Digenggamnya batang penisku dengan tangan kirinya. Lalu dikocoknya batang penisku pelan-pelan. Kak Nandita meludahi telapak tangan kirinya, kemudian dilumuri kepala penisku dengan air liurnya itu. Selanjutnya Kak Nandita mengangkangi tubuhku dengan bertumpu pada kedua lututnya.
"Ach....!"
Jerit Kak Nandita tertahan saat vaginanya menelan batang penisku. Kak Nandita menyondongkan badannya ke arahku dengan bertumpu pada kedua tangannya di kanan dan kiri tubuhku, mendekatkan bibirnya ke bibirku.
"Menang banyak Lo ya?" Katanya pelan sebelum bibirnya yang mungil melumat bibirku penuh nafsu.
Kak Nandita mulai menggoyangkan pinggulnya, membuat vaginanya yang rapat mengocok batang penisku naik turun. Aku membalas serangan Kak Nandita dengan meremas-remas payudaranya. Putingnya yang keras dan payudaranya yang besar masih terasa kenyal menjadi sasaran pelampiasan rasa gemasku.
"Kak, geseran dikit, Gue juga mau." Kak Angel sudah kembali dari kamar mandi dan berada di sisi tubuhku.
Tangan kananku kualihkan ke arah Kak Angel. Kuusap kedua pahanya bergantian, lalu menjalar ke arah payudaranya. Kuremas-remas dan kumainkan putingnya bergantian kiri dan kanan, sambil tetap bibirku meladeni ciuman ganas Kak Nandita. Kemudian tangan kananku beralih ke arah perut Kak Angel, terus menuju ke arah pangkal pahanya.
Bulu-bulu vaginanya yang tercukur rapih masih terasa lembab dan kesat akibat terkena semprotan air. Kuusap-usap permukaan vaginanya dengan jari-jariku. Kuputar-putar tanganku memainkan vagina Kak Angel.
"Haaahh!! Eeemcchhh!!!"
Nafas Kak Angel semakin berat saat kumainkan klitorisnya dengan jari tengahku. Kemudian kusorong jari tengahku ke arah lubang vaginanya. Kumainkan lubang vagina Kak Angel dengan ujung jari tengahku. Ke depan dan ke belakang, kemudian berputar, membuat Kak Angel ikut menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan jariku. Kak Nandita menyudahi ciumannya dengan satu kecupan panjang di bibirku. Lalu dia menegakkan badannya. Selanjutnya memutar tubuhnya perlahan ke arah kanan, tanpa melepaskan penisku dari lubang vaginanya.
Aku merasakan batang penisku seperti diplintir, mengingat lubang vagina Kak Nandita yang sempit. Seperti halnya diriku, Kak Nandita pun terengah-engah saat memutar tubuhnya. Sepertinya Kak Nandita merasakan sensasi tertentu yang hanya dia sendiri tahu. Sekarang tubuh Kak Nandita dalam posisi memunggungiku.
"Lurusin kaki Lo!" Perintah Kak Nandita galak.
Aku pun meluruskan kedua kakiku, sehingga kedua kaki Kak Nandita berada di samping kanan dan kiri pahaku, sementara bokong Kak Nandita yang montok duduk di tulang selangkaku dengan vaginanya yang masih tertancap batang penis.
Kak Nandita mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur, sambil sesekali membuat gerakan berputar, membuat kepala penisku mengaduk-aduk lubang kenikmatannya. Berkali-kali kepala penisku berbenturan dengan mulut rahimnya, hingga Kak Nandita mendesah dan meracau terus menerus.
"Sini meki Lu!" Kataku pada Kak Angel.
Kulepaskan tangan kananku dari vaginanya. Kak Angel pun bangkit dan mengangkangkan kakinya di atas kepalaku dan bertumpu pada kedua lututnya. Sementara kedua tangannya berpegangan pada kepala ranjang. Vagina Kak Angel kini hanya berjarak beberapa sentimeter dari mulutku.
Dengan sedikit menarik kedua pangkal pahanya dengan kedua tanganku, kudekatkan vagina Kak Angel ke arah mulutku. Dapat kucium aroma harum khas vagina. Kumainkan klitoris Kak Angel dengan ujung lidahku, Kak Angel pun menggelinjang. Kuteruskan dengan sapuan dari lubang vaginanya ke klitorisnya.
"Aaaachhhh!!!"
Desah Kak Angel saat kubenamkan mulutku di vaginanya dan lidahku mulai berputar-putar di sana, sambil sesekali kusedot klitoris nya yang sudah mengeras. Sementara itu di bagian bawah tubuhku, kurasakan goyangan Kak Nandita semakin cepat. Jepitan vaginanya semakin kencang meremas batang penisku. Kak Nandita semakin meracau tidak karuan. Hinggaa...
"Aaacchh!!!"
Jeritan panjang Kak Nandita kudengar, batang penisku terlepas dari cengkOm Hendran vagina Kak Nandita diiringi semburan cairan hangat menerpa daerah pangkal pahaku. Selanjutnya Kak Nandita sepertinya beranjak dari atas tubuhku, berpindah ke samping kananku. Aku tidak dapat melihat posisinya, tapi aku masih mendengar suara nafasnya yang masih tersenggal. Aku masih berusaha memuaskan nafsu birahi Kak Angel.
Mulutku tetap kubenamkan dalam vaginanya, terus memuaskannya dengan mulutku. Menyedot dengan kuat, menghisap kuat bibir vaginanya, diiringi sapuan-sapuan lidahku di dalam lubang vagina . Saat itu, aku kembali merasakan kehangatan pada batang penisku.
Penisku kembali terasa dikocok. Tapi kali ini bisa kurasakan ada benda keras sesekali menyentuh batang penisku. Kak Nandita mengocok penisku dengan mulutnya. Sesekali Kak Nandita menghisap kepala penisku dan dimainkan lidahnya di kepala penisku. Salah satu tangannya berada di pangkal penisku, membantu mulutnya mengocok batang kenikmatanku.
Batang penisku mulai berkedut-kedut. Aku merasakan spermaku sudah sampai dipangkal penisku, mendesak untuk segera menyemprot keluar. Kak Nandita sepertinya merasakan itu. Dia mengocok batang penisku menggunakan tangannya semakin cepat, sementara mulutnya menghisap-hisap kepala penisku. Dan...
"Aaarrrgghhtttt...!!!"
Aku mengerang disertai tubuhku yang mengejang. Orgasmeku ini berefek pada daya hisapku di vagina Kak Angel. Hisapanku semakin keras ke klitorisnya, tubuh Kak Angel menggelinjang cepat.
"Acch!! Fuckk!!! Rafi jangan disedot kayak gitu!! Aaachhh!!!"
Jerit Kak Angel diiringi tubuhnya yang mengejang dan disertai derasnya cairan vagina Kak Angel yang keluar dari lubang vagina. Tidak sederas Kak Nandita, tapi cukup membuatku gelagapan menerimanya dengan mulutku. Kemudian Kak Angel beranjak dari kangkangannya di kepalaku. Merebahkan tubuhnya di samping kiriku, karena Kak Nandita sedang berbaring di kananku sedikit ke bawah. Lalu Kak Angel menciumku dengan mesranya.
"Enak banget sumpah....Lu hebat banget Fi..." Kata Kak Angel pelan sambil menciumku. Selesai menciumku, Kak Angel memelukku dan merebahkan kepalanya di dadaku.
Aku memegang daerah di sekitar penisku dengan tangan kananku. Terasa lengket. Kucoba menciumnya dengan mendekatkan tangan kananku ke hidungku, tapi aku tidak mencium adanya bau sperma. Aku merasakan ada kejanggalan. Ya, aku tak merasakan adanya spermaku yang menetes di sekitar penisku. Rupanya Kak Nandita menghisap dan menelan seluruh spermaku.
2225Please respect copyright.PENANAz7jhAbf49K
BERSAMBUNG
Cerita ini sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION , KLIK LINK DI BIO PROFIL UNTUK MEMBACA VERSI LENGKAPNYA
ns 15.158.61.11da2