5282Please respect copyright.PENANAZmjFBZKtt6
Namaku Reni. Usiaku hampir mendekati kepala tiga. Sudah menikah sejak lima tahun yang lalu namun belum dikarunia anak. Suamiku berusia lebih tua dariku dengan jarak yang cukup jauh. Kehidupan kami bisa dibilang bahagia, bisa juga dibilang tidak. Dalam kehidupan sehari-hari, antara aku dan suamiku tidak ada permasalahan yang pelik dan tidak mengancam pernikahan kami.
5282Please respect copyright.PENANA8vLEnDf3lC
Kondisi ini mungkin akibat belum adanya tanda-tanda kami akan dikaruniai seorang anak. Kami rasakan hubungan intim antara aku dan suami jadi hambar, tidak seperti tahun-tahun pertama pernikahan kami yang penuh dengan gelora, penuh dengan cinta yang membara. Dan saat ini kami melakukannya hanya sekedar kewajiban saja, tidak seperti dulu.
5282Please respect copyright.PENANA6hvLNN5OF8
Nampaknya kami pun tidak mempermasalahkan ini. Akhirnya kami jadi sibuk mencari kegiatan masing-masing untuk menghilangkan kejenuhan ini. Suamiku semakin giat bekerja dan usahanya semakin maju. Aku pun demikian dengan mencari kegiatan lain yang bisa menhgilangkan kejenuhanku. Kami sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga waktu untuk bermesraan semakin jarang.
5282Please respect copyright.PENANAGi5hgZHGzN
Keadaan ini berlangsung cukup lama hingga suatu saat terjadi hal baru yang mewarnai kehidupan kami, khususnya kehidupan pribadiku sendiri. Ketika itu kami mendapat khabar bahwa ayahku yang berada di lain kota bermaksud datang ke tempat kami. Suamiku langsung menyatakan kegembiraannya dan tanpa menunggu persetujuanku ia mengharapkan ayahku cepat-cepat datang.
5282Please respect copyright.PENANAocCEG4DbyP
Dia bilang sudah sangat rindu sekali karena bisa bertemu kembali setelah pertemuan terakhir ketika kami menikah dahulu. Demikian pula dengan ayahku, katanya kepada suamiku mengatakan bahwa ia pun sangat rindu terutama kepadaku, anaknya yang tersayang. Aku hanya bisa memandang suamiku yang tengah menerima telepon dengan perasaan gundah.
5282Please respect copyright.PENANAeq4zlIeUzk
Setelah mendapat khabar itu, aku jadi sering melamun. Aku jadi gelisah menunggu kedatangan ayahku. Sebenarnya ia bukan ayah kandungku. Ia aalah ayah tiri. Ia menikahi ibuku ketika aku sudah remaja. Ketika itu ayahku masih bujangan dan usianya berbeda cukup jauh dengan ibuku. Kehidupan kami saat itu berlangsung normal.
5282Please respect copyright.PENANArNpSE0iPtc
Di sinilah awal dari segalanya. Ayahku yang masih muda dan penuh vitalitas merasa kurang terpenuhi kebutuhannya dan mulai mencari-cari jalan keluarnya. Celakanya, yang menjadi sasaran adalah diriku sendiri. Saat itu aku masih sangat muda dan tidak mengerti apa-apa. Ayahku ini sangat pandai mengelabuiku sehingga akhirnya aku terperangkap oleh semua akal bulusnya.
5282Please respect copyright.PENANAfnnXOrRgDk
Sepeninggal ibu, ayah semakin menjadi-jadi. Aku tak bisa berbuat banyak karena hidupku sangat tergantung kepadanya. Beruntunglah beberapa tahun kemudian aku mendapatkan jodoh dan menikah dengan suamiku yang sekarang. Aku diboyong meninggalkan rumahku ke kota yang sangat jauh jaraknya. Itulah pengalaman yang sangat kusesalkan hingga hari ini.
5282Please respect copyright.PENANAGVkb0jl3Hv
“Hei, sayang!” tiba-tiba suamiku membuyarkan lamunanku.
5282Please respect copyright.PENANA00mMLgZOH1
“Kok malah ngelamun? Ayo kita berangkat sekarang, kasihan nanti ayahmu terlalu lama menunggu di stasiun kereta”, lanjutnya seraya mengambil kunci mobil untuk segera berangkat menjemput ayah.
5282Please respect copyright.PENANAxAH6UKd2lR
Ketika sampai di stasiun, suamiku langsung mencari-cari ayahku sementara aku mengikutinya dari belakang dengan perasaan serba tak karuan. Gelisah, khawatir serta ada sedikit rasa rindu karena sudah lama tak bertemu, bercampur menjadi satu. Suamiku langsung berteriak gembira ketika menemukan sosok seorang pria yang tengah duduk sendiri di ruang tunggu.
5282Please respect copyright.PENANAHFSnTsqafC
Orang itu langsung berdiri dan menghampiri kami. Ia lalu berpelukan dengan suamiku. Saling melepas rindu. Aku memperhatikan mereka. Aku agak terkesima karena ternyata ayahku tak berubah banyak dari ketika kutinggalkan dahulu. Ia nampak masih muda, meski kulihat ada beberapa helai uban di rambutnya. Tubuhnya masih tegap dan berotot.
5282Please respect copyright.PENANAk9b2hx5oUk
“Hei Reni. Apa khabar, sayangku”, sapa ayah kemudian ketika selesai berpelukan dengan suamiku.
5282Please respect copyright.PENANAUw1lAHhKow
“Ayah, apa khabar? Sehat-sehat saja khan?” balasku setengah terpaksa untuk berbasa-basi.
5282Please respect copyright.PENANAAmTCEku1G4
Ayahku mengembangkan kedua tangannya sambil menghampiriku. Aku sempat bingung menghadapinya dan dengan spontan melirik pada suamiku yang kelihatannya seperti tahu apa yang kupikirkan. Ia menganggukan kepalanya seolah menyuruhku untuk menyambut rentangan tangan ayah.
5282Please respect copyright.PENANAbjRRGyvQuY
Aku lalu menghampiri ayahku. Ia langsung menyambutnya dengan memelukku. Aku terpana dengan pelukannya yang erat dan kurasakan ayahku sesenggukan. Menangis sambil berbisik betapa rindunya ia padaku. Aku jadi tak tega dan dengan refleks, balas memeluknya sambil berkata bahwa aku baik-baik saja dan merasa rindu juga kepadanya.
5282Please respect copyright.PENANA0gTZl1HpE0
Ia bersyukur bahwa masih ada orang yang merindukannya sambil terus memelukku dengan erat. Aku jadi serba salah. Pelukannya jadi lain dan bahkan aku merasa tubuhnya sengaja didesakan padaku. Aku berusaha untuk mendorongnya secara halus dan jangan sampai hal ini diketahui suamiku. Ayahku masih juga genit!
5282Please respect copyright.PENANA8oJiCPXzmF
“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian. Aku bersyukur bisa terlepas dari pelukannya dan buru-buru menjauh.
5282Please respect copyright.PENANA50PYLp0N03
Aku lalu dengan sengaja memamerkan kemesraan dihadapan ayahku dengan memeluk pinggang suamiku sambil menyandarkan kepala di dadanya. Suamiku balas memeluk sambil berjalan menuju tempat parkir sementara ayahku hanya tersenyum melihat semua ini. Aku tak tahu apa arti senyum itu. Aku hanya ingin memperlihatkan semua ini kepadanya.
5282Please respect copyright.PENANASdEe5v8xCI
Sejak adanya ayah di rumah, memang ada perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan kami. Sekarang suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayahku memang pandai membawa diri, pandai mengambil hati orang. Termasuk suamiku. Ia begitu senang dengan kehadirannya. Ia jadi lebih betah di rumah.
5282Please respect copyright.PENANAxqUyJsjfVX
Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama. Dan yang lebih menggembirakan lagi, suamiku jadi lebih mesra kepadaku. Ia jadi sering mengajakku berhubungan intim. Aku turut gembira dengan perubahan ini. Tadinya aku sempat khawatir akan kehadiran ayah yang akan membuat masalah baru. Tetapi ternyata tidak. Justru sebaliknya!
5282Please respect copyright.PENANABxk8cNSgOX
Namun dibalik itu aku agak was-was juga karena kemesraan suamiku ternyata atas saran ayahku. Katanya ia banyak memberi nasihat bagaimana cara membahagiakan seorang istri. Hah? Aku terperanjat mendengar ini. Jangan-jangan..? Akh… aku tak mau berpikir sejauh itu. Rasa kekhawatiranku ternyata beralasan juga.
5282Please respect copyright.PENANAWDkjFZhZmr
Kekhawatiran berkembang menjadi rasa takut. Malam itu suamiku memberitahu bahwa ia akan pergi ke luar kota untuk mengurus bisnisnya selama beberapa hari. Aku terkejut dan berupaya mencegahnya agar jangan pergi.
5282Please respect copyright.PENANA2B7dnV2GXR
“Memangnya kenapa? Toh biasanya juga aku suka keluar kota untuk bisnis, bukan untuk main-main”, katanya kemudian.
5282Please respect copyright.PENANA5NskEldISE
“Bukan itu. Aku masih kangen sama kamu”, jawabku mencari alasan.
5282Please respect copyright.PENANAUKxdq9FS99
“Aku cuma tiga hari. Mungkin kalau bisa cepet selesai, bisa dua hari aku sudah kembali”, kata suamiku lagi.
5282Please respect copyright.PENANAyCeyaILixY
“Kamu di sini kan ada ayah, juga Si Inah. Jadi tak perlu takut ditinggal sendiri.”
5282Please respect copyright.PENANAyHP4xLQVzF
Justru itu yang kutakutkan, kataku tetapi hanya dalam hati. Aku tak bisa mencari alasn lain lagi karena khawatir justru dia malah curiga dan semuanya jadi ketahuan. Akhirnya aku hanya bisa mengiyakan dan berpesan agar dia cepat-cepat pulang.
5282Please respect copyright.PENANAmSI5HLhqpS
Hari pertama kepergian suamiku ke luar kota tak ada peristiwa yang mengkhawatirkan meski ayahku lebih berani menggoda. Ada saja alasannya agar aku bisa berdekatan dengannya. Bikinkan kopi lah, ambilkan Koran lah dan entah apa lagi alasannya. Ia mencoba menggoda dengan memegang tanganku pada saat memberikan Koran padanya.
5282Please respect copyright.PENANAgFlDE3ix05
Aku jadi semakin hati-hati terhadapnya. Pintu kamar selalu kukunci dari dalam. Tetapi masih saja aku kecolongan sampai suatu ketika terulang kembali perisitiwa masa lalu yang sering kusesalkan. Sore itu aku habis senam seperti biasanya sekali dalam seminggu. Setelah mandi aku langsung makan untuk kemudian istirahat di kamar.
5282Please respect copyright.PENANARNlBEG4kZH
Mungkin karena badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan langsung tertidur. Celakanya, aku lupa mengunci pintu kamar. Setengah bermimpi, aku merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi berangsur hilang. Bahkan aku merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yang membuatku melayang-layang.
5282Please respect copyright.PENANA14QKgoivJy
Dalam tidurku, aku mengira ini perbuatan suamiku yang memang akhir-akhir ini suka mencumbuku di kala tidur. Namun begitu ingat bahwa ia masih di luar kota, aku segera terbangun dan membuka mataku lebar-lebar. Hampir saja aku menjerit sekuat tenaga begitu melihat ayah sambil tersenyum tengah menciumi betisku, sementara dasterku sudah terangkat tinggi-tinggi hingga memperlihatkan seluruh pahaku yang putih mulus.
5282Please respect copyright.PENANA6FycIapw34
“Ayah! Ngapain ke sini?” bentakku dengan suara tertahan karena takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.
5282Please respect copyright.PENANAc4g8ignNA7
“Reni, maafkan ayah. Kamu jangan marah seperti itu dong, sayang”, ia malah berkata seperti itu bukannya malu didamprat olehku.
5282Please respect copyright.PENANAYVwXKGKfSd
“Ayah nggak boleh. Keluar, saya mohon”, pintaku menghiba karena kulihat tatapan mata ayah demikian liar menggerayang ke sekujur tubuhku.
5282Please respect copyright.PENANAt6jrIzrv2S
Aku buru-buru menurunkan daster menutupi pahaku. Aku beringsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Ayah kembali menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Aku semakin ketakutan.
5282Please respect copyright.PENANAYihRl8VUWN
“Kamu tidak kasihan melihat ayah seperti ini? Ayolah, kita khan pernah melakukannya”, desaknya.
5282Please respect copyright.PENANAfYrcWgZQAg
“Jangan bicarakan masa lalu. Aku sudah melupakannya dan tak akan pernah mengulanginya”, jawabku dengan marah karena diingatkan perisitiwa yang paling kusesali.
5282Please respect copyright.PENANARwpOL7tO8G
“OK. Ayah nggak akan cerita itu lagi. Tapi kasihanilah ayahmu ini. Sudah bertahun-tahun tidak pernah merasakannya lagi”, lanjutnya kemudian.
5282Please respect copyright.PENANA0MppU9mr2P
Ayah lalu bercerita bahw ia tak pernah berhubungan dengan wanita lain selain ibu dan diriku. Dia tak pernah merasa tertarik selain dengan kami. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia memang pandai sekali membuat wanita tersanjung. Dan entah kenapa akupun merasakan hal seperti itu. Ketika kutatap wajahnya, aku jadi trenyuh dan berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat ayah yang kelihatan sudah menggebu-gebu.
5282Please respect copyright.PENANA6Bi0ygHQq2
“Baiklah..”, kata ayahku seakan tidak punya pilihan lain karena aku ngotot tak akan memberikan apa yang dimintanya.
5282Please respect copyright.PENANA0e8V6s9EG7
Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam keganasannya. Kupikir biasanya lelaki kalau sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya. Ugh! Sialan, ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya.
5282Please respect copyright.PENANAldDF35Iesy
Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun juga baru kali ini aku memegang kontol orang selain milik suamiku meski dulu pernah merasakannya juga. Tapi itu dulu sekali. Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar ayah melenguh seraya menyebut namaku. Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah ayah meringis menahan remasan lembut tangannku pada batangnya.
5282Please respect copyright.PENANAoCrLI96Yeh
Aku mulai bergerak turun naik menyusuri batangnya yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kudengar ayah kembali melenguh merasakan ngilu akibat usapanku. Aku tahu ayah sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam beberapa kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya.
5282Please respect copyright.PENANAAkhNjPj6T1
Dua menit, tiga sampai lima menit berikutnya ayah masih bertahan meski kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangan ayah menggerayang ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan agar jangan berbuat macam-macam.
5282Please respect copyright.PENANANcHM27KKOm
“Biar cepet keluar..”, kata ayah memberi alasan.
5282Please respect copyright.PENANARjl5sudouP
Aku tidak mengiyakan dan juga tidak menepisnya karena kupikir ada benarnya juga. Biar cepat selesai, kataku dalam hati. Ayah tersenyum melihatku tidak melarangnya lagi. Ia dengan lembut mulai meremas-remas payudara di balik dasterku. Aku memang tidak mengenakan kutang setiap akan tidur, jadi remasan tangan ayah langsung terasa karena kain daster itu sangat tipis.
5282Please respect copyright.PENANA0VdckyATGe
Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan atas remasan ini. Apalagi tanganku menggenggam batangnya dengan erat, setidaknya aku mulai terpengaruh oleh keadaan ini. Meski dalam hati aku sudah bertekad untuk menahan diri dan melakukan semua ini demi kebaikan diriku juga. Karena tentunya setelah ini selesai ayah tidak akan berbuat lebih jauh lagi seperti dulu.
5282Please respect copyright.PENANA6Fgo2swL2I
“Reni sayang… buka ya? Sedikit aja..”, pinta ayah kemudian.
5282Please respect copyright.PENANAWDSOr6m10M
“Jangan Yah. Tadi khan sudah janji nggak akan macam-macam..”, ujarku mengingatkan.
5282Please respect copyright.PENANACFR41gQGxP
“Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka.
5282Please respect copyright.PENANALqp5fdqhGz
Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Nafas ayahku semakin memburu kencang melihatku setengah telanjang.
5282Please respect copyright.PENANALQyEcNKgBs
“Oh… Reni kamu benar-benar cantik sekali”, pujinya sambil memilin-milin puting susuku.
5282Please respect copyright.PENANADdxInmzDc4
Aku terperangah. Situasi sudah mulai mengarah pada hal yang tidak kuinginkan. Aku harus bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, langsung kumasukan batang ayah ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar ia cepat-cepat selesai dan tidak berlanjut lebih jauh lagi. Aku sudah tidak memperdulikan perbuatan ayah pada tubuhku.
5282Please respect copyright.PENANAhx041iUXGp
Aku biarkan tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur tubuhku, bahkan ketika kurasakan bibirnya mulai menciumi buah dadaku pun aku tak berusaha mencegahnya. Aku lebih berkonsentrasi untuk menyelesaikan semua ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang kontolnya semakin mengganas sampai-sampai ayahku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku.
5282Please respect copyright.PENANAvicBATDnGY
Aku tambah bersemangat dan semakin yakin dengan kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini ternyata berakibat fatal bagiku. Sudah hampir setengah jam, aku belum melihat tanda-tanda apapun dari ayahku. Aku jadi penasaran, sekaligus merasa tertantang. Suamiku pun yang sudah terbiasa denganku, bila sudah kukeluarkan kemampuan seperti ini pasti takkan bertahan lama.
5282Please respect copyright.PENANAC6qcLAwB3C
Saking penasarannya, aku jadi kurang memperhatikan perbuatan ayah padaku. Entah sejak kapan daster tidurku sudah terlepas dari tubuhku. Aku baru sadar ketika ayah berusaha menarik celana dalamku dan itu pun terlambat! Begitu menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku. Aku sudah telanjang bulat!
5282Please respect copyright.PENANAGMs08sser4
Situasi semakin tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan. Ayah dengan lihainya dan tanpa kusadari sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku.
5282Please respect copyright.PENANAZ115lKKQtI
Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih. Suka tidak suka, mau tidak mau, kurasakan kenikmatan cumbuan ayahku di sekitar itu. Akh luar biasa! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Aku marah pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yang sudah tidak mau mengikuti perintah pikiran sehatku.
5282Please respect copyright.PENANA9dNxC8z1BT
Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah ayah. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak. Kini aku sudah lupa dengan siasat semula. Aku sudah terbawa arus. Aku malah ingin mengimbangi permainannya.
5282Please respect copyright.PENANATd62ooMsFb
Sementara kontol itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya. Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau ayah memakai obat kuat. Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku.
5282Please respect copyright.PENANACVF8BQ2gHW
“Auugghh..!” aku menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku.
5282Please respect copyright.PENANAFVd8208FBj
Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Aku terkulai lemas sementara batang kontol ayah yang berada dalam genggamanku masih mengacung dengan gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja. Aku mengeluh karena tak punya pilihan lain.
5282Please respect copyright.PENANARrweirh06b
“Kau sungguh cantik. Kini kau sudah dewasa. Tubuhmu indah dan jauh lebih berisi… mmpphh..”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.
5282Please respect copyright.PENANA1RMloaEWEa
Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yang mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku. Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah dan kini jauh lebih berisi.
5282Please respect copyright.PENANArfUgRp5NWe
Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan perut yang rata, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang ‘bahenol’. Diwajah ayah kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yang tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yang dipenuhi bulu-bulu hitam lebat, kontras dengan warna kultiku yang putih mulus.
5282Please respect copyright.PENANA19azzkLedr
Ayah menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kontolnya ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin.
5282Please respect copyright.PENANA61FJb0KDSQ
Ia tahu persis apa yang kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang kontolnya dalam memekku. Aku ingin segera membuatnya ‘KO’. Terus terang aku sangat penasaran dengan keperkasaannya.
5282Please respect copyright.PENANAC0qmg7SN1k
“Yah..?” panggilku menghiba.
5282Please respect copyright.PENANAsoCVeQuMKV
“Apa sayang”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.
5282Please respect copyright.PENANATouEif5rRD
“Cepetan..”
5282Please respect copyright.PENANAb34OhnsOvU
“Sabar sayang. Kamu ingin ayah berbuat apa?” tanyanya pura-pura tak mengerti.
5282Please respect copyright.PENANAnFDdFquKC2
Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku saat itu. Namun ayah sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku. Ia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.
5282Please respect copyright.PENANAbwLFuTl8Ig
“Reni ingin ayah segera masukin..”, kataku akhirnya dengan terpaksa.
5282Please respect copyright.PENANAEHXb8eEgwm
Aku sebenarnya sangat malu mengatkan ini. Aku yang tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta-minta. Perempuan macam apa aku ini!?
5282Please respect copyright.PENANALEKV0ate3V
“Apanya yang dimasukin”, tanyanya lagi seperti mengejek.
5282Please respect copyright.PENANAw9w6OwL6HH
“Akh ayah. Jangan siksa Reni..!”
5282Please respect copyright.PENANACoSRcxbfPu
“Ayah tidak bermaksud menyiksa kamu sayang.”
5282Please respect copyright.PENANAg4g5dqvbsO
“Oohh… ayah. Reni ingin masukin kontol ayah ke dalam memek Reni.. uuggh..”, aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu.
5282Please respect copyright.PENANA44oeJXWJfv
Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera.
5282Please respect copyright.PENANABFoZ3KBJfc
“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata ayahku dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku.
5282Please respect copyright.PENANABPhvXXGIOq
“Uugghh..”, aku melenguh merasakan desakan batang kontolnya yang besar itu.
5282Please respect copyright.PENANAHShg9E9SDB
Aku menunggu cukup lama gerakan kontol ayah memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, kontol ayah cukup panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam. Ayah mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan.
5282Please respect copyright.PENANAI0kfPsIuSk
Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Ayah tahu persis apa yang kuinginkan. Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini.
5282Please respect copyright.PENANAjg0fKRrOAu
“Aduuhh.. auuffhh… nngghh..”, aku meintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.
5282Please respect copyright.PENANARnM6QqrQN2
Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian ayahku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya.
5282Please respect copyright.PENANAVsujNnNYHA
Ayah bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku. Sementara ayah dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya.
5282Please respect copyright.PENANAOstjxewQuM
Kulihat tubuh ayah sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar. Aku mencoba meraih tubuh ayah untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat.
5282Please respect copyright.PENANAlGjmth3wev
Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara keduan tanganku menggapai buah pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yang baru dipotong.
5282Please respect copyright.PENANAbhIICdEQoT
“Ayah… oohh… Yaahh..”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.
5282Please respect copyright.PENANAQvd9bgQv8z
“Sayang nikmatilah semua ini. Ayah ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang belum pernah kamu alami”, bisik ayah dengan mesranya.
5282Please respect copyright.PENANATCf5btx0gU
“Ayah sayang padamu, ayah cinta padamu. Ayah ingin melampiaskan kerinduan yang menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yang terdengar begitu romantis.
5282Please respect copyright.PENANAJOEZRNpPZb
Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa keindahan ini kualami bersama ayahku sendiri, meski ayah tiri tetapi sudah seperti ayah kandungku sendiri. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Ayah terkejut melihat ini. Ia nampak begitu khawatir melihatku menangis.
5282Please respect copyright.PENANATetb2FKAqc
“Reni sayang, kenapa menangis?” bisiknya buru-buru.
5282Please respect copyright.PENANA8T8Tb824a0
“Maafkan ayah kalau telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang.
5282Please respect copyright.PENANAIHwWjPX3It
Aku semakin sedih merasakan ini. Tetapi ini bukan hanya salahnya. Aku pun berandil besar dalam kesalahan ini. Aku tidak bisa menyalahkannya saja. Aku harus jujur dan adil menyikapinya.
5282Please respect copyright.PENANAnGp79Vx86Z
“Ayah tidak salah. Reni yang salah..”, kataku kemudian.
5282Please respect copyright.PENANApQhhftSyc4
“Tidak sayang. Ayah yang salah”, katanya besikeras.
5282Please respect copyright.PENANAnbKDmNJFV7
“Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekaligus memintanya untuk tidak memperdebatkan masalah ini lagi.
5282Please respect copyright.PENANAAisO2kZJ50
“Terima kasih sayang”, kata ayahku seraya menciumi wajah dan bibirku.
5282Please respect copyright.PENANABjAkwMTvJu
Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dengannya. Sampai saat ini ayah belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah ia berikan kepadaku.
5282Please respect copyright.PENANAFQAbRfrle0
Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi ayah terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh ayah hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu.
5282Please respect copyright.PENANAI6oylt5las
Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya. Kulirik ayah kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh ayah.
5282Please respect copyright.PENANAyY4GaUyEWe
“Akh sayang!” pekik ayahku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku.
5282Please respect copyright.PENANA55kmJO9osT
Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yang sedang birahi. Aku tak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu.
5282Please respect copyright.PENANA0jk0msC9c5
Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayahku sendiri!
5282Please respect copyright.PENANAXweuPFGsto
“Ouugghh.. Renii… luar biasa!” jerit ayah merasakan hebatnya permainanku.
5282Please respect copyright.PENANAef4ZjjwbH9
Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan ayah mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin. Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menciumi puting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan.
5282Please respect copyright.PENANApOA5Is9BwH
Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamarku menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Ayah menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya.
5282Please respect copyright.PENANAdURAFoaAIm
Sprei ranjangku sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan ayah mulai memperlihatkan tanda-tanda. Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini.
5282Please respect copyright.PENANAhrUQirv63S
Tak selang beberapa detik kemudian, akupun merasakan desakan yang sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma. Kurasakan tubuh ayah mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina binal yang sedang birahi.
5282Please respect copyright.PENANAA3oAlT6IKS
“Eerrgghh.. oouugghh..!” ayah berteriak panjang, tubuhnya menghentak-hentak liar.
5282Please respect copyright.PENANApZReDvWVba
Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku. Semprotannya begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan ayahku.
5282Please respect copyright.PENANA8wMwNav6EK
Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yang empuk sehingga kami tidak sampai terkilir atau terluka.
5282Please respect copyright.PENANAqeocAINQio
“Oohh.. ayaahh… nikmaatthh!” jeritku tak tertahankan.
5282Please respect copyright.PENANACSkTQFRhBp
Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! Gila! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercinta sampai sedemikian lamanya.
5282Please respect copyright.PENANARoj8UOY0eM
Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik. Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, tetapi aku terlalu lelah untuk memperhatikannya dan akhirnya tertidur dalam pelukan ayahku, melupakan semua konsekuensi dari peristiwa di malam ini di kemudian hari.
5282Please respect copyright.PENANAH0yjCMzg7r