Ujian semester ganjil sudah berlalu sejak 3 minggu lali, setiap kali ada pertemuan dengan fajar di ruang konseling pasti aku akan ‘menolongnya’ membebaskan air mani dari sempitnya testis. Lalu setiap kali melakukan hal tersebut entah kenapa aku merasakan ingin ada sesuatu yang lebih, sejak pertama kali aku onani sendiri dan mengetahui kenikmatannya, aku menahan diri sebaik mungkin agar tidak menyentuh diriku sendiri di hadapan fajar. Aku harus menahan diri sampai aku pulang ke rumahku.
Hari ini aku terlalu sibuk dengan surat-surat dan kertas kerja, semua ini karena seminar yang akan diadakan bulan depan, aku harus mencari pemateri, tempat, dan sebagainya, dan aku menghabiskan waktuku sampai petang untuk menyelesaikannya.
Aku bernapas lelah perlahan, penat sekali rasanya ketika aku sampai di mobilku, tas yang berisi kertas kerja dan kertas yang harus kuperiksa aku simpan di jok belakang, sebelum aku masuk ke dalam mobil, mataku dijatuhi tetes air, hujan kah?
Aku cepat masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya, satu persatu mobil guru-guru yang membantu menyelesaikan tugaspun mulai meninggalkan kawasan sekolah itu. Aku menyalakan ac mobil ketika aku sedang memanaskan mesin mobil.
Perlahan mobilku keluar dari kawasan sekolah, dan mataku seakan melihat seseorang yang aku kenal dari punggungnya, fajar?. Dia sedang berjalan di trotoar jalan depan sekolah.
Aku perlahan menghentikan mobil dan ketepi fajar berjalan, lalu aku membuka kaca.
‘fajar... ayo masuk, ustazah antar’ ajakku, fajar sedikit terkejut, sebelum dia masuk dia senyum manis kepadaku. Tas gendongnya dia letakan di dipangkuannya.
‘terima kasih banyak ustazah...’ katanya, aku mengangguk.
‘kenapa kamu pulang telat sekali hari ini?’ tanyaku, melihat fajar masih memakai seragam sekolahnya.
‘ohh itu tadi ada kumpulan club seni, ustazah’ jawabnya polos, aku mengangguk lagi.
‘ehm.. rumah kamu disebelah mana ya?’ tanyaku, fajar kemudia memberiku arahan agar sampai di rumahnya.
Ternyata hujan semakin lebat, dan mataku sendiri susah untuk melihat jalan. Mobil mazdaku itu perlahan memaski kawasan perumahan 2 tingkat.
‘di depan lagi ustazah’ katanya, aku pun terus menyetir mobilku sehingga masuk ke area parkir di rumah paling ujung.
‘ini rumah kamu?’ tanyaku, menunjukkan kepada rumah di sebelah, dia mengangguk.
‘ustazah... mau bantu saya tidak?’ tanyanya, membuat aku sedikit takut, aku menggigit bibir bawahku, wajahku terasa hangat mendengar permintaan fajar.
‘kamu bawa sarung tangan gak hari ini?’ tanyaku, mengingat bahwa hari ini memang tidak ada janji kami bertemu.
‘ehmmm... tidak ustazah’ jawabnya kesal, aku tidak tahu mengapa tetap perasaan hatiku sungguh lebut dengan fajar ini, walaupun dia mesum, tetapi cara dia yang lembut itu membuatku mau menolongnya, aku pun menarik nafas dalam dalam dan memberanikan diri.
‘hemmm... kalau begitu yasudah gapapa... ayo keluarkan...’ kataku perlahan, aku pun ragu dengan apa yang aku katakan, fajar lalu tersenyum sebelum membuka ikat pinggangnya, lalu batang merah kehitaman yang sudah kerasnya ditarik keluar, mendongak ke atas dan keras.
‘emmmph... batang kamu ini.. kalau tidak keras ketika bertemu dengan ustazah mati penasaran sepertinya’ kataku sebelum tanganku perlahan menyentuh batangya, tidak terhalangi apapun, kulit telapak tangan langsung bertemu dengan kulit batang fajar yang keras. Kemudian aku menggenggam perlahan. Lalu dapat aku rasakan panas batangnya itu di genggaman tanganku, membuat suhu tubuhku entah kenapa terasa naik.
‘ummmmm... ustazah...’ dia mengerang perlahan. Bunyi hujan lebat yang turun yang jatuh ke bumi, dan juga area parkir yang tertutupi, membuat aksi mesum kami tak dapat diketahui. Awalnya aku mengurut ke atas dan ke bawah, tanpa sadar kali ini tangan kananku mulai bergerak ke celah pahaku.
Dan aku rasa fajar dapat melihatnya.
‘yhm... ustazah... ustazah mau saya tolong juga?’ tanya dia, mataku membulat mendengarnya.
‘maksud kamu... kamu mau tolong saya... ehm... onani?’ tanyaku. Fajar mengangguk, aku gigit bibir bawahku sambil terus mengurut batang fajar. Sebagian dari pada diriku mau dia melakukan itu, mau merasakan bagaimana rasanya sentuhan lelaki pada vaginaku. Namun aku masih memasang batas untuk ini.
‘baiklah... tapi sebentar saja... kamu jangan melihat... kamu lihat keluar...’
Pintaku sambil menarik tanganku dari batang fajar, fajar memalingkan wajahnya ke luar luar, dia menuruti arahanku.
Aku terus teringat pertama kali aku menyentuh vaginaku sendiri, tidak terlalu teras karena ada lapisan celana dan cangcut yang menghalangiku. Maka... kalau aku mau fajar menolongku, aku harus melepaskan kain yang menghalangi antara aku dan fajar.
Tanganku menarik gamisku ke atas sedikit, cukup untuk aku memasukkan tanganku ke dalam, lalu perlahan aku menarik celana luarku, dan juga cangcutku aku turunkan hingga lutut, kini vaginaku yang sudah basah itu mulai berdenyut dan hanya terhalangi oleh jubah longgarku saja.
‘sudah’ kataku perlahan, fajar memutarkan kembali kepalanya, awalnya wajah fajar masih terlihat biasa saja, namun setelah dia melihat celana innerku dan cangcut dia tersenyum mesum.
‘ustazah...’ panggilnya. Aku sedikit tersenyum, tangannya perlahan memegang pahaku, dia meraba sedikit demi sedikit sebelum tanganya masuk ke dalam celah pahaku.
‘ahhhhhhhhh... fajar.....’ aku mengerang perlahan merasakan tangan fajar diatas vaginaku walaupun masih tertutupi jubahku, aku gigit bibir bawahku sebelum tanganku mencapai batang keras fajar lagi. Mengurutnya kembali ke atas dan ke bawah.
Tangan fajar mulai menggesek-gesek vaginaku dengan lembut, bermain di celah bibir, sengaja aku buka sedikit pahaku memberi ruang kepada tangannya. Sambil tubuhku melenting sedikit ke atas kursi stir, nikmatnya sentuhan tangan fajar membuatku kurang fokus mungurut batangnya.
‘ummmmmph... ustazah...’ fajar mengerang kesedapan sambil ak dapat rasakan jarinya terus mengurut vaginaku yang tertutupi jubah, tanganku yang satu lagi memegang stir mobil erat-erat, menahan nikmat sambil aku mengurut batang keras fajar dengan segala daya upaya.
Aku melihat fajar sedang memperhatikan tubuhku sedang menikmati syahwat melenting menikmati sentuhan jarinya. Membuat aku sedikit malu.
‘emmmmmppph.... fajar kamu lihat apa?’ tanyaku sambil terus mengurut, dan menikmati sentuhan jarinya.
‘sa... saya sedang lihat badan ustazah... pasti badan ustazah seksi di dalam baju gamis ini’ kata fajar, wajahku terasa hangat, malu dengan perkataan fajar. Aku memikirkan jawaban atas kalimat dia, namun dia lalu menyentuh biji kelentitku.
‘ahhhhhh... fajaaaaaaar....’ aku mengerang kesedapan, fajar kemudian bermain di titik itu lama, membuat tubuhku terangkat angkat kesedapan, sehingga aku lupa mengurut batangnya, nafasku juga semaki n berat dan semakin mengikuti usapan jemari fajar.
‘fa... fajar.... ahhhh... kamu pernah melakukan ini sebelumnya?’ tanyaku mengerang kesedapan, lalu aku melihat fajar menggeling di sebelaku.
‘belum pernah ustazah... ummmmph... ini yang pertama... kali’ katanya. Aku menggigit bibir bawah sambil membiarkan kemarinya menari disana semakin cepat. Aku mencoba mengurut batang fajar kembali, namun aku langsung tidak bisa fokus karena nikmatnya jemari fajar bermain main di vagibaku yang sudah basah. Aku dapat merasakan air yang keluar dari vaginaku meleleh ke arah pantaku dan membasahi jubaku.
Tiba tiba fajar memegang tangaku dan yang berada di atas batangnya, lalu dia mengurut batangnya dengan menggunakan tanganku.
‘ummmmph... maaf fajar... sa... saya tidak tahan... ahhhh... nikmat sekali kamu memainkan... ahhh. Pantas memang kamu mau.... ustazah yang mengurut... kamu... ahhhhhhhhh’ erangku kesedapan, aku sudah tidak bisa mengontrol diriku sendiri, aku biarkan fajar mengambil alih kendali tanganku.
Tangaku yang tadinya memedang stir mobil kini aku tarik, kumasukkan ke bawah kerudung panjangku, lalu aku remas dan aku usap puting susuku dengan asal. Membiarkan fajar menonton aksiku. Aku tahu bahwa fajar semakin gemas melihat gerakan tangaku dari bawah kerudung lebarku, karena jemarinya semakin cepat mengusap ngusap vaginaku itu.
Aku dapat mendengar nafas fajar semakin berat, daku aku dapat lihat mata fajar mulai meliar menatap tubuhku yang lebih dekat dari biasanya. Nafasku terlepas penuh dengan nafsu, diiringi erangan manja yang hamoir tenggelam seperti bunyi hentakan air hujan ke atap zenk.
‘ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..... fajaaaaaaar... fajaaaaaaaaaar... ustazah rasa ustazah mau... ahhhhhh ahhhhhhhhhhhh ahhhhhhh’ aku mengerang merasakan diriku semakin dekat dengan puncak kenikmatan. Fajar mempercepat usapan jarinya, dapat aku rasakan jemarinya menyentuh dan bermain di setiap titik sensitif yang membuat tubuhku melenting kian kesedapan.
‘ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.... fajaaaaaaar! Ustazah mau dapat! Keluaaaaaaar! Emmmmmmph!!!’
Aku mengerang sangat kuat sambil aku memegang kembali stir mobil, nafasku berat dan pahaku mengapit tangan fajar di celah itu. Sebelum tubuhku terangkat di tempat di tempat duduk pengemudi, membawa vaginaku klimaks karena kerja keras dan sabar tangan fajar.
Fajar memperlambat usapannya di vaginaku, membiarkan aku klimaks semauku sebelum dia menarik tangannya dari dalam baju kurungku. Aku menarik nafas dalam, mencoba menenangkan kembali diriku setelah mendapat klimaks yang pertama kali dari seorang lelaki. Aku menggigit bibir bawahku sebelum aku mulai kembali mengurut batang fajar, kini giliran fajar yang harus puas. Apakah aku sudah binal?
‘ummmmph... ustazah.... ahhhhh... nikmatnyaaaaa tangan ustazah... ahhhh...’
Fajar mengerang kesedapan, aku dapat melihat matanya masih menjamah tubuhku, aku biarkan saja itu terjadi, malah aku sengaja menarik kerudung panjangku sedikit agar bagian dadaku tercetak dan menyembul keluar, dan aku tahu dia sangat suka melihatnya.
Karena ulahku itu, batang fajar berdenyut kuat.
‘ummmmpph... fajar kamu suka lihat buah dada ustazah ya?’ tanyaku sedikit nakal, fajar mengangguk, aku mengetatkan lagi sedikit kerudungku, lalu aku juga mengetatkan genggaman tanganku di tangan fajar lalu ku urut ke atas dan ke bawah semakin cepat, air mazinya mulai meleleh di tanganku.
‘ummmph... ustazah... aku mau pegang... boleh?’ tanya fajar, matanya masih ke arah buah dadaku, aku menggigit bibir bawahku, sebelum aku mengangguk, atas pertimbangan aku baru saja mendapat klimaks karena sentuhan dia, jadi tidak masalah menurutku dia pegang untuk bisa memuaskan dirinya.
Perlahan fajar mengubah arah tubuhnya menghadap diriku, lalu aku melihat tangannya sedikit bergetar bergerak ke arah dadaku, dia lalu meremas perlahan dari atas kerudung lebarku, dan aku tahu walaupun berlapis kerudung, jubah, dan braku di dalamnya, wajah fajar menunjukkan bahwa dia akhirnya puas dapat menyentuh buah dadaku, itu yang aku dapat tangkap dari sorotan matanya.
‘ehmmmmph... ustazah... saya memang menyangka dada ustazah besar... namun saya tak menyangka akan sebesar ini... ummph..’ dia mengerang kesedapan, tangannya meremas dengan lembut buah dadaku dari balik kerudung, membuat aku juga mendesah menikmatinya.
Wajahku kian memerah dan hangat dipuji fajar, entah kenapa pujian darinya begitu aku sukai, mungkin iya, karena kerudung lebar ini bisa menyembunyikan ukuran bdan perempuan.
Aku melanjutkan urutan pada batang fajar yang panas, dapat aku rasakan remasan tanganya ke buah dadaku semakin kasar dan keras, sebelum dia bersandar. Namun tangannya juga mulai beraksi memegang pahaku, lalu dia mengusap dan meremas lembut, saat dia melakukan itu batangnya berdenyut kuat.
Alamaaaaaak!!! Dia mau memuntahkan lahar maninya!!!
Aku tidak memakai sarung tangan, maka aku tidak bisa memayungkan tanganku ke batang fajar, dan aku juga tidak sempat untuk mengenakan kerudung lebarku karena habislah nanti kalau kerudung ini kotor, nanti teman kontrakanku melihat aku pulang.
‘aahhhhhhhh... ustazah... saya sudah mau keluar... emmmmph’ erangan dan kalimat itu membuat aku hilang arah, karena aku tahu aku tidak bisa membiarkan dia memuntahkan maninya ke bagian mobilku.
‘ustazaaaaaaaaaaaaah... ustazaaaaaaaaaaaaaah... ustazaaaaah...’
Fajar mengerang karena sebentar lagi dia dapat, dengan itu aku membuat keputusan tanpa berpikir panjang, aku cepat cepat menurunkan kepalaku, lalu aku menyumbat kepala batang fajar ke dalam mulutku, lalu tangaku terus mengurut batang fajar semakin cepat.
‘aaahhhhhhhhhhhhhhhhh.... ustazahhhhhhhhhhh....’
Fajar mengerang terkejut dan kesedapan dengan apa yang aku lakukan itu, lalu batang panas itu memuntahkan air maninya ke dalam mulutku, terasa air mani itu panas menyentuh atas mulutku, aku lalu memastikan semua air maninya sudah keluar, perlahan aku menarik batang itu keluar dari mulutku, sambil mengetatkan bibirku, agar tidak ada air maninya yang kembali meleleh ke batang dia.
Aku menarik kepalaku lalu mengelap sedikit lelehan di bibirku, aku membuka mulutku lalu menunkukan air mani itu ke fajar.
‘aakkk uua aaaa maaaa iiii?’ tanya tak jelas. Gerak lidahku ketika aku berkata itu membuat seolah aku bermain main dengan air maninya di lidahku.
Fajar mencoba melihat sekeliling, mencari benda yang bisa aku buangkan airnya kesan, lalu dia melihatku lagi.
‘emp... ustazah, bisa telan?’ tanya dia dengan sedikit bingung. Mataku membulat, air maninya yang mengendap ini terasa akan meleleh ke bibir, setelah itu aku paksakan perlahan menutup bibirku, sebelum aku menelan sedikit, aku merasakan air mani itu dengan lidahku, rasanya aneh sekali, ditambah aromanya yang membuat aku merasa terangsang, lalu aku telan perlahan air mani pekat itu melalui tenggorokkanku, aku terus menelan semuanya hingga tidak ada lagi air mani fajar di dalam mulutku.
Kumdian perlahan, aku membuka mulutku, menunjukkan kepada fajar kalau mulutku sudah bersih, fajar tersenyum nakal,.
‘terima kasih banyak ustazah...’
Aku mengangguk perlahan mengingat apa yang baru saja terjadi, apakah ini nyata? Aku menjadi perempuan nakal? Aku mencoba menghibur diriku. Yasudah tidak apa-apa aku masih perawan.
Perlahan fajar memasukkan kembali batangnya ke dalam celana, dia mengambil tas dan membuka pintu.
‘lusa nanti... apakah kita bisa melakukan ini lagi ustazah?’ tanya dia, wajahku menjadi merah.
‘kita lihat saja bagaimana nanti’ jawabku
Fajar tersenyum nakal sebelum keluar dan menutup pintu mobilku dan berjalan memasukki halaman rumahnya. Dibasahi sedikit huja, dia melambaikan tangannya kepadaku sebelum masuk rumah.
Aku masih dapat merasakan sedikit rasa pekat di dalam mulutku, namun aku merasa itu nikmat. Kemudian dengan tanganku, perlahan aku menarik innerku dan cangcutku ke posisi semula, aku biarkan vagina basahku tetap begitu, lalu aku mengemudi menuju rumah sambil tersenyum-senym sendiri.
Aku menarik nafas dalam dalam, menggigit bibir bawahku, wajahku merah. Aku menarik keluar jemariku dari dalam celana dalam. Basah, masih teringat dalam benakku permainan jari fajar di vaginaku tadi, dan aku masih ingat bagaimana rasa air maninya ketika melewati lidah dan tenggorokkanku. Entah mengapa, aku merasa... puas?
Aku perlahan menolak badan agar bangun dari tempat tidurku kembali aku menarik nafas dalam. Sadar aku sudah ketagihan seperti fajar, padahal seharusnya aku menolongnya, bukan menemaninya. Aku tahu kalau begini terus, tidak akan lama lagi semua aksi dalam video mesum itu akan terjadi pada aku dan fajar. Apakah aku mau?
Tiba tiba ada pesan masuk ke hpku.
Fajar?
Aku membuka pesan dari fajar, dia mengirim beberapa gif atau gambar bergerak yang membuat wajahku merah kembalidan mataku membulat.
Gif pertama, seorang wanita menggunakan buah dadanya mengapit batang seorang lelaki, lalu diurut ke atas dan ke bawah.
Gif kedua, seorang wanita menghisap batang si lelaki dengan rakus dan basah sekali dengan cairan yang pekat.
Gift ketiga,....
Seorang wanita menggesek-gesekkan vaginanya dengan batang lelaki namun tak memasukkannya.
Dengan itu sudah semua pesan aku baca.
‘kalau ustazah mengizinkan... saya mau melakukan semua itu dengan ustazah’ dia memancing.
Aku letakkan hpku ke atas meja, lalu aku berjalan mengelilingi kamarku, memikirkan betapa sudah terlalu jauh aku jatuh dalam pusaran mesum ini, aku tidak sepatunya melakukan ini, aku seorang ustazah, aku adalah gurunya.
Aku memarahi diriku sendiri di dalam kepala, namun ada nafsu syahwat di dalam tubuhku yang seolah berbunga, gembira, dan bahagia. Aku mengeluh perlahan, aku sudah dan akan tergusur pusaran nafsu ini lagi, karena aku manusia. Binal?
Dan tanpa sadar, di dalam kepalaku aku mulai merencanakan bagaimana semua itu bisa terjadi antara aku dan fajar. Aku cinta dia atau hanya nafsu?
ns 15.158.61.48da2