
Pagi ini pagi yang indah bagi Umi Attar karan semua keingannya sudah di kabulkan oleh mantan suami, dan mereka akan segera rujuk kembali dan melakukan perencanaan perencanaan yang sudah di sampaikan Umi Attar saat mereka sarapan pagi di home stay yang di sewa
Selesai sarapan mereka Umi Attar langsung mengangkut ke kamar mandi karna dia belum mandi
"Hafsah aku mandi dulu ya..., tolong beresin aja mejanya" Katanya ke Ustadzah Hafsah yang kini sudah manggil nama saja
"Iya... Kak, kakak mandi lah dulu.. Ntar gak keburu yang lain datang" Kata Ustadzah hafsah lembut ke calon madunya itu
Sedangkan Abi Attar duduk sambil ngopi di ruang tamu, dengan rokok di tangan
Dan Umi Attar pun mendekatinya dan duduk di sana,
“Hhmmm… Abi… Di sini ya” kata Umi Attar bertanya
"Umi... Ada apa...???, kayaknya ada yang mau Umi sampaikan...???" Tanya Abi Attar lembut
“Gak kok kangen aja duduk bareng, pagi pagi sama abi..” Jawabnya sambil duduk di sebelah Abi Attar
“Mana yang lain…???” Tanya abi Attar sambil menyuguhkan kopi yang sudah tidak panas lagi
"Ada Hafsah tadi beres beres meja makan.. Icha ada lagi salin dan Habibah kluar katanya jalan jalan pagl" Jawabnya
“Wah… Abi ma kakak ngomongin apa nih..” Kata Icha
“Ayo.. Duduk disini…!!!” Kata Umi Attar
Tak lama Ustadzah hafsah juga bergabung dengan mereka,
"Mumpung ngumpul nih abi mau ngomong sama kalian..!!. Biar gak jadi beban Abi...!! " Katanya kepada tiga orang wanita yang ada di sekelilingnya
"Silahkan bi... Kalau demi kebaikan kita semua, InsyaAllah kamii terima" Jawab Umi Attar
"Begini setelah kita, rujuk... Abi akan nikahin secara siri aja dulu Hafsah, icha dan Habibah" Katanya
“Kita laksanakan di jember, di hadapan Ustadz Syaifudin aja gimana” Terangnya minta pendapat mereka
"Kalau Umi setuju bi..., tapi Hafsah Icha dan Habibah bagaimana...???"
“Hafsah sangat setuju, Icha bagaimana…” Hafsah menanggapi dengan senang
"Hmmm... Aku sih setuju apakah Abi udah mikir semua..???" Kata Icha menyambung ucapan Ustadzah hafsah
"Ini udah Abi mikir, terlebih...,apa yang sudah Abi lakukan terhadap kalian"
Sepulang dari bromo dan mereka semua telah kembali ke glamping untuk beristirahat
Malam itu suasana restoran glamping hanya ada beberapa orang saja yang duduk dan bersantai, mungkin karena kan malam itu turun hujan sejak sore hari
Abi Attar tampak asik berbincang bincang dengan istrinya di ruangan kerjanya
“Bi makasih ya….” Umi Attar di tengah pembicaraannya
"Terima kasih buat apa sayang..."
"Ya buat semuanya, buat abi yang masih mau mempertahankan rumah tangga kita walaupun dengan permintaan umi yang rumit"
"Mi... Abi dari dulu kan gak mau kita berpisah, abi pergi cuman menghindari kejadian yang akan menimbulkan konflik, abi sayang sama umi apalagi umi yang telah memberi abi seorang putra yang abi dambakan" Jawab abi Attar panjang
"Dan Abi gak mau kehilangan Umi, Umi lah sosok wanita hebat kedua setelah mama Abu yang selalu mendukung Abi, mensupport abi di kala abi down dan Umi juga yang menemani Abi setiap hari dalam proses hijrah kita Umi mau menerima semua permintaan Abi, saat abi di jauhi teman teman dekat abi saat abi di tipu teman dekat abi Umi lah orang pertama yang memenangkan Abi.."Katanya lagi
"Iya bi karna itu tugas Umi seorang istri, Umi tau umi bukan istri sempurna makanya umi minta abi menjalani poligami ini, karna umi tau tentang segala hal dari diri Abi"
Mereka berbincang satu sama duduk mesra sofa tamu yang ada di dalam ruangan itu, mereka saling dekap menuangkan rasa yang selama dua tahun ini terbaca meskipun ketika bertemu sesekali melakukan birahi birahi mereka
Umi Attar adalah perempuan yang ke tiga di nikahinya setelah dengan dua wanita dia gagal dalam membina rumah tangganya, Umi Attar adalah seorang janda anak dua ketika ia nikahi pada tahun 2016, bersama Umi Attar lah dia menemukan arti dari sebuah rumah tangga meski di awal banyak godaan Untuk Umi Attar dari laki laki yang ingin memilikinya karna Umi Attar termasuk janda kembang di kampungnya, setelah menikah pun masih banyak yang membantu dan menyuruh meninggalkannya tapi Umi Attar tak mempengaruhi oleh hal itu semua tidak dia tanggapi, hal inilah yang membuat cinta Abi Attar semakin mendalam, mereka menikah tanpa proses panjang, saat ketemu seminggu sesudahnya langsung menikah
“Bi…..” Kata Umi Attar membuyarkan lamunan Abi Attar mengenang semuanya
"Ya..... " Di jawab dan langsung dia kecup bibir itu
Mmmuuuaacchhh.... Mmmmffhhh...
"Ih... Abi nakal.... " Jawabnya melepaskan kecupan panjang suami itu, lalu matanya menatap mata suami itu dengan penuh cinta dia masih menemukan kasih sayang di sana, perlahan dia mendekatkan wajahnya dan di lumatnya bibir Abi Attar penuh rasa cinta yang selama ini terganggu
Mmmuuuufffuuaaachhh..
Mmuuaaacchhh...
Dia coba memasukan lidahnya ke dalam rongga bibir suaminya
Mereka saling lumat, lidah mereka bergelut saling dorong dan mereka saling hisap
Hujan yang masih turun membasahi bumi menambah syahdu untuk mereka memadu cinta yang tak pernah padam
Dengan penuh rasa cinta mereka saling berpelukan saling usap dengan bibir tetap menyatu, nafas mereka mulai memburu karna dorongan syahwat yang semakin memuncak
"Hhhh.....hmmmm...umi..." Bisik Abi Attar pelan
"Hmmm.... Bii.... Umi... Kangen..." Katanya sambil tangannya melingkari manja di leher suaminya itu, dan Abi Attar pun merangkul pinggangnya dan dia dekap biar makin nempel ke tubuhnya, tangan Abi Attar yang tadi hanya diam kini mulai bereaksi dengan meremas remas bongkahan bokong padat istrinya...
"Ahhhh..... Abi...!!!" Kata Umi Attar mendesah
"Ini salah satu yang Abi suka dari Umii..." Katanya terus meremas dengan gemasnya
"Iiiihhhh.... Malu bi..."
"Kok... Malu..."
“Kan dulu udah Umi bilang… Malu…. Bokongnya gede..”
"Haha... Mmmuuuacchhh" Jawab Abi Attar kembali mencium bibir istrinya
"Yuk.... Sayang....!!!" Anaknya
"Abi.... Pengen sekarang..? "
"Hmm..... " Trus di bopongnya istrinya yang padat berisi itu
Tubuh Umi Attar yang mempunyai tinggi 158 dan berat badan 60 kg dengan dada yang membusung memakai bra ukuran 38 D, pinggang yang ramping serta besar di pantat yang tidak turun, setiap mata akan memandang kalau dia berjalan makanya Abi Attar membiarkan memakai pakaian yang Syar'i biar tubuh istrinya gak jadi santapan mata lelaki lain, sampai di sekarat dibaringkannya tubuh itu dengan hati hati lalu di cium dari kening dan semua wajah istri yang masih mengenakan khimarnya
“Umi ayo… Di lepas ya…” Pinta Abi Attar
"Iya... Sabar... Dong" Katanya sambil duduk dan melepaskan semua pakaiannya, yang tinggal hanya bra dan cd nya saja
“Itu kok gak sekalian….Mi..???” Tanya Abi Attar
"Yang dua inii... Tugas Abi.. Bukannya....!!! " Jawabnya kembali berbaring di atas kasur, melihat hal itu Abi Attar hanya menelan ludahnya memandangi gunung kembar yang masih padat kepunyaan istrinya, lalu dia ciumi semua bagian tubuh istrinya sampai sampai Umi Attar menggelinjang kegelian
"Uuuhhhh..... Ahhh... Ggeellliii... Bii..." Katanya, di carinya pengait bra Umi Attar sambil mengelus elus punggung putih mulus Umi Attar dan dia melepaskan, menyembul lah gunung kembar itu dengan puting agak besar itu maklum Umi Attar telah menyusui tiga orang anak, di remas dan di belainya susu yang berputing indah itu, dia memainkan putingnya dengan jari
"Srrrruuuppp.. .. Mmmfffuuachh"
Di sedot dan di emotnya puting itu
"Ohhhh.... Iiyaa... Biii.... Uummiii kanggennn hisapan bibir Abii..." Katanya sambil mendesah
"Aahhh.... Uuuhhh... Biii..."
Abi Attar terus mencium menyedotnya, puas di situ dia turun ke perut Umi Attar yang memang sedikit ada lemaknya karna itu tadi sudah melahirkan tiga orang anak, tapi tidak mengurangi kemolekan tubuhnya,
“Hhhh…hmmmm…Ahh” Saudara desahannya
Lidah Abi mulai menjalar ke paha putih padat milik wanita yang ia sayangi itu, dia jilat sisi dalam paha itu secara bergantian kanan dan kiri, dan kini tangannya mulai menarik cd yang di pakai Umi Attar, terlihat lah gundukan indah di antara dua paha putih itu yang mulus tanpa rambut karna sering dicukurnya, langsung dia kecup bibir memek yang wangi itu
“Ooohhh… Ahhhh… Biii…” Desah Umi Attar, du jilatnya bibir memek itu dari bawah sampai ujung bagian atasnya
Umi Attar melenguh menerima rangsangan yang dia terima
"Aaaahhhhhh.... Ooooowww.... Hhhhhh.... Biii... Oohhh.." Desahnya sambil badanya meliuk liuk menahan geli dan kenikmatan yang tiada dua itu
Perlahan tapi pasti lidah yang tadi cuman bermain di bibir memek saja kini mulai masuk ke dalam gua yang sudah basah itu, di dalamnya lubang itu terlihat daging sebesar kacang biji yang berwarna pink, di seutuhnya daging itu dengan ujung lidahnya
"Ahhhhh.... Ooohhhh... Bbbiiiii... Oohhhh..... Gggeliiiiiii... Eeennnaaahhkkkk...!!!" Desahnya makin menjadi, di putar putar itil itu dengan ujung lidahnya, tubuh Umi Attar makin menggelinjang dan melengkung ke atas pantatnya dia naikanyaa, dan tangan Abi Attar memeluk bokong itu
"Oooohhhh.... Bbbiii.... Ummiii.... Gak taaahhhannnn..." Lagi lagi katanya
"Uudddaahhh... Ooohhh... Ammmppuuunnn ....entotiinn...uuummmiiii....bbii....ooohhh.." Lagi lagi desahnya makin meracau, Abi Attar tak menghiraukan dia terus mengobok obok memek itu dengan lidahnya dan dia kulum itil yang tadi dia mainkan dengan lidahnya
"Hhhh.... Mmmm... Ssrruuuppp... Cluppp...mmmffuuaahhh..." Dia terus mengeksplor lubang senggama istrinya yang semakin berkelanjutan
"Uuuuuhhhhh.... Bibir.... Ddannn... Llliiiddahhh.... Sssssuuuaammii.. Muuuaaannttaappphh... Ahhhhh... AAaaahhh...!!! " Desahnya dengan di iringi tubuhnya berguncang dan meregang menandakan dia sampai untuk yang pertama selamanya
"Oooohhhhgggghhh.... Aahhhh ggghhh.... Bbiiiii... Kkklluuaarrr... Ahhhhh.. Hhhhh" Desah panjang Umi Attar, sambil tangannya menekan kepala suaminya itu serta pahanya menjepit erat erat, setelah dia melemahnya abi Attar langsung berbaring di sofa
Umi Attar bangkit dan langsung meraih penis yang sudah mengacung dari tadi, memang dia dilarang oleh Abi Attar untuk menyepong penisnya itu, dengan alasan bibir umi untuk berdoa dan gak boleh di pakai buat yang kotor kotor katanya dengan posisi duduk badannya di condongkan kedepan sehingga teteknya pas di mulut Abi Attar dan memeknya menggesek gesek titit suami sebelum dia masukan
“Hhhh.... Ooohhh... Sayanggg... Kangen inii.... " Kata Abi Attar sambil meremas kedua tetek itu
“Iya… Remas… Sayang… Yang… Kuat….” Kata umi Attar
"Isep... Sekalian ya..." Tambah dia, lalu dia angkat sedikit bokongnya di arahkannya titit Abi Attar dengan tangan tepat ke bibir memeknya yang sudah basah, lalu dia turunkan pantatnya pelan pelan
"Blesss.... Clep.. Blesss..ahhhh... Ooohhh...abbiiii...." Katanya setelah titit itu ambles semua ke dalam memeknya
“Ahhhh… Oohhhh… Mmmiiii” Desah Abi Attar
"Ooohhgggg... Hhhhhggg.." Suara desahannya tercekat karna benturan titit yang gede itu di rahimnya, posisi ini memang yang paling di sukai Umi Attar dari dulu, karna dengan posisi ini suaminya akan melihat semua kecantikannya, dan Abi Attar pun menyukai karna memek istrinya seperti bisa memijit mijit tititnya, perlahan di goyangnya pinggulnya dengan gerakan maju mundur dan memutar
"Oohhh.. Ahhh.. Clop... Clep.. Ahhh..." Desahan Umi Attar di sela selah bunyi selangkangan mereka berbenturan
"Uuuhhh... Ssshhh....memek..eennttott... Kontol....memek...entot...nih aahhh" Racau Umi Attar
"Abbii... Abi... Oohhh... Kon... Tolhhh... Ohhh..." Katanya lagi
"Trusss... Mi... Trusss... Sayangi... Ya ya... Jepit... Kontol... Abbiii... Sayanggg... Ahhh" Jawab abi Attar terus meremas tetek gede istrinya, setelah puas dengan bertumpu ke dada Abi Attar dia berjongkok sambil pantatnya naik turun
"Plok..!!!... Plok...!!!.plok... Ahhh... Ohhh... Memek uummi... Terasa... Enak... Plok.. Plok... " Desahannya di sela sela bunyi hentakannya yang seirama dengan desahannya, dan tak lama gerakannya semakin cepat dan tak beraturan dua jeritan tertahan
"Plok.. Plok.. Plok... AAAAAHHHHH..... BBIII... UUMMMIIII... KKKLUUAARRRR.." Desahnya titit itu seperti di hisap oleh memek Umi Attar seperti di remas remas dan dia jatuh ke tubuh Abi Attar
"Aaahhhh.... Ooohhhhh.... Hhhh..." Desahannya dengan nafas yang memburu
“Umi masih bisa…” Tanya Abi Attar sambil mencium kening istrinya yang terkulai di atasnya, setelah di rasakan energinya pulih dia kembali duduk di atas Abi Attar dengan posisi membelakangi Abi Attar dan dia bersandar ke kaki Abi Attar dengan dua tangan, posisi ini paling di senangi suaminya karna bisa meremas bokongnya yang padat dan bulat besar itu, setiap naik turun akan terlihat tiba-tiba, tangan Abi Attar memegang pinggul istrinya dengan dua dia bantu manaik turunkan pantat itu
"Plok.. Plok... Plok... Clep... Clep..." Bunyi memek umi Attar yang sudah banjir itu
"Ahh.. Ahhh... Oohhh ya... Ohhh.. Yaaa" Desahnya semakin lama semakin cepat, dan untuk ketiga kalinya dia mengejang dan mendesah panjang
"Ahhhh.... Abbiiiii...... Mmmeemmekk.... Ummmiii... Keennnakkhan....kkkllluuaarrrr....oooooohhhh..." Desahnya panjang, kali ini dia roboh lagi ke belakang atau ke atas tubuh Abi Attar
“Hmmm.... Istriku udah nyerah” Ledek Abi Attar
" Habis... Kontol Abi menggesek itil Umi terus...!!! " Jawabnya sambi lay di sebelah Abi Attar dengan posisi telentang sedangkan kakinya di tekuk dan di buka lebar lebar
"Ayo.... Biii... Giliran... Abi entotin Umi.... Biar si dedeknya bisa tidur lagi..." Katanya sambil mengocok lembut titit Abi Attar
Abi Attar langsung memposisikan dirinya di atas Umi Attar dan mulai mengarahkan batangnya yang magacung itu ke arah memek yang sudah banjir
"Ssssllleeppp...... Clup...." Terdengar bunyi menyalakan batang itu saat masuk ke lubang kenikmatan milik istrinya
"Ahhhh..... Uuuu..... Ahhhh" Kata Umi Attar menerima titit yang bikin penuh memeknya
"Hhhhh.... Ohhhh... Ahhhh.. Abbii... Enntot... Mmmemmek.. Umi...!!! " Kata Abi Attar mulai menggenjot dan pantatnya naik turun dengan posisi seperti orang push up, tangan di samping kepala Umi Attar
"Iyaa... Iyyaaa... Entotin.... Mrmek... Inhiii.... Oohhh... Ahhh" Katanya menjawab dengan desahan
“Ooohh… Mmeemek Umii enak… Jeeppiit… Lagii ahhh…!!” Katanya sambil meningkatkan intensitas genjotannya
"Aahhh.. Aaawww... Asshhhh... Yaaa... Ggituuu... Bi.... Tterruushh... Ahhh" Kata umi Attar lagi
"Aahhh,... Plok..!!.... Plok....!!!.. Plok...!!! Ahhh.... Oohhh... Trusshh..entot....enakh....kon.....tol....eeennntttoottt....ttrrusshhh...mmemmek....iini...ohhhh" Dia meracau tanpa henti dan ini yang membuat Abi Attar tidak bisa menahan lagi dan
"Aaahhh.... Mi... Mi.... Mmmaauuu... Klluaarr... Oohhh" Kata Abi Attar
"Iiyyaaa... Kluuarrin... Ttaappii.. Bbaarreengg... Ahhggg kluar.." Ternyata Umi Attar muncrat duluan
"Aaahhhhhhhh.... Bbiiiiii.... "Katanya berteriak, memeknya berkedut kedut mencengkeram titit yang ada di dalam
" Aaaaaahhhhh.... Iiiinnnii.... Sshhayyyaaanggg....crot...crot...croot...!!! Ahhhhhhhh...." Abi Attar menekan dalam dalam kontolnya ke memek yang sudah banjir itu, saat di menekan tubuh Umi Attar mengejang lagi
"Aaaaahhhh... Awww.... Lllaggiii... Bbbiiiiii..... " Dia kluar rentetan berakhirnya permainan panas ini, dan mereka saling berpelukan dan saling cium melebaran di atas kasur itu
"Biii... Makasih.... Ya... "Kata umi Attar lembut dan lirih dengan suara halusnya tapi agak serak karena kecapekan,
" Kanapa sayang..??? " Tanya Abi Attar sambil megusap kening Umi Attar yang penuh keringat
"Ternyata abi masih seganas dulu sama umi" Katanya
"Iya.. Lah mi ini karna cinta kita, abi akan selalu memberi yang terbaik untuk umi, karna cinta umi yang besar ke abi" Jawabnya
Sementara hujan masih turun di luar sana dan di restoran glamping telah di duduk para tamu glamping yang mau makan malam, mereka membicarakan acara tahun baru besok malam
Abi Attar tampak berjalan memasuki restoran dan langsung menuju ke tempat rombongan Ustadzah Hafsah berkumpul
"Assalamu'alaikum... Wah udah pada cantik cantik.. Nih" Katanya menyapa
"Waalaikumsalam..." Jawab mereka serempak
"Ini loh bi... Teman teman mau jalan jalan malam ke alun-alun kota" Kata Umi Icha
Gimana masih gerimis Kata Abi Attar
"Kami di mobil aja bi..." Kali ini Asma yang menjawab dan dianggukan oleh Syafiq
"Ohhh.... Kalau begitu pake mobil yang besar aja yaa... Biar muat semua" Usul Abi Attar
“Maksudku juga gitu.. Bi” kata Ustadzah hafsah
"Abi gak ikut....???" Kata Umi Syafia
"Gak...abi di sini aja, biar Uminya Attar yang ikut sekalian ajak Attar" Katanya
“Hmmm.... Habibah kemana???” Tanya dia karna tidak melihat sosok wanita itu
"Tadi katanya capek bi...!!" Jawab Asma
"Mau.... Istirahat aja katanya" Tambah dia lagi
“Oh… Ya udah kalau gitu, aku ke meja anak anak dulu..!!!” Pamit dia
"Gimana kur anak anak yang mengambil gambar untuk setahun di telaga dewi udah mulai nanjak gak tadi..??? " Tanya Abi Attar ke assistennya dekur
"Tadi yanto udah ngasih kabar bang, team udah di hutan lumut mungkin sekarang balik lagi ke bawah cadas buat posisi nge camp, instruksi bang tom yang nge leaderin mereka begitu" Kata dekur lagi
"Udah ada gambar yang di kirim???"
“Udah bang ada… Mmmm… Empat schene” Jelas dia
"Dan satu udah mulai di edit lily" Tambah dekur lagi
"Oh iya.. Bang..!!! Kata riani besok tim yang gak ikut ke Singgalang udah merapat dan bergabung" Kata lily
"Bagus lah... Kamu persiapkan buat acara lounching sekaligus tutup tahun kita ok" Kata Abi Attar dan langsung duduk di pojok ruangan
Dia melihat beberapa karyawan membereskan dua tenda yang di pakai dewi dan anaknya
“Hmmmm… Syukurlah udah check out” Bathin Abi Attar agak lega
Terlihat rombongan Ustadzah sudah siap mau keliling kota dan Umi Attar juga udah bersama mereka terlihat Attar di pegang sama Ustadzah hafsah, mereka melangkah menuju mobil yang akan membawa mereka
“Bi… Umi jalan dulu ya.. Sama umi umi majlis” Pamit Umi Attar
"Ya... Hati hati..." Jawabnya
"Itu kami di temani dekur sama reza ya bi...??? Gak enak kalau ibu ibu aja jalan malam malam..!!! " Tambahnya lagi
“Ya… Mi… Abi disini aja..!!!” Jawab Abi Attar sambil menyulut rokoknya
Setelah mereka berangkat tinggalah abi Attar sendiri di ruangan itu, sedangkan hujan sudah reda dia berdiri dan memanggil satu karyawati yang ada di situ
"Siska... Nanti kalau ada yang nyari bilang abang di gazebo atas ya...!!! " Pesannya ke karyawati yang ternyata bernama Siska
"Nggeh bang..." Katanya dengan logat Jawa Timurnya yang kenta
Sesampai di gazebo dia langsung duduk menikmati udara yang dingin dan memandang lampu lampu rumah masyarakat dibawah sana, iseng iseng dia buka WA nya dan di tulisnya pesan ke Umi Azam
Assalamu'alaikum
Pisau di kamar aja
Kok gak ikut jalan jalan??
Waalaikum salam
Tumben WA aku
Iya lagi capek aja
Di sini kita ngobrol
Abi dimana??
Di gazebo atas
Takut ahh... Ntar aku
Apa kabar aku?
Di kasih yang enak
enak takut nambah
Hahahaha...
Kamu udah bentar ya..
begitulah isi obrolan mereka
Dan tak lama datang lah Umi Azam mengenakan jaket tebal dan ada kupluknya, dia datang tidak memakai gamis hanya mengenakan celana piyama untuk tiduk dan atasan di lapisi jaket tebal tadi yang panjangnya seluruhnya
"Assalamu'alaikum.. Bi" Sapa dia
“Waalaikumsalam.. Sini duduk kita ngopi” Ajak Abi Attar
"Gimana senang gak selama disini, apa ada yang kurang pelayanannya" Tanya Abi Attar
"Ya senanglah apa lagi gratis" Jawabnya sambil tersenyum
Mereka ketawa berdua dan hanyut dalam candaan, entah sejak kapan mereka duduk udah saling rangkul sambil kaki di selonjorkan ke deoan, kepala Umi Azam di rebahkannya di bahu Abi Attar
"Bi apakah nanti akan ada waktu seperti ini lagi...???" Tanya Umi Azam makin membenamkan wajahnya ke dekapan Abi Attar
"Hmmmm..... " Itu aja jawaban yang kluar dari mulut, dan dia angkat dagu Umi Azam lalu dia kecup bibir tipis wanita itu, ini pertama kali Abi Attar mencium Umi Azam, Umi Azam membalas kecupan itu dengan lumatan yang penuh kehangatan
"Mmmmfffhhhh..... Mmmuuucchhh.. Hhhhh" Katanya dan nafasnya juga udah memburu, tanpa bicara dia naik kepangkuan Abi Attar yang selonjoran dan dia duduk berhadap hadapan di atas paha Abi Attar dia rangkul leher pria itu dan dilumatnya, lidahnya Abi Attar dia sedot dan dia bermain dengan lidahnya
"Mmmmfffhhhh... Mmmuuuaachhh fffhhpppp" Bunyi bibir mereka
Abi Attar gak tianggal diam nafsunya di pancing begitu, dia buka jaket Umi Azam yang ternyata di dalam dua hanya memakai tanktop dan tanpa bra melapisi payudaranya yang berukuran 34, di remas remas tetek yang se genggaman orang dewasa itu dia pelintir politik putingnya yang menonjol
"Aahhhh.... Ggeeelliiii..biii...ggghhh" Katanya lirih
Penis Abi Attar yang lagi istirahat habis tempur dengan Umi Attar jadi bangun lagi dan mengganjal di bokong Umi Azam yang tidak terlalu gede itu
“Ihhh.. Nakal.... Blomm apa apa udah bangun aja” Kata Umi Azam sambil menggoyang goyangkan pantatnya
"Habis.... Sarangnya udah minta di masukin..... " Jawab Abi Attar menaikkan tanktop itu dan meloloskan dari kepala perempuan langsing di pangkuannya
"Hmmmm...Si Abi....Gak bosan bosan nenen ya...." Katanya lagi sambil membukakan bra nya dan keluar lah du bukit kembar yang kenyal dan langsung di emut Abi Attar
"Ahhhh... Mmmmhhh.... Abiii.." Kata Umi Azam kaget dan mendesah, dua dua bukit kembar itu tak luput dari bibir dan remasannya kini dia mulai turun ke perut Umi Azam yang masih rata itu meski udah punya anak dua, dia cium dan jilat setiap jengkal perut itu, Umi Azam langsung berdiri tanpa beranjak dari tempatnya dengan posisi kaki agak mengangkangi paha Abi Attrar jadi jarak bibir Abi Attar dengan memeknya begitu dekat, langsung saja Abi Attar menurunkan celana piyama yang di pakainya dan sekalian cd nya terbuka lah bukit kecil yang ditumbuhi hutan lebat dan rapi
"Hmmmm.... Memeknya.... Bagus..." Katanya
“Ayo… Biii… Jangan dilihatin aja…. Udah.. Gatel.. Nih…!!!” Kata Umi Azam sambil memajukannya hingga memek itu langsung menyentuh bibir Abi Attar
Langsung saja di masukan lidahnya ke dalam, tapi masih di pintu lubang itu sudah terasa ada daging yang menyelip dan tak di sia siakan olehnya langsung saja di harapnya
"Ohhhh..... Ahhhh..... Uhhhhh... Kok nackal......." Katanya tubuhnya bergetar menerima jilatan dari Abi Attar
"Hhhhh.... Uuuhhhh.... Aahhhh... Annjjjiiinggg.... M memekku enakhhh.... Uuhhh...!! " Katanya mulai meracau, memang racauan wanita ini lebih binal dari wanita Abi Attar yang lain dan menambah nafsu untuk mengeksplorasi memeknya, itilnya yang berwarna pink di sedot oleh Abi Attar dan di saat di dalam dia mulut bermain dengan lidahnya
"Aaahggghhh.... Uuughhh... Awwggg.... Yyyeeaaaa... Aannjjiiinggg..... Enakh.... Ahhkk" Katanya meracau
Tidak di hiraukan racauannya kini Abi Attar menambah lagi dengan tusukan ke lubang pantatnya dengan jari, satu ruas masuk ke dalam lubang itu
"AAAAAWWW....... AHHHH.... AANNJJIIINGGG.... Aaakkuuu...ttterbannngghh...aahhhgggg" Katanya menjerit mulut seperti membuat huruf O dan matanya mendelik sampai putihnya saja yang terlihat,
“Aaaahhhhhhhh…… Bbbbiiiiii…. Aaakkhhuuuu….Hampirrrrr..Sssammpaiii….ooohhhhhhggghhh…” Teriaknya kakinya gemetar dan dia cengkram bahu Abi Attar kuat kuat
"Aaaaahhhhhhhh....... Yyyaaaa" Katanya mengeluarkan spermanya yang terus di jilat oleh Abi Attar dan lagi
"Aaaaannjjjiiiiinggg..... La... La.. Lagi..... Nih...... " Katanya sampai terduduk di pangkuan Abi Attar
Di kecup bibir Abi Attar yang masih mendesis pelan itu
"Mmmuuuaaachhh...gimana sayang....???" Tanya Abi Attar sambil berbisik
Tanpa U menjawabmi Azam langsung menuntun titit Abi Attar yang dia duduki
"Hmmm... Mana kkonttoll nakal... Biar aku kjepit..." Katanya...
Tapi baru saja kurang separoh yang masuk Umi Azam udah melenguh panjang
"Oooooohhhhh....... Aaaahhhh.... Kkoookkk kerasa bangeet.... Aannjingg.... " Racau dia, Abi Attar sengaja menerima dengan pasiv saja biar Umi Azam yang bekerja dan biar dia sampai berkali-kali
Dia maju mundurkan pantatnya
Tidur dulu ya...
"Ahhh.... Bbiii... Kkonntoll... Abbiii kok eennakkhhh.... Akhhh" Katanya terus menggenjot barang titit panjang dan gede itu, sedangkan Abi Attar hanya memainkan tetek Umi Azam dengan bibir dan tangannya meremas pantat Umi Azam yang tidak terlalu besar
“Oohh.. Ooohhh… Aahhh… Aauuuhhhh…” Desah Umi Azam berpacu dengan nafsunya
Semakin lama semakin tak teratur gerakannya dan desahannya pun semakin cepat
"Ohh... Ohh.. Ahh... Kkooonnttoolll... Aahhh... Yaa klluuarrhhh... Llllllaaagiiii.... Aaawwww....oohhhhhh" Katanya mengejang kepalanya menengadah ke atas tubuhnya melengkung ke belakang dan di rangkul abi Attar pinggulnya yang ramping
"Aayyyoooo..... Mmeemmekkk...gggaattalll" Kata Abi Attar dan langsung saja dia jaringkan tubuh yang lemas itu di atas lantai gazebo lalu dia bertumpuk sambil memasukan tititnya ke dalam memek yang masih berkedut kedut itu, langsung dia genjot dengan kecepatan agak cepat
"Ahhh.... Ahhh.. Yesss... Ammmpuuunnn.... Annnjinnngg.... " Racau Umi Azam
“Ohhhh…. Ku entot…. Mmemmekmu…. Lonte…” Kata Abi Attar hilang akal sehatnya
"Yaaa... Eennttott lahh... Sesukamuuuu.... Ohhhh" Jawabnya
"Ooohhh... Itil ku eennakkkhhh di ggeesseekkk... Kkoonntoolllll" Katanya lagi
"Ahhhh.... Kkuuu.... Mmmauu kluuarrr ahhhghhh"
"Ahhhh.... Aakkuuu mmauu minuumm.... Bbiiii.." Jawab Umi Azam, gak sampai kata katanya selesai dia mendesah panjang
"Aaaaakkuuuu..... Dduuuluuaannn... Biiiii" Katanya sambil mengeluarkan spermanya yang meleleh dia antara titit yang kluar masuk
Abi Attar langsung mencabut tititnya... Lalu di arah kan ke mulut Umi Azam
Crot.. Crot croooott....
Sekitar tiga kali semprotan, dan langsung di sepong Umi Azam
Srrruuupppp.... Sruuppp... Glek glek... Bunyi dia menelan semua sperma itu sampai habis, lalalu dia jilat lagi titit itu sampai bersih
"Aaahhh.... Ahhhhhh.... Oohhhh... Ssayaangghhh" Kata Abi Attar lemas
"Sayang makasih ya nikmat banget" Kata abi Attar sambil memeluk Umi Azam
"Biii..umi puas banget" Sambil kepalanya di benam kan ke dada Abi Attar
Setelah merasa cukup istirahat mereka langsung mengenakan pakaian kembali dan langsung balik ke restoran sedangkan umi Azam masuk dulu ke tendanya
Abi Attar duduk sendiri sambil memesan kopi panas di sudut yang biasa ia tempati, badannya terasa capek sekali tak lama rombongan yang pergi tour keliling kota sudah kembali
Sebagian mereka langsung ke tenda masing-masing kecuali Umi Attar Ustadzah Hafsah yang ke restauran dulu karn melihat ada Abi Attar di sana, sedangkan Ustadzah Hafsah menggendong Attar yang ke tiduran dan langsung di ambil oleh abinya untuk di pindahkan ke ruangan, saat mengambil Attar dari gendongan Ustadzah hafsah tak sengaja payudara jumbo itu dia ambil olehnya, ustazah hafsah tersipu dan Abu Attar langsung ke semacam dibantu Attar
Di ikuti Umi Attar dan Ustadzah Hafsah
Setelah Attar di tarok di tempat tidur mereka duduk bertiga di kamar tamu Abi Attar, mereka berdiskusi merencanakan rujuknya Abi dan Umi Attar trus pernikahan mereka, sampai sampai ustadzah hafsah ketiduran di sofa dan Umi Attar pun sudah menguap karna kecapekan habis jalan jalan,
“Bi…Biar kami tidur di sini aja ya…” Kata Umi Attar
"Ya gak apa apa... Kita tidur di dalam aja" Jawab Abi Attar
"Bangunkan Hafsah ajak pindah" Sambung dia
Dan mereka pun tidur berempati dengan Attar
Bersambung
ns 15.158.61.18da2