Hari ini Papa dan Mama Gilang berkunjung ke rumah keluarga Leena yang baru, Ayah Leena dan Papa Gilang adalah rekan seperjuangan saat di Pendidikan Militer dulu, satu letting istilahnya. Hingga penempatan Ayah Leena yang di kota Bandung dan Papa Gilang di kota Surabaya membuat mereka berpisah, sampai kini keduanya memiliki istri dan anak. Sejak hari dimana mereka bisa bertemu kembali, bekerja di kota yang sama bahkan tinggal di satu komplek perumahan yang sama.
505Please respect copyright.PENANAF8kdsZS0rq
Dan kebetulan yang unik Gilang datang disaat yang bersamaan Papa dan Mamanya hendak keluar dari rumah Leena.
“Mama??!” Seru Gilang.
“kok bisa ada disini?” Lanjutnya.
505Please respect copyright.PENANAXzs38HVoW8
“Loh Gilang?? Ini bro kenalin Gilang anak kedua ku” sahut Papa gilang kepada Ayah Leena.
Dan hanya Leena dan Gilang saja yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi.
505Please respect copyright.PENANApXlHQFjPeJ
Sejak hari dimana Gilang mengantarkan Leena pulang dengan sepeda kayuhnya. Leena menyukai Gilang.
“Leena,” Ucap Mama Leena
“Leena mau nggak kalo ikut bimbel?”
“Jadi Mama-nya Gilang nawarin barangkali Leena mau bimbel. Gilang juga bimbel disana. Kalau Leena punya Guru les kan nanti Leena bisa jadi lebih pinter. Leena mau?” lanjut Mama Leena.
505Please respect copyright.PENANANFyFxmLWOf
“Leena mau mah” Sahut Leena bersemangat karena Ia akan bimbel dengan Gilang.
505Please respect copyright.PENANA3PlMafWQCn
Hari-hari terus berlangsung. Leena mengetahui segala hal tentang Gilang. Baik dan buruk. Pertemanan mereka menjadi lebih dekat daripada teman.
505Please respect copyright.PENANA1i12iWtYXi
Saat perpisahan SD Leena khawatir akan berpisah dengan Gilang. Kenyataan bahwa Gilang jauh Lebih pandai dibanding Leena, Gilang mungkin akan mendapatkan nilai tertinggi di sekolah dan memungkinkan baginya untuk masuk di SMP favorit manapun berbeda dengan Leena.
Keinginan Leena ingin terus dekat dengan Gilang mungkin akan segera pupus. Hari-hari bersama dengan Gilang pun terasa seperti Hari-hari terakhir menuju perpisahan.
505Please respect copyright.PENANAF4mwjUHyEQ
“Gilang, kau ingin masuk ke SMP mana?” Tanya Leena
“jelas saja SMP favorit lah. Kamu bagaimana?” jawab Gilang acuh.
“SMP favorit kan banyak. Sebutin nama sekolahnya dong.” Sahut Leena.
“kalau aku mungkin tidak bisa memilih SMP favorit, lulus dan masuk SMP Negeri saja sudah luar biasa bagiku. Kau tahukan? Otak kita ini berbeda. Jadi kemungkinan besar ini hari-hari terakhir kita, kita mungkin akan punya teman baru nanti, mungkin nanti kau tidak bisa lagi menggoncengku dengan sepeda kayuhmu saat berangkat sekolah hahaha” Lanjut Leena.
505Please respect copyright.PENANARPS71r1ItR
“kok kau ngomong begitu? Tentu saja kita akan terus bersama.” Sahut Gilang mencoba menenangkan Leena.
“Memangnya kamu daftar di SMP Negeri mana nanti?” Tanya Gilang.
505Please respect copyright.PENANAUdyiKhabyt
“aku tetap ingin masuk SMP favorit agar bisa satu sekolah denganmu. Tapi aku juga mendaftar di SMPN 19. Kalau kau? SMP favorit mana yang kau inginkan?” ucap Leena
505Please respect copyright.PENANAEto8OqUhy0
“entahlah aku ingin memasuki semua SMP favorit di kota ini. Mungkin aku akan mendaftar di SMPN 3 juga SMPN 5” Jawab Gilang
505Please respect copyright.PENANA07PhrZDSqz
“Jangan lupakan aku kalau kita tidak bersama lagi nanti.” Sahut Leena dengan senyum masam
505Please respect copyright.PENANAPpFwvU5GkG
“Kau ngomong apa sih” jawab Gilang sembari merangkul Leena.
505Please respect copyright.PENANAuRyP5jBaHt
Meskipun Gilang menenangkannya, Leena tahu pasti perpisahan itu akan segera tiba. Leena berpikir untuk menyatakan perasaannya kepada Gilang.
Menulis sepucuk surat. Menumpahkan segala perasaannya dalam secarik kertas.
505Please respect copyright.PENANABlf4B1WOpY
Gilang ini aku sahabat mu
Leena.
Aku terus saja berpikir mungkin besok kita tidak bisa seperti sekarang lagi.
Aku takut jika harus kehilangan teman sepertimu.
Kau harus tahu.
Sejak kali pertama bertemu.
Saat kau memboncengku dengan sepedamu.
Saat kau membelaku saat mereka semua menjauhiku..
Kau selalu ada disaat aku membutuhkanmu.
Kau harus tahu
Aku menyukaimu
Dari Leena
505Please respect copyright.PENANA9OcMlIY2nn
Leena bertanya-tanya kapan ia harus memberi surat ini, dan bagaimana jika Gilang membaca surat ini, apa Gilang akan tetap menjadi sahabatnya atau justru menjauh setelah mengetahuinya.
Hari wisuda tiba. Leena mengenakan kebaya putih dan Gilang juga mengenakan pakaian adat jawa berwarna putih. Hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaam.
505Please respect copyright.PENANA7PlNYET2D0
“Gilang, aku ada sesuatu untukmu.” Ucap Leena malu malu.
“Apa? Aku juga punya sesuatu untukmu.. Leena. Nih,.” Sahut Gilang seraya menyodorkan gelang manik manik.
“Kemarikan tanganmu, akan kupakaikan. Ini aku buat sendiri. Jadi jangan katakana ini jelek.” Ucap Gilang sambil meraih tangan kanan Leena, sedangkan ditangan Leena ada secarik kertas yang dilipat berisi surat untuk Gilang.
“kau membuatnya sendiri?” Tanya Leena menatap lekat-lekat wajah Gilang.
“iya kenapa? Kau tidak percaya?”
“kenapa?” Tanya Leena berharap Gilang mengucapkan sesuatu mewakili perasaannya.
“kenapa apanya?” ucap Gilang sambil mengikatkan gelang manik ke tangan Leena
“kenapa kau membuatnya untukku?” Tanya Leena menatap Gilang lekat-lekat.
“tentu saja karena kau special, kau mirip seperti Nabila. Sebelum kau pindah kesekolah ini, bangku yang kau tempati itu milik Nabila dulunya. Itulah kenapa aku sering menjahilimu.” Gilang mengucapkannya seakan tidak bermakna apapun bagi Leena.
“Nabila?”
“iya. Aku suka padanya. Sayang sekali dia harus pindah.”
505Please respect copyright.PENANABnVmJEOPmt
Sesak. Air mata Leena berada dipelupuk mata. Gilang menyukai gadis lain, bahkan Leena tak mengetahuinya. Saat setelahnya Gilang melihat secarik kertas berwarna pink juga biru dengan inisial G dan L yang digenggam Leena erat.
“eh apa ini? Untukku?” Tanya Gilang menunjuk kearah kertas pink biru yang digenggam Leena.
505Please respect copyright.PENANA1UTTzrak5j
Leena tersadar soal surat cinta yang terdengar seperti ide buruk. Leena mengepalkan tangannya.
“Bukan. Ini kertas tidak berguna.” Ucap Leena sambil menyobek kertas itu menjadi beberapa bagian, dan tetap membiarkan potongannya di genggaman Leena.
“eh kenapa kau sobek.. ” Tanya Gilang, Ia melihat keanehan. Air mata Leena jatuh.
“kau menangis??” Tanya Gilang.
Leena menangis, sebelum Gilang melihat Leena memutuskan pergi, berlari meski sepan kebaya yang sempit menyulitkannya.
505Please respect copyright.PENANAHt0auTm6xO
Leena benci dengan perasaan yang melemahkannya, dua tahun ini Ia menyukai sahabatnya sendiri. Tanpa tahu malu menulis surat cinta, dan sahabat macam apa yang tidak tahu tentang yang disukai sahabatnya. Leena menangis melihat gelang manik pemberian Gilang dengan huruf G dan L ditengahnya. Leena tidak kuasa untuk membuang gelang pemberian sahabatnya, tapi ia justru lebih tidak tahan dengan kenyataan bahwa gelang ini hanya untuk pengingat tentang Nabila.
505Please respect copyright.PENANALOOP3zuFwc
Sesampainya dirumah Leena melepaskan gelang manik itu dan menyimpannya di box kecil. Box yang berisi kenangan tentang Gilang. Beberapa fotonya bersama Gilang, coretan kecil tulisan tangan gilang saat mereka berdua bermain surat menyurat di-jam pelajaran, jam kamar berukuran kecil berwarna orange pemberian Gilang saat Leena ulang tahun, juga penghapus bergambar Sasuke milik Gilang sedangkan Gilang menyimpan penghapus bergambar Winnie the Pooh milik Leena.
Satu lagi kenangan tentang Gilang yaitu gelang maniknya. Lalu Leena ingat tentang surat yang Ia robek dihadapan Gilang. Leena berpikir untuk menyatukan kembali potongan kertas itu dengan perekat. Lalu menyimpannya pula dalam box kenangan ini. Ini mungkin akan jadi barang terakhir tentang Gilang. Mungkin juga mereka tidak akan satu sekolah dan tidak akan bertemu seperti biasanya.
505Please respect copyright.PENANAuwJ7CpUFnH
505Please respect copyright.PENANAbA7jf5WELw
Gilang mencoba mengirim pesan pada Leena namun belum Leena tak menjawabnya. Gilang penasaran mengapa Leena menangis. Apa karena kertas pink biru yang dirobek nya?
ns 15.158.61.11da2