Hajar adalah seorang wanita alim lugu berusia 28 tahun dan sudah 10 tahun menikah. Wanita alim yang selalu memakai jilbab ini sampai saat ini masih kuliah dalam program ekstensi di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima.
Hajar menikah dengan Rudi yang lebih tua 8 tahun darinya karena dijodohkan oleh orangtuanya pada saat Hajar masih berusia 18 tahun. Namun Hajar sangat mencintai suaminya. Begitu pula suami Hajar terhadapnya.
Dari pernikahan mereka, mereka sudah dikaruniai dua orang anak. Doni, berusia 5 tahun dan Rudi, yang baru berusia 3 tahun. Keduanya setelah tidak minum ASI segera dipindahkan ke rumah kakek neneknya yang berada di Jogjakarta.
Karena Hajar dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka Hajar pun seorang yang taat agama. Dari sejak dia SMA, ia telah memakai jilbab lebar. Bajunya pun selalu longgar, dan menutupi hampir semua lekuk tubuhnya.
Setelah menikah ternyata tak mengurangi semangat Hajar untuk menuntut ilmu, Hajar melanjutkan studinya di sebuah Universitas Keagamaan yang cukup ternama, otomatis dia lebih sering menggunakan jubah yang lebar dan jilbab yang juga lebar. Tapi itu justru menambah keanggunan dan kecantikannya, yang bahkan setelah menikah, belum juga pudar.
Setelah pernikahan menginjak usia 6 tahun, suaminya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, Wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini bersama sang suami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan.
Sebagai seorang istri yang taat, Hajar menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal Hajar ternyata masih kosong, bahkan di blok tempatnya tinggal, baru ada rumah Hajar dan sang suami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah mereka.
Karena rumah Hajar dan sang suami masih sangat asli,mereka belum memiliki dapur, sehingga jika Hajar mau memasak, harus Wanita berjilbab ini memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana.
Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan dari sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya.
Karena mereka tidak merasa memiliki barang berharga, Hajar dan sang suami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus di tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan Hajar tetap kuliah.
Sampai suatu hari, Hajar sedang libur dan suami Hajar tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Rudi sampai ke depan gerbang, Wanita berjilbab lebar dan berkulit putih ini pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan Hajar sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan mereka yang sepi.
Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Bokir, sang tukang bangunan dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat Hajar ada di rumah, karena Hajar tidak bilang sebelumnya bahwa Hajar libur.
“Eh, kok Mbak Hajar ada di rumah? Apa tidak kuliah..?” ujar pak Bokir.
“Iya Pak Bokir, saya lagi libur kuliah..” jawab Hajar sambil membukakan pintu rumah. Saat itu Hajar mengenakan jubah terusan berwarna hijau dan jilbab putih.
Tapi jubah dan jilbab itu tidak mampu menyembunyikan kecantikan wajahnya, dan kesintalan tubuh serta kemontokan payudaranya yang terbayang dari tonjolan samar di dadanya dan lekukan samar di pinggulnya.
Pak Bokir dan 2 teman sedikit ternganga saat itu, apalagi siluet dari cahaya di dalam rumah memperlihatkan gambar samar dari tubuh Hajar yang terlihat menembus jubah tipisnya. Mereka bertiga memandang dan sekali menelan ludah melihat pemandangan ini.
Hajar yang mulai sadar akan apa yang terjadi segera masuk ke dalam rumah dan agak menjauh dari mereka seraya mempersilakan mereka bertiga masuk.
“Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Mbak..” katanya setelah agak lama berusaha menelanjangi tubuh wanita alim itu dengan pandangan matanya.
Begitu juga kedua orang temannya.
“Oh, silahkan..!” kata Hajar agak kikuk. Memang sering wanita berjilbab ini memergoki pak Bokir atau salah satu dari kedua orang temannya memandanginya dengan pandangan lapar.
Tapi Hajar sadar bahwa dia memang cantik, dan percaya bahwa jubah dan jilbabnya pasti akan melindunginya dari jerat nafsu ketiga tukang bangunan itu. Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan Hajar mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidurnya.
Namun ketika baru saja Hajar mau menuju tempat tidur, wanita alim yang lugu ini tidak sengaja melihat melalui jendela kamar, Pak Bokir sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja.
Dan alangkah terkejutnya Hajar menyaksikan bagaimana Pak Bokir tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga ibu muda berjilbab yang alim ini dapat melihat dengan jelas otot tubuh Pak Bokir yang bagus dan yang paling penting batang tongkolnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suaminya.
Hajar seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Bokir juga memandang nya.
“Eh, ada apa Mbak..?” kata pak Bokir sambil menatap ke arah Hajar yang masih dalam keadaan telanjang dan ibu muda ini melihat tongkol itu mengacung ke atas sehingga terlihat lebih besar lagi.
Hajar terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela dengan nafas menjadi agak terengah-engah. Seketika dirinya diliputi perasaan aneh, karena sebagai wanita muslimah yang taat, belum pernah Hajar melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suaminya sendiri.
Bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suaminya, sang suami masih menutupi tubuh Mereka dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh mereka. Hajar mencoba mengalihkan perasaannya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang.
Sebagai seorang yang ingin taat terhadap suami, ia malu untuk mangakui, bahwa sebenarnya tanpa disadari, dia terangsang oleh pemandangan tadi. Akhirnya Hajar putuskan untuk mandi dengan air dingin untuk menyegarkan badan dan pikirannya.
Cepat-cepat Hajar masuk ke kamar mandi. Pada saat mandi kembali Hajar teringat pemandangan yang tadi ia lihat. Mengingat tongkol pak Bokir yang besar tadi, birahi Hajar kembali muncul. Secara tak sadar Hajat melamun, membayangkan bagaimana jika tongkol pak Bokir yang besar tadi menyodok-nyodok kue apemnya.
Dibawah guyuran air shower, Hajar terus membayangkan angan yang mengundang birahi tadi, sampai tanpa sadar ibu muda yang alim ini mulai meraba-raba gunung kembarnya sendiri dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menggosok-gosok kue apemnya lalu memasukkan dua jari lentiknya secara perlahan.
Desahan seperti kesakitan bercampur kenikmatan mulai terdengar dari bibirnya yang tipis dan menggairahkan. Tapi ditengah-tengah masturbasinya, tiba-tiba wanita alim ini sadar dan merasa malu pada dirinya sendiri.
Hajar merasa sudah mengkhianati suaminya. Ia segera menghentikan masturbasinya, meskipun sebenarnya dia sudah sangat terangsang. Dalam keadaan telanjang bulat di bawah guyuran shower, ia kembali menyesali perbuatannya, walaupun deru birahi masih terus saja menderanya.
Hajar kemudian mengambil pisau cukur. Suaminya sangat menyukai kalau kue apem Hajar bersih, dan wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini sangat menginginkan seks malam ini. Dia harus tampil prima di hadapan suaminya.
Hajar segera melumuri apem tembemnya itu dengan shafing cream, agar tidak terasa sakit. Saat Hajar melumuri dengan shaving cream, kenikmatan itu datang lagi. Tanpa sadar, selama mencukur jembut apemnya, tangan kiri Hajar kembali meremas-remas gunung kembarnya.
Sementara tangan kanannya mulai mencukur jembut pelan-pelan sampai habis. Setelah selesai mencukur jembut sampai habis, dengan mata yang mulai terpejam menahan kenikmatan.
Hajar mulai memasukkan gagang pisau cukur itu ke dalam lubang apem yang merekah dan menggerak-gerakkannya keluar masuk perlahan-lahan. Apem Hajar terasa hangat dan nikmat saat wanita alim ini menyentuhnya.
Angan Hajar kembali terpaku pada tongkol besar milik pak Bokir yang tadi dilihatnya. Hajar membayangkan tongkol itu menyodok-nyodok apemnya berulang kali. Akhirnya lima menit kemudian tubuh putihnya tiba-tiba mengejang, kakinya menekuk dan dadanya membusung memperlihatkan kedua gunungnya yang putih bersih mengacung tegak dengan puting susu yang mencuat keluar, menandakan bahwa wanita alim ini sudah sangat terangsang.
Hajar mengeluarkan erangan yang tertahan sambil tangan kanannya terus menggosok apemnya, dan tangan kirinya menjepit puting susunya sendiri. Akhirnya Hajar mengalami orgasme yang luar biasa.
Tubuh Hajar kaku merasakan kenikmatan luar biasa yang menjalar di seluruh tubuhnya, dan cairan memek wanita berjilbab yang berkulit putih ini mengalir keluar dengan derasnya. Hajar tidak dapat menutupi kenikmatan yang dirasakannya saat itu, sehingga wanita lugu ini pun mengeluarkan suara mendesah yang keras.
Bahkan dia lupa bahwa kamar mandinya bersebelahan dengan tempat yang akan dijadikan dapur dimana sekarang sedang bekerja pak Bokir bersama dua temannya, sehigga memungkinkan mereka mendengarnya.
Belum pernah sebelumnya Hajar mengalami orgasme sehebat itu saat ia bermain cinta bersama suaminya. Ternyata Hajar memang terangsang berat melihat tongkol besar pak Bokir. Setelah mengalami orgasme, Hajar jatuh terduduk di lantai kamar mandi, terdiam kecapaian.
Kesadarannya perlahan mulai kembali lagi dan rasa bersalah kembali datang. Kedua kakinya tertekuk dan mengangkang lebar memperlihatkan apemnya yang basah kuyub dilumuri cairan lendir yang keluar lubang apem sudah licin mengkilat tanpa ada bulu kemaluannya sehelai pun sehabis dicukur.
Tubuh yang putih dan montok dan biasanya tertutup jilbab ini masih sejenak mengejang, menikmati sisa-sisa gelombang orgasmenya.
Hajar menyesal karena melakukan masturbasi, dan juga malu karena wanita berjilbab yang berkulit putih ini justru masturbasi dengan membayangkan orang lain, bukan suaminya.
Namun Hajar juga tidak dapat menutupi kenikmatan luar biasa yang baru saja dirasakannya. Setelah kekuatannya telah terhimpun, Hajar baru sadar Hajar tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan jubah dan jilbab yang Hajar kenakan sudah ia basahi dan penuh sabun karena telah ia rendam.
Hajar bingung, namun akhirnya wanita alim yang lugu ini memutuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang pasti mereka tak akan melihatnya.
Setelah Hajar yakin mereka tidak akan melihat, dan Hajar pun mulai berlari ke arah kamar tidur yang pintunya terbuka.
Namun sebelum Hajar sampai ke pintu kamar tidurnya, tubuh ibu muda yang dalam keadaan telanjang bulat ini terpeleset hingga terjatuh, Hajar telentang di atas lantai dengan kaki mengangkang memperlihatkan apemnya yang licin tak berjembut.....
2329Please respect copyright.PENANArZFOL9uKAx
2329Please respect copyright.PENANAZM626W7Hmy
--bersambung--
Jangan lupa like, komen dan follow yaaaa
2329Please respect copyright.PENANAn97sr5SevY