#12716Please respect copyright.PENANA1BudE2BOvt
Nenek
2716Please respect copyright.PENANAT2jmwGUkCB
“Bulan depan ke sini lagi ya, nginap sini lagi,” kata nenek ketika kami sekeluarga mau pulang ke kota. Sudah dua malam aku, adik, papa, dan mama menginap di rumah nenek.
“Iya bu, kita akan sering-sering ke sini,” kata mamaku sambil memeluk dan mencium nenek.
“Atau ibu tinggal sama kita aja di kota,” ucap papaku.
“Wah, ibu di sini aja. Kalau ikut ke kota, nanti siapa yang jaga rumah ini. Siapa yang ngerawat kebun dan sawah kita. Siapa yang nengokin pohon jati kita. Bentar lagi sudah mau ditebang,” kata nenek.
“Aduh, ibu ini masih berat sama itu semua ya,” kata papa.
“Iya, nanti juga bakal aku bagi ke kalian,” jawab nenek.
“Tidak usah bu, sudah buat ibu semua aja. Biar ibu senang di masa tua. Tidak perlu mikirin kami lagi,” kata mama.
“Sudah banyak tabungan ibu. Haha,” jawab nenek sambil tertawa.
Lalu gantian, aku yang salaman dengan nenek. Kucium tangannya. Nenek kemudian memeluk dan mencium pipiku. Nenek selalu melakukan itu, padahal aku sudah besar.
“Kamu sering-sering main ke sini. Tidak perlu nunggu mama dan papamu. Kan sudah besar, bisa ke sini sendiri,” kata nenek.
“Iya nek, kalau ada waktu liburan, aku ke sini,” ucapku.
“Ini buat uang jajan.” Nenek memberikan aku dan adikku sejumlah uang.
“Aduh nek, gak usah. Aku udah besar,” kataku.
“Sudah bawa aja,” ucap nenek.
Kami pun kemudian masuk ke mobil. Kami lambaikan tangan ke nenek ketika mobil melaju, meninggalkan rumah nenek.
Oke, perkenalkan namaku Dani, usiaku 21 tahun. Aku bersama keluarga telah menginap di rumah nenek yang ada di Jawa Timur. Karena pas ada waktu libur panjang.
Nama nenekku adalah Wati. Dia adalah ibu kandung dari mamaku. Sedangkan kakek sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Sehingga nenek tinggal sendirian di rumahnya.
Namun ada saudara di sampung rumah nenek yang sering nemani nenek. Kemudian sejumlah saudara mama juga tinggal tak jauh dari rumah nenek. Sehingga mereka masih sering ke rumah nenek.
Beda dengan mamaku, semenjak nikah dengan papa, mama sudah meninggalkan desa ini dan tinggal di Jakarta bareng papa. Hingga sekarang, punya anak aku dan adikku.
Nenek berkali-kali diajak tinggal bersama kami di kota. Tapi tidak mau. Karena ada sejumlah lahan peninggalan kakek yang harus diurus oleh nenek.
Dalam perjalanan pulang, aku melihat banyak lahan pohon jati di desa ini. Termasuk nenek juga menanam sudah menanam pohon jati, dan beberapa tahun lagi sudah siap ditebang katanya.
“Pohon jatinya bagus-bagus ya,” kataku.
“Kualitas jati yang dihasilkan dari desa ini memang sudah terkenal bagus. Bahkan diekspor ke luar negeri,” ucap papa.
“Wah gitu ya. Bisa jadi bahan penelitian untuk skripsiku kalau gitu. Kenapa bisa sebagus ini kualitasnya,” ucapku.
Kebetulan aku mengambil kuliah jurusan kehutanan di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta dan memasuki semester 7. Sebentar lagi aku mulai mengerjakan skripsi.
“Ya enak, kamu lakukan penelitian di sini aja. Bisa tinggal di rumah nenek,” kata mama.
“Iya ma, coba saya usulkan skripsi soal ini,” kataku. ***
ns 15.158.61.8da2