Author: Ihsan Iskandar
492Please respect copyright.PENANAPzSq2LnM17
"SUDUT PANDANG KEDUA"
492Please respect copyright.PENANAptAtPWPDWj
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
492Please respect copyright.PENANAe117rC0zpc
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
492Please respect copyright.PENANAP7bcywpz9N
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
492Please respect copyright.PENANAcwCXluT2Gm
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
492Please respect copyright.PENANAqX40IdghKm
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
492Please respect copyright.PENANABfs5woGrhd
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
492Please respect copyright.PENANAIkLbJcZaS8
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
492Please respect copyright.PENANAqcBGQs6qnf
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
492Please respect copyright.PENANAb9cQSDlOfx
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
492Please respect copyright.PENANAx4AgxCZwkl
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
492Please respect copyright.PENANAWg7p1e0Cge
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
492Please respect copyright.PENANAl70ksqklhn
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
492Please respect copyright.PENANA3cDgjtp2bo
"Ehh... dimana ini??"
492Please respect copyright.PENANAaYWvzvv8id
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
492Please respect copyright.PENANAFfZZwPn4hM
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
492Please respect copyright.PENANAEMKysdxobA
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
492Please respect copyright.PENANA6unD7DtXAE
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
492Please respect copyright.PENANAPb7HssxRnU
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
492Please respect copyright.PENANAI2WRt0MKlQ
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
492Please respect copyright.PENANA0RqRIODCc6
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
492Please respect copyright.PENANAhpGk3tywtV
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
492Please respect copyright.PENANAFsrCwFVzWN
"Sayonara"
492Please respect copyright.PENANAoTwwTU6rWg
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
492Please respect copyright.PENANAbQtDLtQcMb
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
492Please respect copyright.PENANADJpIAklvAU
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
492Please respect copyright.PENANAZ5uEEsZBCH
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
492Please respect copyright.PENANAAS5wOZ0kTm
"Sial! Kau membunuhnya"
492Please respect copyright.PENANAbY0J4w602V
"Akkhhh"
492Please respect copyright.PENANAgFHkWCVxDs
"Kau terlalu berisik abu abu!"
492Please respect copyright.PENANAryFIVROtfl
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
492Please respect copyright.PENANAUnltOC3xI3
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
492Please respect copyright.PENANAZfetQx3SlA
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
492Please respect copyright.PENANAlXLbZwAWUa
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
492Please respect copyright.PENANABQYy5YmmrT
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
492Please respect copyright.PENANA41dqKkAq24
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
492Please respect copyright.PENANAREKP3XUZym
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
492Please respect copyright.PENANAjEsysFM5r5
"Terima kasih Rina"
492Please respect copyright.PENANAg5FJ4S25Cn
492Please respect copyright.PENANA1mZ3ICA8Hx
ns 15.158.61.41da2