Rupanya suara jatuh tubuh Hajar terdengar oleh pak Bokir yang kebetulan sedang bekerja dekat pintu belakang. Pria setengah baya itu langsung memburu ke arah Hajar terjatuh.
"Ahhh...!!" Mata pak Bokir langsung membesar. Tak bisa berkedip melihat tubuh telanjang Hajar yang sangat indah dengan kedua kakinya mengangkang.
"Kenapa mbak??" Akhirnya pak Bokir bersuara.
Hajar yang masih dalam keadaan kaget tak bisa langsung menjawab. Wanita cantik itu masih sibuk merasakan sakit pada pantatnya.
"Mbak apa bisa bangun?" Kata pak Bokir lagi sambil mendekat kemudian jongkok disamping tubuh telanjang Hajar.
Hajar mulai tersadar dengan terhadap kondisi tubuhnya yang tanpa baju.
"Bisa, pak Bokir pergi saja!" Ujar Hajar cepat sambil menyilangkan kedua tangan pada bagian dadanya dengan maksud agar pak Bokir segera meninggalkannya.
Hajar berusaha bangkit, namun rasa sakit dari pantatnya menjalar hingga tubuhnya seperti kaku.
"Pak tolong saya...!" Rintih Hajar akhirnya tak jadi mengusir pak Bokir. Rasa malunya hilang karena rasa sakit dari pantatnya.
"Saya harus bagaimana mbak?" Tanya pak Bokir sambil berusaha menahan napsu birahi yang meronta melihat tubuh telanjang yang biasa mengenakan hijab panjang itu.
"Tolong bantu saya bangun, bawa saya ke dalam kamar..!" Ujar Hajar sambil meringis.
Pak Bokir segera mengangkat tubuh Hajar. Tubuh telanjang itu kini menempel pada kulit pak Bokir yang hitam legam.
Pak Bokir lalu menggendong Hajar dan dibawa masuk ke dalam kamar tidurnya. Selama dalam gendongan kedua gunung kembar Hajar nempel ketat pada dada pak Bokir menimbulkan sensasi tersendiri buat Hajar maupun pak Bokir. Tongkol pak Bokir bergerak makin tegang.
Hajar kemudian ditidurkan di atas ranjang.
"Apa yang sakit mbak?" Tanya pak Bokir dengan mata tak lepas dari gunung kembar dan apemnya Hajar.
"Pantat saya pak, aduhh.. sakit sekali..." Ujar Hajar sambil meringis.
"Coba saya lihat ..." Kata Pak Bokir.
"Jangan pak, saya malu!" Cegah Hajar.
Namun pak Bokir tetap mendorong tubuh Hajar agar menyamping. Benar saja pantat Hajar terlihat membiru.
"Wahh pantatnya biru... Harus segera dipijat kalau tidak bisa tambah sakit....." Kata pak Bokir dalam hati laki-laki itu mengagumi bongkahan indah pantat Hajar. Sudah putih, mulus dan montok lagi. Tongkol pak Bokir langsung berdenyut dan membengkak.
"Pak bisa tolong saya Carikan Tukan pijat?" Ujar Hajar sambil menyilangkan tangan dan kaki menutupi area pribadinya.
"Kenapa harus cari yang lain? Bapak juga bisa mbak....." Ujar pak Bokir.
"Benarkah? Kalau begitu tolong pijat saya pak .. " ujar Hajar mulutnya kembali meringis menahan sakit.
"Baiklah Bu, tapi saya perlu minyak pijat untuk urut....apa Mbak Hajar punya?"
"Saya tak punya pak...."
"Kalau pelicin untuk gituan ada mbak?" Ujar pak Bokir nakal, dia sengaja minta pelicin untuk bercinta, padahal menggunakan handbody pun bisa.
"Maksudnya?" Kata Hajar tak mengerti.
"Ituloh mbak... Pelicin untuk memasukan tongkol pada apem..." Ujar pak Bokir sambil tersenyum.
"Ohh itu... kalau itu saya punya pak, itu ada... Ada di atas meja rias itu...." Ujar Hajar mukanya memerah.
Pak Bokir lalu mengambil botol minyak pelicin merk Durex yang isinya tinggal setengahnya . Kemudian pak Bokir kembali menghampiri Hajar di atas ranjang.
"Pak tolong tutup pintu kamarnya... Dan ambilkan kain di dalam lemari itu..." Ujar Hajar.
Pak Bokir menutup pintu kamar. Setelah selesai dia kembali menghampiri Hajar.
"Tak usah pakai kain ya mbak, kan mau dipijat...." Kata pak Bokir.
"Aku malu pak..." Ujar Hajar.
"Tak usah malu mbak, saya kan sudah dari tadi lihat tubuh mbak Hajar, lagian saya sudah terbiasa lihat perempuan telanjang ..." Kata pak Bokir sambil tertawa kecil.
Hajar terdiam. Benar juga kenapa harus malu, bukankah pak Bokir telah melihat tubuh telanjangnya sedari tadi?
"Pak tapi jangan bilang siapa-siapa ya kalau bapak pernah lihat tubuh saya?"
"Tenang saja mbak Hajar, ini akan menjadi rahasia kita...." Kata pak Bokir menenangkan. "Coba telungkup mbak..." Kata pak Bokir kemudian.
Hajar menurut. Sambil meringis dia menelungkupkan tubuhnya.
Pak Bokir menarik napas panjang. Tukang bangunan itu tak habis memuji kemulusan tubuh Hajar dalam hatinya. Sangat jauh berbeda dengan tubuh istrinya yang gembrot dan kehitaman. Pak Bokir merasa beruntung bisa melihat dan menyentuh tubuh mulus milik Hajar.
Pak Bokir mulai membalurkan minyak pelicin Durex itu pada telapak kaki, betis dan paha Hajar. Kemudian dengan lembut dipijatnya telapak kaki Hajar, betis kemudian pahanya. Berulang-ulang hingga Hajar terlihat lebih nyaman.
Sementara itu Hajar merasakan sensasi nikmat dipijat pak Bokir. Dan Hajar pun teringat pula saat dia masturbasi di dalam kamar mandi sambil membayangkan tongkol besar pak Bokir menyodok-nyodok kue apemnya.
Ah... Tiba-tiba Hajar merasakan gairah birahinya bangkit seperti yang telah dia alami saat di kamar mandi. Rasa malu dan rasa berdosa pada suaminya muncul. Namun dia tak bisa menghindar lagi dari gairah birahi yang muncul. Dan laki-laki yang tadi ada dalam fantasi masturbasinya malah kini sedang memijat bagian kakinya dan dirinya.
Tangan pak Bokir terasa menghentikan pijatan pada paha, lalu membalurkan minyak pelicin pada pinggang dan pantat Hajar. Kemudian pak Bokir memijatnya kembali dengan perlahan.
Hajar memejamkan mata. Pijatan pak Bokir sungguh sangat nikmat. Lembut dan licin, memberikan sensasi berdebar pada jantung Hajar.
"Pantat mbak Hajar bagus...." Puji pak Bokir tanpa Hajar sangka.
"Apa pak?" Tanya Hajar menyakinkan.
"Pantatnya bagus, bulat dan empuk sekali mbak..." Ulang pak Bokir sambil menambahkan tekanan pada pantat Hajar.
"Ahhh... " Hajar merintih pelan. Dia merasa bangga juga dipuji oleh pak Bokir
Tangan pak Bokir terus menelusuri bongkahan pantat Hajar. Dielus, ditekan dan diremas.
"Apa masih terasa sakit mbak? Coba angkat pantatnya!" Kata pak Bokir setelah sekian lama memijat pantat.
Hajar mengangkat pantatnya hingga terlihat makin membulat. Dan tanpa Hajar sadari gerakannya itu membuat belahan apemnya terlihat jelas oleh mata pak Bokir.
"Sudah tidak sakit pak!" Kata Hajar.
"Mbak, apa apemnya mau dipijit juga?" Ujar pak Bokir agak ragu namun membuat Hajar terkejut.
"Apa pak?!" Kata Hajar sambil membalikkan badan hingga tubuhnya menjadi terlentang.
"Apemnya mau sekalian dipijat? Dipijat pake ini mbak?" Kata pak Bokir sambil mengeluarkan tonggolnya. Tongkol panjang dan besar yang warnanya hitam legam.
Mulut Hajar menganga lebar. Matanya membesar. Dia tak menyangka pak Bokir bakal mengeluarkan tongkol besarnya di hadapan dirinya.
"Mau kan?" Tanya pak Bokir. Tanpa menunggu jawaban Hajar, tongkol itu digesekan pada belahan apemnya. Gerakan pak Bokir yang cepat itu membuat Hajar terkejut namun langsung dilanda kenikmatan.
Hajar memejamkan matanya. Dia tak bisa mencegah kelakuan pak Bokir. Hajar tak bisa menolak. Apemnya memang sudah sedari tadi berdenyut nikmat saat dipijat. Kini apem yang sudah berlendir itu digesek tongkol hitam legam. Membuat Hajar makin nyaman dan nikmat.
Namun,....
"Pak...sudah hentikan...." Desis Hajar saat kesadarannya tiba-tiba muncul.
"Kenapa mbak? Apa gesekan tongkol saya tidak enak?"
"Bukan begitu pak.... Saya takut ketahuan orang lain...." Ujar Hajar sambil menahan nikmat begitu tongkol pak Bokir menekan area kacangnya.
"Tenang saja mbak, saya kan tadi sudah sampaikan ini hanya akan menjadi rahasia kita saja...." Ujar pak Bokir tanpa memberitahu Hajar tongkol besarnya langsung dimasukan pada lubang apem.
Blesssssssss!!!
"Aahhh paaakkk...." Hajar melenguh. Dia sungguh kaget saat apemnya ditusuk tongkol tanpa pemberitahuan.
Blesssssssss blesssssssss!!!
"Jangan pakkk....." Ujar Hajar lagi kini agak meringis ketika pak Bokir menggenjotnya dengan cepat.
"Sudah tanggung mbak, tongkol bapak sudah masuk apem...." Ujar pak Bokir tak menghentikan genjotannya.
"Pak.. sudah... Cepat cabut tongkolnya....." Erang Hajar. Dia teringat suaminya. Rasa berdosa muncul. Namun rasa nikmat juga ada tak bisa dipungkiri.
"Sebentar saja mbak... Sampai bapak keluar sperma ya?"
"Duh...pak... jangan... Aku takut... " Hajar mendadak mengeluarkan air mata. Bayangan wajah suaminya terlintas.
"Sebentar saja mbak sampai sperma bapak keluar... Makanya bantu goyang biar cepat selesai...." Kata pak Bokir.
Rupanya ucapan pak Bokir terpikir ada benarnya. Jika Hajar bergoyang pak Bokir pasti akan cepat keluar spermanya.
Maka Hajarpun menggoyangkan pantatnya. Goyang kiri kanan dan atas bawah. Tak lupa Hajarpun menjepit batang tongkol pak Bokir dengan dinding apemnya.
"Ahh... Iya seperti itu mbak....duh sungguh enak apem mbak Hajar ini..." Pak Bokir mengerang. Tongkolnya berdenyut sangat nikmat. Jepitan apem Hajar sangat berbeda dengan jepitan apem istrinya yang sudah mulai longgar.
Blesssssssss blesssssssss!!!
Pak Bokir makin bersemangat. Tongkolnya menggenjot apem tak ada hentinya. Membuat Hajar jadi mengerang.
"Aahhh paaakkk.... Aahhh...!!!" Hajarpun mengerang-ngerang. Tusukan tongkol pak Bokir sungguh berbeda dengan suaminya. Tongkol pak Bokir terasa mengganjal dan sangat penuh. Mungkin karena bentuk dan ukurannya berbeda. Diakui oleh Hajar dalam hati, tongkol pak Bokir luar biasa besar dibandingkan milik suaminya yang dibawah rata-rata.
Blesssssssss.......!!!!
"Paaaaakkk.... Uhhh....paaakkk!!" Rintih Hajar berulangkali.
Blesssssssss...... Sluuuuurrrpp!!!
"Paaakk.....!!!" Kini Hajar terengah, selain kue apemnya ditusuk, puncak gunung kembarnya diremas dan dihisap-hisap oleh pak Bokir.
Hajar terlena. Kenikmatan mengalahkan rasa bersalah kepada suaminya. Hajar kini bergoyang lebih intens, kepala pak Bokir yang berasa dipuncak gunungnya dielus dan ditekan agar gunungnya makin nikmat.
"Aaahhhhh!!!!!" Hajar mengejang. Gesekan tongkol besar pak Bokir menggesek kacangnya berulang kali.
"Paaaakk.....!!!" Geliat Hajar bola matanya mendelik.
"Aaaaaaaarrrgghhh!!!!" Hajar Orgasme!
Melihat Hajar orgasme pak Bokir mempercepat lagi genjotannya.
Blesss blessssss blesssssssss!!!!
"Ouuuuhhhh!!!!
Blessss blessss blesssssssss!!!
"Aaaaaaaarrrgghhh pakkk!!!!" Hajar menahan napas. Rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuh. Hajar orgasme kembali!
Blesssssssss!!!!
Croooooott!!!!!
"Ah...jangan di dalam pak!!!"
Ploooop!!!
Pak Bokir langsung mencabut tongkolnya.
1953Please respect copyright.PENANAb8yQMjmgYs
Croooooott croooooott!!!
1953Please respect copyright.PENANAYq0dGcwX3c
Sperma pak Bokir keluar lagi dari ujung tongkol, kini sperma itu menyembur mengenai gunung dan muka Hajar.
1953Please respect copyright.PENANAhV20tj1lWo
"Ohhhhhhhhhhh!!!" Erang pak Bokir setelah spermanya habis. Laki-laki itu lalu terkulai disamping tubuh Hajar.
1953Please respect copyright.PENANAXVSRfsrfXt
--0--
1953Please respect copyright.PENANA0FOPizVjqt
Bersambung
ns 15.158.61.6da2