Marianne Annemie Gladys803Please respect copyright.PENANAXuKTKgEE0R
803Please respect copyright.PENANAJg3Nlm0B3Y
" ck, aku di obati oleh dokter gadungan ini!!" ucap gita " aku tidak sudi" sambungnya
" kau harus di obati anna! Kalau tidak infeksi" ucap dika sambil memegang pergelangan tangan anna yang berdarah akibat luka tembak itu
" hahaha lagi pula emang aku mau mengobati kau! " ucap tarra emosi ke arah gita
" diam anna, amar!!" ucap dika emosi karena mendengar mereka berdua selalu bertengkar " kau terkena peluru anna! Dan kau hei amar obati saja lah anna" dika terus melihat wajah mereka berdua yang cemberut karna tidak suka, namun tarra diam melihat luka di pergelangan tangan gita semakin banyak mengeluarkan darah
" maksud mu apa mahar? Anna kenapa?" tanya tarra yang mulai khawatir terhadap luka di tangan gita itu.
" anna terkena peluru" jawab dika
" sudah lah, aku sudah mengobatinya sendiri nanti aku juga akan pergi untuk di obati. Aku juga takut akan infeksi" jawab gita yang membuka balutan perban yang ia lilitan kan di lukanya " tapi aku tidak ingin di obati oleh amar" gita dengan tegas mengatakan itu, tarra kaget mendengar nya ia memasang muka marah ke anna
" kenapa?" tanya dika
" karna amar tidak punya lisensi dan dokter palsu" jawab gita
" kau bilang aku apa anna? Palsu?" ucap tarra marah ke gita sampai membanting meja membuat gita kaget namun dika hanya tertawa melihat kelakuan mereka, dika berjalan mengambil topi dan jas nya dan bersiap untuk pergi
" bung! Kau mau kemana?" tarra bertanya ke dika sebelum ia keluar dari de' aleanor
" aku pergi ke rumah kakek ku memperingati hari kematiannya" jawab dika sambil tersenyum ke arah tarra namun disana gita terlihat kelelahan hingga membuat ia duduk di lantai namun gita terus melambaikan tangannya pada dika tanda kalau gita mengizinkannya pergi. Dika keluar dari de' alaeanor meninggalkan tarra dan gita yang masih bertengkar
" apa mereka baik-baik saja kalau aku pergi?" ucap dika bertanya kepada supirnya sebelum ia masuk ke dalam mobil
" apa tuan khawatir dengan dua anak laki-laki akan saling jatuh cinta?" tanya si supir saat dika masuk kedalam mobil, dika terdiam sambil melihat sekeliling nya menyadari bahwa yang mereka lihat anna itu adalah anak laki-laki lalu ia tersenyum sambil melihat pintu bar yang bertuliskan "De'Aleanor" menyala-nyala disana dan banyak orang-orang yang berlalu lalang di depannya
" apa boleh saya tutup tuan?" tanya si supir menyadarkan dika dari lamunan nya lalu ia melirik kearah si supir lalu mengangguk
803Please respect copyright.PENANAjxv2caJ5s7
*********
Di De Aleanor tarra menyuruh gita membuka pakaiannya, membuat gita kaget ia memegang kancing-kancing bajunya dan melipat tangan nya didepan sambil memasang wajah marah ke tarra, tarra melirik gita bingung ia mencoba menarik tangan gita yang terluka tapi langsung di tepis oleh gita dengan kasar
" mesum" teriak gita marah
" aku hanya ingin liat luka di tangan mu itu" ucap tarra sambil menarik paksa tangan gita yang terluka itu, gita meringis kesakitan karna tarra menarik nya dengan kasar
" kenapa kau menyuruh ku membuka baju!" ucap gita sambil menggigit bibirnya menahan sakit
" aku tidak bisa mengobati luka mu, kalau kau menggunakan kemeja lengan panjang ini" ucap tarra ke gita yang saat itu langsung menggembungkan pipinya " kau berfikir ke arah mana anna" tarra meledek gita dan terlihat sedikit tertawa melihat gita salah tingkah disana
" kau pikir aku seorang .. " gita belum selesai bicara tapi tarra sudah paham arah pembicaraan itu lalu ia hanya tersenyum dan membuat gita berhenti dan tidak melanjutkan pembicaraan itu
" kenapa kau terus berpura-pura sebagai wanita?" tanya tarra sambil merobek lengan pakaian gita agar ia dapat mengobati luka itu, gita menatapnya dengan perasaan kecewa, lalu ia berdiri dan mencoba pergi namun tarra mengejarnya
" aku tak mau di obati oleh dukun" ucap gita saat tarra menahan bahunya agar tidak pergi, tapi gita tetap bisa kabur dari tarra ia berlari kearah pintu tarra berdiri di depan pintu Yang tertutup itu, ia menarik lengan gita yang tidak terluka membuat gita terdorong kedepan mendekat ke arah tarra mereka saling berhadapan muka gita memerah tarra mendekat ketelinga gita
" cepat perlihat kan luka mu itu anna!" bisik tarra di telinga gita membuat gita melirik ke arah nya dan cepat-cepat ia kembali duduk di kursi itu dan merobek lengan baju nya menunjukan perban yang menutup lukanya nya itu sudah berubah warna menjadi merah . Tarra membuka perban luka itu dan melihat luka itu, gita meringis kesakitan
" kau gigit ini" ucap tarra sambil memberikan sapu tangan agar gita tidak menjerit saat lukanya akan di jahit dan mungkin akan terasa sakit, tarra mulai dengan pisau bedahnya dan gita menahan sakit sesekali ia menggigit kuat sapu tangan itu dan meringis kesakitan tarra melirik ke arah nya namun terus mengobati luka gita
" kau cukup kuat untuk ukuran wanita" tarra terkesan karna gita tidak menjerit
" hei kau" ucap gita saat melihat tarra hendak berjalan pergi keluar dari de' aleanor
" ada apa lagi?" tarra membalikan tubuhnya dan menatap gita yang masih duduk disana, dengan perban di lengannya itu
" bisa kah kau tetap menulis?" tanya gita
" ada apa memang?" tanya tarra
" karna aku akan terus memegang pistol dan kau hanya perlu memegang pena! Aku berharap kau mampu menyelesaikan novel itu " ucap gita dan ia tersenyum ke arah tarra dan tarra membalas dengan senyuman, senyum yakin bahwa ia mampu menyelesaikan novel itu
Dan itu adalah cerita dika, tarra tertegun mendengarnya dika memohon agar tarra melanjutkan novel tersebut.
" apa kau tidak ingin tahu bagaimana kau, aku dan gita bertemu? Menjadi teman dan kau tidak ingin tau kenapa gita harus menyamar sebagai laki-laki? Apa kaubtidak penasaran tentang kehidupan kita dan bagaimana kita hidup saat itu" ucap dika yang sedang duduk dan terus memohon ke tarra yang ada didepannya yang dari tadi menatap nya itu
" kenapa aku harus penasaran?" tanya tarra membuat dika kecewa saat mendengarnya " kehidupan masa lalu hanyalah masa lalu " ucapan tarra membuat dika semakin kecewa ia kemudian berdiri
" aku minta maaf karna sudah mengganggu mu dan aku akan pergi" dika mengatakan itu dengan perasaan kecewa ke tarra,
" siapa nama asli mu?" tanya tarra namun dika sudah pergi dari rumah itu
*******
Dika terus berjalan di tengah kota jakarta, ia terlihat sangat sedih karena sikap tarra yang tidak seperti dulu, tidak seperti tarra yang ia kenal 80 tahun yang lalu, ia berjalan sampai di depan restoran milik teman gita ia melihat anjing itu di ikat di luar lalu ia menghampirinya, mengusap-usap anjing itu
" Terima kasih ya, kau telah membantu ku " ucap dika ke si anjing itu . Di dalam gita dan jen sedang makan malam,
" Penulis bodoh!" teriak gita didalam restoran yang sudah tutup dan sepi itu membuat jen dan si chef itu kaget
" ada apa lagi?" tanya jen
" dia merobek tas ku dan hampir memukul anjing itu" ucap gita sambil menunjuk anjing diluar membuat jen melihat kearah jendela, ia melihat ada dika disana sedang berbicara dengan anjing itu, lalu ia bergegas berdiri dan keluar dari restoran itu dan menghampiri dika
" kau ? Kakak itu?" ucap jen senang saat ia melihat dika lalu dika bangun dan menghampiri jen "sedang apa ?" tanya jen lagi dika hanya tersenyum
" aku ingin bertemu dengan mu" ucap dika membuat jen senang mukanya memerah karna senang jantungnya berdegup kencang " ada sesuatu yang ingin aku ucap kan pada mu" sambung dika
" oh sebentar! Teman ku harus tau kau ada di sini " ucap jen
" aku bukan manusia " saat dika ingin mengucap kan itu jen menyuruhnya untuk menunggu karna ia mau memanggil gita dan berlari pergi ke dalam restoran, sedangkan dika hanya terdiam kebingungan.
" inggitaaaa!!!!" teriak jen dari jauh lalu ia berlari menghampiri meja gita dan melihat gita tergeletak tertidur di atas mejanya itu dengan tangan yang ia lipat sebagai penyanggah kepalanya itu " kau lelah ya git? Ah timming nya selalu tidak pas " ucap jen saat ia melihat gita yang tertidur itu dan mengusap kepalanya lalu ia berjalan keluar lagi namun dika sudah pergi dari sana.
" dan seperti biasa kau pergi tanpa pamit" ucap jen lemah lalu ia mendengakan kepala nya ke langit, ia melihat banyak bintang malam itu di kota jakarta " kau salah satu dari mereka ya" ucap nya
Di dalam restoran ia melihat gita sedang tertidur sendirian di meja, dika duduk di samping gita
" aku merindukan mu" ucap dika " membuat hati ku terasa sakit. Dan yang lebih menyakitkan dari itu adalah kau yang tidak bisa melihat ku" sambung dika yang terus berbicara pada gita meski ia tahu gita tidak bisa melihat nya " aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal padamu " dika melanjutkan perkataannya
" kenapa tarra sangat egois dan tidak pernah percaya pada orang lain" ucap gita mengiggau
" dia dulu tidak seperti itu" dika menjawab nya " jika kau melihat ku apa kau akan percaya padaku? " ucap dika sambil menatap gita yang sedang tidur itu
" oh kau datang" dengan suara serak dan mata sedikit terbuka ia berbicara dan melirik ke arah dika namun ia masih menyenderkan kepalanya di lipatan tangannya di atas meja . Gita menatap dika tentu saja membuat dika kaget ia tersenyum pada dika lalu menyenderkan kepalanya ity ke bahu dika namun tidak lama kemudian jen masuk dan melihat gita yang sudah tertidur di kursi seperti sedang pingsan
" gita? Kau pingsan?" tanya jen sambil menepuk-nepuk pipi gita " aku akan bayar kau tunggu sebentar " ucap jen lalu ia berlari ke arah kasir dan membayar nya
Jen membawa anjing itu sedangkan si chef menggendong gita mereka pulang bersama,
" ayah .. Ayah " ucap gita gelisah " ibu .. Ibu, bu " gita mengigau meneriaki ayah dan ibu nya
Di masa lalu tarra duduk sambil melihat gita yang tertidur mengigau memanggil ayah dan ibunya dan terlihat gelisah keringat keluar dari kening gita dan ia terus menangis , tarra mendekati gita menghapus air mata gita yang sedang tertidur dan menaruh tangannya di dahi gita, ia setengah tersadar melihat tarra yang sedang tersenyum ke arah nya itu sambil memegang tangan tarra di dahinya
Gita terbangun ia memegang dahinya dan menatao ke arah jen yang sedang tidur di samping nya.
Dirumah tarra juga sedang tertidur ia teringat kata-kata dika tentang masa lalu ia, dika dan gita dan kenangan masa lalu terlihat. Gita di masa lalu memegang dahi tarra di masa sekarang
"aku menaruh tanganku di dahimu , kau bekerja keras , kau bekerja sangat keras untuk hidup, bertahan hidup dan membuatnya disini , aku sungguh sungguh berharap saat paling bahagia dalam hidup mu segera datang " ucap gita dan tarra tersenyum
******
Di kantor penerbitan damar dan para karyawan sedang meeting tentang jadwal kamp yang akan di adakan akhir bulan ini,
" gimana soal tarra dan adnan apa mereka sudah konfirm?" ucap damar bertanya ke salah satu karyawannya
" tarra masih mengatakan ia tidak akan datang " ucap salah satu karyawan
" kita akan menyeret dirgantarra" ucap damar lalu ia menghubungi sekretaris mina,
" apa yang sedang di lakukan tarra hari ini?" tanya damar ke sekretaris mina lewat telpon, saat itu sekretaris mina sedang berdiri di balkon rumah melihat tarra yang sedang ada di taman membawa banyak tanaman di gerobak terlihat sedang menggali lubang-lubang kecil untuk bunga-bunga nya dan tanaman lain nya untuk di tanam di taman nya dengan skop kecil ia mulai menggali satu demi satu tanah disana dan memasukan bunga dan tanamannya kedalam sana. Sekretaris mina melihat itu dari kejauhan sambil menggelengkan kepala nya
" dia sedang nyekop" jawab sekretaris mina ke damar, namun damar tidak mengerti maksud perkataan itu " tarra ingin membuat taman dan juga sekarang ia sedang mencoba memasak dan membangun sesuatu dengan blok mainan dan robot mainan" ucap sekretaris mina
" lalu bagaimana dengan menulis?" tanya damar
" dia tidak menulis" jawab sekretaris mina
" aku akan melakukan banyak hal yang tidak pernah aku kerja kan" ucap tarra sambil memberi pupuk ke tanaman nya itu
Saat tarra sedang membuat taman di halaman nya tiba-tiba damar datang menepuk pundak tarra dan tarra kaget melihat siapa yang menghampirnya
" apa yang kau lakukan?" tanya damar
" carpe diem" ucapnya
" maksud mu? Aku tidak mengerti" tanya damar
" aku ingin menikmati hidup saat ini" jawab tarra membuat damar menangis mendengar perkataan tarra ia memeluk nya
Mereka lalu makan bersama damar terus melihat sinis ke arah tarra yang sedang asik memakan makananya
" kenapa kau tidak menulis padahal kau seorang penulis" ucap damar yang menghentikan makanya
" aku kehabisan ide" jawab tarra
" kau kan sudah mengatasi nya! Kau juga sudah menulis serial novel " ucap damar
" oh itu .. Itu orang lain yang mengarang nya " tarra menjawab nya
" aku tau tarra aku paham, itu memang orang lain yang mengarangnya dan kau adalah hantu nya" ucap damar lagi gemas
" aku tidak perduli kau mau percaya pada ku atau tidak " ucap tarra lalu mereka terdiam
" apa kau ingat bagaimana kita dulu bertemu" tanya damar ke tarra
" di hari yang cerah di bulan april" ucap damar
" hari itu berawan" sanggah tarra
" oh iya berawan . Aku menghampiri mahasiswa yang sedang tidur di bangku taman kota dengan memakai setelan jas lengkap dengan dasi dan sepatu kulit" ucap damar
" kau memakai pakaian olah raga yang usang" sanggah tarra
[flasback]
" kau akan menjadi penulis populer" ucap damar waktu itu, saat ia pertama kali bertemu dengan tarra
" siapa kau?" jawab tarra yang bangun dari tidurnya karena terganggu oleh hadirnya damar
" damar .. Kuda hitam di dunia penerbitan indonesia" ucap damar dengan percaya diri, namun tarra hanya menaikan alis nya terlihat bingung lalu ia bangun dan berjalan meninggalkan damar " hei dirgantarra, aku bisa membuat mu mrnjadi terkenal dan tulisan mu akan laris " damar berlari mengejar tarra namun tarra hanya melambaikan tangannya, damar terus berlari mengejar-ngejar tarra
" kenapa harus aku" tarra berhenti damar pun kaget, tarra membalikan badannya dan melihat damar tepat di belakangnya
" apa kau ingin di hilangkan dalam dunia sastra di indonesia? " ucap damar namun tarra melihat damar seperti bukan orang yang sukses " aku akan membuat suatu perusahaan penerbitan dan memberikan kau kesempatan untuk menerbitkan buku" ucap damar
" kenapa harus aku?" tanya tarra lagi
" karna kau memiliki bakat, karakter dan penampilang dan kau dirgantarra pasti akan menjadi penulis terkenal dan kita akan menjadi kaya raya" ucap damar meyakin kan tarra untuk mau bekerja sama dengan nya
" aku setuju " ucap tarra
" begitu saja?" damar keheranan ia fikir tarra akan menolaknya namun malah sebaliknya
" kau tergila-gila dengan uang dan aku minta kau tidak berubah " ucap tarra sebelum ia meninggalkan damar
" aku tidak pernah berubah, kenapa kau yang berubah" ucap damar kembali ke ruang makan melihat kebisuan di antara mereka berdua, tarra menatap mata damar dalam-dalam
" saat itu aku memiliki tujuan yang jelas dan sekarang aku tidak punya apa-apa " jawab tarra tersenyum ke arah damar membuat damar semakin frustasi " dan aku tidak mau menulis apa-apa" sambung nya lagi damar terdiam dan menunduk seperti nya kali ini ia gagal membujuk tarra.
******
Tarra berjalan melewati klinik hewan tempat gita bekerja, ia melihat gita dari luar tanpa di duga gita melihat tarra juga namun ia harus berbicara dengan pelanggan, setelah pelanggan pergi ia melihat ke arah tarra dan tarra sudah tidak ada di disana. Gita berlari keluar dan tidak melihat ada tarra . Gita kembali masuk dan tarra bersembunyi di samping klinik.
******
Gita dan jen berkumpul di depan restoran cepat saji dekat dengan klinik ia terus melihat si anjing itu sambil kebingungan
" kau minta saja adnan untuk merawat anjing itu" jen memberikan saran ke gita
" aku tidak sedekat itu dengan adnan " jawab gita lemas sambil terus melihat anjing itu dari kaca
" permisi" ucap salah satu pelanggan di restoran itu
" iya" jawab jen sambil melihat ke arah pelanggan itu
" kau yang punya anjing di depan itu ?" tanya pelanggan itu
" oh, iya kami akan segera pergi. Maaf mengganggu" jawab jen ramah ke pelanggan itu
Akhirnya gita dan jen membawa si anjing kerumah tita, saat itu berpapasan dengan tita yang hendak menutup pagar rumah. Mereka menyembunyikan si anjing di belakang badan tapi tita mengetahui itu
" kasihani lah dia" ucap jen memohon ke tita
" kau tau kan suami ku tidak suka binatang berbulu-bulu" jawab tita
" aku mohon" ucap gita memohon juga ke tita
" huffttttttt baik lah baik " tita menarik nafas panjang dan akhirnya mengambil ikat anjing itu di tangan gita. Jen dan gita tersenyum senang
Akhirnya mereka menginap di rumah dokter tita. Tengah malam si anjing terus menggonggong membuat mereka bertiga tak bisa tidur dengan tenang.
" GITAAAAAAA! JENNIIIIIII!!!" tita teriak
Pagi nya gita membawa pergi si anjing dari rumah tita dan ia bingung kemana harus membawa anjing itu.
*******
Dirumah tarra sedang sibuk membaca komik lalu ia menemukan sebuah surat yang berisi tiket acara kamp, tarra terlihat sangat tidak memperdulikan nya dan melempar tiket tersebut ke dalam tempat sampah
Gita duduk di taman sambil memakan es krim dan si anjing di ikat di kursi taman
" kau di buang ya" ucap gita sambil mengelus-elus si anjing " kau mengingatkan aku kepada seseorang yang terlihat sama menyedihkannya seperti mu" orang yang di maksud gita adalah tarra, ia terbayang wajah tarra di kepalanya, ia terus memikirkan nya sejak pertemuan terakhir dia dan tarra. Gita terdiam lalu ia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelfon adnan
" hallo" suara berat tersambung dan mulai berbicara namun gita hanya terdiam
" oh hallo" jawab gita kaget, " ka, adnan" ucap nya
" hmm, ada apa git?" tanya adnan lembut
" aku mau menanyakan apakah tawaran soal kakak yang mau mengadopsi yoo masih berlaku atau tidak" gita bertanya ke adnan,
" masih , kau mau memberikan yoo pada ku lagi. Aku akan senang hati merawat nya" jawab adnan sambil terdengar sedikit tertawa
" terima kasih banyak ka adnan. Kalau gitu biar aku kerumah ka adnan ya" ucap gita senang saat mendengar adnan mau mengadopsi yoo
" tidak perlu .. Aku mau keluar, mau minum kopi" ucap adnan
" oh kalau begitu biar aku yang traktir ka adnan kopi sebagai rasa terima kasih" jawab gita senang
" hahaha .. Baik lah kalau begitu" adnan menjawab sambil tertawa dan ia mengakhiri panggilan itu
" kau baik-baik ya pada ayah mu yang baru" gita berbicara pada yoo " mari kita beri hadiah untuk ayah mu yang baru" ucap gita sambil membuka ikatan yoo di bangku taman itu,dan mengajaknya pergi ke cafe
Gita dan yoo pergi ke sebuah cafe di persimpangan jalan di jakarta, saat di cafe ia bertemu dengan tarra yang sedang memesan juga. gita mengantri di samping tarra dan tarra terlihat kaget ketika melihat gita
" kau?" ucap tarra , namun gita hanya diam seolah tidak perduli keberadaan tarra di sampingnya " boleh aku berbicara pada mu? " ucap nya lagi tapi gita lagi-lagi berpura-pura tidak mendengar " apa aku tidak terlihat?" tanya tarra yang menggerak-gerakan tangannya di hadapan muka gita
" kau sangat jelas terlihat" ucap gita tidak perduli pada tarra " mungkin aku akan bersikap sopan kalau kau masih menjadi penulis favorit ku, tapi sayang nya sekarang tidak dan buruk nya adalah kau kehilangan fans pertama mu dirgantarra" ucap gita sinis ke tarra " dan kalau kau berkata formal pada ku, aku akan melakukan hal yang sama pada mu " sambung gita lagi dan akhirnya tarra menyerah ia menggunakan bahasa formal ke gita untuk mengajak nya berbicara
Mereka duduk bersama saling berhadap-hadapan dengan perasaan canggung tarra meminta maaf soal yang terakhir kali nya pada gita, namun gita tetap tidak perduli
" coba kau mengerti yang sebenarnya terjadi, kau pasti akan setuju jika itu bukan salah ku" tarra menundukan kepalanya dengan suara pelan ia terus berbicara pada gita " aku juga tidak menyiksa hewan dan merusak tas mu , itu bukan saah ku " sambungnya lagi " apa kau percaya pada hantu?" tanya tarra ragu-ragu melihat wajah gita yang berubah menjadi kesal " aku tau pasti kau sulit mempercayainya .. Tapi ada pihak ketiga diantara kau dan aku " saat tarra ingin mengucapkan siapa orangnya gita sudah sangan kesal, ia mendorong kursi nya lalu ia berdiri namun tarra berhasil menahannya ia memegang tangan gita dan gita hanya menatap tarra masih dengan tatapan marah dan kesal " kau tenang dulu gita, aku berbicara sejujur nya pada mu" tarra melanjutkan perkataannya " kau lihat, kau ada disana dan aku .. Aku ada disini terhalang meja mana mungkin aku bisa langsung menarik tas mu, pasti ada orang lain yang dengan mudah menarik tas mu itu, dan orang itu bukan aku gita" tarra mencoba menjelaskan kronologi saat tas gita di tarik oleh dika waktu itu,
" sudah?? Sekarang kau pergi dari hadapan ku" gita berteriak membuat pengunjung cafe melihat kearah nya
" git, gita sekarang kamu pikir deh aku gak mungkin sampai menarik tas mu secara langsung seperti itu " ucap tarra namun tangannya terus di tarik oleh gita menyuruh ia untuk pergi dari cafe itu
" ah .. Kopi ku dingin " ucap gita setelah ia berhasil menarik tarra keluar dari cafe,
Tarra keluar dari cafe melihat si anjing dan menghampiri anjing itu dan mengira itu adalah dika.
" keluar kau dika!!!" tarra meneriaki anjing itu di depan umum, banyak orang-orang yang berhenti memperhatikan tarra. Gita keluar dan melihat tarra berbicara dengan anjing itu sambil berteriak-teriak
" dirgantarra!!!" teriak gita dari pintu cafe lalu berlari menghampiri tarra dan lalu menarik tangan tarra dengan kasar " kau mau apa lagi tarra!!" gita sangat marah ke tarra, mukanya memerah dan mungkin hampir menangis disana tarra melihat nya dan menatap nya lalu gita memalingkan wajahnya dan membuka ikatan anjing itu lalu membawa nya pergi menjauh, tarra tidak bergeming ia terus berdiam melihat gita menjauh membawa anjing itu bersamanya. Namun ia tersadar kalau ia harus menemukan dika dan ia yakin kalau dika ada di anjing itu.
Tarra mengikuti mereka, namun gita mengetahui nya dan ia berjalan lebih cepat namun tarra menarik tangannya membuat gita berbalik menghadap ke arahnya
" aku membutuhkan anjing itu" ucap tarra
" aku mau bertemu seseorang yang akan memgadopsi anjing ini" gita menjawab nya
" biar aku yang merawat nya " tarra menawarkan diri untuk mengadopsi anjing itu, namun gita sedikit tidak percaya dengan perkataan tarra
" kau kan alergi bulu anjing " ucap gita, namun tiba-tiba adnan datang menemui mereka di jalan itu
" Aku tidak tau kalau kau alergi bulu anjing" ucap adnan yang tiba-tiba menghampiri
" karna itu, karna penggemar ku banyak yang mengirimi ku anak anjing sebagai hadiah dan aku menjadikan itu sebagai alasan tidak menerima" ucap tarra berbohong namun hal itu membuat gita kesal
" aku tidak memberi mu izin untuk merawat yoo" ucap gita kesal
" aku berjanji akan membuatkannya tempat yang layak dan akan ku beri makan selalu" tarra terus memohon ke gita
" hahaha .. Baik lah kau boleh membawa pulang anjing itu" ucap adnan membuat gita melirik ke arah nya dengan tanda ia tidak setuju. Akhirnya anjing itu di berikan ke tarra
Ia pulang kerumah sambil membawa anjing itu para staf terkejut melihatnya tarra hanya tersenyum menatap para staff itu
" kau bisa meletakan anjing itu di halaman tuan" ucap sekretaris mina
" aku perlu bicara serius dengan anjing ini " tarra menjawab sambil membawa si anjing itu keruang kerjanya dan masih mengira jika anjing itu adalah dika dan memintanya terus keluar tapi anjing itu hanya diam saja
803Please respect copyright.PENANAHsmavxAssY
*******
Tarra membuat kandang untuk anjing itu dan sekretaris mina melihat itu dan memberi tahu damar lewat telpon
" sekarang ia sedang membuat kandang untuk anjing itu" ujar sekretaris mina
" kau mau apa sih dirgantarra" jawab damar frustasi
Sambil memaku kandang itu tarra kesal karna dika dia harus mengurus seekor anjing, lalu ia teringat perkataan gita yang tidak memandang nya sebagai seorang penulis lagi , ia kesal dan hendak memukul paku dengan keras tapi tangannya terkena palu, ia melihat tangannya dan menahan sakit. Ia lalu menatap langit
" sekarang dia menatap langit" ujar sekretaris mina memberitahukan itu ke damar dan semakin membuat damar frustasi, tarra mengingat kata-kata gita dan dika yang memohon padanya untuk menyelesaikan novel itu
********
Adnan membuatkan kopi untuk gita yang sedang sibuk membaca di ruang kerja nya,
" apakah naskah ku membosankan?" adnan bertanya kepada gita yang ternyata sedang membaca naskah novel nya
" aku belum selesai membacanya " jawab gita " aku mencemaskan yoo" ucap gita
" hahaha maaf ya git, tapi tarra memang begitu, apa pun yang aku ingin kan pasti ia menginginkan nya juga " jawab adnan " oh ya kau memiliki hubungan apa dengan tarra? Aku baca di artikel kau bukan ghostwritternya berarti kau pacar tarra?" tanya adnan membuat gita kaget hingga tersedak ketika meminum kopi nya, adnan mengambilkan tissu lalu mengelapkan nya ke bibir gita , gita terlihat malu-malu " saat konfrensi pers tarra juga mengatakan kalau kau adalah penyelamat hidupnya sekaligus penggemarnya" sambung adnan
" ah yang benar saat konfrensi pers itu " jawab gita
803Please respect copyright.PENANAbjdMJf4eA6
*******
Malam itu jakarta di guyur hujan deras, tarra menatap keluar jendela, ia teringat kata-kata gita yang mengatakan ia menyukai bakat tarra sebagai penulis bukan sebagai pria dan teringat di jaman dulu saat gita mengatakan ia berharap tarra sungguh menyelesaikan novel tersebut. Lalu ia menatap mesin tik itu
" apakah kau ada di sana " ucap tarra kesal karena dika selalu menyembunyikan diri nya dan gara-gara dika hidup nya menjadi kacau balau
" aku akan terus menulis dan melanjutkan novel itu tapi aku meminta kau keluar" dengan kesal tarra berkata seperti itu tiba-tiba lampu mati dan dika berdiri menghadap jendela. Lampu menyala dan dika sudah ada di depan nya
" apa kau sunggu-sungguh akan tetap menulis" tanya dika
" ia, aku tidak akan menarik kata-kata ku lagi . Dan aku akan mengajak kau menulis bersama " ucap tarra dan dika terlihat sangat senang
Mereka duduk berhadapan di ruang tengah tarra terus melihat sinis ke arah dika namun dika hanya terus tersenyum ke arah tarra, membuat dia risih
" kenapa kau akhirnya tertarik dengan kehidupan di masa lalu mu ?" tanya dika " kau kan sebelum nya bilang kalau kau tidak tertarik dan tidak peduli dengan kehidupan sebelumnya dan aku ini bukan teman mu lalu kenapa kau mau melanjutkan novel ini?" tanya dika penasaran
" aku ingin mengembalikan keadaan seperti semula" jawab tarra
" sekalipun kau terlibat di dalam nya? kau tidak bisa mundur baik akhir novel maupun kebenaran yang akan kau ketahui dan sampai akhir kau harus bersama ku. Apa kau tetap ingin bekerja sama dengan ku? " dika menjelaskan sesuatu sebelum semuanya terlambat
" baik akan aku lakukan" ucap tarra
" aku akan membantu mu mengakhiri ceritanya tapi dengan satu syarat " ucap dika sambil tersenyum ke arah tarra namun tarra membalasnya dengan tatapan sinis ke arah dika
Gita akhirnya selesai membaca naskah adnan, dan hendak pamit pergi, adnan memberikan sebuah surat ke gita yang berisi tiket pergi ke kamp
" oh ini. Aku juga mendaftar tapi aku tidak menang" ujarnya
" kau mendaftar karna tarra kan??" tanya adnan sambil tersenyum. Gita mengiyakan
" aku mau kau mempertimbangkannya " ucap adnan, dan gita pamit dari ruang kerja itu untuk pulang namun saat ia sampai di lobby apartemen adnan hujan semakin deras dan adnan menawarkan diri mengantar gita pulang
" tidak perlu apartemen ku jauj dari sini ka" ucap gita sambil mencari payung nya di dalam tas dan akhirnya menemukan payung itu dan permisi pergi tapi tiba-tiba pengendara sepeda motor lewat dan membuat gita hampir terjatuh untuk adnan cepat menangkap nya
" maaf ka maaf" ucap gita, namun adnan hanya tersenyum menatap gita " ng .. Bisa kau lepaskan aku? " ucap gita lalu adnan melepaskan gita pelan-pelan dan membuat nya menjadi salah tingkah, tiba-tiba tarra datang dan melepaskan tangan gita dari genggaman adnan
Dika meminta syarat ke tarra yaitu ia ingin agar tarra menyingkirkan semua pria yang ada di sekeliling gita, tapi gita tidak mau melakukan hal seperti itu tapi sekarang ia berada diantara gita dan adnan.
" kau sedang apa disini?" adnan menanyakan keberadaan tarra yang sedang apa di apartemennya
" aku tidak akan kalah apapun lagi dengan mu" ucap tarra, adnan menatap tajam tarra , begitu pun sebalik nya ia lalu mengajak gita pergi dan di belakang ternyata dika sudah berdiri dan bertepuk tangan.
Tarra memayungi gita, lalu gita menarik tangan tarra dan mengajaknya bicara meninggalkan adnan yang masih berada di depan lobby itu
" apa yang kau lakukan?" tanya gita setelah menarik tarra menjauh pergi Tapi tarra malah bertanya balik ke gita
" Sedang apa kau bersama seorang pria didalam ruangan tertutup?" tanya tarra seperti nada cemburu
" kau cemburu ya?" gita meledek tarra membuat nya menjadi kesal " apa kau menyukai ku?" tanya nya lagi " apa seseorang menyuruh mu seperti ini?" gita terus bertanya ke tarra, tarra menatap dika yang ada di belakang mereka dan dika mengegelengkan kepalanya
" apa kau percaya dengan kekuatan magis? " ucap tarra , namun membuat gita kesal ia ingin pergi tapi tarra menahannya
" sejak aku melihat kau jantung ku berdegup kencang, tapi aku belum yakin apa karena kau yang saat ini atau orang aku temui di masa lalu " ucap tarra namun ia belum melepaskan genggaman tangannya dari tangan gita, gita menatap matanya terlihat raut kesedihan dari tarra , di belakang dika kecewa dengan ucapan tarra
" apa ada seseorang yang kau anggap istimewa?" tanya gita tapi tarra bingung menjawab nya, karna kesal gita memilih pergi meninggalkan tarra. Membuat tarra menjadi bingung kenapa gita menjadi seperti itu padahal ia sudah berbicara jujur. Dika hanya tertawa kecil melihat nya. Gita terus berjalan di tengah hujan ia teringat saat tarra menanyakan siapa dia, kenapa gita terus muncul di mimpi nya
" apa karna aku mirip dengan cinta pertamanya ya, makanya dia seperti itu? " tanya gita pada diri sendiri " ah terselah lah aku sudah tidak mau memperdulikan dia " ucap gita yang meneruskan langkahnya
Tarra pulang bersama dika, dika hanya melihat tarra sambil tertawa-tertawa kecil disampingnya karena tarra terlihat sedang memikirkan sesuatu mengenai gita, ia masih tak mengerti kenapa gita marah padanya
" kau belum pernah pacaran ya?" tanya dika , tarra kaget mendengar pertanyaan dari dika itu
" aku tidak butuh pacaran" ucap tarra yang berusaha menghindar dari pertanyaan itu,
" wanita mana yang suka pada pria yang menyamakan nya dengan wanita lain" ucap dika membuat langkah kaki tarra berhenti dan dika menengok ke arah nya " kenapa?" tanya dika
" tapi kan dia adalah reinkarnasi anna, kenapa dia marah pada dirinya sendiri?" ujar tarra, lagi-lagi dika hanya tertawa
" gita tidak tau itu tarra" dika menjawab pertanyaan tarra sambil tersenyum " berapa IQ mu? Bisa-bisa nya kau membuat orang terluka karna perkataan mu itu " ujar dika
" keluar kau dari rumah mu, perjanjian kita batal" ucap tarra kesal namun dika hanya tertawa dan mengejar tarra yang berjalan mendahului nya
" ayo lah maaf kan aku" ucap dika sambil tertawa dan mengejar tarra
" diam" sahut tarra
******
Gita yang sedang tertidur dan batuk-batuk karena kehujanan, jen memegang dahi nya dan gita membuka matanya dan melihat bayangan tarra di masa lalu dengan kaca matanya raut wajah khawatir nya duduk di samping ranjang gita tapi kemudian ia melihat jen
" kau baik-baik saja?" jen terlihat sangat khawatir karena saat ia pegang dahi gita suhu badan nya panas, gita seperti tak mendengar nya dan kembali tertidur
*******
" aku tidak bisa melakukan nya " ucap tarra ke dika yang saat itu sedang duduk di jendela menghadap tarra yang berdiri dan menyenderkan punggungnya ke rak buku
" aku tidak bisa, memang aku siapa ikut campur dalam percintaan orang lain" ucap nya lagi ke dika
" aku takut di kerjar dosa karena tulisan ku seumur hidup. Lagian apa salah nya coba gita dan adnan apa yang harus di repot kan, kalau mereka saling cinta ya sudah, ya biar lah , ya " tarra berbicara seperti orang cemburu dan itu membuat dika menahan tawanya,
" kau sungguh tidak pernah berpacaran ya??" tanya dika tersenyum melihat tarra yang salah tingkah di depan nya
" perjanjian kita batal dan selamat tinggal" ucap tarra lalu ia pergi meninggakkan dika disana yang terdiam tidak percaya
Di ruang makan tarra hendak makan tapi ia melihat dika duduk di meja makan bersama nya dan membawa boneka beruang yang di dapatkan gita
" tolong buang saja makanan nya" teriak tarra meminta pelayanan nya membuang makanan itu.
Dika terus mengikuti kemana pun tarra pergi dan terus memohon padanya untuk melanjutkan novel itu dan menjaga gita
" kenapa kau terobsesi dengan gita?" tanya tarra
" menjaga gita sama penting nya dengan menyelesaikan novel" jawab dika
" kau menyukai nya ya di masa lalu?" tanya tarra dan dika mengiyakan pertanyaan itu
" sudah lah menyerah saja, mungkin kau tak bisa ke alam baka karena obsesi mu itu" ujar tarra
" kalau kau pernah jatuh cinta, pasti kau tak menyuruh ku untuk menyerah" dika menjawab omongan tarra
" kau itu hantu .. Gita itu manusia bahkan dia tidak bisa melihat mu " ucap tarra kesal pada dika
" maka dari itu aku minta tolong pada mu untuk melindungi nya dan aku akan cari cara agar dia bisa melihat ku " jawab dika dengan pelan
" bagaimana kalau gita malah menyukai ku?" tanya tarra
" tidak mungkin" dika menjawab pertanyaan tarra dengan tertawa
" aku tidak pernah membantu mu" jawab tarra kesal karena dika mentertawakannya
" oh baik lah .. Segala ke bingungan dan rasa putus asa adalah sesuatu hal yang harus kau selesaikan sendiri " ucap dika ketika ia mau menghilang tarra menahannya ia pasrah dan mengiyakan permintaan dika. Dika ingin membuat kontrak tertulis antara dia dan tarra, kontrak hiduo bersama dan membuat novel
Tarra mulai menulis surat perjanjian itu di ruang kerjanya. Tarra dengan laptopnya dan dika dengan mesin tik nya
" tidak boleh mengusir ku baik secara verbal dan non verbal " ucap dika, tarra hanya melirik nya " apa ? Aku benar, kau selalu mengusir ku , berteriak pada ku, mendorong ku, menyeret ku" ucap dika lalu tarra membayangkan dirinya memang selalu seperti itu pada dika
" tidak boleh mengganggu privasi ku" ucap tarra, dika kebingungan
" kapan aku ganggu privasi mu?" tanya dika emosi
" kalau aku mau jalan berdua dengan gita kau tidak boleh mengikuti kita" ujar tarra meledek dika namun dika kesal
" tidak itu di coret dari kontrak!" jawab dika marah dan tarra tertawa melihatnya
Setelah mereka sama-sama menanda tangani perjanjian tersebut, tarra tidak percaya ia memiliki perjanjian dengan hantu dan dika hanya tersenyum
********
Di kantor penerbitan sedang ramai karna pembahasan mengenai acara kamp yang harus tertunda karena tarra tidak datang, tapi ia meminta agar karyawannya tidak mengatakan jika itu karena tarra,
" jadi kalau penulis adnan bertanya bagaimana?" tanya karyawannya
" bilang saja harus diundur karena perizinan" ucap damar namun tanpa dia ketahui di luar ada adnan yang mendengar ucapanya damar itu, ia terlihat kesal lalu ponsel nya berdering ia mendapatkan panggilan telpon dari gita dan saat itu ia pura-pura tersenyum
" iya git ada apa?" tanya adnan tersenyum di depan pintu ruangan damar
" oh hallo ka, anna sudah bisa pulang" ucap gita di balik sambungan telpon itu dan adnan berpura- pura senang mendengar nya
" baik aku akan segera kesana" ucap adnan lalu pergi dari sana dengan perasaan kesal
803Please respect copyright.PENANARSwJLqewJ4
803Please respect copyright.PENANAX5bahzxol7
803Please respect copyright.PENANA6aAn8K389b
********
Dokter tarra datang menghampiri gita yang sedang lesu di meja kerjanya wajah nya masih pucat karena sakit akibat hujan-hujanan semalam
" kenapa kau sampai hujan-hujanan semalam " ujar dokter tita yang memegang dahi gita sambil memberikan air mineral kepadanya " huh .. Kau sakit gita" ujar dokter tita Namun gita hanya tersenyum kearah dokter tita . Gita teringat kata-kata tarra semalam yang membandingkan nya dengan wanita lain dan itu membuat gita kesal
803Please respect copyright.PENANAj0fvFkyKeD
*********
803Please respect copyright.PENANAG3gukCS73J
tarra dan dika berjalan di pinggir jalan, mata orang-orang ya melintas melewati mereka menatapnya dengan tatapan penasaran terutama ke arah tarra. Dika dengan santai nya melambaikan tangan ke setiap orang-orang yang melintas di sampingnya dan tarra terus memperhatikannya sambil tersenyum. Meski dika tau bahwa orang-orang tidak dapat melihat nya ia tetap senang berjalan dengan mereka rasanya seperti dulu, jaman penjajahan, saat dika berjalan dengan tarra ia merasa seperti manusia lagi.
" aku seperti kembali ke masa lalu" ucap dika sambil tersenyum dan membuat dika menghadap ke arah nya " dulu aku dan amar selalu di perhatikan oleh para gadis-gadis netherland dan pasti aku ini lebih populer di banding kau" ujar dika masih tersenyum senang ke melihat kedepan
" kau? Lebih terkenal di banding aku? Kebohongan macam apa yang kau cerita kan lagi kepada ku?" ucap tarra protes karna menurutnya dika melakukan kebohongan
" lagi? Memang nya kapan aku melakukan kebohongan pada mu?" tanya dika
" ah sudah lah!!! Sekarang kita mau kemana?" tanya tarra
" ke toko tas, kita harus mengganti tas gita " ucap dika dengan semangat sambil menunjuk toko tas di ujung jalan, tarra langsung teringat tas yang ia belikan pada gita masih ada di mobil nya.
" kalau ini bagaimana?" dika menunjuk satu tas di toko itu
" ck, kau payah tidak mempunyai selera bagus" ucap tarra membuat pelayanan toko menghampiri nya
" selamat malam, ada yang bisa saya bantu? Atau kira-kira anda sudah memilih tas yang anda suka?" tanya pelayan itu ramah ke tarra dan tarra hanya membalasnya dengan tersenyum
" aku dulu seorang fashionista" ucap dika menyombongkan diri sambil melihat-lihat tas
" oh ini, tas ini produk populer di sini " ucap pegawai toko, saat tarra memegang tas yang di pilih oleh dika dan dika hanya tertawa puas
" haha kau tau kapan pun photo ku diambil saat aku di bandara, pakaian ku, sepatu ku, tas ku bahkan kacamata ku semuanya akan terjual laris. Apa kau tidak tau?" ucap tarra untuk dika namun seperti nya si pegawai merasa kalau itu di tujukan untuk nya
" iya saya tau itu pak dirgantarra" ucap si pegawai yang terlihat sedikit sakit hati mendengar ucapan tarra . Semua orang-orang di toko dan para pengunjung toko melihat ke arah tarra dan tarra pura-pura menelpon dan berbicara ke dika.
803Please respect copyright.PENANAGQRvOmc1GR
Gita keluar dari klinik nya untuk menemui tarra, tarra memberikan gita tas yang ia belikan dan ia minta maaf karna telah merusak tas gita.
" kau mengakui nya?" tanya gita sambil tertawa " kalau begitu urusan kita sudah selesai ya aku masuk " sambung gita
" hanya itu?" tanya tarra membuat gita melirik ke arah tarra heran
" hahaha memang nya apa lagi yang kau inginkan ?" tanya gita sambil tersenyum menggoda tarra
" kenapa kau tidak ber reaksi apa pun " ucap tarra kecewa karena ia melihat ekspresi gita yang biasa saja ketika ia memberikan nya tas. Gita batuk membuat tarra menjadi khawatir ia memegang bahu gita dan menundukan sedikit kepalanya melihat wajah gita
" kau demam" tanya tarra yang meletakan tangannya di dahi gita, namun yang gita lihat adalah tarra di jaman dulu tapi ia tak tahu jika itu adalah tarra. Gita menampik tangan tarra dan masuk ke dalam.
803Please respect copyright.PENANAd2khTATmE8
Gita duduk dan mengatur nafasnya, dokter tita datang dan melihat tas baru gita
" kau membeli tas ini?" ucap dokter tita mengomentari tas baru gita
" hadiah" gita menjawab dengan pelan
" oh bagus sekali" dokter tita menjawabnya sambil memegang tas itu
" aku suka, suka sekali" jawab gita namun ia menatap keluar dan sudah tidak menemukan tarra disana
803Please respect copyright.PENANAXRlEVedRj4
Sedangkan tarra berada di dalam mobil nya dengan perasaan kesal karena gita tidak memuji tas pemberian nya. Dika yang duduk di samping nya terlihat kebingungan melihat tarra yang masuk dengan keadaan kesal itu,
" kau kenapa?" tanya dika namun tarra memukul dirinya membuat ia kaget dan semakin bingung " wanita itu tidak suka tas nya?" tanya dika
" apa kau benar-benar tahu tentang wanita " tanya tarra emosi ke dika
" hei yaa!!! Tarra kau ingat perjanjian kita kau dilarang menggunakan kekerasan fisik maupun mental" ucap dika mengingatkan tarra tentang perjanjian mereka
" kau tau apa yang disukai gita?" tanya tarra
" aku " ucap dika sambil tertawa membuat tarra makin kesal dan ia memukuli dika namun dika tidak marah ia malah tertawa karna persahabat mereka mulai kembali seperti dulu
803Please respect copyright.PENANAyncSlJ3wHe
Esok paginya tarra sudah bersiap dari pagi ingin pergi ke klinik untuk menemui gita lagi, di belakang pintu dika tertawa melihat tarra yang begitu semangat hari ini.
" kau mau kemana?" tanya dika
" kau hari ini akan aku ajak kencan dengan gita" ucap tarra sambil tersenyum ke arah nya
" aku curiga" dika menjawab nya namun tarra memperlihatkan tali pengikat yoo di tangannya dan akhirnya ia paham apa yang tarra maksud
803Please respect copyright.PENANAOVBVGUQjC8
Di klinik gita sedang bekerja dan melayani seorang pelanggan tentang makanan hewan, tiba-tiba tarra datang membawa yoo membuat gita terkejut
" aku minta 10 bungkus makanan hewan terbaik untuk yoo" ucap tarra ke arah gita sambil tersenyum, namun gita tidak memperdulikan tarra yang tersenyum ke arah nya gita hanya tertuju pada yoo dan sangat senang melihatnya, dan semua nya datang menggerumuni yoo mengelus-elusnya tarra hanya menunggu nya dengan kesal bahkan gita mengambil foto dengan yoo, itu membuat tarra tambah kesal.
Tiba-tiba adnan datang dan melihat tarra, tarra langsung membawa pergi anjing nya .
803Please respect copyright.PENANA4PYJHWKhSh
Sampai di luar anjing itu berubah menjadi dika, mereka lalu melihat gita keluar dengan adnan
" kau mau minum teh?" tanya gita menawarkan adnan untuk minum teh dengan nya
" apa kau mau pergi ke pinggir kota?" tanya adnan
" aku tidak bisa, aku masih bekerja" jawab gita menolak ajakan adnan
" oh baiklah, kalau begitu bisa kita ke cafe saja ?" tanya adnan lagi
803Please respect copyright.PENANApLB3sA4s4Y
Tarra dan dika memperhatikannya dari jauh dengan rasa kesal terutama tarra
" apa aku harus menggigit adnan" ucap dika kesal melihat gita dan adnan di hadapannya namun tarra memilih pergi
" kenapa kau pergi seharusnya kau mengikuti mereka dan memisahkan mereka " ucap dika kesal sambil terus berjalan mengikuti tarra dan menjauhi mereka
" aku tidak mau. Ayo pergi kita harus selesai kan novel itu" ucap tarra dengan perasaan kesal namun ia terus menahannya karna ia tidak mau ada urusan lagi dengan adnan
803Please respect copyright.PENANAFWlTNT2dkJ
*******
803Please respect copyright.PENANAmUsV2WAJ0c
803Please respect copyright.PENANArZV99HqymC
" sepertinya aku tidak bisa pergi ke ruangan kerja mu lagi" ujar gita yang saat itu sedang berada di cafe dengan adnan
" apa tarra melarang mu?" adnan menanyakan nya pada gita
" tarra? Tarra tidak ada sangkut paut nya dengan ku" jawab gita tegas " hanya saja aku masih ingin menyelesai kan skripsi ku dan rasanya aku belum cocok untuk jadi asisten ka adnan" ucap gita ke adnan ia terus menundukan kepalanya sambil mengaduk-aduk kopi di cangkir itu, membuat suasana menjadi canggung
" aku ingin melakukannya bersama-sama" ucap adnan
" aku akan membantu kak adnan , aku akan terus mengirimkan naskah pertanyaan dan penjelasannya kepada mu tapi aku tidak bisa datang ke ruang kerja mu" ucap gita menatap wajah adnan
" baik lah, lakukan apapun yang kau sukai " jawab adnan sambil tersenyum ke arah gita
803Please respect copyright.PENANAfPjKGOO5wn
Suasana berbeda terjadi ketika adnan dan gita berpisah, adnan yang langsung kembali ke ruang kerjanya terlihat sangat emosi. Ia bertanya-tanya apa gita tidak ingin memiliki hubungan pribadi dengan nya. Lalu ia teringat perkataan tarra Yang mengatakan ia tidak akan membiarkan adnan mengambil gita, lalu adnan melemparkan gelas nya kesal
803Please respect copyright.PENANAHQiMu8lEBj
*****
Dika sedang bersiap-siap untuk menulis sedangkan tarra masih sibuk menatap keluar dari jendela sambil melipat tangannya, ia terus menatap langit
" apa kau tidak ingin menulis??" dika menanyakan nya ke tarra karna sejak ia pulang dari klinik tarra terlihat aneh,
" diam " jawab tarra
" aku punya permintaan " ucap dika
" apa lagi yang kau ingin kan tuan hantu yang terhormat" jawab tarra kesal
" aku sedang berusaha merasuki orang-orang ini " ia memilih beberapa dan memperlihatkan fotonya ke tarra, di photo itu ada aktor muda yang tampan, jefri nichole, adipati dolken, rizki nazar orang-orang yang ada di photo itu, dika meminta tarra memilih
" kenapa tidak kau coba kau rasuki saja ketiga nya" ucap tarra kesal
" coba tolong kau tanya pada gita" ujar dika yang menyuruh tarra menyakannya langsung ke gita
803Please respect copyright.PENANAKnrN0Bytd9
Tarra menunjukan ketiga photo itu ke gita dan meminta gita memilih yang mana yang paling dekat dengan tipenya , gita terdiam
"ah aku sudah tau" jawab tarra
" sudah? Kau tidak punya pertanyaan lagikan kalau begitu aku masuk " ucap gita namun tarra menahannya
" apa kau menyukai adnan?" tanya adnan ke gita
" tanpa memandang pria atau wanita " jawab gita
" penulis juga punya jenis kelamin" ujar tarra kesal karena gita selalu mengatakan itu
" kenapa kau marah?" tanya gita namun tarra hanya terdiam dan lalu ia hendak pergi
" wanita itu seperti apa?" tanya gita, " wanita yang kau bilang mirip dengan ku" tanya gita lagi namun tarra menatap dika, dika hendak mengajak tarra pergi
" ayo jalan-jalan" ucap tarra
803Please respect copyright.PENANAdLisgq2ahE
Akhirnya mereka pergi jalan-jalan gita berjalan bersama tarra diikuti oleh dika
" siapa wanita yang mirip dengan ku itu" tanya gita sambil terus berjalan dika melirik ke arah gita dari arah samping
" dia wanita yang keren " jawab tarra sambil melirik kearah dika yang masih memperhatikan gita " pemberani dan punya tujuan, dia jago menembak dan juga seorang pejuang dia meminta ku agar aku menulis sesuatu yang luar biasa" ucap tarra sambil membayangkan wajah gita di masa lalu sedang tersenyum ke arah nya
" kedengarannya seperti marianna anna atau anne ? " ucap gita tersenyum dan tarra pun tersenyum dika pun sama
" apa kau mengenal nya?" tanya tarra
" tentu, dia tokoh di novel mu kan" jawab gita " apa dia cantik?" tanya gita lagi, tarra langsung melihat wajah gita begitu juga dika , mereka sama-sama melihat wajah gita
" cantik" ucap tarra dan dika bersamaan
" oh" jawab gita " apa yang terjadi dengan mereka selanjutnya?" tanya gita penasaran
" ah!!! Kau spoiler" ucap tarra sambil mengacak-acak rambut gita sambil tersenyum dan gita tertawa senang. Lalu mereka terus berjalan namun kemudian tali sepatu gita terlepas untungnya tarra memegangi gita yang hampir terjatuh. Gita memandangi tali sepatu nya yang lepas ia penasaran siapa seseorang yang sebegitu merindukannya sampai tali sepatunya terlepas.
Ketika gita hendak mengikat tali sepatunya itu tapi tarra bergerak dan jongkok untuk mengikat tali sepatu gita
" ada seseorang yang sangat merindukan mu" ucap tarra sambil mengikat tali sepatu itu " seseorang yang sudah 100 tahun menunggu untuk bertemu dengan mu. Mungkin kau tidak sadar tapi seseorang itu selalu memperhatikan mu " ucap tarra, lalu terlihat dika yang tersenyum ke arah para sahabat nya itu, ia sangat merindukan sahabatnya itu, dan sekarang ia sudah bisa bertemu dengan mereka
" aku terharu" ucap gita saat mendengar perkataan tarra barusan " siapa dia? Apa dia makhluk halus itu?" tanya gita namun tarra hanya tersenyum padanya
" aku lapar" gita terdiam karna suara perut nya terdengar sangat kuat dan tarra hanya tertawa
Akhirnya Mereka pergi ke restoran mie di dekat apartemen gita,
" kenapa kau tidak menulis lagi?" tanya gita sambil terus mengunyah mie di dalam mulut nya
" kau menunggu ku?" tanya tarra tersenyum menatap gita yang sedang makan di hadapannya dengan terburu-buru " aku tidak pergi, kau boleh makan dengan tenang" ucap tarra sambil mengambilkan tissu Untuk gita
" makasih " gita mengambil tissu itu lalu mengelapkannya ke bibirnya " aku kan penggemar pertama mu jadi aku punya hak " sambung gita
Lalu tarra teringat ucapan gita di masa lalu, kalau ia akan menjadi penggemar pertama tarra
" kau memikirkan wanita itu lagi" tanya gita ke tarra kemudian tarra hanya terdiam dan gita menyakini itu benar
" aku merasa tidak enak " ucap gita sambil meminum air di sampingnya
" kenapa?" tanya tarra
" perasaan ku tidak enak padahal kita hanya berdua tapu aku merasa seperti sedang bertiga " ucap gita dan memang mereka sedang bertiga di tambah dika yang duduk disamping gita
" hahaha kau" tarra tertawa meledek dika yang tetap tidak di lihat oleh gita walau sudah banyak melakukan ritual di rumah, dan dika melihat dengan tatapan kesal namun tarra terus tertawa dan gita menjadi bingung
" oh ya .. Lalu bagaimana dengan kau? Kenapa kau berhenti menembak?" tanya tarra membuat gita kaget dan meletakan peralatan makanannya, namun kemudian ia tersenyum ke arah tarra
" kenapa kau penasaran?" tanya gita " kita bahkan tidak dekat, kau juga bukan teman ku .. Semua orang yang tahu rahasia ku pasti akan meninggalkan ku " ucap gita lagi " apa kau akan pergi juga kalau kau tau?" tanya gita ke tarra
" siapa yang meninggalkan mu seperti itu?" tarra bertanya balik ke gita
" kenapa juga aku harus memberitahukan mu" jawab gita namun tarra terus menatap nya dengan mata memohon ke gita " saat aku memegang senjata aku melihat kehidupan sebelumnya, aku melihat diriku sendiri sedang menembak dan membunuh seseorang" ucap gita namun tarra hanya terdiam
" siapa yang kau bunuh itu?" tanya tarra
" aku tidak tahu, tapi aku merasakan bahwa orang itu sepertinya bukan orang yang seharusnya aku bunuh. Saat aku memikirkan hal itu aku merasa sedih dan merasa paling buruk , bahkan tanganku tidak bisa berhenti bergetar " ucap gita. Dika menatap gita dengan rasa tak percaya
" lalu, bagaimana pertama kali amar dan mahar bertemu pertama kali dengan anna atau anne itu ?" tanya gita membuat dika kaget dan tarra pun kaget mendengar nya
" kau mau spoiler lagi?" jawab tarra, namun kemudian kilasan masa lalu muncul di fikiran tarra
803Please respect copyright.PENANAxBsYqMtPk2
Malam itu disebuah gedung pertemuan di daerah batavia, terdapat acara yang di hadiri oleh para petinggi bangsa dan kolonel-kolonel belanda yang datang ketempat itu untuk melakukan Jamuan makan malam
" Kau Lihat mereka bermuka dua" ujar tarra ke dika yang saat itu sedang meminum beer nya dan sedang memperhatikan keadaan sekitar banyak warga pribumi yang diundang semata-mata hanya untuk menjadi alibi para kolonel-kolonel pasukan netherland untuk mengajak pribumi bekerja sama dengan mereka lalu membuat mereka menjadi tahanannya
Suara musik terus mengalun kencang di dalam sana, suasana sangat bising dan terdengar suara gelas yang saling beradu dan kemudian tertawa mengisi sebagian besar suara di ruangan itu. Tarra melihat ke arah jam besar yang berada di tengah ruangan itu dan melihat ada Seorang gadis disana yang sedang berdiri memegang gelas wine di tangannya dan sedang berhadapan dengan seorang laki-laki, namun Sepertinya gadis itu terlihat risih akan keberadaan laki-laki itu lalu si gadis itu berlari pergi dan duduk di meja VVIP di acara itu. Dika menyadari siapa yang menjadi pusat perhatian tarra malam itu, gadis itu berambut Coklat ikal, berkulit putih susu, Bermata coklat Dan berlesung pipi ketika ia tersenyum , Menggunakan Gaun biru tua lengkap dengan sepatu hak tinggi dan topi melengkapi nya malam itu, gadis belia itu duduk diantara para petinggi-petinggi yang datang malam itu
" marianne annime gladys" ucap dika tersenyum, lalu tarra melihat ke arah dika dan ketika mereka berdua melihat ke arah anne, dia juga melirik ke arah mereka dan mereka melakukan kontak mata dengannya
" Ayah nya target selanjutnya" ucap dika membuat tarra kaget
" maksud mu bung?" tanya tarra makin penasaran
" kau lihat laki-laki disamping nya Itu? " tanya dika, lalu tarra melihat ke arah laki-laki di samping anne yang sedang merangkul nya itu dan sedang tertawa
" dia tunangannya" sambung dika membuat tarra kaget dan melotot ke hadapannya " dan dia adalah target kita selanjutnya" ucap dika
" ck, menantu yang membunuh mertuanya ya " ucap tarra sambil meminum beer di gelasnya “bestel dit drankje nog een keer" Ucap tarra
" Dan gadis itu adalah bangsawan yang harus kita lindungi" ujar dika
" kau sudah gila ya mahar!! Dia itu netherland! Bisa saja ini hanya jebakan, coba kau pikir, mereka orang-orang yang licik, benar-benar licik" tarra kesal dengan rencana dika kali ini ia membanting gelas ke atas meja Membuat dika kaget dan mencoba menjelaskannya
" dia pribumi amar! Ibu nya wanita keraton di soerabaia), Kau harus melindungi warga pribumi juga" dika mencoba menenangkan tarra dan mencoba menyusun rencana agar mereka dapat berhasil di misi saat ini
" ayahnya? Lalu kenapa ayah nya jadi target mereka selanjutnya" tanya Tarra masih dengan perasaan marah
" dia ketua aliansi pemuda djawa, namun informasi nya bocor. Mereka mambuat pasukan untuk merebut kembali cadangan senjata untuk para TKR yang disita oleh prajurit netherland dan di gunakan untuk kepentingan mereka " ucap dika membuat tarra berdiam lalu ia melirik anne kecil sedang berada disana bersama asap-Asap rokok dan minuman yang belum waktu nya ia tau, sesekali anne melirik ke arah tarra lalu tarra membuang tatapan itu begitu juga Anne,
803Please respect copyright.PENANAiCi4SEbcKZ
Tarra terdiam diruang kerja nya saat semua nya tiba-tiba menjadi normal ia kembali ke ingatan masa kini. Ia melihat ada dika sedang berdiri didepannya
" apa kau tau sesuatu?" tanya dika
" aku lihat gita, tapi bukan gita yang aku lihat dulu. Kali ini dia terlihat tertekan dan terlihat sedih" ucap tarra namun tatapan nya masih kosong
" kau lihat gita seperti apa?" tanya dika yang menarik kursi dan duduk berhadapan dengan tarra
" dia, dia dengan gaun panjang warna biru masih belia" jawab tarra sambil mengingat-ingat kilasan masa Lalu itu " terlihat menyedihkan dan terasa di kekang" lanjutnya
" seperti wanita belanda" tanya dika
" iya .. Seperti itu, seperti wanita belanda namun lebih mirip wanita belanda berdarah jawa" ucap tarra Namun dika hanya tersenyum mendengar nya
" aku juga tidak menyangka kalau gita memiliki ingatan tentang kehidupan masa lalu nya, tapi seperti nya dia tak tau kalau dia adalah anna " ucap dika
" kalau novel itu di terbitkan gita pasti akan menyadari nya" jawab tarra melanjutkan
" apa mungkin orang yang gita bunuh itu salah satu dari kita" tanya dika membuat tarra melihat kearah nya dengan perasaan bingung
" apa kita harus tetap melanjutkan novel ini?" tanya tarra ke dika
" isi kontrak yang kita buat menyatakan apapun yang terjadi kita harus menyelesaikan novel ini" ucap dika membuat tarra terdiam dan ia mengerti lalu ia mengajak dika untuk melanjut kan novel tersebut
" kita buat novel ini selesai terlebih dahulu, setelah itu kau bebas mau mempublikasi kan nya atau hanya menyimpan novel ini" ucap dika lagi
" lalu kapan kita bertiga bertemu? " tanya tarra ke dika
" saat para tentara netherland membawa senjata dan bahan peledak ke batavia membunuh pimpinan pemuda yang ada disana dan ternyata ia adalah kolonel pergerakan pemuda indonesia dan gita adalah putri nya yang akan di asing kan ke buitenzorg hari itu adalah hari kematian ayah nya" ucap dika menjelaskan ke tarra
803Please respect copyright.PENANAF6LSU0qNrM
Sementara itu diapartemen gita duduk di pinggir balkon melihat kota jakarta saat itu, ia memandang jauh kedepan sambil memikirkan penjelasan tarra tentang anna ia termenung lama disana kemudian kilasan masa lalu muncul di sana terlihat ia menggunakan pakaian berwarna krem sedang duduk di kamar nya lalu banyak suara tembakan dan ia terlihat menangis di depan rumah nya lalu gita langsung memejamkan matanya dan terduduk lemas sambil mengatur nafasnya, di dalam ingatan itu ia melihat seseorang tewas di belakangnya dan ia hanya bisa menangis
" itu aku .." ucap gita sambil menangis dan memegang dada nya yang mungkin terasa sesak
803Please respect copyright.PENANA6KCLZycVoB
*******
Seorang gadis belia sedang duduk di meja riasnya dan sedang menatap wajahnya yang masih penuh dengan riasan itu, rambut nya yang halus sedang di sisir pelan dan ia tampak memperlihatkan wajah nya murung itu ke verzorgenya yang sedang menyisir rambut nya itu
" nona cantik sekali malam ini" ucap verzorge itu
" aku benci kau bilang seperti itu " jawab nya ketus
" sorry miss anne" jawab si verzorge itu dan menundukan kepalanya, gadis itu masih di depan cermin dan melihat dirinya yang berkulit pucat, bermata coklat dan berambut blonde itu masih dengan tatapan sinis
" kau tau, aku paling benci bertemu dengan pria itu, kau tau aku benci kepura-puraan yang selalu aku jalani. Aku benci harus menjadi anggun disetiap saat, aku benci harus tersenyum ke mereka, aku benci harus melihat teman sebaya ku di siksa di depan mata ku, dan aku membenci gadis di depan ku yang tidak bisa berbuat apa-apa" ucap gita dengan nada sedikit emosi di depan cermin, verzorge itu masih terus merapikan rambut nya
" nona, kau cantik. Cantik sekali, kau pintar dan kau pemberani kalau ada suatu kesempatan kau harus merubah semua ini, kau harus menyelamat kan negara mu, kau harus membebaskan bangsamu, kau bukan satu dari mereka yang mencoba merebut tanah air mu, kau bukan seperti mereka nona anne!!, kalau kau di beri kesempatan lagi tolong selamat kan teman-teman mu, nona anne kau bukan seperti mereka (wanita netherland) kau itu wanita yang di miliki oleh indonesia, wanita cantik yang bukan hanya dilahirkan di indonesia namun kau di lahirkan untuk menjadi pemudi yang di pintar untuk menyelamatkan rakyat mu, keluargamu, teman-teman mu dan cinta mu" ucap verzorge itu, membuat gita mendengakan kepalanya menatap nya ia hanya tersenyum dan kemudian suara tembakan terdengar dari depan rumah, suara sepatu para tentara terdengar mengepung kediaman gita malam itu, gita terlihat ketakutan suara teriakan mulai terdengar dari belakang rumah dan diiringi suara tembakan, saat suara tembakan itu terdengar gaduh di belakang rumah suara teriakan itu lenyap seketika, meja riasnya terus bergetar seiiring langkah kaki para tentara yang bergerak mendekat dan mencoba masuk ke dalam rumah.
Gita memegang tangan verzorge nya yang sama-sama ketakutan itu di kamar, lalu verzorgenya menarik gita keluar dari kamar untuk mencoba melarikan diri lewat pintu belakang rumah, gita dan verzorgenya berlari menuju dapur namun ketika ia melewati ruang tengah ia melihat sang ayah di tembak dari jarak dekat dengan senapan laras panjang tepat di jantung ayah nya, sontak gita kaget dan hampir berteriak namun mulut nya di bekap oleh verzorge nya dan menyuruh gita untuk tetap diam, namun kaki gita lemas dan tidak kuat berjalan ia rubuh kaki nya tidak sanggup menopang tubuhnya dan hari itu ia melihat ayah nya tewas di bunuh oleh pasukan ayah nya sendiri, pasukan yang mengkhianti pimpinan nya sendiri, pasukan yang membunuh orang yang harusnya ia lindungi, ia melihat mereka membunuh ayahnya di depan matanya, darah segar mengalir dan meresap ke karpet yang ada diruangan itu, ruangan redup itu. Gita melihat ayah nya jatuh tersungkur di lantai dan mencoba terus untuk berteriak dan menyelamat kan sang ayah, namun verzorge nya itu membekap mulut nya dan memeluk gita kuat. Malam itu hati gita hancur melihat ayah nya terbunuh dan ia lagi-lagi tidak bisa melakukan apapun untuk membantu satu-satu nya orang yang ia sayangi di dunia dan malam itu, seharusnya ia merayakan jaardag (hari ulang tahun) bersama ayah nya namun jaardag kali ini berbeda untuk gita. Ia masih menangis di belakang jam besar bersama verzorgenya yang terlihat takut itu, ia menatap mata verzorgenya yang juga sudah menangis disana
" nona, kau harus selamat" ucap pelan si verzorge kepada gita dan gita hanya mengangguk " nona anne harus hidup, hidup seperti pribumi yang cinta tanah air nya" ucap verzorge itu lagi " kau bisa keluar lewat pintu belakang dan terus berlari sampai ke pusat kota. Anne paham?" ucap nya, lalu ia melepas kan gita untuk pergi dari belakang jam besar itu dan keluar lewat pintu belakang " kau harus bersembunyi nona anne, lari dan bersembunyi" teriak vorgenya, entah dari mana ia terus mendengar suara tembakan yang tidak ada henti-henti nya, peluru-peluru terus di luncurkan, namun gita tidak memperdulikannya ia terus berlari agar tidak tertangkap oleh pasukan itu. Namun saat ia menengok ke belakang ia melihat verzorgenya sudah tergeletak berlumur darah di kepalanya karena luka tembak dan gita menahan tangis nya dan terus mencoba pergi dari rumah itu.
803Please respect copyright.PENANAu5loFKh5Td
Para pasukan menjaga tempat tersebut, dua orang memakai topeng terlihat bersembunyi di balik tembok besar di halaman rumah tersebut, dan melihat situasi sekitar ia menengok ke arah para pasukan dan membuat pasukan tersebut sedikit curiga
" informasi kita bocor" ucap salah satu dari pria bertopeng ini
" kolonel Edward Van Brouwer sudah mati tertembak, sekarang cari keberadaan putri nya kita harus mendapatkannya hidup-hidup" ucap salah satu pasukan ke pasukan lain nya membuat para pasukan itu berpencar keseluruh sudut rumah itu,
Gita berhasil melarikan diri dan ia berlari ke dalam hutan, namun tanpa ia sangka para pasukan prajurit itu mengejarnya dan berhasil menangkap nya, namun ia menggigit tangan salah satu prajurit itu dan membuat nya kesakitan dan memegangi tangan nya namun suara tembakan terdengar tepat mengenai prajurit di samping gita itu dan suara tembakan kembali terdengar kali ini banyak prajurit yang mati karena terkena timah panas itu yang meluncur dari balik semak-semak. Pria bertopeng itu datang menarik tangan gita dan mengajak ia pergi menjauh, mereka berlari kedalam hutan menghindari sisa pasukan yang masih hidup yang terus mengejar mereka.
" kau harus bersembunyi sementara waktu" ucap pria bertopeng itu dan memberikan sebuah korek yang bertuliskan De' Aleanor
" kau pergi kesana dan kau temui orang yang bernama mahardika" ucap laki-laki bertopeng itu Namun tiba-tiba tangannya terkena luka tembak membuat mereka menjadi panik di sana
" siapa nama mu?" tanya gita
" kita tidak punya waktu" ucap laki-laki itu lalu pergi. Gita memperhatikan pria itu berlari pergi menjauh, meninggalkan gita di hutan gelap lalu ia mendengar suara tembakan lagi malam itu memecah keheningan hutan dan saat itu gita sadar kalau saat ini ia sendiri di dunia.
" papah, ibu gita sendiri" ucap gita pelan
803Please respect copyright.PENANAZZMx5cCtbF
********
Pria itu berada di sebuah ruangan dan menaruh pistol di sebuah tempat di bawah lantai kayu dan mengambil sebuah kotak. Pria itu mulai mengobati lukanya dan ternyata pria itu adalah amar.
803Please respect copyright.PENANAgrSlY6P9j9
Di De' aleanor mahardika membawa anne, di dalam bar anne menengok kanan dan kiri ini ia seperti orang yang kebingungan dan ketakutan namun mahardika hanya tertawa melihat gadis kecil disampingnya itu
" siapa nama mu?" tanya mahar ke anne sambil memberikan nya minum
" marianne annemie gladys, anne!! " ucap anne
" kau bisa membantu ku? Bisakah kau menyamar menjadi seorang pria dan bersembunyi semenatara waktu?" tanya mahardika, membuat anne terdiam menatapnya namun mahardika tetap tertawa kecil
" hehe kau takut padaku? Aku akan membantu mu tolong percayakan pada ku" ucap mahardika, namun kemudian amar datang
" siapa dia mahar?" tanya amar yang langsung duduk di sebelah anne, membuat anne menjadi Tidak nyaman
" Marianna Ajeng Ambarwati. Anna namaku Anna" ucap anne tegas membuat amar heran dan mahar hanya tertawa mendengar nya
" aku lebih menyukai nama itu" ucap mahar dan anne membalas nya dengan tertawa, suasana disana berubah menjadi hangat Banyak tawa di antara mereka bertiga malam itu, setidak nya anne melupakan kejadian malam ini . Dan mulai malam ini anne merubah namanya menjadi anna ia harus menyamar menjadi seorang laki-laki untuk tetap bisa hidup diantara mereka
" kau mirip anak perempuan" anna mengomentari penampilan amar
" hei jaga mulut kau bung" amar yang tidak terima mendorong kesal anna, ketika anna hendak memukul amar, amar tak sengaja menyentuh tangan anna membuat nya kesakitan jadilah mereka berdua bertengkar sampai mereka dewasa mereka terus bercanda bersama.
803Please respect copyright.PENANAw2CmqnfEVk
Dika menceritakan hal tersebut dan gita nampaknya juga melihat ingatan masa lalu nya itu,
" lalu cerita selanjutnya bagaimana?" tanya tarra penasaran
" kau ingat yang tertulis di kontrak aku akan menceritakan satu cerita setiap hari" ucap dika namun tarra bingung apa mereka membuat seperti itu
" itu akhir kisah untuk hari ini " sambung dika
803Please respect copyright.PENANAOWhv1GCcJ0
********
" aku minta bantuan mu lagi" ujar ibu adnan yang sedang berbicara dengan reporter firman lewat telphone
" kau mau apa lagi?" tanya firman
" aku minta kau mencari daftar investor yang akan berinvestasi dalam proyek 10 dolar milik tarra" ucap ibunya adnan ke firman " aku akan memberikan sebanyak yang kau minta kalau kau mau membantu ku" sambung nya lagi sambil melihat ke arah halaman depan melihat adnan yang baru keluar dari mobilnya
" untuk apa ?" tanya firman
" aku ingin kau menyebarkan gosip ke seluruh investor itu kalau dirgantarra sudah berhenti menulis" ucap ibu adnan lalu mematikan panggilan telphone itu, ia lalu mencari sebuah nama di ponsel nya dan langsung menelphone nya
" hallo" ucap seseorang dari sebrang panggilan telphone itu
" aku ingin menanyakan sesuatu pada mu" ucap ibu adnan " jika kontrak itu di batalkan karena kesalahan seseorang berapa denda yang harus di bayarkan?" tanya ibu adnan kepada seseorang di sebrang telpon itu sambil menyeringai tajam
803Please respect copyright.PENANAqbBkzMKJhK
******
Di ruangan kerja ayah adnan sedang melihat komentar-komentar tentang tarra yang tak melanjutkan ceritanya, ia teringat saat terakhir kerumah tarra. Ia melihat naskah novel takdir di bawah meja itu dan ternyata ia tidak melihat dika saat itu namun tarra keburu datang. Tiba-tiba suara ponsel berdering ternyata ia mendapat panggilan dari ceo damar tentang tarra yang tak bisa memenuhi tenggat dan berhenti menulis membuat ayah adnan menjadi khawatir terhadapt kondisi tarra saat ini.
Ia mengeluarkan mobilnya dan bergegas pergi mengunjungi tarra di rumah nya, sampai disana ia melihat tarra sedang memberikan makan yoo di halamannya ia berjalan menghampir nya dan menepuk pundak nya membuat tarra menengok dan melihat siapa yang datang. Saat ia melihat seseorang yang memegang pundak nya itu membuat tarra kaget ia melihat ayah adnan di belakangnya sedang tersenyum dan menghalangi sinar matahari yang memamapr langsung ke wajah nya. Lalu mereka masuk kedalam rumah dengan canggung, tarra berjalan menghampiri ayah adnan sambil membawa kopi dan duduk di hadapan ayah adnan sambil menatapnya
“ kenapa kau berhenti menulis” tanya ayah adnan ke tarra, namun tarra mendengarnya seakan acuh tak acuh namun saat ia melihat ayah adnan ia masih ingat saat ayah adnan masuk ke ruang kerjanya dan melihat dika disana tarra masih berpikir demikan namun nyatanya saat ayah adnan masuk ke dalam ruangan itu ia tidak melihat siapapun disana, ia hanya melihat naskah takdir tergeletak di bawah meja itu,
“ bukannya kau menginginkan aku untuk berhenti menulis” ucap tarra terus terang
“ kau salah paham tarra “ ucap ayah adnan mencoba meluruskan permasalahan mereka “ aku tidak ingin kau berhenti untuk menulis, kalau kau memutuskan untuk berhenti menulis itu adalah keputusan mu “ sambung ayah adnan
“ aku bukan anak kecil lagi yang bisa kau selamatkan” ucap tarra ketus ke ayah adnan
803Please respect copyright.PENANA1qYohJYK3v
[flashback]
803Please respect copyright.PENANAEHWKLqDTbC
Di ruang kerja ayah adnan sedang berbicara dengan tarra sambil memegang naskah novel yang di buat tarra
“ ini novelmu?” ucap ayah adnan ke tarra sambil membaca novel yang di buat adnan namun ia tau bukan adnan yang membuatnya , namun tarra hanya menunduk dan menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya “ jawab aku dirgantarra!!” teriak ayah adnan ke tarra
“ kenapa kau pura-pura tidak tau, aku dan adnan memiliki gaya penulisan yang berbeda” ucap tarra
“ aku tidak tau! Aku ingin kau membuktikan jika novel itu kau yang membuatnya” ucap ayah adnan ke tarra, ayah adnan mengira jika tarra tidak suka kalau ternyata adnan memenangkan lomba terlebih dahulu di banding ia dan hal itu membuat tarra kecewa karena ayah adnan tidak percaya padanya
“ wajarlah kalau kau membela anak mu” ucap tarra sambil menyunggingkan bibirnya dan memaksakan untuk tersenyum ke hadapan ayah adnan itu. namun ayah adnan pura-pura tidak mengerti apa yang tarra katakan
“ aku tidak akan menginjakan kaki di rumah ini lagi “ ucap tarra lalu pergi meninggalkan ruangan itu, ayah adnan terus menatap tarra yang pergi meninggalkan ruangan dengan membanting pintu
803Please respect copyright.PENANA0hRLstmdc5
*********
“ aku tidak akan memberi tahu kepada siapapun, tentang naskah itu” ucap tarra namun perkataan itu membuat ayah adnan kecewa karena ia tidak bisa merubah pikiran tarra, tapi setidaknya ia sudah meminta agar tarra tidak berhenti menulis.
803Please respect copyright.PENANATwuHBZ56Kv
******
Dika menghampiri tarra yang tengah menyendiri di depan jendela besar di rumah itu sambil terlihat berfikir
“ aku ingin sendiri “ ucap tarra yang menyadari kehadiran dika di belakangnya itu,
“ sebaiknya kau tak sendirian, seharusnya kau bersama seorang teman “ ucap dika
“ kita belum berteman” ujar tarra
“ baik-baik akan aku ralat, seharusnya kau bersama seseorang yang kau anggap menjadi teman “ ucap dika merubah kata-katanya
“ aku tidak punya orang seperti itu dan lebih baik kau diam” ucap tarra menyuruh dika
“ apa kau merasa seperti hidup kalau begitu?” tanya dika yang masih ada di sana belum pergi “ aku melihat mu tidak ubahnya seperti hantu. Oh atau aku melihat dirimu seperti diriku yang sudah menjadi hantu” sambung dika membuat tarra menengok ke arah nya dengan tatapan sinis
“ berhenti membanding-bandingkan ku” ucap tarra marah
“ kalau kau ingin marah-marah lah, kalau kau ingin menyesal minta maaflah dan jika ada kesalah pahaman luruskanlah. Begitulah yang di sebut hidup” ucap dika namun tarra hanya menatap nya dengan sinis
803Please respect copyright.PENANAkr3S64nxR7
*******
Di klinik hewan gita melihat ke luar jendela ia melihat hujan yang turun di luar dan menyisahkan jalanan yang becek dan butiran kecil di kaca klinik yang mengembun
“ apa kau menunggu seseorang?” tanya dokter tita yang datang menghampiri gita
“ apakah hujan ini sudah berhenti?” tanya gita
“ sepertinya” jawab dokter tita
Dan di rumah tarra masih termenung sendirian, ia teringat kata-kata dika tadi
**********
803Please respect copyright.PENANALFmYie09NI
Gita berjalan pulang, lalu ia melihat tarra di depan rumahnya dan membawakan gita obat lalu saat gita melihat tarra di hadapan nya ia menangis
“ kau kenapa menangis?” tanya tarra yang kaget melihat gita yang tiba-tiba menangis di hadapannya
“ aku kira kita tidak akan bertemu lagi “ ucap gita sambil sesegukan dan mengusap air matanya nya dengan tangannya “ aku berharap jika aku bertemu lagi dengan mu, itu yang selalu aku fikirkan “ ucap gita terus terang ke tarra
“ aku ingin melihat mu” ucap tarra
“ apa kau sedang memikirkan anna? Apa ada anna di sekitar kita?” tanya gita ke tarra
“ aku hanya ingin melihat mu “ ucap tarra menjawab pertanyaan gita “ dan hanya ada kita berdua saat ini “ sambungnya lagi membuat gita semakin menangis. Tarra mendekat dan memeluk gita tanpa di sadari dika ada di belakang mereka menatap mereka yang sedang berpelukan itu.
803Please respect copyright.PENANAILhuGqTlRN
-bersambung-803Please respect copyright.PENANAsS44uGyiRd
ns 15.158.61.6da2