x
Ketukan jari tak menampar akal budi yang kau dapat dari abang ojekmu. Iris hitammu masih meramal, melebihi sanggahan yang lawanmu ujarkan. Darah membara, menguapkan air mata sang bintang. Pula mencabik katong nurani yang berceceran menodai harga diri.
Lusa depan, kamu mengembik. Antipati bergulir menggiling daging tanpa ati. Sudah tidak gurih lagi kamu. Garam di dapur sudah kauhabiskan untuk menghempas ketakutanmu. Aku merujuk saja, ke tanah serigala pembuang hajat. Kotoran kehidupan yang hangat dan mulia daripada kamu.
Prambanan, 16 Juli 2020
ns 15.158.61.51da2