(Aku tidak sanggup membacanya. Hatiku sakit T.T. Apakah ada Fairies yang masih mengingat Ah Jue?)571Please respect copyright.PENANAXZguoiJQdM
Epilog
Lelaki tampan itu menatap kuburan kakeknya dengan hening. Ternyata setelah tersadar dari koma dan bersikap sehat berminggu-minggu kemudian setelah kepulangannya dari desa tempat dia dan adiknya pergi, kakeknya akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Prosesi pemakaman sudah selesai sejak tadi. Dengan tepukan terakhir dari adik perempuannya, lelaki tampan itu berdiri sendirian di depan makam itu sembari memegang setangkai daun.
Setangkai daun semanggi yang telah layu pemberian gadis itu kepada adiknya.
Pertemuan mereka yang kebetulan selama tiga kali akhirnya membuat lelaki tampan itu mengingat dengan jelas citra wajahnya yang pucat dan tirus. Namun sepasang mata jernih itu sangat kontras sekali dengan keadaannya yang menyedihkan. Di pertemuan terakhir mereka, dia memberikan setangkai daun semanggi yang tidak sengaja ia dapat ketika melakukan kunjungan ke lingkungan biota. Dia sebenarnya tidak bermaksud apa-apa saat memberikan daun semanggi itu, dia berpikir untuk mengembalikan hutangnya. Dan sangat ajaib sekali ketika lelaki itu berpikir kapan dia bisa bertemu dengan gadis itu, mereka bertemu di paviliun kuil waktu itu.
Merasa terlalu melankolis menatap daun semanggi itu, lelaki itu perlahan pergi. Tiba-tiba saat ia berada di dekat pohon maple, hembusan angin kencang menyentakkannya sehingga daun semanggi itu lepas dari tangannya. Lelaki itu refleks ingin mengambilnya maka ia mengejar arah daun rapuh itu terbang hingga jatuh di atas sebuah nisan.
Lelaki itu terdiam, dilema apakah mengambil daun itu atau tidak karena tidak enak mendatangi makam di depannya tiba-tiba.
Oleh karena itu pandangan matanya kemudian terfokus pada sebuah nama di nisan itu.
Ah Jue.
Lelaki itu tercekat. Entah kenapa perasaan aneh melanda tubuhnya saat melihat nama itu. Lelaki itu menatap nama itu dengan mata kelamnya sebelum mengalihkan atensinya ke daun semanggi itu.
“Daun itu untukmu saja, Ah Jue,” katanya lalu dengan sikapnya yang seperti biasanya meninggalkan makam itu dengan tenang. Seolah-olah nama ‘Ah Jue’ hanyalah sebuah nama yang kemudian telah ia letakkan di belakang kepalanya.
Fin.
ns 15.158.61.54da2