x
Author: Ihsan Iskandar
481Please respect copyright.PENANAM4Kb9kJONK
"SUDUT PANDANG KEDUA"
481Please respect copyright.PENANAN8UMg9X2FM
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
481Please respect copyright.PENANAefWbWaqD8U
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
481Please respect copyright.PENANACDhwL1Yiv4
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
481Please respect copyright.PENANA1f99Ev81bI
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
481Please respect copyright.PENANAyxHU2OA5WQ
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
481Please respect copyright.PENANArHh3e9op0L
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
481Please respect copyright.PENANAVYzUFsDVwn
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
481Please respect copyright.PENANAUF9J053xXL
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
481Please respect copyright.PENANAXpXVKOJWEM
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
481Please respect copyright.PENANAAynmZfBvvi
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
481Please respect copyright.PENANAiAOj8Jh4ZJ
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
481Please respect copyright.PENANAUxHrS0nNnb
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
481Please respect copyright.PENANAlc2W4CQDc3
"Ehh... dimana ini??"
481Please respect copyright.PENANAPNvfmyReDs
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
481Please respect copyright.PENANAxZE4gCuQKg
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
481Please respect copyright.PENANA8JGs9rub6Z
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
481Please respect copyright.PENANA4EsCR0h87V
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
481Please respect copyright.PENANAEhLv5xtnuR
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
481Please respect copyright.PENANAyUAK6VMv9N
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
481Please respect copyright.PENANAM32Itz1vW5
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
481Please respect copyright.PENANAon1sk0FopD
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
481Please respect copyright.PENANAv5fsvbH3Z7
"Sayonara"
481Please respect copyright.PENANAjRdT8w8WYj
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
481Please respect copyright.PENANAzqMypG8cRV
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
481Please respect copyright.PENANAuJZFvM3Tj4
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
481Please respect copyright.PENANAeVd83OYM8r
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
481Please respect copyright.PENANADFKfjx1Qii
"Sial! Kau membunuhnya"
481Please respect copyright.PENANAvUXVzZdfVp
"Akkhhh"
481Please respect copyright.PENANAhKZGs87xwH
"Kau terlalu berisik abu abu!"
481Please respect copyright.PENANArJki6sR22d
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
481Please respect copyright.PENANAX5uZRXoI48
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
481Please respect copyright.PENANAaVsz364GzB
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
481Please respect copyright.PENANAoZcCuLnciW
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
481Please respect copyright.PENANA97ErlhV7aC
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
481Please respect copyright.PENANAHvtHKi3Wue
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
481Please respect copyright.PENANACWoO58Hxf2
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
481Please respect copyright.PENANAObRCw0bkKl
"Terima kasih Rina"
481Please respect copyright.PENANAijgiVujt6d
481Please respect copyright.PENANAvAgsIKP6UF
ns 15.158.61.14da2