Tual, 18 Mei 2033 489Please respect copyright.PENANAYeHXbkKpXO
Sudah 2 hari aku terbaring di ruang pengobatan. Guru Tan memberikan kami waktu 5 hari untuk pemulihan. Luka di tubuhku sudah membaik. Lukaku sudah mengering dan beberapa bekasnya sudah menghilang. Kuharap malam ini menjadi malam terakhirku berada di ruang pengobatan.
Disini tidak hanya aku yang dirawat. Ada Grim, Brendi, dan Blid. Ujian kali ini benar-benar berat.
Kondisi Grim sudah lebih membaik walaupun aku masih bisa melihat beberapa bekas luka ditangannya. Tampaknya gadis itu sudah baik-baik saja. Ia jauh lebih bugar dari yang kukira.
Kulirik Brendi yang sedang berteriak kesakitan saat perawat mengganti perban di lengannya. Walau lukanya kecil, tapi cukup dalam sehingga membutuhkan jahitan. Brendi bertemu beruang saat ujian alam. Aku tak mau membayangkan jadi dia. Mendengarkan ceritanya saja sudah ngeri.
Di sebelah ranjangku ada Blid yang masih makan dengan rakus walaupun kepalanya dibalut perban. Bukan karena tumbuhan atau hewan yang ditemui. Kalian salah kalau menduganya seperti itu. Kepalanya terbentur batu karena kecerobohannya sendiri.
Setelah ujian alam, kegiatan belajar kami dihentikan selama 5 hari untuk proses pemulihan. Hasil ujian kami akan diumumkan pada hari ke 7 setelah ujian selesai dilaksanakan. Jangan kalian pikir setelah itu kami tidak sibuk. Kami masih harus mengikuti ujian pelajaran bertahan hidup, bertarung, dan strategi.
Fixal dan Maxi mengunjungiku setiap hari. Terkadang Mica, Frim, Lyra dan Harem juga ikut.
Kami saling bertukar cerita mengenai ujian alam yang sudah kami lalui.
Fixal yang memang lemah di pelajaran alam hanya mengalami diare selepas memakan jamur yang aku sendiri lupa namanya. Aku yakin Fixal juga tak ingat namanya. Dia terus mengeluh sakit perut semalaman dan bolak balik ke kamar mandi. Tapi dia masih lebih beruntung karena tak perlu pemulihan seperti aku.
Maxi bertemu singa. Tapi ia sangat tau apa yang harus dilakukan. Maxi memanjat pohon setinggi mungkin untuk menghindari terkaman singa yang kelaparan. Dibandingkan aku dan Fixal, Maxi adalah yang paling unggul dalam segala hal. Jujur aku iri dengannya. Dia sering mengajariku dan Fixal pelajaran yang tidak kami kuasai. Dia orang yang rendah hati sehingga aku nyaman berteman dengannya.
Tak hanya Fixal dan Maxi, Mica juga harus menghadapi buaya air asin di ujian alam kali ini. Buaya air asin adalah buaya yang sangat berbahaya karena gigitannya sangat kuat, sekitar 7700 per square inchi. Salah sedikit, nyawanya bisa melayang. Mungkin itulah yang membuat pakaiannya basah saat keluar ruang ujian.
Frim tersengat ubur-ubur dan kakinya sedikit terluka oleh bulu babi saat ujian. Namun lukanya tidak parah, sehingga tidak memerlukan pemulihan. Gadis tomboy itu memang lincah dan pantang baginya untuk terlihat sakit.
Lyra hampir saja memakan Yew Berries, namun si ahli botani itu masih selamat. Ia ragu dengan buah itu sehingga lebih memilih tidak memakannya.
Sedangkan Harem harus menghadapi kawanan bison yang aku tak tau bagaimana cara dia menghadapinya. Dia masih sehat walafiat saat keluar ruang ujian.
Tual, 19 Mei 2033
Aku senang karena pemulihanku sudah selesai.
Tubuhku sudah bugar kembali.
Leganya.
Aku merindukan ranjang kamarku.
Aku menyusuri gedung tempat tinggalku. Semua tersedia digedung ini. Ruang perawatan, kamar, dapur, kelas, auditorium, dan lainnya. Semua yang kami butuhkan, ada disini. Aku tak tau seluas apa tempat ini, Sehari tak akan cukup menyusurinya. Aku sudah terbiasa berjalan disini, jadi sudah cukup hafal dengan tempat-tempat yang biasa ku kunjungi. Meskipun aku hafal, namun sampai saat ini aku tak pernah melihat penampakan luar Edgerian. Semua orang di Edgerian rata-rata berusia sekitar 40 tahunan, kecuali kami para Edger. Merekalah yang mengurus makanan, pakaian, kesehatan, pendidikan dan semua hal yang berkaitan dengan Edger. Kami tidak punya orang tua. Sejak lahir, kami dibawa ke tempat ini untuk diasuh dan dibesarkan dengan baik. Kalian adalah anak yang beruntung. Kata mereka. Kami tidak pernah mencari orang tua kami, karena mereka bilang orang tua kami sudah meninggal. Meskipun tak punya orang tua, tapi kami punya Papa. Papa-lah yang membawa kami kemari dan memperkerjakan banyak orang untuk mengasuh kami. Kami jarang bertemu Papa ,karena beliau orang yang sibuk. Kami hanya bertatap muka melalui layar datar yang disebut TV. Semua orang di Edgerian memperlakukan kami dengan baik.
Meskipun mereka baik, kami bosan dan ingin mencari suasana baru.
Keluar dari gedung ini misalnya.
Tapi setiap kali kutanya, mereka selalu menjawab 'suatu saat'.
Aku benci ketidakpastian.
Aku menyusuri lorong demi lorong yang menjangkau kamarku.
Aku berubah pikiran.
Aku ingin ke ruang tengah saja.
Pasti banyak teman disana.
Benar saja dugaanku, teman-temanku berkumpul disana. TV diruang tengah ini sangat besar, sehingga dari jarak jauh pun kami bisa menontonnya. Tapi mereka sepertinya tak peduli dengan apa yang mereka tonton. Mereka asik dengan aktivitasnya masing-masing. Hanya Lyra yang tampak menikmati tontonan National Geographic, satu-satunya channel di TV kami.
Sangat monoton.
Meskipun aku suka alam, tapi aku bosan.
ns 15.158.61.20da2