Nyatanya sampai di kamar pun aku malah menangis dalam diam, bahuku berguncang sakit-sakit sekali rasanya saat menangis tanpa suara. Otakku berputar perihal bagaimana nanti kalau mereka kembali bersama? Aku harus bercerai bukan? Disini aku yang menjadi penghalang hubungan mereka. Mataku perih benar-benar perih mungkin karena sisa sedikit riasan tadi menyakiti mataku.
Sudah hampir 30 menit dan tidak ada tanda-tanda Jimmi akan datang, aku memilih mengganti bajuku dengan kaos coklat kesukaanku. Saat keluar dari kamar mandi kudengar pintu terbuka sangat keras yang menampakkan wajah memerah Jimmi dengan kancing kemeja berantakan dan lehernya terdapat tanda merah. Aku menunduk tidak berani menatapnya. Dia menghampiriku. " dengar Hana, apa yang kamu lihat dan dengar tadi itu memang benar" air mataku lolos sudah kuduga batinku. "aku-aku tidak melakukan apapun selain berciuman tadi Hana. Tolong percaya padaku" katanya lagi sambil mengguncang bahuku. Aku tahu dia tahu saat aku melihat mereka bertengkar tadi jadi aku sudah tidak kaget. " ahhhhhh" katanya lagi. " Hana. Aarghhh" dia terlihat frustasi. "singkatnya mungkin Seina menaruh sesuatu diminumanku dan aku- aku tidak bisa menahannya Hana" suaranya terdengar putus asa. "boleh aku minta hakku sekarang Han? Aku butuh itu" katanya dia bahkan berjongkok dihadapanku. Mataku benar-benar tidak bisa melihat dia dengan jelas karena air mata yang terus jatuh tanpa henti. Hingga dia menempelkan pelan bibirnya di bibirku membuatku berontak. Dia melepas ciumannya. "aku bukan perjaka Han. Jadi maaf aku tidak bisa melepas kamu begitu saja saat aku benar-benar butuh kamu" dia menggendongku lalu merebahkan tubuhku Diranjang, ciuman lembut tapi menuntut itu akhirnya beralih keleher dan kedaerah dadaku yang membuat aku mendesah saat dia dengan sengaja mempermainkan daerah sensitifku.
Tanganya tidak tinggal diam, hingga berhasil mempermainkan milikku dibawah sana. Suara becek memenuhi indra pendengaranku yang membuatku mendesah tidak jelas. "ah umm Jimh Jimmi stop" suaraku bahkan sudah sangat terangsang dibuat olehnya. Dia mengehentikan aktifitasnya lalu membuka seluruh kain yang menempel ditubuhku dan tubuhnya. Aku tanpa sengaja melirik miliknya yang sudah sangat siap. Dia mencium bibirku pelan sambik memposisikan miliknya di milikku. Aku menahan dadanya yang membuat dia berhenti. "aku janji akan pelan" katanya terengah-engah menahan nafsunya sendiri. "bukan itu" kataku pelan. "hmmmnn" sahutnya sambil menciumi telinga dan leherku. "aku sudah tidak perawan Jimmi" dia terkekeh pelan lalu mencium bibirku sangat lembut dan tentu saja tangan kirinya sedang berusaha di bawah sana. Dia menekan dengan cepat hingga miliknya sepenuhnya didalam sana yang membuatku melenguh "eeeunggh"
"itu tidak masalah untukku Hana, sekarang kamu milikku seutuhnya" katanya sambil bergerak dengan tempo yang benar-benar kacau. Sepertinya memang dia dipengaruhi obat. Dia mencium bibirku lagi dan meremas dadaku pelan. "love you Hana" yang aku balas dengan lenguhan panjang tanda aku mencapai puncakku.
😳😳😳😳😳
ns 15.158.2.208da2